Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) Vol. 5 No. 4 November 2021 Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2. e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 DOI: 10. 36312/jisip. 2390/http://ejournal. org/index. php/JISIP/index Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa Baiq Rina Amalia Safitri, 2Pahriah, 3Hendrawani 1,2,3 Fakultas Sains. Teknik dan Terapan. Universitas Pendidikan Mandalika. Jl. Pemuda No. Mataram. Indonesia 83125. Article Info Article history: Diterima 05 Oktober 2021 Terbit 06 November 2021 Keywords: Buku Ajar. Profesi Keguruan. Kemandirian Belajar. Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan buku ajar mata kuliah profesi keguruan sebagai sarana belajar mandiri mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen penilaian buku ajar terdiri dari: . instrumen uji coba oleh ahli isi mata kuliah, . instrumen uji coba oleh ahli desain pembelajaran, . instrumen praktisi, dan . instrumen penilaian mahasiswa. Data dianalisis dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji coba penilaian ahli isi mata kuliah, diperoleh persentase skor 87%. hasil uji coba penilaian ahli desain pembelajaran diperoleh skor 69%. hasil uji coba penilaian mahasiswa diperoleh skor 87% dan hasil penilaian dosen pengampu diperoleh skor 87%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan buku ajar mata kuliah profesi keguruan dalam kategori sangat layak dan dapat digunakan bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah profesi keguruan di lingkungan Universitas Pendidikan Mandalika. This is an open access article under the Lisensi Creative Commons AtribusiBerbagiSerupa 4. 0 Internasional Corresponding Author: Baiq Rina Amalia Safitri Fakultas Sains. Teknik dan Terapan. Universitas Pendidikan Mandalika *Email Korespondensi: bqrinaamaliasafitri@ikipmataram. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai pengajar, dalam tugasnya diharapkan mampu menggunakan buku ajar sebagai alat bantu yang sesuai dengan tuntutan zaman. Bahkan diharapkan pengajar mampu membuat buku-buku ajarnya sendiri (Karyono & Subandowo, 2. Menurut Utama . Buku ajar adalah naskah yang ditulis oleh dosen dalam rangka menunjang materi pokok mata kuliah yang diajarkan. Buku ajar disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana pembelajaran semester, sesuai kebutuhan belajar mahasiswa, dan disusun 981 | Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa (Bq. Rina Amalia Safitr. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. Perbedaannya dengan modul adalah jika modul diedarkan di kalangan mahasiswa sendiri sedangkan buku ajar diterbitkan & disebarluaskan Ber-ISBN. Dalam kegiatan perkuliahan buku ajar memiliki peran penting bagi dosen dan mahasiswa. Beberapa peran buku ajar bagi dosen adalah membantu komunikasi antara dosen dan mahasiswa, dengan adanya buku ajar maka pembelajaran lebih efektif karena dosen lebih banyak waktu untuk membimbing mahasiswa dalam memahami suatu topik pembelajaran (Pahriah & Safitri, 2. Fungsi lain dari buku ajar yaitu menghemat waktu dalam mengajar, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, dan menarik (Aisyah. Noviyanti, & Triyanto, 2. Selain itu, penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar mahasiswa (Triani, 2020. Nurmala & Izzatin, 2. Kemandirian belajar dalam proses pembelajaran sangat penting dimiliki oleh mahasiswa, seringkali pengertian kemandirian belajar disamakan dengan kemampuan seseorang dalam melakukan segala kegiatan sendiri tanpa memerlukan bantuan dari orang lain, tetapi sebenarnya kemandirian tidaklah sesederhana itu. Menurut Timmons. Pelletier, & Corter . kemandirian belajar merupakan salah satu kemampuan mahasiswa untuk dapat mengendalikan dan mengatur perilakunya, serta dapat mengevaluasi pembelajarannya sendiri untuk mencapai tujuan. Kemandirian