Health Community Service (HCS) Pengabdian Kesehatan Masyarakat . Volume : 1 | Nomor 1 | Nopember 2023 | E-ISSN : 3026-6912 DOI: https://doi. org/10. 47709/hcs. Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja Asril1. Kursiah Warti Ningsih2, . Rahmi Pramulia Fitri2. Muhamadiah3 PAKKI Riau1. Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru2. Universitas Hangtuah Pekanbaru3 kursiahwarti@gmail. Histori Naskah: Diajukan: 6-11-2023 Disetujui: 7-11-2023 Publikasi: 8-12-2023 This is an Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons AttributionNonCommercial 4. 0 International License Abstrak Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas . iset kesehatan dasa. 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang (Rachmawati, 2. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan informasi kesehatan kepada remaja tentang menjaga kesehatan mental dan bagaimana cara agar mental tetap sehat dan menghindari terjadinya bullying pada remaja. Kegiatan Edukasi Kesehtan Mental Remaja ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang Tim lakukan untuk mencegah masalah kesehtana mental dan bullying pada remaja. Kegiatan persiapan pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi yaitu di SMK Hanasah Kota Pekanbaru. Kemudian pengiriman surat permohonan pelaksanaan kegiatan ditujukan kepada Kepala Sekolah. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 02 November 2023 Pukul 08. 00 s. 00 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 40 orang siswa kelas 2 SMK Hasanah Kota Pekanbaru. dengan metode ceramah dan diskusi. Kegiatan berlangsung secara lancar adanya dukungan dari guru dalam kegiatan penyuluhan. Kata Kunci : Edukasi Mental. Remaja. Pendahuluan Anak dan remaja merupakan generasi penerus suatu bangsa. Dampak dari perkembangan zaman, berimplikasi kepada perkembangan anak dan remaja. Pada dasarnya, remaja merupakan fase perkembangan akhir dari fase anak. Anak dan remaja sebagai generasi penerus menghadapi tantangan pada era modern saat ini. Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dengan rentang umur 1019 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI no 25 tahun 2014 menyatakan bahwa remaja adalah penduduk yang berumur 10-18 tahun. Berdasarkan BKKBN . remaja adalah seseorang yang berumur 10-24 tahun dan belum menikah (Kementerian Kesehatan RI, 2. Masa remaja adalah masa yang unik dan formatif karena terjadi berbagai perubahan fisik, emosional dan sosial, termasuk paparan kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan, yang membuat remaja rentan terhadap masalah kesehatan mental. Mempromosikan kesejahteraan psikologis dan melindungi remaja dari pengalaman buruk dan faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi potensi mereka untuk berkembang sangat penting bagi kesejahteraan kesehatan fisik dan mental mereka di masa dewasa. (Mustamu. Hasim and Khasanah, 2. Masa remaja ialah masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood . uasana hat. dapat berganti dengan sangat cepat. Pergantian mood yang ekstrem pada para remaja ini kerapkali disebabkan oleh beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, ataupun aktivitas tiap hari di rumah. Walaupun mood remaja yang gampang berubah -ubah dengan cepat, masalah tersebut belum pasti ialah indikasi ataupun permasalahan Dalam perihal pemahaman diri, pada masa remaja para remaja menghadapi pergantian yang dramatis dalam pemahaman diri mereka . elf-awarenes. Mereka sangat rentan terhadap komentar orang lain sebab mereka menyangka kalau orang lain sangat mengagumi ataupun senantiasa mengkritik mereka Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja Health Community Service (HCS) Pengabdian Kesehatan Masyarakat . Volume : 1 | Nomor 1 | Nopember 2023 | E-ISSN : 3026-6912 DOI: https://doi. org/10. 