Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN ECOPRENEURSHIP DAN MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH Wida Purwidianti1*, Retno Dwiyanti2, Anwar Ma’ruf3 , Tsabitah Elora Fitri Solihfahmi4, Zaki Nur Hamam5 1 Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2 Program Studi Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 3 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 4,5 Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto email : widapurwidianti@ump.ac.id INFO ARTIKEL ABSTRAK Riwayat Artikel : Diterima : 13 Juli 2025 Disetujui : 15 September 2025 Kata Kunci :. Ecopreneurship, Motivasi Berwirausaha, Manajemen Pengelolaan Sampah. Kewirausahaan hijau (ecopreneurship) merupakan kewirausahaan yang tidak hanya mengacu pada profit saja tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan. Salah satu wujud kewirausahaan hijau dengan melakukan pengelolaan sampah menjadi satu usaha yang menghasilkan keuntungan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pengabdian masyarakat (IbM) ini melakukan pelatihan tentang ecopreneurship dan manajemen pengelolaan sampah dengan mitra Rumah Asuh Baiti Jannati di Purwokerto. Tujuan IbM ini untuk mengatasi masalah mitra yang berhubungan dengan minimnya pendanaan untuk membiayai anak-anak rumah asuh ini. Kegiatan IbM telah dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2025 bertempat di Rumah Asuh Baiti Jannati. Kegiatan yang dilakukan berupa pemberian materi tentang ecopreneurship dan motivasi berwirausaha serta pelatihan manajemen pengelolaan sampah. Kegiatan ini terbukti efektif berdasarkan hasil pretest dan postest yang menunjukkan meningkatnya pengetahuan peserta pengabdian serta peningkatan keterampilan mitra mengelola sampah anorganik menjadi kompos. Kegiatan ini juga dinilai sangat baik oleh mitra berdasarkan hasil survei kepuasan mitra. ARTICLE INFO ABSTRACT Riwayat Artikel : Received : 13 July 2025 Accepted : 15 September 2025 Key words: Ecopreneurship, Entrepreneurial Motivation, Waste Management Green entrepreneurship (ecopreneurship) is entrepreneurship that does not only focus on profit but also pays attention to environmental aspects. One form of green entrepreneurship is by managing waste into a business that generates profits and preserves the environment. This community service (IbM) conducts training on ecopreneurship and waste management with partners of Rumah Asuh Baiti Jannati in Purwokerto. The purpose of this IbM is to overcome partner problems related to the lack of funding to finance the children of this foster home. The IbM activity was carried out on May 18, 2025 at Rumah Asuh Baiti Jannati. The activities carried out were in the form of providing material on ecopreneurship and entrepreneurial 169 Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 motivation as well as waste management training. This activity has proven effective based on the results of the pretest and posttest which showed an increase in the knowledge of community service participants and an increase in the skills of partners in managing inorganic waste into compost. This activity was also considered very good by partners based on the results of the partner satisfaction survey 1. PENDAHULUAN Kewirausahaan telah diidentifikasi sebagai faktor penentu pembangunan ekonomi dan manusia di negara-negara berkembang (Aboobaker & D, 2020). Kewirausahaan dapat dikembangkan di masyarakat melalui kegiatan kewirausahaan hijau atau kewirausahaan berbasis lingkungan (ecopreneurship) yaitu konsep kewirausahaan yang tidak hanya berfokus pada profit saja tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan (Wahyunengseh et al., 2022). Kewirausahaan hijau telah banyak menjadi perhatian masyarakat dan peneliti. Kewirausahaan hijau atau kewirausahaan lingkungan mengacu pada penerapan inovasi yang terkait perlindungan lingkungan (Yin et al., 2022). Konsep kewirausahaan hijau telah berkembang sejak tahun 1960 an dengan pengakuan penurunan kualitas lingkungan di negara-negara maju karena adanya industrisasi masal (Asad et al., 2023) . Ecoprenuership dapat diartikan individu yang memiliki kreatifitas dan inovasi dalam memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungannya dengan cara menciptakan produk yang berbeda dan menghasilkan keuntungan. Ecopreneurship