Vol. No. Juni 2025, pp 147-154 https://doi. org/10. 36590/jagri. http://salnesia. id/index. php/jagri jagri@salnesia. id, e-ISSN: 2746-802X Penerbit: Sarana Ilmu Indonesia . ARTIKEL PENGABDIAN Pemberdayaan Ibu Hamil dalam Pemilihan Kontrasepsi Pasca Persalinan Menggunakan Digital Booklet Empowering Pregnant Women in Choosing Postpartum Contraception Using Digital Booklet Nur Fadjri Nilakesum1. Dewi Susilawati2*. Eza Yusnela2. Lisa Rahmadani1. Serli Mageretta1. Citra Intan Permata1. Zharfa Adani Massagus1 Program Studi Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan. Universitas Mercubaktijaya. Padang. Indonesia UPT Laboratorium. Universitas Mercubaktijaya. Padang. Indonesia Abstract The rate of postpartum contraceptive use remained relatively low. Based on data from BKKBN, only around 36% of mothers used postpartum contraception. The low utilization of Postpartum Family Planning (PFP) increased the risk of closely spaced pregnancies, which contributed to high maternal and infant mortality rates (MMR and IMR). PFP played a significant role in reducing MMR and stunting. In 2022, according to Senior Expert of the Presidential Staff Office. Dr. Brian Sri Prahastuti, the achievement of PFP was only around 35,78% of the 40% Various factors influenced the low acceptance of postpartum contraceptives, with lack of knowledge being one of the primary causes. This lack of knowledge and family support was also due to the limited dissemination of information, resulting in pregnant women and their families being unaware of the importance of PFP. This activity aimed to promote PFP by empowering pregnant women through the use of a digital booklet. The implementation followed five stages: planning, action, observation, evaluation, and reflection. The activity was conducted on November 19, 2024, in the pregnant womenAos class at TPMB Nomretti. The results showed an increase in maternal knowledge after counseling through a Focus Group Discussion (FGD) using the digital booklet, with average knowledge scores increasing from 4,9 to 8,9. In addition, five out of eight pregnant women stated that they intended to use PFP, two with IUDs and three with implants. In conclusion. PFP achievement could be improved if counseling was provided to pregnant women using engaging educational media. Keywords: digital booklet, counseling, pregnancy Article history: PUBLISHED BY: Sarana Ilmu Indonesia . Address: Jl. Dr. Ratulangi No. Baju Bodoa. Maros Baru. Kab. Maros. Provinsi Sulawesi Selatan. Indonesia Submitted 30 Januari 2025 Revised 16 Juni 2025 Accepted 30 Juni 2025 Email: info@salnesia. id, jagri@salnesia. Phone: Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. No. Juni 2025 Abstrak Tingkat penggunaan kontrasepsi pasca persalinan masih tergolong rendah. Berdasarkan data BKKBN, hanya sekitar 36% ibu yang menggunakan alat kontrasepsi pasca persalinan. Rendahnya pemanfaatan KB Pasca Persalinan (KBPP) ini dapat meningkatkan risiko kehamilan yang terlalu dekat jaraknya, yang berdampak pada tingginya AKI dan AKB. KBPP mempunyai kontribusi besar dalam menurunkan AKI dan stunting. Pada tahun 2022 menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sri Prahastuti, pencapaian KBPP baru berkisar 35,78% dari target 40%. Banyak faktor yang memengaruhi rendahnya pencapaian akseptor KBPP. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan. Rendahnya pengetahuan dan dukungan keluarga ini juga disebabkan oleh minimnya sosialisasi sehingga ibu hamil dan keluarga kurang mengetahui pentingnya KBPP. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan KBPP melalui pemberdayaan ibu hamil dengan media digital booklet. Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan dengan lima tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 19 November 2024, di kelas ibu hamil TPMB Nomretti. Hasil pengabdian didapatkan peningkatan pengetahuan ibu setelah konseling melalui FGD dengan menggunakan digital booklet, skor pengetahuan meningkat dari rata-rata 4,9 menjadi 8,9. Selain itu, lima dari delapan ibu hamil menyatakan akan menggunakan KBPP, dua IUD dan tiga implan. Kesimpulannya, pencapaian KBPP dapat meningkat jika konseling dilakukan kepada ibu hamil dengan media yang menarik. Kata Kunci: digital booklet, konseling, kehamilan *Penulis Korespondensi: Dewi Susilawati, email: dewisusilawati39@gmail. This is an open access article under the CCAeBY license Highlight: Kegiatan pengabdian ini berhasil meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang kontrasepsi pasca persalinan (KBPP), yang ditunjukkan