E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang Interpersonal Communication of Parents in Improving Coastal ChildrenAos Education in Dusun Kurandak. Deli Serdang Regency Putri Imelda1. Nurhanifah2 Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Jl. William Iskandar Ps. Medan Estate. Kec. Percut Sei Tuan. Kabupaten Deli Serdang. Sumatera Utara 20371. Indonesia e-mail: putri0101213059@uinsu. id, nurhanifah@uinsu. ABSTRACT The purpose of this study is to find out how parents interpersonal communication patterns in continuing their children's education with the constraints of the educational environment in the Coastal Zone, as well as analyzing parental support strategies that can affect the process of continuing education. Interpersonal communication patterns and educational support strategies are considered to be strongly influenced by the closeness of parents to their children, with good interpersonal communication as the main mediating role. The research methodology is qualitative with a case study approach through in-depth interviews and supported by a literature review of previous studies on the subject. The results of the research show that interpersonal communication does not run optimally due to differences in aggressive parental communication patterns and forms of parental support are not indicators of success in improving education because children do not have benchmarks for academic and non-academic achievements at school. Keywords: Interpersonal Communication. Parent. Children's Education ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi interpersonal orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak dengan kendala lingkungan pendidikan di Pesisir, serta menganalisis strategi dukungan orang tua yang dapat mempengaruhi proses kelancaran pendidikan. Pola komunikasi interpersonal dan strategi dukungan pendidikan dianggap sangat dipengaruhi oleh kedekatan orang tua dengan anak mereka, dengan komunikasi interpersonal yang baik sebagai peran mediasi utama. Metodologi penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam dan didukung dengan studi literatur yang mengkaji penelitian-penelitian terdahulu mengenai hal tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal tidak berjalan dengan optimal dikarenakan adanya perbedaan pola komunikasi orang tua yang agresif dan bentuk dukungan orang tua tidak menjadi indikator keberhasilan dalam meningkatkan pendidikan karena anak tidak memiliki tolak ukur pencapaian dalam akademik dan non akademik di Sekolah. Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal. Orang Tua. Pendidikan Anak. FIRST RECEIVED: 2025-03-20 REVISED: 2025-06-14 ACCEPTED: 2025-06-16 PUBLISHED: 2025-06-26 Corresponding Author: Putri Imelda https://doi. org/10. 25299/ajaip. AJAIP is licensed under Creative Commons AttributionShareAlike 4. 0 International Published by UIR Press Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi ini terjadi melalui proses komunikasi, baik antar individu maupun Dalam konteks komunikasi interpersonal, kedekatan antara komunikator dan komunikan sangat penting agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas. Komunikasi dianggap efektif apabila komunikan memahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dengan demikian, komunikasi interpersonal berperan besar dalam membangun hubungan yang harmonis dan saling pengertian. Dalam ruang lingkup keluarga komunikasi yang harmonis kepada anak adalah komunikasi interpersonal. Menurut Joseph A. Devito (DeVito 2. komunikasi interpersonal adalah pertukaran pesan-pesan antara dua orang atau kelompok. Ketika menentukan karakter anak, orang tua harus menjadi komunikator utama dalam membimbing, membuka pola pikir anak tentang pentingnya pendidikan serta aturan yang ditetapkan masyarakat sehingga peran dalam menentukan karakter anak tidak membuat anak tertekan dan dapat diterima dengan baik (Elvionita, 2. Kurangnya komunikasi orang tua dan anak, seperti jarang berbicara, tidak mau mendengarkan dan lebih memilih untuk diam dapat membuat hubungan menjadi tidak harmonis. (Sukma, 2. Menurut Nurhanifah (Nurhanifah et al. komunikasi harus terdapat informasi umpan balik, hal ini bisa membentuk hubungan keluarga antara orang tua dan anak yang harmonis serta memberikan pemahaman tentang dinamika komunikasi interpersonal di daerah