ini diawali dengan bisnis yang tetap memperhatikan lingkungan (bisnis hijau). Bisnis tersebut akan memberikan dampak positif pada lingkungan, tidak akan merugikan alam sekitarnya. Bisnis ini akan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber bisnis yang berkelanjutan (Yohamintin, 2019). Wirausaha yang menciptakan produk ramah lingkungan dapat dikatakan sebagai ecopreneur (Hananto et al., 2024). Ecopreneur merupakan seoarang wirausaha yang menjalankan bisnis dalam skala mikro, kecil dan menengah dengan memberikan perhatian pada keberlanjutan lingkungan. Ecopreneur dapat diklasifikan menjadi dua kategori yaitu pertama, keinginan untuk mengubah dunia dan meningkatkan kualitas lingkukan dan kehidupan dan kedua, 170 keinginan untuk menghasilkan uang dan tumbuh sebagai usaha bisnis (Gutterman, 2022). Di Indonesia ecopreneurship menjadi sangat diperlukan dalam rangka mengurangi pencemaran dan menjaga kelestarian alam serta sejalan dengan program pemerintah tentang perekonomian hijau. Kewirausahaan ini menjadi suatu yang krusial untuk meningkatkan kualitas hidup, mengentaskan kemisikanan dan pembangunan berkelanjutan (Kurniaty et al., 2024). Sampah merupakan hasil dari kegiatan hidup manusia. Sampah tidak akan habis bahkan akan terus bertambah seiring meningkatnya aktivitas manusia (Hastuti et al., 2020). Manajemen pengelolaan sampah adalah salah satu upaya menciptakan ecopreneurship. Melalui kegiatan manajemen sampah dapat menciptakan suatu kegiatan inovasi bisnis untuk menciptakan keuntungan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup (Kurniaty et al., 2024). Pendekatan berkelanjutan dalam manajemen sampah dapat sebagai solusi mengurangi pencemaran lingkungan dari pembuangan sampah. Pendekatan ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penggunaan kembali sumber daya dan energi. Salah satu implikasi pendekatan berkelanjutran dengan menggunakan daur ulang sampah karena mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan sampah dan memperluas ruang lingkup sumber daya yang dapat digunakan kembali dalam siklus produksi (Missouri et al., 2023). Sampah dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Penelitian (Marlina et al., 2021) menyatakan penyumbang sampah terbesar adalah pasar tradisional. Jenis sampah yang dihasilkan 40% nya merupakan sampah anorganik yang dapat didaur ulang. Penciptaan ecopreneur dapat dimulai dengan menciptakan produk dari daur ulang sampah. Pengelolaan sampah yang baik akan berdampak Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 pada kebersihan lingkungan dan peningkatan nilai ekonomi (Hendradi et al., 2025). Dalam menciptakan ecopreneur, motivasi dalam berwiruasaha sangat diperlukan. Motivasi dapat diartikan sebagai penggerak dalam diri individu yang membangkitkan, mengarahkan dan mengatur perilaku (Wicaksana et al., 2025). Motivasi berwirausaha merupakan suatu hal yang harus dilatih dan dikembangkan. Motivasi ini dapat mendorong individu untuk melakukan kegiatan wirausaha karena adanya dorongan keuntungan, kebebasan, mimpi dan kemandirian (Saputri et al., 2023). Pengabdian masyarkat (IbM) mengambil mitra Rumah Asuh Baiti Jannati yang merupakan salah satu panti asuhan yang terletak di Kota Purwokerto. Rumah asuh ini menampung anak-anak yatim, piatu, yatim piatu dan duafa dengan alamat di Jalam Penatusan 1 No. 58 Purwokerto Timur. Rumah asuh ini memiliki anak asuh sebanyak 21 anak dan 10 orang pengasuh. Anak-anak di Rumah Asuh Baiti Jannati ini masih menempuh pendidikan dari PAUD sampai perguruan tinggi. Pengelola pada rumah asuh ini memiliki keterbatasan waktu karena mereka memiliki pekerjaan tetap yang lainnya. Permasalahan utama yang dihadapi oleh rumah asuh ini adalah minimnya pendanaan untuk membiayai anak-anak rumah asuh ini. Pengelola masih mengandalkan donatur tidak tetap. Jumlah dana yang masuk ke rumah asuh ini belum mampu menutup semua biaya yang diperlukan setiap bulannya. Permasalahan pendanaan ini tentu saja tidak bisa dipecahkan dengan mengandalkan uluran tangan dari pihak lain. Pengelola dan anak asuh di Rumah Asuh Baiti Jannati harus dapat menciptakan peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan biaya tiap bulannya. Mitra membutuhkan usaha yang produktif dan mampu dilakukan oleh pengelola dan anak asuh dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tim IbM menawarkan sebuah pelatihan ecopreneurship melalui manajemen pengelolaan sampah sebagai sebuah solusi untuk mengatasi masalah mitra. Solusi ini ditawarkan berdasarkan pertimbangan lokasi mitra dekat dengan Pasar Wage yang merupakan pasar terbesar di Kota Purwokerto. 