47709/hcs. semacam mereka mengagumi ataupun mengkritik diri mereka sendiri. Asumsi tersebut membuat remaja sangat mencermati diri mereka serta citra yang direfleksikan . elf-imag. Tingkat kesejahteraan mental dimana individu dapat berfungsi secara kuat dapat menikmati hidupnya secara seimbang dan mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan hidup dan mampu berkontribusi pada kehidupan sosial budaya dan agama memiliki peran dalam memberi batasan sehat atau tidak sehat. Dalam pengertian yang lebih positif tersebut kesehatan mental merupakan fondasi dari tercapainya kesejahteraan . ell-bein. individu dan fungsi yang efektif dalam komunitasnya. Setiap individu memiliki batasan kemampuan tersendiri dalam menghadapi suatu masalah karena pola pemikirannya saja sudah berbeda dari indvidu satu dengan yang lain (Nurhayati, 2. , begitu juga remaja yang mana pola pikirnya masih sedang dibentuk dan belum benar-benar matang dalam menghadapi suatu Maka dari itu sangatlah penting memberikan edukasi mengenai kesehatan mental kepada remaja setidaknya ketika disekolah para guru-guru memberikan edukasi mendasar mengenai bagaimana menjaga kesehatan mental diusia remaja. Gangguan mental adalah masalah psikiatri yang paling sering terjadi. Salah satu bentuk gangguan mental emosional adalah stres (Novianty et al. , 2. Di Amerika Serikat gangguan mental emosional berupa stres terjadi pada lebih dari 23 juta individu setiap tahunnya (Algifari et al. , 2. , dengan prevalensi satu dari empat individu. Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional berupa stres dan depresi pada masyarakat berumur di atas 15 tahun di Indonesia mecapai 14 juta orang atau sekitar 6% dari jumlah seluruh penduduk. Anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa (Lubis et al. , 2. Dampak dari pandemi ini akan berpengaruh terhadap perkembangan remaja terutama pada kesehatan mental, pada dasarnya remaja merupakan fase perkembangan akhir dari fase anak-anak kemudian menuju fase remaja. Remaja sebagai generasi penerus bangsa menghadapi tantangan di era modern saat ini (Lubis et al. , 2. Remaja harus mampu bertahan dan melewati masa perkembanganya dengan baik ditengah-tengah wabah pandemi, remaja harus memiliki kontrol diri dan mengetahui bagaimana cara merawat kesehatan mentalnya. Menurut Pappalia . Masa remaja adalah peralihan masa perkembangan antara masa kanakkanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan besar pada aspek fisik, kognitif, dan psikologi (Saputro. Masa remaja dimulai pada saat usia 11 sampai 12 tahun hingga sampai masa remaja akhir yaitu awal usia 20 tahun dan masa tersebut membawa perubahan besar karena akan saling berkelanjutan pada semua fase perkembangan. Banyak aspek-aspek masa remaja yang sedang mengalami masa perkembangan yang telah disebutkan seperti aspek fisik, kognitif, dan psikologi, yang mana pada masa tersebut harus mampu dilalui oleh remaja dengan baik karena akan menjadi faktor penting dalam masa perkembangan remaja. Remaja juga termasuk masa-masa rentan terpengaruh oleh faktor- faktor eksternal yang mana dapat berdampak buruk terhadap perkembangnya, faktor eksternal yang dimaksud yakni seperti lingkungan, pertemanan, dan keluarga. Banyak kasus yang telah terjadi dilingkungan Federasi Kesehatan Mental Dunia . alam Rozali. Sitasari dan Lenggogeni, 2. merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain. Menurut Satgas . alam Haryanti. Pamela and Susanti,2. Masalah mental emosional yang tidak diselesaikan dengan baik, maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut di kemudian hari, terutama terhadap pematangan karakter dan memicu terjadinya gangguan perkembangan mental emosional. Gangguan perkembangan mental emosional akan berdampak terhadap meningkatnya masalah perilaku pada saat dewasa kelak. Kesehatan mental harus dijaga dan dirawat semaksimal mungkin agar tidak terjadi gangguan mental. Jika kesehatan mental terganggu maka akan membuat kehidupan menjadi kurang nyaman, seperti gampang stres, lelah, dan bosan. Seseorang yang bisa dikatakan atau dikategorikan sehat secara mental apabila orang tersebut terhindar atau tidak mengalami gejala-gejala gangguan jiwa atau neurosis dan penyakit jiwa atau psikosis (Talitha, 2. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas . iset kesehatan dasa. 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja Health Community Service (HCS) Pengabdian Kesehatan Masyarakat . Volume : 1 | Nomor 1 | Nopember 2023 | E-ISSN : 3026-6912 DOI: https://doi. org/10. 