Pesisir. Komunikasi masyarakat di wilayah pesisir tidak selalu berjalan lancar karena kesibukan orang tua mencari nafkah sebagai nelayan, kawasan laut telah menjadi sumber bertahan hidup mereka. Persoalannya adalah ketika orang tua jarang berkomunikasi dengan anak, bagaimana masyarakat harus memiliki penerus di dunia pendidikan supaya wilayah pesisir tidak tertinggal dengan daerah perkotaan dan perdesaan. Maka peran orang tua dalam berpartisipasi untuk melanjutkan pendidikan bagi anak mereka adalah suatu hal yang penting. Peneliti berpendapat bahwa anak-anak dapat memperoleh pemahaman sejak dini tentang pendidikan melalui komunikasi orang tua yang penuh kasih sayang dan partisipatif, meskipun mereka tidak secara langsung membimbing di sekolah. Namun bentuk dukungan di rumah secara langsung melalui komunikasi yang menghargai minat anak dapat meningkatkan motivasi belajar. Oleh karena itu komunikasi yang kita pilih dapat menentukan keharmonisan orang tua dan anak melalui komunikasi interpersonal (Aditia and Putro, 2. Hal ini sejalan dengan teori The Interpersonal Communication menurut Joseph A. Devito (DeVito, 2. , dalam teori ini menyoroti perlunya partisipasi yang sehat antara orang tua dan anak yang bisa memenuhi elemen seperti bagaimana keterbukaan, empati, kepercayaan, dukungan, kesetaraan, komitmen orang tua dalam meningkatkan pendidikan, anak memainkan peran penting karna masa depan dipengaruhi oleh pendidikan. Fenomena ini, berdasarkan data tahun 2025 yang disampaikan oleh Bapak AM selaku mantan Kepala Dusun Kurandak yaitu tingkat pendidikan masyarakat di wilayah tersebut masih dibawah rata-rata. Dari 157 keluarga dengan sekitar 600 siswa, hanya ada 80 siswa yang terdaftar di sekolah di tingkat SD dari kelas 1 hingga 6. Sebaliknya, hanya ada 15 anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan hanya 8 anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Kondisi ini disebabkan oleh ketiadaan fasilitas pendidikan SMP dan SMA di Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Dusun Kurandak yang menjadi penghalang struktural utama bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan mereka. Di wilayah pesisir yang sering kali menghadapi masalah keterbatasan geografis seperti jarak tempuh yang jauh ke sekolah, kondisi jalan belum aspal masih berupa jalan tanah yang becek saat hujan, kurangnya transportasi umum yang belum memadai dan lingkungan sosial membuat dinamika komunikasi untuk mendukung keberlanjutan pendidikan di Dusun Kurandak. Kab. Deli Serdang menjadi semakin rumit (Abdillah and Tohari 2. Masalah ini menunjukkan hubungan yang rumit antara komunikasi interpersonal keluarga dan hambatan terhadap motivasi belajar. Tidak semua orang tua memiliki pemahaman yang sama, meskipun beberapa orang tua menyadari bahwa komunikasi yang efektif dengan anak dapat membantu meningkatkan pembelajaran. Hal ini menunjukkan perlunya pengetahuan yang lebih komprehensif tentang bagaimana komunikasi keluarga mendukung pendidikan anak-anak di tempat seperti Dusun Kurandak yang aksesnya terbatas. Setelah peneliti meninjau dari penelitian sebelumnya, ada penelitian Mansur and Subiantoro . yang membahas "Implikasi Pendidikan dalam Q. Luqman Ayat 13 terhadap Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak" menyatakan bahwa hasil penelitian mereka terletak pada kurangnya dalam memahami dan menerapkan komunikasi interpersonal yang baik antara orang tua dan anak, serta dampaknya terhadap hubungan dan perkembangan karakter anak. Penelitian Prayoga and Arif . berjudul AuHubungan Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Di Kota Sungai PenuhAy. Kesimpulannya menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal orang tua berpengaruh sebesar 22,5% terhadap minat belajar. Hal ini adanya keterkaitan antara orang tua dan anak dalam kerberhasilan mendukung anak. Penelitian Maya Tanjung et al. dengan judul "Kurangnya Komunikasi Interpersonal Orang Tua pada Anak Memicu Terjadinya Kenakalan Remaja" juga menyatakan kurangnya kontak interpersonal antara orang tua dan anak memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap kenakalan remaja. Penelitian sebelumnya menggunakan teori integrasi sosial, penetrasi sosial. Namun ternyata masih belum menyelesaikan permasalahan dan penelitian sebelumnya dilakukan di daerah perkotaan dan desa. Sementara pada penelitian ini menggunakan teori The Interpersonal Communication. Dengan latar belakang masalah tersebut, peneliti mengkaji bagaimana komunikasi interpersonal di wilayah pesisir, meskipun Dusun Kurandak memiliki karakteristik sosial, ekonomi, yang berbeda dibandingkan wilayah lain. Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar studi sebelumnya difokuskan pada konteks perkotaan dan perdesaan, bukan pada wilayah pesisir yang memiliki tantangan dan pola komunikasi khas (Intan, 2. , hal ini untuk menutup kesenjangan tersebut dengan berkonsentrasi pada cara mengatasi bagaimana orang tua berinteraksi satu sama lain untuk meningkatkan pendidikan anak-anak mereka melalui komunikasi interpersonal di daerah pesisir. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran faktual mengenai dinamika komunikasi dalam keluarga pesisir serta menawarkan rekomendasi strategis untuk meningkatkan peran keluarga sebagai institusi pendidikan pertama dan utama bagi anak mereka. Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi interpersonal orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak dengan kendala lingkungan pendidikan di Pesisir, serta menganalisis strategi bentuk dukungan orang tua yang dapat mempengaruhi proses kelancaran pendidikan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk membahas AuKomunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli SerdangAy. METODE PENELITIAN Metode penelitan ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan didukung dengan studi literatur. Menurut (Adlini et al. penelitian kualitatif menghasilkan katakata tertulis berupa penjelasan dari permasalahan yang diteliti tentang bagaimana komunikasi interpersonal orang tua dapat meningkatkan pendidikan. Dalam pendekatan studi kasus yang akurat peneliti melakukan observasi yang dilaksanakan di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang, pada tanggal 12 Januari 2025. Pada observasi dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan utama yang menjadi objek penelitian, adapun objek dari penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak dibangku SD. Kemudian data dari hasil wawancara disusun dalam bentuk narasi tertulis. Dalam melakukan analisis data, peneliti mengacu kepada pendapat yang diungkapkan orang tua ketika wawancara dan dilakukan dokumentasi sebagai data pendukung. Sehingga diharapkan mampu memberikan informasi yang komprehensif tentang proses komunikasi yang diterapkan dalam keluarga. Sedangkan sumber data sekunder melalui studi literatur dari jurnal maupun buku dapat membantu peneliti untuk mengkaji konsep teoritis, temuan empiris yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal orang tua. Jurnal tidak hanya berfungsi sebagai dasar teori, tetapi juga sebagai cara untuk mengidentifikasi celah penelitian yang belum diteliti sebelumnya. Dengan melakukan studi literatur, peneliti dapat memperoleh wawasan mendalam tentang topik yang sedang diteliti dan menemukan perspektif berbeda yang dapat memperkaya pemahaman mengenai isu yang dihadapi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan yang diperoleh di lapangan pada tanggal 12 Januari 2025 di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang menunjukkan pola komunikasi orang tua dan anak dengan berbagai masalah. Observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap orang tua yang anaknya masih duduk dibangku SD dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi orangtua dapat meningkatkan anak SD lanjut kejenjang SMP dan SMA. Dilaksanakan wawancara pertama Ibu LS dan Ayah DN, anaknya bernama S. menjelaskan bahwa pilihan S untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal ekonomi. Mereka tinggal jauh dari sekolah, dan biaya sekolah meningkat drastis. Selain itu, kebutuhan sandang, pangan juga menambah beban keluarga mereka. Situasi ini berdampak langsung dengan pola komunikasi orang tua dan anak dipengaruhi oleh keadaan ini. Karena kesibukannya bekerja. LS dan DN hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menjalin hubungan yang dekat dengan S. Meski demikian. S tetap Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 merasakan kehadiran sosok ayah melalui nilai-nilai keislaman yang diajarkan DN sejak dini, seperti mengajarkan mengaji dan menanamkan rasa saling berbagi. Komunikasi LS dan DN terhadap anaknya cenderung satu