JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION STRATEGI DALAM MENGIDENTIFIKASI HOAKS DI MEDIA SOSIAL MELALUI LITERASI DIGITAL Rachel Tesalonika Sianturi1. Angel Lapatui2. Mutiara Alifa Anhar3 Universitas Kristen Indonesia Jalan Mayor Jendral Sutoyo No. 2 Cawang. Kramat Jati. Jakarta Timur raacheltesalonika@gmail. Lapatuiangel@gmail. com, mutiaraalifa15@gmail. ABSTRAK Hoaks dan perilaku pengguna media sosial menjadi fenomena menarik saat ini. Media sosial merupakan media yang paling efektif untuk menerima dan menyebarkan informasi hoaks. Alasan utama pengguna media sosial menyebarkan informasi hoaks adalah untuk mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain. Untuk menghambat penyebaran informasi hoaks, diperlukan pemahaman tentang mengidentifikasi hoaks di media sosial. Artikel ini dibuat dengan tujuan untuk mengulas bagaimana literasi digital dapat dijadikan sebagai strategi dalam meminimalisir penyebaran hoaks di media sosial agar perilaku pengguna media sosial bijak dalam menanggapi segala informasi yang diterima. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah studi kepustakaan. Hasil dan kesimpulan dari penelitian adalah masih banyak masyarakat yang membagikan informasi tanpa memeriksa keakuratan dari informasi tersebut. Kata kunci: Hoaks. Media Sosial. Literasi Digital ABSTRACT Hoaxes and social media user behavior are interesting phenomena today. Social media is the most effective medium for receiving and spreading hoax information. The main reason why social media users spread hoax information is to influence other people's opinions or To inhibit the spread of hoax information, it is necessary to understand how to identify hoaxes on social media. This article aims to review how digital literacy can be used as a strategy to minimize the spread of hoaxes on social media so that social media users are wise in responding to all information received. The research method used in the research is a literature study. The results and conclusions of the research are that many people still share information without checking the accuracy of the information. Keywords: Hoaks. Social Media. Digital Literacy JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION PENDAHULUAN Pada tahun 2018. Ratna Sarumpaet pernah menggemparkan media sosial. Informasi tersebut menyampaikan Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan. Awalnya hoaks ini dilakukan Ratna Sarumpaet melalui WhatsApp serta menyebarkan foto-foto wajah yang lebam dan bengkak. Setelah mendapat banyak perhatian dari masyarakat, polisi menyelidiki informasi yang beredar tersebut. Setelah diselidiki maka didapatkan hasil bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Wajah bengkak yang dialami Ratna Sarumpaet merupakan efek dari operasi bukan sebuah penganiayaan. (Detiknews. com, 28 Februari 2. Pada akhir bulan Januari 2017. Ketua Masyarakat Anti Hoaks Indonesia (MIAH). Septiaji Eko Nugroho, mendesak penggunaan media sosial untuk tujuan edukatif dan Ia mengklaim bahwa hoaks telah menyebar dan menimbulkan ketegangan di Indonesia. Masyarakat harus tetap bersatu, fitnah dan provokasi merupakan kejahatan di Indonesia. Fitnah dan provokasi sudah dilarang menurut KUHP, dan individu yang menyebarkan informasi palsu tunduk pada UU ITE Pasal 28 (Merdeka. com, 25 Januari Menurut dkis. id, penyebaran berita hoaks juga dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari antara lain masyarakat tidak mendapatkan informasi yang benar, masyarakat menjadi curiga dan saling bermusuhan, adanya keyakinan yang salah tentang realitas, sumber konflik dan keresahan. Pengelompokan dan radikalisme terjadi. Indonesia terancam oleh gerakan radikalisme baru, industri media konvensional tersingkirkan, dan pemerintah terkesan