2. METODE Metode kegiatan pengabdian masyarakat dapat berupa ceramah dan diskusi interaktif, pretest dan postest serta pelatihan (Purwidianti et al., 2024). Adapun pelaksanaan metode tersebut pada IbM ini adalah sebagai berikut : 1. Ceramah dan diskusi interaktif tentang kewirausahaan khususnya ecopreneurship yang meliputi pemahaman tentang kewirausahaan dan ecopreneurship. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta pengabdian masyarakat maka dilakukan pretest sebelum materi disampaikan. Setelah penyampaian materi dilakukan postest untuk mengetahui keefektifan ceramah dan diskusi yang diberikan 2. Ceramah dan diskusi interaktif tentang motivasi berwirausaha yang meliputi penjelasan tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk berwirausaha. Indikator keefektifan metode ini diukur dengan memberikan pretest sebelum penyampaian materi dan postest setelah materi selesai. 3. Pelatihan tentang manajemen pengelolaan sampah.Peserta akan diberikan pelatihan tentang pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi usaha produktif menggunakan konsep daur ulang sampah. Pada akhir pelatihan, peserta diminta untuk menyusun rencana usaha produktif dari daur ulang sampah. Partisipasi mitra pada kegiatan pengabdian masyarakat ini sudah dilakukan sejak tahap perencanaan sampai tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan mitra bersama-sama dengan tim pengabdian masyarakat melakukan identifikasi masalah dan merumuskan solusi yang dapat dilakukan. Pada tahap pelaksanaan, mitra berkoordinasi dengan tim pengabdian masyarakat dalam penentuan lokasi dan waktu pengandian. Selanjutnya mitra juga berperan aktif dalam kegiatan ceramah, diskusi interaktif dan pelatihan yang diberikan tim pengabdian masyarakat. Pada tahap akhir, mitra melakukan evaluasi tentang kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan. Evaluasi kegiatan Ibm ini dilaksanakan dengan cara mereview kegiatan secara bersamasama antara mitra dengan tim pelaksana. Hal ini ditempuh agar pengabdian berdampak positif bagi mitra yaitu diperolehnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra. Selain itu, 171 Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 mitra akan diminta mengisi survei tentang kepuasan pelaksanaan pengabdian. Keberlanjutan kegiatan pengabdian ini diwujudkan dengan cara tim pelaksana pengabdian akan membuka kesempatan pada mitra yang membutuhkan pendampingan lebih lanjut tentang rencana usaha produktif dari daur ulang sampah . Dengan demikian diharap kan terdapat program-program Ibm lanjutan tentang ecopreneurship di Rumah Baiti Jannaiti 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali kegiatan koordinasi dengan mitra untuk menentukan waktu dan acara yang akan dilaksanakan. Tim IbM berkoordinasi dengan mitra pada rentang tanggal 2-16 Mei 2025 dan menghasilkan kesepakatan tentang pelaksanaan kegitan pengabdian masyarakat ini. IbM ini dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Mei 2025 bertempat di Rumah Asuh Baiti Jannati yang beralamat di Jalan Penatusan 1 No 58 Purwokerto Wetan, Kecamatan Purwokerto Timur, Jawa Tengah. Peserta IbM berjumlah 21 orang yang terdiri dari anak-anak panti asuhan yang berusia antara 10-20 tahun. Ada enam tahap pelaksanaan pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan oleh tim IbM dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Tahap pertama, pelaksanaan pretest untuk materi tentang kewirausahaan khususnya ecopreneurship dan motivasi berwirausaha. Peserta diberikan pretest untuk mengukur pengetahuan tentang ecopreneurship dan motivasi berwirausaha. Pertanyaan pretest ini terdiri dari sepuluh soal dan peserta memilih jawaban benar atau salah. Hasil olah data jawaban pretest menunjukkan secara rata-rata jawaban yang benar sebanyak 77,619 persen. Pada pertanyaan nomer 3 menunjukkan tingkat kesalahan yang paling tinggi (hanya 10% peserta IbM yang menjawab dengan benar). Sedangkan pada pertanyaan nomer 5 sebanyak 100% peserta sudah menjawab pertanyaan dengan benar. Tahap kedua, pemberian materi tentang ecopreneurship Materi ecopreneurship yang disampaikan terdiri dari pengertian ecopreneurship, konsep ecopreneurship, prinsip-prinsip ecopreneurship, dan kategori kelompok usaha ecopreneurship. 