arah, berupa perintah dengan nada yang tegas. Hal ini dipengaruhi oleh usia S yang masih dini, sehingga mereka menganggap pendekatan disiplin perlu diterapkan agar anak belajar untuk patuh. Meskipun komunikasi tidak terlalu intens, mereka tetap memberikan dukungan pendidikan, seperti memenuhi perlengkapan sekolah dan kebutuhan dasar lainnya. Namun demikian, tidak ada cara yang tepat untuk mengukur keberhasilan jenis bantuan ini, baik secara akademis maupun non akademis. Hal ini dikarenakan waktu orang tua tersita oleh kesibukan mereka. Meski demikian. LS tetap berusaha untuk membantu anaknya belajar diwaktu senggang, sebagai bentuk perhatian dan keterlibatannya dalam pendidikan anak. Sikap S yang menunjukkan rasa hormat kepada orang tuanya dan keinginan untuk melanjutkan pendidikannya mencerminkan pengaruh dinamika keluarga ini. Namun, karena dukungan emosional orang tua dan dorongan langsung dari orang tua masih kurang, maka prestasi akademik belum menjadi faktor pendorong utama keberlanjutan pendidikan. Hasil wawancara kedua yaitu MA dan anaknya bernama FA. MA mengungkapkan bahwa keluarganya memiliki kendala yang cukup besar dalam mengupayakan pendidikan Karena hanya suami yang bekerja, kondisi keuangan keluarga menjadi tidak Perjalanan pendidikan FA semakin dipersulit dengan tidak adanya akses transportasi yang memadai ke sekolah. MA dan suaminya tetap berusaha sekuat tenaga untuk masa depan anak mereka meskipun dengan keterbatasan yang mereka miliki. Namun, mereka harus mempertimbangkan pilihan mereka dengan hati-hati dan kerap mengkhawatirkan pendidikan FA. Meskipun MA adalah seorang ibu yang tinggal di rumah, ia terus terlibat dalam pendidikan anaknya. Ia membangun komunikasi dua arah antara mereka dengan bersikap terbuka terhadap masalah yang dihadapi FA. MA memberikan kesempatan kepada anakanaknya untuk menyuarakan pendapat dan emosi mereka. Namun pada kenyataannya. MA sering memberikan nasihat kepada FA dengan nada suara yang tidak lembut dan terkesan agresif yang mencerminkan dinamika emosional hubungan mereka. Tabel 1. Hasil Temuan Aspek Temuan Faktor Melanjutkan Pendidikan Peran Orang Tua Pola Komunikasi Hasil Penelitian LS dan DN bersedia melanjutkan pendidikan dengan menguasahakan ekonomi yang stabil. Sedangkan MA menunjukkan keraguan karena kondisi ekonomi tidak stabil dan jarak tempuh sekolah. LS dan DN aktif dalam mendampingi anak secara akademik dan agama, sedangkan MA lebih menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah dan guru ngaji. Ini mencerminkan perbedaan tingkat keterlibatan orang tua dalam pendidikan LS dan DN menerapkan komunikasi satu arah yang cenderung otoritas, sementara MA menggunakan komunikasi dua arah Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Strategi Bentuk Dukungan Efek pada Anak namun agresif, yang berpotensi menciptakan konflik dan LS dan MA memberi bentuk dukungan berupa kebutuhan perlengkapan sekolah. Namun, kesamaan ini tidak serta-merta menghasilkan hasil yang sama pada anak. Terlihat dalam sikap dan motivasi mereka. Anak LS menunjukkan penghormatan terhadap orang tua namun kurang memiliki motivasi pencapaian, sedangkan anak MA menunjukkan perilaku yang sulit diarahkan dan cenderung lebih tertarik pada kegiatan non-akademik, seperti pergi melaut dengan teman. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi orang tua secara aktif dan pola komunikasi yang sehat berguna untuk membentuk sikap positif dan motivasi anak dalam melanjutkan Faktor ekonomi dan jarak menuju sekolah menjadi hambatan yang harus diperhatikan dalam upaya melanjutkan pendidikan anak mereka. Pola Komunikasi Interpersonal Kedekatan Orang Tua dan Anak Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua dan anak sering berinteraksi. Ketika dua orang atau lebih berkomunikasi, maka terjadilah interaksi. Selain kata-kata, isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan intonasi suara juga digunakan dalam komunikasi dan berkontribusi untuk komunikator dan komunikan dalam mendapatkan pemahaman yang benar. Jadi untuk mengambil keputusan untuk melanjutkan sekolah, membutuhkan komunikasi yang terbuka, penuh perhatian dan dukungan untuk memberikan semangat mengejar pendidikan lebih tinggi. Salah satu bentuk perhatian orang tua yaitu memberikan kesempatan anaknya berbicara, memberi pengingat, seperti mengulang komunikasi secara