belajar memiliki beberapa indikator yaitu: . mampu mengelola strategi belajar sendiri, . mampu mengelola waktu belajar, . Mampu menilai aktivitas belajarnya sendiri, . mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar, . Mampu mengukur kemampuan dan hasil belajar sendiri, dan . Interaksi siswa dengan bahan ajar (Lestari. Khotimah, & Ningsih, 2. Mata kuliah profesi keguruan ditempuh pada semester 4 mahasiswa Fakultas Sains Teknologi dan Terapan (FSTT) Universitas Pendidikan Mandalika yang berbobot 2 SKS. Berdasarkan wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah profesi keguruan, selama mengajar mata kuliah tersebut belum dilakukan penyusunan buku ajar profesi keguruan sebagai sumber belajar Mahasiswa hanya diberikan referensi dari sumber lain yang bisa didapatkan di toko buku atau perpustakaan. Berkaitan dengan hal tersebut perlu kiranya dilakukan pengembangan buku ajar karena ketersediaan buku ajar profesi keguruan akan memudahkan mahasiswa untuk belajar secara Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemandirian belajar dengan adanya pengembangan bahan ajar diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Astuti & Prabowo . hasil penelitian melaporkan bahwa penggunaan bahan ajar educational statistics efektif ditinjau dari kemandirian belajar. Hasil penelitian Setiawan. AsAoari, & Furaidah . menyimpulkan bahwa siswa mampu belajar secara mandiri dengan penggunaan bahan ajar modul di sekolah. Dengan menggunakan buku teks dapat menumbuhkan kemandirian belajar mahasiswa (Nurmala & Izzatin, 2. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penting dilakukan pengembangan buku ajar mata kuliah profesi keguruan untuk meningkatkan kemandirian belajar METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan buku ajar mata kuliah profesi keguruan. Pengembangan buku ajar ini mengadopsi model peengembangan ADDIE oleh Branch . Model pengembangan ADDIE dipilih karena konsep ini sederhana namun memberikan banyak petunjuk dalam proses pengembangan suatu produk pembelajaran yang terdiri atas 5 tahapan, yaitu analyze, design, develop, implement, dan evaluate. Setyosari . mengemukakan bahwa penelitan pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan Pengembangan atau sering disebut juga sebagai penelitian pengembangan, dilakukan untuk menjembatani antara penelitian dan praktik pendidikan (Ardhana, 2. Penelitian 982 | Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa (Bq. Rina Amalia Safitr. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 pengembangan berdasarkan model pengembangan ADDIE. Produk pengembangan berupa buku ajar berbasis penelitian dengan kajian materi matakuliah Perkembangan Peserta Didik. Tahapan model ADDIE terdapat pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Tahapan model ADDIE (Sumber. Anglada, 2. Penelitian yang dilakukan terbatas pada tahap pengembangan . , karena penelitian ini hanya melakukan uji validitas produk pengembangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Model ADDIE merupakan model pengembangan yang menerapkan lima langkah, yaitu: . , . , . , . , dan . Dalam tahapan analisis . dilakukan kegiatan analisis kebutuhan terutama mengenai ketercukupan buku ajar matakuliah profesi Berdasarkan observasi yang dilakukan di lingkungan FSTT UNDIKMA, diperoleh data bahwa buku ajar matakuliah profesi keguruan tergolong kurang. Sementara dosen pengampu menggunakan berbagai referensi yang terkait dengan pokok bahasan yang telah disusun dalam RPS matakuliah profesi keguruan. Dengan demikian, penyusunan buku ajar matakuliah profesi keguruan menjadi sangat penting untuk mengisi kekurangan tersebut. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian pengembangan ini dalam rangka mewujudkan buku ajar matakuliah profesi keguruan. Setelah melakukan analisis kebutuhan, maka selanjutnya dilakukan perancangan . , yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penulisan buku ajar . ahap pengembanga. Selanjutnya, setelah buku ajar selesai disusun, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba produk . uku aja. Uji coba terdiri dari uji coba ahli dan uji coba lapangan. Uji coba ahli terdiri dari uji coba ahli materi matakuliah Perkembangan Peserta Didik dan uji coba ahli media Sedangkan uji coba lapangan dilakukan oleh mahasiswa. Adapun hasil uji coba oleh Ahli Isi Matakuliah diuraikan sebagai berikut ini. Uji Coba oleh Ahli Isi Matakuliah Setelah buku ajar selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap produk yang dihasilkan. Berikut ini diuraikan hasil uji coba produk pengembangan mulai uji coba ahli dengan subjek coba ahli isi mata kuliah sampai uji coba lapangan dengan subjek coba mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah. Dalam uji coba ini ahli isi mata kuliah profesi keguruan yang dijadikan subjek coba adalah Baiq Azmi Sukroyanti. Pd. Hasil penilaian ahli isi mata kuliah melalui angket tertutup disajikan pada Tabel 4. 983 | Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa (Bq. Rina Amalia Safitr. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 Tabel 4. uji coba oleh ahli isi matakuliah Butir aspek yang dinilai Skor Aspek sampul & isi materi 1 Kesesuaian gambar pada sampul dengan konsep profesi keguruan 2 Kesesuaian dan keserasian antara warna, gambar, bentuk dan ukuran huruf yang digunakan pada sampul 3 Kesesuaian materi dalam modul dengan kurikulum pembelajaran 4 Kelengkapan, kelogisan dan keruntutan dalam sajian materi 5 Kedalaman dan keluasan sajian materi 6 Kebenaran konsep dalam sajian materi 7 Kemudahan sajian materi untuk dipahami mahasiswa 8 Kemampuan sajian topik dalam mendorong minat dan motivasi dalam Aspek kebahasaan 1 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir mahasiswa 2 Ketepatan struktur kalimat dalam kajian materi profesi keguruan 3 Penggunaan istilah dalam kajian materi profesi keguruan 4 Kemudahan memahami alur materi melalui penggunaan bahasa Jumlah Persentase skor Berdasarkan data pada Tabel 4 tersebut, maka diperoleh persentase skor sebesar 87% untuk materi yang dikembangkan dalam buku ajar matakuliah profesi keguruan. Perolehan skor ini jika dikonversikan dengan tabel kriteria kelayakan data, hasil penilaian validator termasuk kriteria sangat layak artinya tingkat kelayakan buku ajar ini dapat digunakan namun perlu direvisi sesuai saran validator. Uji Coba oleh Ahli Desain Pembelajaran Uji coba selanjutnya yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas produk buku ajar matakuliah profesi keguruan dari segi fungsinya sebagai desain pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji coba oleh ahli desain pembelajaran. Dalam hal ini sebagai subjek uji coba adalah Fuadunazmi. Pd. Berdasarkan angket tertutup yang telah diberikan, diperoleh hasil sebagaimana dipaparkan dalam Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Hasil validasi dari ahli desain pembelajaran Butir aspek yang dinilai Aspek sampul & isi materi Kesesuaian gambar pada sampul dengan konsep profesi keguruan Kesesuaian dan keserasian antara warna, gambar, bentuk dan ukuran huruf yang digunakan pada sampul Kesesuaian materi dalam modul dengan kurikulum pembelajaran Kelengkapan, kelogisan dan keruntutan dalam sajian materi Kedalaman dan keluasan sajian materi Kebenaran konsep dalam sajian materi Kemudahan sajian materi untuk dipahami mahasiswa Kemampuan sajian topik dalam mendorong minat dan motivasi dalam Aspek kebahasaan Skor 984 | Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa (Bq. Rina Amalia Safitr. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir mahasiswa Ketepatan struktur kalimat dalam kajian materi profesi keguruan Penggunaan istilah dalam kajian materi profesi keguruan Kemudahan memahami alur materi melalui penggunaan bahasa Jumlah Persentase skor Berdasarkan data pada Tabel 5, maka dapat diperoleh persentase skor sebesar 69% ditinjau dari kualitasnya sebagai desain pembelajaran. Perolehan skor ini jika dikonversikan dengan tabel kriteria kelayakan data hasil penilaian validator termasuk kriteria AulayakAy artinya tingkat validitas buku ajar ini dapat digunakan namun perlu direvisi sesuai saran dari validator. Validasi Praktisi Validator praktisi dalam pengembangan modul ini adalah satu orang dosen yang telah berpengalaman mengajar lebih dari 10 tahun di UNDIKMA pada program studi pendidikan Angket yang digunakan berupa angket terbuka yang terdiri dari dua aspek dengan total 12 butir penilaian. Hasil validasi praktisi disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil validasi dari praktisi Butir aspek yang dinilai Skor Aspek sampul & isi materi Kesesuaian gambar pada sampul dengan konsep profesi keguruan Kesesuaian dan keserasian antara warna, gambar, bentuk dan ukuran huruf yang digunakan pada sampul 3 Kesesuaian materi dalam modul dengan kurikulum pembelajaran 4 Kelengkapan, kelogisan dan keruntutan dalam sajian materi 5 Kedalaman dan keluasan sajian materi 6 Kebenaran konsep dalam sajian materi 7 Kemudahan sajian materi untuk dipahami mahasiswa 8 Kemampuan sajian topik dalam mendorong minat dan motivasi dalam Aspek kebahasaan 1 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir mahasiswa 2 Ketepatan struktur kalimat dalam kajian materi profesi keguruan 3 Penggunaan istilah dalam kajian materi profesi keguruan 4 Kemudahan memahami alur materi melalui penggunaan bahasa Jumlah Persentase skor Berdasarkan Tabel 6 hasil validasi praktisi menunjukkan bahwa buku ajar profesi keguruan layak untuk digunakan. Skor rata-rata sebesar 87% dengan kategori sangat layak. Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa buku ajar profesi keguruan berdasarkan hasil validasi layak untuk digunakan dalam matakuliah profesi keguruan. Uji coba dari mahasiswa dilakukan oleh 17 orang mahasiswa program studi pendidikan teknologi informatika semester 4 yang sudah menempuh mata kuliah profesi keguruan. Penilaian uji coba praktisi dari mahasiswa terdiri atas empat aspek, yakni aspek isi/materi, apek penyajian, aspek tampilan dan gambar, serta aspek bahasa. Berikut disajikan persentase keseluruhan dari uji coba mahasiswa disajikan pada Tabel 7. 985 | Pengembangan Buku Ajar Profesi Keguruan Sebagai Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa (Bq. Rina Amalia Safitr. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 Tabel 7. Data persentase kelayakan uji coba terbatas mahasiswa Aspek No. Nama Isi/Materi Penyajian Gambar Bahasa Mahasiswa 1 Mahasiswa 2 Mahasiswa 3 Mahasiswa 4 Mahasiswa 5 Mahasiswa 6 Mahasiswa 7 Mahasiswa 8 Mahasiswa 9 10 Mahasiswa 10 11 Mahasiswa 11 12 Mahasiswa 12 13 Mahasiswa 13 14 Mahasiswa 14 15 Mahasiswa 15 16 Mahasiswa 16 17 Mahasiswa 17 Persentase Kategori Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak Sangat Layak Rata-rata Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa buku ajar yang telah dikembangkan berdasarkan hasil validasi layak untuk digunakan pada mata kuliah profesi keguruan. SIMPULAN Berdasarkan persentase kelayakan yang diperoleh dari validator ahli materi, validator ahli media pembelajaran, dan validator praktisi dapat disimpulkan bahwa buku ajar profesi keguruan sebagai sarana belajar mandiri sangat layak untuk digunakan pada mata kuliah profesi keguruan. Saran Perlu dikembangkan buku ajar profesi keguruan dengan menggunakan model lain untuk membantu memfasilitasi mahasiswa dalam memahami mata kuliah profesi keguruan dengan baik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Yayasan Pembina Universitas Pendidikan Mandalika yang telah membiayai penyusunan buku ajar ini. DAFTAR PUSTAKA