dengan kenaikan skor rata-rata pre-test dari 4,9 menjadi 8,9 setelah sesi konseling berbasis Focus Group Discussion (FGD) menggunakan media digital Media ini terbukti efektif sebagai sarana edukasi karena mudah diakses, lebih tahan lama, dan memungkinkan ibu serta keluarganya untuk mempelajari materi secara mandiri di rumah. Setelah kegiatan konseling, terjadi perubahan positif dalam pengambilan keputusan: 5 dari 8 ibu hamil menyatakan niat untuk menggunakan KBPP . memilih IUD, 3 memilih impla. Hal ini menunjukkan bahwa konseling berbasis media edukatif dapat memengaruhi keputusan ibu hamil, terutama bila dilakukan pada trimester i dan melibatkan pasangan. Strategi ini berpotensi meningkatkan cakupan akseptor KBPP bila diimplementasikan secara lebih luas. PENDAHULUAN Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP) merupakan suatu program yang bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran, kehamilan, dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan Berdasarkan fakta yang ada, tingkat penggunaan kontrasepsi pasca persalinan Nilakesum1 et al. Vol. No. Juni 2025 masih tergolong rendah. Berdasarkan data BKKBN, hanya sekitar 36% ibu pasca persalinan yang menggunakan alat kontrasepsi dalam waktu enam minggu setelah KB pasca persalinan mempunyai kontribusi besar dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan stunting. Pada tahun 2022 menurut Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sri Prahastuti pencapaian KB pasca persalinan baru berkisar 35,78% dari target 40%. Hal ini menunjukkan bahwa capaian KB pasca persalinan belum maksimal karena belum sepenuhnya mendapat dukungan dalam menjadi akseptor KB sebelum 42 hari setelah melahirkan (Prahastuti, 2. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya pencapaian akseptor KB pasca persalinan diantaranya pengetahuan, sikap, pendidikan, persetujuan atau dukungan keluarga, informasi KB pasca persalinan. Rendahnya pengetahuan dan dukungan keluarga disebabkan oleh minimnya sosialisasi sehingga ibu hamil dan keluarga kurang mengetahui pentingnya KB pasca persalinan (Sunesni et al. , 2. Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pencapaian KB pasca persalinan yaitu dengan mengintegrasikan KB pasca persalinan ke dalam konseling P4K, kelas ibu hamil dan pelayanan antenatal terpadu. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan berkewajiban memberikan konseling KB pasca persalinan pada ibu hamil agar terinformsi tentang KB pasca persalinan dan segera mendapatkan pelayanan setelah melahirkan (Akmida et al. , 2. Menurut ibu Imelza Sari. S,SiT, yang menjabat sebagai pengelola KIA di Puskesmas Air Dingin menyampaikan bahwa tidak semua ibu hamil terutama keluarga terinformasikan tentang KB pasca persalinan. Menurut ibu Suryanti AMd. Keb, sebagai pemegang program KB di Puskesmas Air Dingin, menyatakan bahwa program KB pasca persalinan sudah terlaksana, walaupun persentase pencapaiannya rata-rata penggunaan KB pasca persalinan masih rendah, yaitu berkisar 30,78%. Ibu Suryanti AMd. Keb juga mengatakan bahwa kebanyakan ibu yang memakai KB pasca persalinan adalah ibu hamil yang mendapatkan edukasi tentang KB pasca persalinan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nomretti. Keb yang menjabat sebagai salah satu ketua kelompok ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin, bahwa sosialisasi tentang KB jarang dilakukan saat kelas ibu hamil. Ibu hamil hanya diberitahu agar menggunakan KB pasca salin. bu Nomretti juga menyampaikan bahwa di tempat dia ibu hamil sudah pernah mendapatkan sosialisasi tentang KB tetapi belum secara khusus tentang KB Pasca Persalinan. Sebagian ibu hamil hanya tahu tentang KB dari informasi di buku KIA itu pun bukan tentang KB pasca persalinan. Beliau juga menambahkan bahwa setiap pelaksanaan kelas ibu hamil, media edukasi yang digunakan adalah buku KIA dan lembar balik dampak dari sosialisasi ini masih sedikit ibu yang mau memakai KB pasca Sehingga peserta kelas ibu hamil hanya mendapatkan materi saat pelaksanaan saja dan jika ingin membaca kembali di rumah hanya melalui buku KIA yang di dalamnya tidak terdapat informasi lengkap mengenai KB pasca persalinan. Dalam rangka meningkatkan pencapaian KB pasca persalinan. Asosiasi Pendidikan Kebidanan Indonesia sudah menambahkan materi tentang KB pasca persalinan didalam kurikulum pendidikan bidan dan sudah merancang metode dan alat bantu konseling khusus KB pasca persalinan yang dikenal dengan AoStrategi Konseling Berimbang KB Pasca Persalinan (SKB-KBPP)Ao (Akmida et al. , 2. Alat bantu ini