langsung ketika anak lupa ada tugas di rumah, sekolah, karena itu dapat meningkatkan daya ingat anak (Maurits, 2. Sejalan dengan itu Sari dan Rasyidah . menyebut ketika anak diberi kesempatan tanpa tekanan maka anak tersebut akan lebih Semakin banyak kesempatan yang diberikan orangtua kepada anak, maka anak-anak akan semakin terampil dalam mengembangkan skillnya dan tingkat percaya diri mereka juga akan meningkat. Menurut penelitian. Naidin (Jun, 2. perkembangan kognitif anak mendapat manfaat dari gaya komunikasi interpersonal orang tua yang didasarkan pada rasa percaya dan sikap adil. Berdasarkan konsep komunikasi keluarga, ada tiga hal penting untuk membentuk rasa penuh kasih sayang yaitu bercerita, menjadi pendengar dan mempunyai empati. Dari bercerita orang tua diharapkan bersedia menjadi pendengar yang baik tanpa menghakimi, jika orang tua menghakimi maka anak memilih untuk bungkam dan membantah nasihat orangtua. Hal ini membuat orang tua khawatir terhadap nasihat untuk melanjutkan pendidikan anaknya. Berdasarkan sudut pandang psikologi komunikasi, makin sehat hubungan interpersonal, maka semakin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Dalam buku berjudul Devito The Interpersonal Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Communication Book (DeVito, 2. , mengidentifikasi empat pola komunikasi keluarga yang Pertama adalah pola komunikasi kesetaraan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkomunikasi, dan peran setiap orang di dalam keluarga adalah Yang kedua adalah pola pembagian keseimbangan, yang mempertahankan rasa kesetaraan dalam hubungan sambil memungkinkan setiap orang untuk melakukan kontrol. Pola ketiga, yang dikenal sebagai pola pembagian tidak seimbang yaitu komunikasi hanya berlaku satu arah. Terakhir, ada pola komunikasi monopoli, di mana satu orang merasa dirinya berkuasa tanpa mendengarkan pendapat yang lain. Hal ini membantu anak merasa dihargai dan dimengerti selama perjalanan pencarian jati dirinya, selain memperkuat ikatan emosional. Konsep Komunikasi Interpersonal dalam bukunya Psikologi Komunikasi (Jalaluddin, 2. Teori komunikasi interpersonal yang dikembangkan oleh Joseph A. DeVito . menekankan pentingnya pemahaman yang efektif dan mendasar dalam hubungan interpersonal. Beberapa ide kunci dari teori ini dapat diterapkan dalam konteks komunikasi antara orang tua dan anak, terutama dalam hal meningkatkan pendidikan anak di daerah pesisir. Elemen-elemen penting tersebut terdiri: Keterbukaan yaitu kontribusi ibu dan ayah terhadap anak mereka untuk berani mengungkapkan keluh-kesah dan secara aktif mendengarkan mereka. Menurut Rakhmat (Jalaluddin, 2. AuKomunikasi interpersonal yang efektif dimulai ketika kedua belah pihak saling membuka diri untuk memenuhi kriteria iniAy. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu LS dan MA bahwa sering menanyakan kegiatan hari ini di Sekolah apa aja, ada PR atau tidak. Empati yaitu orang tua harus memahami sudut pandang anak dalam hal keluh kesah mereka, sesuai dengan gagasan Aumendengarkan tanpa menghakimiAy, orang tua dalam hal ini mendorong minat anak tanpa menekan mereka untuk terus belajar. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu MA menggunakan pola komunikasi dua arah yang dimana terjadi interaksi dan saling empati, sedangkan Ibu LS menggunakan komunikasi satu arah, yang lebih empati ketika anaknya fokus ke Sekolah. Dukungan yaitu Ibu memberikan semangat dan memenuhi kebutuhan utama dalam belajar seperti buku dan tas. Tidak hanya kebutuhan sekolah, menurut Nurhanifah (Nurhanifah, 2. adalah memberikan nasihat dengan nada suara yang lembut dapat mendukung anak untuk berani tampil didepan khalayak ramai. Dukungan material dan emosional memperkuat ikatan komunikasi dan orang tua harus membangun suasana yang ramah serta aman di rumah, dimana anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka tanpa khawatir dihakimi. Hal ini meminimalisir anak terjadi gangguan mental. Berdasarkan wawancara antara Ibu LS dan Ibu MA bahwa bentuk dukungan seperti kebutuhan sekolah Sikap Positif yaitu dalam mengasuh anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan Ibu LS dan Ibu MA menunjukkan sikap positif dan mendukung yang akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk belajar. Dalam konteks pendidikan di daerah pesisir, dimana tantangan