172 Tahap ketiga Pemberian materi tentang motivasi berwirausahaan. Materi tentang motivasi kewirausahaan membahas tentang pengertian motivasi, alasan berwirausaha, motivasi berwirausaha dan contoh-contoh usaha ecopreneur. Tahap keempat, pelaksanaan postest untuk materi tentang kewirausahaan khususnya ecopreneurship dan motivasi berwirausaha. Hasil jawaban peserta pelatihan pada postest yang dilaksanakan setelah pemberian materi. Secara rata-rata peserta pelatihan yang menjawab benar sebanyak 90,47%. Hasil ini menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta IbM dari nilai pretest nya. Oleh karena itu dapat dinyatakan pemberian materi dari tim IbM dapat efektif untuk memecahkan masalah mitra. Gambar 1 di bawah ini menunjukkan perbandingan hasil skor rata-rata setiap pertanyaan. Nilai Pretest dan Postest 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 Nilai Rata-Rata Pretest 5 6 7 8 9 10 Nilai Rata-Rata Postest Gambar 1. Nilai Pretest dan Postest Tahap kelima, Pelatihan manajemen pengelolaan sampah. Pelatihan ini memberikan keterampilan kepada peserta IbM tentang pengelolaan sampah. Materi yang diberikan tentang pengelolaan sampah dengan bijak, jenis sampah, langkah pengelolaan sampah dan pengelolaan sampah organik dan non organik. Metode pengelolaan sampah dapat menggunakan pendekatan 3 R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan ulang) dan Recycle (mendaur ulang) (Mulyati & Kurniawan Purnomo, 2023). Pelatihan ini menekankan pentingnya pengelolaan sampah sebagai sumber daya yang dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. Gambar 2 dibawah ini Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 menunjukkan kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan sampah. Gambar 2. Pelatihan Manajemen Pengelolaan Sampah Tim IbM memberikan pelatihan tentang pengolahan sampah organik menggunakan alat komposter. Pengolahan sampah ini akan menghasilkan kompos yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Pada kesempatan ini tim IbM menyerahkan peralatan berupa satu buah komposter yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mengolah sampah organik di Rumah Asuh Baiti Jannati. Pengolahan sampah organik ini sebagai salah satu alternatif mitra untuk memiliki usaha yang produktif. Gambar 3 merupakan dokumentasi pemberian alat komposter pada mitra pelatihan. Gambar 3. Pemberian Alat Pengolahan Sampah Tahap keenam, evaluasi Kegiatan IbM. Evaluasi kegiatan IbM ini dilakukan bersama mitra dengan cara pengisian survei kepuasan mitra IbM. Ada enam pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan skala 1-4 (kurang sampai sangat baik) . Survei kepuasaan mitra tersebut terdiri dari kejelasan informasi rencana kegiatan IbM, kejelasan informasi ruang lingkup kegiatan IbM, keseimbangan hak dan kewajiban antara tim IbM dan mitra, kualitas pelaksanaan IbM, kebermanfaatan dan keberlanjutan kerjasama IbM. Dari enam pertanyaan yang diajukan mitra menjawab dengan skor 4 (sangat baik). Pelatihan ini ditutup dengan acara foto bersama tim IbM, semua peserta pelatihan dan mitra IbM. Gambar 4. Foto Peserta Kegiatan IbM 4. PENUTUP Pengabdian masyarakat ini merupakan hasil kerjasama antara tim pengabdian masyarakat dan mitra pengabdian yaitu Rumah Asuh Baiti Jannati Purwokerto. Mitra memiliki permasalahan yang berhubungan dengan minimnya pendanaan untuk membiayai anakanak rumah asuh ini. Mitra membutuhkan usaha yang produktif dan mampu dilakukan oleh pengelola dan anak asuh dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Tim IbM menawarkan sebuah pelatihan ecopreneurship melalui manajemen pengelolaan sampah sebagai sebuah solusi untuk mengatasi masalah mitra. Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah melaksanakan pemberian materi tentang ecopreneurship dan motivasi berwirausaha serta pelatihan manajemen pengelolaan sampah. Kegiatan ini terbukti efektif berdasarkan hasil pretest dan postest yang menunjukkan meningkatnya pengetahuan peserta pengabdian serta peningkatan keterampilan mitra mengelola sampah anorganik menjadi kompos. Kegiatan ini juga dinilai sangat baik oleh mitra berdasarkan hasil survei kepuasan mitra 173 Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 UCAPAN TERIMAKASIH Tim pengabdian masyarakat mengucapkan terima kasih kepada pengurus dan anak asuh Rumah Asuh Baiti Jannati Purwokerto sebagai mitra dan peserta pelatihan. Terima kasih juga disampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan dukungan dana serta sarana prasarana untuk kegiatan pengabdian masyarakat ini. 5. DAFTAR PUSTAKA Aboobaker, N., & D, R. (2020). Human capital and entrepreneurial intentions: do entrepreneurship education and training provided by universities add value? On the Horizon, 28(2), 73–83. https://doi.org/10.1108/OTH-11-2019-0077 Asad, M., Asif, M. U., Sulaiman, M. A. B. A., Satar, M. S., & Alarifi, G. (2023). Open innovation: the missing nexus between entrepreneurial orientation, total quality management, and performance of SMEs. Journal of Innovation and Entrepreneurship, 12(1). https://doi.org/10.1186/s13731-023-003357 Gutterman, A. S. (2022). Ecopreneurship (Issue September). Hananto, B., Masriah, I., & Rn, S. (2024). Pelatihan Ecopreneur Dengan Konsep Saemaul Undong Pada UMKM Desa Waringin Jaya. 01(01), 7–11. Hastuti, S. K. W., Tentama, F., Mulasari, S. A., Sukesi, T., Sulistyawati, S., & Maulana, M. (2020). Pelatihan Berwirausaha Sampah dan Manajemen Sampah di Desa Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(1), 51–58. https://doi.org/10.30653/002.202051.252 Hendradi, P., Kurniawan, W., Dewi, Y. S., Kusumawati, K., & Chafid, N. (2025). Pelatihan Aplikasi Bank Sampah Berbasis Web Pada Bank. Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusa Mandiri, 7(1), 1–8. Kurniaty, D., Subagio, A., Moersid, R. A., Mukminah, S., Poetry, K., Paramadina, U., Manajemen, P. S., Studi, P., Komunikasi, I., Studi, P., Komunikasi, D., & Rekayasa, F. I. (2024). Kewirausahaan Hijau : Profesionalitas Manajemen Bank Sampah 174 Untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Abdimas Bina Bangsa, 5(2), 1552–1568. Marlina, N. I. V., Joko, T., & Setiani, O. (2021). Evaluasi Aspek Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 20(5), 308–316. https://doi.org/10.14710/mkmi.20.5.308316 Missouri, R., Annafi, N., Lukman, L., Khairunnas, K., Mutmainah, S., Fathir, F., & Alamin, Z. (2023). Peningkatan Kesadaran Dan Partisipasi Masyarakat Melalui Pelatihan Pengelolaan Sampah. Taroa: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 91–101. https://doi.org/10.52266/taroa.v2i2.2617 Mulyati, B., & Kurniawan Purnomo, A. (2023). Peningkatan Produktivitas Masyarakat Desa Gadobangkong Dengan Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Kewirausahaan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIMAS), 2(1), 1–6. https://doi.org/10.56244/abdimas.v1i1.713 Purwidianti, W., Watemin, W., & Rahayu, T. S. M. (2024). Pelatihan Penyusunan Capital Budgeting pada Pelaku Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Banyumas. Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 8(2), 462–470. https://doi.org/10.29407/ja.v8i2.22645 Saputri, T. W., Nasution, F. Z., & Syamantha, A. (2023). Motivasi dan Kreativitas Berwirausaha. Journal of Creative Student Research, 1(2), 14–25. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK5 58907/ Wahyunengseh, R. D., Suharto, D. G., Nurhardjadmo, W., & Haji, S. (2022). Ecopreneurship: Mengubah Sampah Menjadi Berkah. SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 11(1), 45. https://doi.org/10.20961/semar.v11i1.5321 6 Wicaksana, S. A., Suyoto, Purwidianti, W., & Yusnar, A. (2025). Transactional Leadership and Communication Impact on PMI Banyumas Regency Employee Performance : Mediated by Motivation. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, Vol. 12 No. 3, 169 - 175 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763 East Asian Journal of Multidisciplinary Research, 4(2), 477–496. Yin, C., Salmador, M. P., Li, D., & Lloria, M. B. (2022). Green entrepreneurship and SME performance: the moderating effect of firm age. International Entrepreneurship and Management Journal, 18(1), 255–275. https://doi.org/10.1007/s11365-021-007573 Yohamintin, Y. (2019). Pengembangan Ecopreneur pada Ibu-Ibu PKK di Perumahan Mustika Karang Satria Melalui Pelatihan Budidaya Tanaman Sayur Hias Organik. Jurnal Abdimas BSI, 2(1), 40–48. 175