47709/hcs. kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang (Rachmawati, 2. Berdasarkan hasil survey nasional kesehatan berbasis sekolah (SMP dan SMA) yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia yang dipublikasikan pada tahun 2015 menyatakan bahwa ada sepuluh faktor perilaku yang beresiko pada kesehatan remaja salah satunya adalah kesehatan mental dan emosional yang terganggu. Dari tiga regional yang di survei yaitu Sumatra. Jawa dan Bali, luar Jawa dan Bali diperoleh hasil 46,01% pelajar . ,7% pelajar laki-laki dan 51,98% perempua. mengalami kesepian . , 42,18% . % pelajar laki Aelaki, 46,14% pelajar perempua. mengalami cemas atau kekhawatiran yang berlebihan, 62,38% . ,73% pelajar laki-laki dan 66,82% pelajar perempua. mengalami gangguan emosional yaitu kesepian . , kekhawatiran yang berlebihan bahkan keinginan untuk bunuh diri (Dafnaz, 2. Kondisi kestabilan kesehatan mental dan fisik saling Gangguan kesehatan mental bukanlah sebuah keluhan yang hanya diperoleh dari garis Tuntutan hidup yang berdampak pada stress berlebih akan berdampak pada gangguankesehatan mental yang buruk (Nurnitasari et al. , 2. Berdasarkan latar belakang diatas, maka saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan mental pada remaja. Tujuan Dan Manfaat Tujuan Tujuan kegiatan ini untuk memberikan informasi kesehatan kepada remaja tentang menjaga kesehatan mental dan bagaimana cara agar mental tetap sehat dan menghindari terjadinya bullying pada remaja. Manfaat Diharapkan kegiatan ini bermanfaat bagi remaja yang sedang mengalami masalah kesehatan mental dan bagaimana cara mengatasi masalahnya agadalam masa pertumbuhan dan banyak keingintahuan, banyak petualang dan cenderung berani tanpa memikirkan resiko terhadap diri sendiri dan kesehatan. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan untuk sasaran yang sesuai dengan tujuan kegiatan ini. Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa kelas 2 SMK Hasanah Kota Pekanbaru sebanyak 40 orang siswa. Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan dengan melibatkan anggota PAKKI dan dosen Institut Kesehatan Payung Negeri serta dosen Universitas Hangtuah Kota Pekanbaru yang bertugas melakukan pendekatan awal kepada kepala sekolah untuk mengumpulkan remaja dan bersama tim, mempersiapkan kebutuhan teknis pelaksanaan program pengabdian. Adapun kegiatan dalam program ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu. melakukan assessment komunitas, tujuan dari dilakukannya assessment ini adalah untuk menentukan target perilaku yang paling utama dan segera untuk diberikan. pendidikan kesehatan kepada remaja mengenai kesehatan mental remaja. Kegiatan Edukasi Kesehtan Mental Remaja ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang Tim lakukan untuk mencegah masalah kesehtana mental dan bullying pada remaja. Hasil Kegiatan Kegiatan persiapan pertama yang dilakukan adalah penentuan lokasi kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan tentang kesehatan mental remaja. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di SMK Hasanah Kota Pekanbaru. Riau. Setelah penentuan lokasi kegiatan, dilakukan penjajagan kesediaan pelaksanaan kegiatan dengan pengiriman surat permohonan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan kepada Kepala Sekolah. Berdasarkan surat tersebut. Kepala Sekolah memberikan ijin untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di sekolah tersebut Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja Health Community Service (HCS) Pengabdian Kesehatan Masyarakat . Volume : 1 | Nomor 1 | Nopember 2023 | E-ISSN : 3026-6912 DOI: https://doi. org/10. 47709/hcs. pada tanggal 01 Desember 2022. Kegiatan pengabdian kepada Masayarakat Penyuluhan tentang Kanker Pada Remaja telah dilaksanakan pada hari Kamis, 01 Desember 2022 Pukul 08. 00 s. 45 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh 88 orang siswa kelas X. XI dan XII SMA Negeri 7 Padangsidimpuan. Secara umum kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dengan metode ceramah tentang kanker sebagai upaya meningkatkan pengetahuan remaja tentang kanker dan agar remaja dapat mencegah secara primer untuk meningkatkan derajat kesehatan. Gambar 1. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang kanker dapat disimpulkan : Kegiatan berlangsung secara lancar dengan sambutan antusiasme para siswa yang mengikuti kegiatan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan menanyakan lebih mendalam tentang kanker menunjukkan rasa ingin tahu para siswa dan peserta menerima penjelasan dengan baik. Adanya dukugan dari guru dalam kegiatan penyuluhan ini sehingga penyuluhan dapat diikuti hamper seluruh siswa di SMA Negeri 7 Padangsidimpuan Ucapan Terima Kasih Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan pengabdian kepada Masyarakat ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi Edukasi Kesehatan Mental pada Remaja Health Community Service (HCS) Pengabdian Kesehatan Masyarakat . Volume : 1 | Nomor 1 | Nopember 2023 | E-ISSN : 3026-6912 DOI: https://doi. org/10. 47709/hcs. seluruh pembaca. Referensi