mungkin lebih besar, sikap positif ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk tetap bersekolah meskipun ada berbagai Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Kesetaraan yaitu dalam komunikasi antara orang tua dan anak juga sangat penting. Orang tua harus melihat anak sebagai mitra dalam proses pendidikan. Dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan terkait pendidikan mereka, seperti memilih kegiatan ekstrakurikuler atau menetapkan tujuan belajar, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan mereka. Namun hal itu belum diterapkan oleh Ibu LS dan Ibu MA Gambar 1. Kerangka Komunikasi Interpersonal Efektif Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan adanya perbedaan LS yang menggunakan pola komunikasi satu arah dengan MA menggunakan komunikasi dua Meskipun berbeda pola komunikasinya mereka tetap menggunakan nada tidak lembut dan agresif berupa perintah. Orang tua yang tidak memahami akan berdampak pada turunnya semangat anak untuk melanjutkan pendidikan, misalnya LS yang menggunakan komunikasi satu arah maka anak akan patuh atas perintah yang diberikan tanpa ada interaksi yang membuat anak menjadi kurang terbuka atas apa yang dirasakan. Sedangkan MA menggunakan komunikasi dua arah, adanya interaksi antara MA dengan anaknya. Meskipun menggunakan komunikasi dua arah, ketika terjadi interaksi nada bicara MA tidak lembut dan cenderung agresif. Dalam psikologi. Jalaluddin . menekankan bahwa komunikasi yang buruk, seperti memberi perintah atau menghakimi, dapat merusak hubungan harmonisasi dalam Hal ini dipertegas oleh Ardia et. bahwa Komunikasi yang buruk dalam keluarga merupakan masalah yang sering dihadapi oleh banyak keluarga dan dapat memengaruhi hubungan antara anggota keluarga, perkembangan emosional anak, dan kualitas kehidupan keluarga secara keseluruhan. Namun pada kenyataannya ketika kunjungan ke lapangan bahwa komunikasi berupa perintah dari orang tua masih sering dilakukan, maka hasil penelitian menunjukkan pola komunikasi tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, orang tua harus menghindari gaya komunikasi agresif demi perkembangan psikologis anak untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Hal itu membuktikan bahwa teori The Interpersonal Communication dapat memberikan dampak pemahaman tentang komunikasi interpersonal orang tua. Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Strategi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak Gambar 2. Dokumentasi Wawancara Bersama Ibu LS Berdasarkan temuan dari kunjungan lapangan pada tanggal 12 Januari 2025, saya pergi ke Dusun Kurandak untuk mewawancarai Ibu LS secara langsung untuk mengumpulkan informasi. Ibu LS menjelaskan dalam wawancara tersebut bahwa anak-anak di daerah pesisir menghadapi beberapa kendala dalam mengejar pendidikan yang lebih Sistem pendidikan di desa yang tidak memadai, yang hanya menawarkan Sekolah Dasar adalah salah satu masalah utama. Anak-anak harus menempuh jarak sekitar 14 kilometer untuk bersekolah di kota, dimana tidak ada pilihan transportasi umum, untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Ibu LS juga menekankan kurangnya jumlah pengajar lokal. Ia dan para orang tua lainnya menjadi kecil hati dengan antusiasme anak-anak mereka untuk belajar. Sebagian besar pengajar, termasuk relawan komunitas Rumnet, berasal dari luar dusun dan hanya ada disana pada hari Sabtu dan Minggu. Karena itu, anaknya bernama S hanya dapat belajar dengan giat diakhir pekan dan tidak mendapatkan pelajaran yang cukup selama seminggu karena orang tuanya memprioritaskan pekerjaan mereka untuk mendukung keluarga secara Hambatan lainnya adalah kondisi sekolah yang buruk. Fasilitas pendidikan masih relatif sedikit, dan satu-satunya cara untuk mencapai sekolah adalah melalui jalan tanah yang akan terkubur lumpur dan banjir selama musim hujan. Secara umum, ada beberapa tantangan yang dihadapi pendidikan di masyarakat pesisir, termasuk kurangnya jumlah guru, infrastruktur yang rusak, dan tekanan keuangan pada keluarga. Rendahnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka disebabkan oleh semua alasan ini. Dalam hal lain orang tua harus memainkan peran melalui komunikasi interpersonal dalam mengajar di rumah. Ibu LS juga menjelaskan banyak dari anak-anaknya yang hanya menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama karena beliau tidak memaksa mereka untuk belajar jika mereka Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 tidak ingin melanjutkan sekolah. Namun. Ibu LS mulai menyadari bahwa pendidikan adalah kunci masa depan yang lebih baik bagi anak bungsunya. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin, sebagaimana diriwayatkan dalam AlQurAoan Surah Al-Mujadilah ayat ke 11 AcEEa Eac aOeNa aIIa eO aI eIEa oe eI aOEac aOeNa a eOaO eE a eE aI a a A AOa eAa a NA Artinya: AuAllah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajatAy (Zein et al. Ayat di atas menjelaskan bahwa ilmu sebagai petunjuk kehidupan dibandingkan orang-orang yang tidak berilmu. Maka dari itu Ibu LS mulai menggunakan hubungan interpersonal dan terbuka dengan S sebagai bentuk dukungan. Salah satu metode yang digunakan adalah deep talk, yaitu gaya komunikasi yang jujur, emosional, dan personal. Anak merasa lebih nyaman secara psikologis sebagai hasil dari komunikasi ini, yang juga membantu untuk lebih memahami kebutuhan pendidikannya. Hal ini membuat perencanaan untuk mendukung pendidikan Sintya menjadi lebih terarah dan berhasil. Namun untuk indikator keberhasilan berupa semangat mengikuti lomba di Sekolah, rangking di kelas tidak ada dukungan akibat fokusnya orang tua mencari pendapatan. Hal ini menunjukkan bagaimana pentingnya komunikasi interpersonal yang terbuka supaya anak dapat meningkatkan kepercayaan diri dan antusiasme. Gambar 3. Dokumentasi Wawancara Bersama Ibu MA (Sumber: Dokumentasi Pribad. Wawancara dengan narasumber ke dua yakni Ibu MA yang mempunyai anak bernama FA, memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi selama proses pendidikan dan dampak dari komunikasi yang baik terhadap motivasi anak untuk belajar. Deep talk merupakan gaya komunikasi terbuka yang diterapkan Ibu MA kepada anaknya. Dalam komunikasi interpersonal terjadi deep talk yang akhirnya dapat mengekspresikan perjalanan selama proses sekolah. FA mengungkapkan sering terpengaruh teman untuk bermain handphone, bermain ke laut untuk menangkap ikan dan udang. Hal itu kadang kala membuat ibu FA marah, dari sisi ayah ingin mengikuti permintaan anaknya. Menurut Nurhanifah (Nurhanifah,2. memahami perspektif anak dapat membantu mengungkapkan kebebasan berpendapat, hal ini bisa membuat FA lebih jujur dan tidak hanya itu keinginan FA masih ada berupa ingin dibelikan sepatu, baju, tas supaya Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 termotivasi ke sekolah. Orang tua perlu menyeimbangi antara memberikan kebebasan dan memberikan arahan kepada anak, orang tua memiliki kontrol penuh atas bentuk dukungan melanjutkan Dukungan tersebut bukan hanya dari MA, melainkan Ayah yang terus bekerja keras supaya terpenuhi keperluan Sekolah. Mereka sepakat bahwa kedekatan orang tua kepada anak memiliki peran yang penting, pola komunikasi yang terlibat dalam keluarga bisa ditarik kesimpulan dari tingkah laku FA yang terpengaruh teman dan perlakuan orang tua kepada FA dalam berinteraksi. Dalam buku berjudul Etika Komunikasi Konseling (Nurhanifah, 2. , hal ini bukan hanya orang tua yang harus memahami anak sepenuhnya tetapi etika FA dalam mencintai keluarga harus lebih besar dibandingkan kerabat yang lain. Strategi orang tua dalam mendukung pendidikan anak tidak hanya terbatas pada kebutuhan sekolah, melainkan partisipasi aktif dalam membantu anak menyelesaikan pekerjaan rumah, mendampingin belajar di rumah untuk ujian di sekolah, serta memberikan dukungan emosional supaya tidak mengalami setres dalam proses pendidikan, selain itu apresiasi atas pencapaian. Semua itu merupakan strategi yang harus dilaksanakan orang tua supaya tingkat keberhasilan melanjutkan pendidikan di Dusun Kurandak meningkat (Rakhmaniar, 2. Lebih lanjut. Jalaluddin Rahmat menekankan bahwa komunikasi yang buruk, seperti memberi perintah atau menghakimi, dapat merusak hubungan ini. Namun pada kenyataannya ketika kunjungan ke lapangan bahwa komunikasi berupa perintah dari orang tua masih sering dilakukan, maka hasil penelitian menunjukkan komunikasi interpersonal berupa psikologi komunikasi tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, solusi menurut peneliti bahwa orang tua harus menghindari gaya komunikasi agresif demi perkembangan psikologis anak untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Hal