hanya berfungsi sebagai pendukung bagi bidan dalam memberikan konseling atau sosialisasi tentang KB Pasca persalinan yang bisa di bawa oleh ibu hamil pulang untuk dibaca atau di sampaikan keluarga hanya brosur tentang KB tersebut. Tetapi ini cukup membantu dalam meningkatkan capaian KB pasca persalinan seperti hasil penelitian Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. No. Juni 2025 yang dilakukan oleh Akmida et al. , di mana terdapat hubungan konseling SKBKBPP terhadap peningkatan ibu hamil terhadap pemilihan KB pasca persalinan. Sudah banyak media yang digunakan dan sudah diteliti dalam rangka meningkatkan pencapaian KB pasca persalinan seperti booklet, modul konseling KB dan sebagainya (Enang et al. , 2023. Nurjanah et al. , 2. Pengabdian ini mengembangkan media digital booklet untuk memberikan edukasi tentang KB Pasca persalinan. Digital booklet merupakan pengembangan dari booklet yang konvensional. Kelebihannya pada digital booklet ini bisa dibawa kemana-mana dan tidak mudah rusak seperti booklet konvensional dan akan dikembangkan juga dengan audiovisualnya. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait KB pasca persalinan melalui media digital METODE Kegiatan ini menggunakan pendekatan action research yang mencakup lima tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 19 November 2024 di TPMB Nomreti dengan skala terbatas. Sasaran pengabdian adalah ibu hamil trimester i yang mengikuti kelas ibu hamil di TPMB Nomreti dengan jumlah 8 orang. Pada tahap perencanaan dilakukan koordinasi dengan mitra yaitu ibu Nomreti terkait jadwal pelaksanaan kegiatan dan pembuatan booklet digital tentang KBPP. Tahap pelaksanaan dilakukan 3 tahap yaitu tahap I. FGD untuk mengkaji pengetahuan dan permasalahan ibu terkait KBPP dengan menggunakan Instrumen kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berisi pilihan ganda sebanyak 20 buah soal yang telah divalidasi secara face validity oleh tenaga ahli. Tahap II, konseling kelompok dengan media digital booklet dan tahap i FGD lanjutan untuk mendiskusikan materi dan pilihan KB. Selanjutnya, pada tahap observasi dan evaluasi, sasaran pengabdian diberikan kuesioner yang memuat pertanyaan yang sama saat sebelum tindakan, serta digital booklet diberikan kepada ibu hamil agar dapat dipelajari kembali di rumah bersama keluarga. Tahap refleksi bertujuan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan kegiatan untuk merumuskan rekomendasi pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil FGD awal menunjukan bahwa tiga dari delapan subjek pernah menggunakan KB suntik 3 bulan, dan tidak ada yang pernah menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD atau Implan. Selama penggunaan KB suntik 3 bulan ibu mengeluhkan tidak mengalami haid walaupun ada keluhan selama pemakaian tidak mempengaruhi ibu dalam menggunakan kontrasepsi, seperti pernyataan ibu A yang mengatakan tidak mengalami haid sejak mulai menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan namun ibu tetap menggunakannya karena berdasarkan informasi yang didapatkan dari bidan, ketidaknyamanan tersebut dianggap wajar ketika menggunakan suntik 3 bulan. Selain itu, hampir semua subjek dan pasangannya belum memiliki pengetahuan tentang KB pasca persalinan. Dalam kegiatan ini, sebagian besar ibu hamil awalnya belum memahami KB pasca persalinan sehingga belum bisa mengambil keputusan untuk memakai kontrasepsi setelah melahirkan. Selain itu sebagian besar ibu hamil juga takut menggunakan alat kontrasepsi khususnya alat kontrasepsi jangka panjang, ini disebabkan karena khawatir tidak cocok jika digunakan Nilakesum1 et al. Vol. No. Juni 2025 saat masa nifas. Setelah diberikan konseling dengan media digital booklet tentang KBPP terlihat perubahan sikap dalam pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi bahwa dari 8 subjek, 2 diantaranya langsung memutuskan memakai KB implant, 2 memakai KB AKDR dan 4 orang ibu hamil mau melakukan diskusi dengan pasangan terlebih dahulu sebelum memutuskan memakai kontrasepsi setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh ibu hamil dan pasangan lebih memahami tentang pentingnya KBPP sehingga ibu-ibu hamil mantap akan memakai KBPP setelah melahirkan untuk jenis KBnya akan didiskusikan dengan pasangan kembali. Kegiatan ini bersifat awal dan hasilnya belum dapat digeneralisasikan, tapi menunjukkan potensi efektif terhadap perubahan sikap ibu hamil dalam pemilihan alat kontrasepsi. Gambar 1. Focus group discussion tentang penggunaan KBPP Konseling KB saat kehamilan merupakan waktu yang tepat bagi ibu hamil untuk mempertimbangkan metode mana yang paling cocok yang akan digunakan di masa nifas nanti sehingga dapat memotivasi untuk menggunakan metode kontrasepsi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Enang et al. bahwa perubahan pengambilan keputusan untuk memilih alat kontrasepsi pasca persalinan karena subjek merespon positif konseling yang diberikan dan menanggapi dengan sungguh-sungguh informasi yang diberikan (Netri et al. , 2024. Enang et al. , 2023. Nuraeni dan Rahmadyanti, 2. Tabel 1. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang KBPP Jumlah Soal yang Benar Nama (Inisia. Usia . Pre-test Post-test Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Rata-rata Observasi dilakukan terhadap proses focus group discussion dalam pemberdayaan ibu hamil tentang pemilihan KBPP dengan media digital booklet yang dilakukan selama Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. No. Juni 2025 kegiatan pengabdian masyarakat. Keberhasilan kegiatan dievaluasi menggunakan kuesioner pre-test dan post-test dengan 20 pertanyaan yang sama. Kuesioner ini diberikan untuk menilai tingkat pengetahuan ibu apakah terjadi peningkatan setelah diberikan edukasi. Hasil dari kuesioner yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 juga menunjukkan peningkatan rata-rata pengetahuan ibu hamil dari 4,9 menjadi 8,9 setelah edukasi setelah diberikan konseling secara FGD dengan menggunakan media digital booklet. Rata-rata usia sasaran berada di usia reproduktif . -35 tahu. Strategi lain yang dilakukan oleh tim pengabdi untuk meningkatkan penggunaan KB pasca persalinan adalah dengan memberikan media digital booklet ini kepada ketua kelompok ibu hamil, program KIA dan KB agar bisa disebarluaskan kepada ibu hamil khususnya ibu hamil trimester i kepada mitra. Sunesni et al. menyatakan bahwa faktor utama penyebab rendahnya penggunaan KB pasca persalinan adalah rendahnya pengetahuan ibu tentang kontrasepsi, waktu yang efektif menggunakan KB pasca salin, alat KB pasca salin yang baik dalam rahim (Sunesni et al. , 2. Untuk itu sebaiknya ibu hamil diberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuannya melalui konseling KB, memberikan leaflet, brosur, petugas lapangan PLKB sebaiknya melakukan kontak sejak ibu hamil trimester i agar ibu telah terpapar dengan jenis alat kontrasepsi, manfaat, sasaran, efek samping (Lestari et al. , 2021. Cory'ah et al. , 2022. Partiwi, 2022. Sulistyawati, 2. Di samping itu, usia juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi dalam pemilihan penggunaan KBPP ini. Hasil pengabdian Masyarakat menunjukkan bahwa rentang usia subjek berkisar 25-36 tahun, yang tergolong usia reproduktif aktif. Hal ini dilihat dari hasil kegiatan pengabdian bahwa dari 5 orang sasaran, yang akan bersedia menggunakan KBPP adalah 2 orang . %) karena usia mereka berada di 32-34 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraeni dan Rahmadyanti . bahwa ibu yang memiliki usia lebih muda memiliki peluang kecil menggunakan KB jangka panjang bila dibandingkan dengan yang sudah memasuki usia dewasa, sesuai masa reproduksi sehat (Setyorini et al. , 2022. Triyanto dan Indriani, 2. Beberapa peneliti menemukan bahwa 52% ibu yang memilih MKJP dalam kategori berusia >35 tahun (Irma et al. , 2024. Pardosi et al. , 2. KESIMPULAN Pengabdian ini menunjukkan bahwa keputusan ibu hamil dalam menggunakan kontrasepsi pasca persalinan (KBPP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama tingkat Faktor pengetahuan merupakan temuan utama yang memengaruhi pengambilan keputusan terkait KBPP. Peningkatan pengetahuan ibu hamil dapat dicapai melalui konseling berkelanjutan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, terutama jika menggunakan media edukatif yang interaktif dan mudah diakses. Pada kegiatan ini digunakan media digital booklet yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran, sehingga memudahkan pemahaman materi, yang memungkinkan ibu hamil dan pasangannya mengulang kembali materi edukasi secara mandiri di rumah. Diperlukan perluasan kegiatan ke wilayah lain dan pengembangan media digital yang lebih interaktif agar cakupan KBPP dapat ditingkatkan. UCAPAN TERIMA KASIH Pengabdi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam kegiatan ini terutama kepada Yayasan Mercubaktijaya melalui LPPM Universitas Nilakesum1 et al. Vol. No. Juni 2025 Mercubaktijaya yang telah mendanai kegiatan pengabdian ini dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu bidan nomreti yang telah berperan aktif dalam kegiatan ini. DAFTAR PUSTAKA