JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X Workshop Seni Visual dengan Inspirasi Candi Sewu pada Masyarakat Cepit. Yogyakarta Sigit Purnomo Adi. Dona Prawita Arissuta. Dyah Yuni Kurniawati. Fika Khoirun Nisa. , . , . , . Program Studi Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami *Email Penulis Koresponden: sigitpurnomoadi@staff. Received: 16/07/25. Revised: 28/08/25. Accepted: 31/08/25 Abstrak Candi Sewu merupakan salah satu cagar budaya sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia . orld cultural heritag. bisa didefinisikan telah diakui sebagai warisan di masa lampau. Setelah berkembang dengan bagusnya Candi sewu dan sekitarnya mengalami pembangunan maupun renovasi yang sangat progresif akan tetapi disisi lain, edukasi mengenai wacana makna dari cagar budaya dan warisan budaya dunia dengan melibatkan Masyarakat kurang begitu menggembirakan Hal tersebut membutuhkan solusi jitu yang dapat menyentuh lapisan Masyarakat. Sehingga dibutuhkan kolaborasi yang nyata dengan mengadakan pelatihan atau workshop. Kolaborasi dan elaborasi memang dibutuhkan untuk mencapai pewacanaan tersebut. Kolaborasi antara akademisi dan Masyarakat untuk menciptakan solusi yang berupa edukasi dan pewacanaan diaplikasikan dengan masyarakat Cepit,Condongcatur,Sleman. Yogyakarta dengan menciptakan karya seni visual bersama maupun karya aplikatif berbasis kreativitas. Banyak metode dalam melakukan Pengabdian kepada Masyarakat, dalam kegiatan ini penulis lebih memilih metode kolaboratif dan partisipatif dengan masyarakat Cepit Padukuhan Soropadan. Kelurahan Condongcatur. Kapanewon Depok. Sleman. Yogyakarta. Metode kolaboratif dan partisipatif dinilai sangat efektif, karena dapat menyentuh lapisan masyarakat secara langsung. Kolaborasi yang baik antara Masyarakat dan akademisi khususnya dengan metode workshop atau pelatihan menghasilkan 1020 karya yang berbasis cagar budaya dan warisan budaya yang mudah dicerna atau mudah dipahami, tidak hanya sekedar memperbaiki infrastruktur saja, tapi menyadarkan kepada masyarakat terutama usia dini sampai dewasa untuk melestarikan keberadaan warisan budaya yang berupa candi. Dengan pendekatan yang bersifat artistik-kolaboratif, pengabdian masyarakat ini mengedepankan penciptaan karya seni visual baik yang bersifat karya seni visual murni maupun karya seni visual yang diaplikasikan ke dalam produk dan tentunya hal ini sangat berdampak pada Kata kunci: Candi Sewu. Workshop. Seni Visual Abstract Sewu Temple is one of the cultural heritages as one of the world cultural heritages . orld cultural heritag. can be defined as having been recognized as a heritage in the past. After developing well. Sewu Temple and its surroundings have experienced very progressive construction and renovation, but on the other hand, education regarding the discourse of the meaning of cultural heritage and world cultural heritage by involving the community is less encouraging. This requires a precise solution that can reach all levels of society. So it takes real collaboration by holding training or Collaboration and elaboration are indeed needed to achieve this discourse. Collaboration between academics and the community to create solutions in the form of education and discourse is applied with the Cepit community. Condongcatur. Sleman. Yogyakarta by creating joint visual art works and creative-based applied works. There are many methods in carrying out community JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X service, in this activity the author prefers collaborative and participatory methods with the Cepit community. Soropadan Hamlet. Condongcatur Village. Depok Subdistrict. Sleman. Yogyakarta. Collaborative and participatory methods are considered very effective, because they can directly touch all levels of society. Good collaboration between the community and academics, especially with workshop or training methods, produces an understanding of cultural heritage and cultural heritage that is easy to digest or easy to understand, not only just repairing infrastructure, but also making the community aware, especially from early childhood to adulthood, to preserve the existence of cultural heritage in the form of temples. With an artistic-collaborative approach, this community service prioritizes the creation of visual art works, both in the form of pure visual art works and visual art works that are applied to products and of course this has a very big impact on society. Keywords: Sewu Temple. Workshop. Visual Arts PENDAHULUAN Candi Sewu merupakan salah satu cagar budaya sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia . orld cultural heritag. bisa didefinisikan telah diakui sebagai warisan di masa lampau (Dumaryay, 1. , (Soekmono R, 1. Kompleks candi Prambanan mempunyai arsitektur yang sangat bagus baik dari segi lingkungan dan juga budaya (Djono et al. , 2. ,(Kartika, 2. , (Pandanwangi et al. , 2. , (Ridwan, 2. Setelah berkembang dengan bagusnya Candi sewu dan sekitarnya mengalami pembangunan maupun renovasi yang sangat progresif akan tetapi di sisi lain, edukasi mengenai wacana makna dari cagar budaya dan warisan budaya dunia dengan melibatkan Masyarakat kurang begitu menggembirakan (Prawita Arissuta, 2. , (Widayat et al. , 2. , (Adi, 2. Hal ini menyebabkan kurangnya edukasi di Masyarakat mengenai pentingnya pelestarian candi khususnya di candi sewu, hal tersebut apabila dibiarkan secara terus menerus akan menyebabkan kurangnya kesadaran dalam merawat candi atau melestarikannya. Hal tersebut membutuhkan solusi jitu yang dapat menyentuh lapisan Masyarakat. Sehingga dibutuhkan kolaborasi yang nyata dengan mengadakan pelatihan atau workshop. Kolaborasi dan elaborasi memang dibutuhkan untuk mencapai pewacanaan tersebut. Kolaborasi antara akademisi dan Masyarakat untuk menciptakan solusi yang berupa edukasi dan pewacanaan diaplikasikan dengan masyarakat Cepit. Condongcatur. Sleman. Yogyakarta dengan menciptakan karya seni visual bersama maupun karya aplikatif berbasis kreativitas. Kolaborasi yang baik antara Masyarakat dan akademisi khususnya dengan metode workshop atau pelatihan menghasilkan pemahaman cagar budaya serta warisan budaya yang mudah dicerna atau mudah dipahami, tidak hanya sekedar memperbaiki infrastruktur saja, tapi menyadarkan kepada Masyarakat terutama usia dini sampai dewasa untuk melestarikan keberadaan warisan budaya yang berupa candi. Dengan pendekatan yang bersifat artistikkolaboratif, pengabdian masyarakat ini mengedepankan penciptaan karya seni visual baik yang bersifat karya seni visual murni maupun karya seni visual yang diaplikasikan ke dalam produk dan tentunya hal ini sangat berdampak pada masyarakat (Adi, 2. , (Eskak, 2. , (Pilliang, 2. , (Marianto, 2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN Banyak metode dalam melakukan Pengabdian kepada Masyarakat, dalam kegiatan ini penulis lebih memilih metode kolaboratif dan partisipatif dengan masyarakat Cepit Padukuhan Soropadan. Kelurahan Condongcatur. Kapanewon Depok. Sleman. Yogyakarta. Metode kolaboratif dan partisipatif dinilai sangat efektif, karena dapat menyentuh lapisan masyarakat secara langsung(Arissuta & Adi, 2. , (Adi et al. , 2. , (Handoko et al. , 2. , (Wibowo et al. , 2. JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X Untuk langkah-langkahnya, diantaranya : Persiapan kegiatan dengan menyiapkan peserta dan peralatan pelatihan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di pendapa Desa Cepit. Condong Caur. Sleman. Yogyakarta. Evaluasi kegiatan yang dilakukan tim. Kegiatan workshop ini dilakukan 12-13 Juli 2025 di Pendapa Desa Cepit. Condong Caur. Sleman. Yogyakarta. dan diikuti oleh anak dan remaja, yang duduk di bangku TK. PAUD. SD. SMP dan SMA. Workshop seni visual yang meliputi ecoprint, lukis, linocut di atas totebag dan keramik. Kegiatan tersebut dilaksanakan di pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta. Kegiatan Workshop ini diikuti sekitar 40 peserta. Peserta workshop sangat antusias mengikutinya. Kegiatan tersebut tidak hanya sekedar belajar secara teoritik mengenai materi akan tetapi juga berkarya bersama dengan peserta workshop. Gambar 1. Tahapan Persiapan untuk Workshop Seni Visual di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta Gambar 2. Tahapan Persiapan untuk Workshop Seni Visual di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta. JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X Kegiatan workshop ini dilaksanakan secara 2 . hari dengan melibatkan 4 . instruktur anggota Riset Grub Penciptaan Seni yang kebetulan juga dosen-dosen di Program Studi Seni Rupa serta dibantu 5 . Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan Workshop Ecoprint di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta, 12-13 Juli 2025. Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan Workshop Lukis Totebag di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta, 12-13 Juli 2025. JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X Gambar 5. Tahapan Pelaksanaan Workshop Linocut di totebag di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta. Gambar 6. Tahapan Pelaksanaan Workshop Keramik di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta. Gambar 7. Tahapan Pelaksanaan Workshop Seni Visual di Pendapa Cepit. Condong Catur. Sleman. Yogyakarta. JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini menghasilkan lebih dari dua puluh . karya seni visual yang lahir dari para partisipasi aktif masyarakat Cepit. Padukuhan Soropadan. Condongcatur. Sleman. Hasil karya tidak hanya menunjukkan keterampilan teknis, tetapi juga menggambarkan peningkatan pemahaman peserta mengenai nilai budaya dari Candi Sewu sebagai warisan budaya dunia. Secara umum, kegiatan yang dilakukan ini membuktikan bahwa pendekatan seni partisipatif mampu menjadi media yang cukup efektif dalam mengintegrasikan nilai budaya ke dalam kehidupan sehari-hari. Sesi workshop linocut, peserta mampu mempelajari teknik cetak tinggi sederhana yang diaplikasikan ke dalam bentuk totebag. Mayoritas karya menampilkan ornamen khas arsitektur Candi Sewu yang divisualisasikan dengan gaya sederhana yang tetap komunikatif. Visualisasi hasil linocut totebag ini terlihat pada Gambar 8 yang menegaskan keberhasilan peserta dalam mengadopsi motif budaya ke media fungsional. Berbeda dengan linocut yang bersifat repetitif, workshop Lukis totebag memberikan ruang ekspresi yang lebih bebas. Anak-anak usia sekolah dasar cenderung membuat pola figuratif sederhana dengan warna yang cerah, sedangkan para remaja menghasilkan komposisi yang lebih kompleks dan detail. Variasi gaya ini memperlihatkan kemampuan adaptasi peserta terhadap tema budaya yang sama. Dokumentasi hasil Lukis totebag ditunjukkan pada Gambar 9. Kegiatan pun dilanjutkan dengan workshop ecoprint dan kombinasi linocut, dimana memperkenalkan para peserta pada media yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan material alami seperti daun dan bunga. Eksperimen teknik ini mendorong lahirnya karya-karya yang unik yang memadukan nilai tradisi, kesadaran lingkungan, dan kreativitas modern. Beberapa hasil karya ecoprint dan kombinasinya dengan linocut terlihat pada Gambar 10, yang memperlihatkan ragam bentuk pola alami berpadu dengan ornament Candi Sewu. Terakhir, workshop yang dilakukan adalah workshop keramik, dimana memberikan kesempatan kepada para peserta untuk mengenal teknik dasar pembentukan dan dekorasi Motif Candi Sewu diterapkan sebagai elemen hias sehingga produk keramik yang dihasilkan tidak hanya bernilai fungsional, tetapi juga memiliki nilai yang syarat bermakna Hasil karya keramik dengan dekorasi motif budaya terlihat pada Gambar 11. Gambar 8. Hasil Workshop Linocut di Totebag. JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X Gambar 9. Hasil Workshop Lukis di Totebag. Gambar 10. Hasil Workshop Ecoprint Linocut di Totebag. Gambar 11. Hasil dari Workshop Keramik. Pelatihan ini menghasilkan produk-produk yang berbasis karya seni rupa maupu karyakarya seni rupa yang diterapkan pada totebag atau lainnya. Selain memghasilkan karya-karya baik JURNAL ABDIMAS MANDIRI VOLUME 9 No. 2 AGUSTUS 2025 DOI : 10. 36982/jam. ISSN PRINT : 2598-4241 ISSN ONLINE : 2598-425X itu karya ekspresi maupun karya terapan, workshop ini juga menghasilkan ide atau gagasan berupa ternyata sebuah penciptaan karya seni rupa atau desain bisa berasal dari adaptasi mengenai candi khususnya Candi Sewu di Yogyakarta. Pelatihan ini juga menyadarkan kepada Masyarakat khususnya anak-anak maupun dewasa tentang pentingnya merawat dan melestarikan candi khususnya Candi Sewu yang berada di Yogyakarta. KESIMPULAN Candi Sewu merupakan salah satu cagar budaya sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia . orld cultural heritag. bisa didefinisikan telah diakui sebagai warisan di masa lampau. Setelah berkembang dengan bagusnya Candi sewu dan sekitarnya mengalami pembangunan maupun renovasi yang sangat progresif akan tetapi disisi lain, edukasi mengenai wacana makna dari cagar budaya dan warisan budaya dunia dengan melibatkan Masyarakat kurang begitu Hal ini menyebabkan kurangnya edukasi di Masyarakat mengenai pentingnya pelestarian candi. Peserta workshop sangat antusias mengikutinya. Kegiatan tersebut tidak hanya sekedar belajar secara teoritik mengenai materi akan tetapi juga berkarya bersama dengan peserta workshop. Workshop ini juga menghasilkan banyak karya atau produk yang bisa bermanfaat bagi kehidupan, diantaranya produk totebag yang digambari dengan teknik linocut, lukisan, ecoprint dan juga produk keramik atau gerabah. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih dapat diberikan kepada Universitas Sebelas Maret yang telah menugaskan penulis dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan No. SK kontrak 370/UN27. 22/PT. 03/2025. DAFTAR PUSTAKA