itu membuktikan bahwa teori The Interpersonal Communication dapat memberi pemahaman dari komunikasi Hal ini menunjukkan bagaimana bentuk dukungan anak dapat ditumbuhkan melalui komunikasi yang baik. Disisi lain, peran agama harus diimbangin dengan pendidikan seperti didikan MA dan LS meskipun F dan S tidak tau banyak tentang agama. Ibu MA menyerahkan pengajaran agama kepada tanaga pendidik, yang mengindikasikan bahwa peran pendidikan agama di rumah memiliki keterbatasan dan Ibu LS menyerahkan peran agama ke suaminya. Dari segi keagamaan bisa dijadikan inspirasi dalam kisah Nabi Ibrahim, istilah penuh kasih Auyaa bunayya,Ay yang digunakan Ibrahim untuk memanggil anaknya, menunjukkan kontak interpersonal orang tua dan anak. Dengan cara ini keakraban dan kasih sayang yang mendalam terpenuhi. Bahkan dalam keadaan yang sulit, seperti ketika Allah memerintahkannya untuk menyembelih anaknya. Ibrahim meluangkan waktu untuk berbicara dengan anaknya dan mengajarinya dengan memberi contoh. Ibrahim membina lingkungan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati antara dia dan anaknya dengan mendiskusikan perintah tersebut dengan anaknya tanpa menggunakan kekerasan. Dalam Q. Luqman Ayat 13. Allah menjelaskan: a aA ea aE EA a AaOae Ca aE Ea eCI aN aaE eIa nN aO aN aO Oa aA c AcEE acaI EA A a eO UI yA a AO aaE a e a eE a NA a A eE UIA ca aAN OaIA Artinya: Au(Ingatla. ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya. Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 AuWahai anakku, janganlah mempe rsekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Alla. itu benar-benar kezaliman yang besarAy Dari hasil penelitian bahwa tentang redaksi yaa bunayya dan konsekuensi edukatifnya dalam komunikasi, tidak diterapkan dalam percakapan Ibu LS dan MA kepada anaknya, kurangnya dalam memahami dan menerapkan komunikasi islam sehingga anak tidak mendapatkan panggilan kasih sayang. Menurut peneliti, hal dasar penerapan komunikasi islam bisa diterapkan dengan cara lingkungan yang produktif dengan mendorong anak-anak mereka untuk berbicara dengan benar kepada orang tua mereka. Kejujuran adalah kemampuan untuk berkata benar ketika berinteraksi dengan penerima yang dituju dan menyelaraskan perkataan seseorang dengan kenyataan. Menyampaikan informasi secara akurat dan didasarkan pada data dan fakta adalah ciri khas komunikasi yang jujur. Sama halnya dalam relation, komunikasi harus didasarkan rasa jujur (Nurhanifah, 2. Komunikator harus menahan diri untuk tidak membagikan informasi atau materi yang tidak jelas dengan sumber yang tidak jelas. Pada akhirnya, orang tua harus dapat mengatur percakapan dengan anak-anak mereka berdasarkan waktu dan lokasi. Karena menyampaikan pesan yang benar merupakan prasyarat untuk mewujudkan kebenaran kedermawanan, maka Qaulan Sadidan adalah menyampaikan kebenaran dan orang tua dapat membina lingkungan yang produktif karena dapat membangun keberhasilan komunikasi interpersonal anak untuk mau berbicara dengan orang tua mereka. Komunikasi yang efektif seperti terbuka, empati, dapat didengar, dukungan harus dipahami Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian yang terjadi, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa AuKomunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli SerdangAy masih belum berjalan secara Penerapan pola komunikasi orang tua yakni LS dan MA menggunakan pola komunikasi tidak seimbang dimana hanya mau didengar sehingga anak kesulitan terbuka atas apa yang dirasakan. orang tua masih menasehati tanpa mendengarkan pendapat anak, menggunakan nada tidak lembut, kurang menghargai kejujuran anak. Hal ini dapat menghambat keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan. Disisi lain, strategi berupa dukungan orang tua dalam pendidikan anak tidak berjalan dengan baik, karena bentuk dukungan memenuhi kebutuhan sekolah merupakan suatu Indikator keberhasilan ketika anak mulai termotivasi meraih rangking di kelas dan mulai percaya diri mengikuti lomba. Masih diperlukan upaya orang tua, seperti belajar tentang pentingnya komunikasi interpersonal untuk berkontribusi meningkatkan pendidikan Putri Imelda. Nurhanifah: Komunikasi Interpersonal Orang Tua dalam Meningkatkan Pendidikan Anak Pesisir di Dusun Kurandak. Kabupaten Deli Serdang E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 DAFTAR PUSTAKA