buruk, hal ini karena pemerintah sering menjadi objek penyebaran Dalam berita tersebut menuturkan bahwa para pegiat komunikasi pemerintah harus mengembangkan komunikasi yang dialogis di media sosial untuk mengajak berkomunikasi secara rasional dan produktif. Selain itu, humas harus mengkomunikasikan fakta dan bukan untuk berdebat . id, 4 April 2. Hoaks saat ini menyebabkan kecemasan di seluruh masyarakat. Banyaknya akibat dari hoaks dapat menimbulkan konflik di lingkungan masyarakat. Akibat dari hoaks dapat mengganggu, bahkan merugikan individu yang tidak bersalah, memicu kecurigaan dan bahkan kebencian terhadap kelompok tertentu. Keyakinan terhadap informasi hoaks dapat membuat masyarakat kurang cermat menerima informasi tanpa memverifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Informasi yang telah dikirim dan dibaca oleh banyak orang melalui media sosial dan elektronik, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi emosi, sentimen, pikiran, dan bahkan tindakan orang. Sangat disayangkan jika materi yang diberikan tidak benar, apalagi jika berupa hoaks dengan judul yang sangat menghasut sehingga akan mempengaruhi pemikiran pembaca dan penerimanya secara negatif. Orang-orang yang menyebarkan kebencian, fitnah, dan opini yang tidak menguntungkan dan menyerang orang lain, dapat mempengaruhi pihak yang diberitakan yang dapat merusak reputasi mereka dan mengakibatkan kerugian finansial. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION Penelitian terkait maraknya penyebaran hoaks di media sosial pernah dilakukan oleh Sinaga. , dan Yonatia. Sinaga dan Yonatia . dalam jurnalnya yang berjudul AuKampanye Penangkalan Hoaks melalui Aplikasi GawaiAy menganalisis 800. penyebar hoaks, dan 76 % diantaranya memiliki motif politik dan SARA. Dengan rentang usia 18 hingga 30 tahun, hal ini juga terjadi di kalangan menengah ke bawah di Bandung dan menimbulkan kekhawatiran. Isu-isu ini muncul karena informasi begitu mudah tersedia untuk umum. Karena banyak masyarakat belum memiliki kemampuan untuk menyaring informasi secara kritis. Peneliti membuat kampanye sosial tentang pentingnya literasi digital bagi masyarakat di kota Bandung. Dengan adanya aplikasi gawai ini, masyarakat Bandung dapat melakukan verifikasi kebenaran suatu informasi di media sosial dengan tepat dan mudah sebelum merespon atau menyebarkannya kembali, sehingga penyebaran informasi online tetap kondusif. Berdasarkan hasil penelitian Irhamdika . Ia menuturkan salah satu cara untuk mengurangi penyebaran hoaks di era digital adalah melalui literasi digital. Masyarakat dapat memproses informasi lebih kritis jika mereka melek digital. Namun, kondisi perkembangan literasi digital saat ini belum mendapat ulasan yang baik. Maka dari itu, peran pemerintah diperlukan agar masyarakat dapat memiliki pola pikir yang kritis dalam menyikapi hoaks. Penelitian yang dilakukan oleh Ramayanti. , & Sa'diyah. mengatakan bahwa media memiliki peran strategis dalam proses komunikasi khususnya komunikasi Media berdampak positif terhadap penggunanya terutama dalam hal informasi dan Selain dampak positif terdapat dampak negatif pun muncul salah satunya adalah Masyarakat dapat dengan mudah menyerap informasi yang belum pasti kebenarannya. Maka, perlu untuk mengembangkan literasi digital agar bisa mengurangi dampak negatif dari hoaks yang beredar. Ramayanti. , & Sa'diyah. melakukan penelitian ini agar masyarakat memiliki keterampilan literasi digital untuk meminimalisir penyebaran hoaks. Mengidentifikasi hoaks dengan baik dan benar dapat dilakukan dengan beberapa cara dan sudah banyak media online yang memberitahukan langkah untuk mengidentifikasi hoaks di media sosial. Namun, masyarakat harus berhati-hati dalam membaca informasi yang disajikan oleh media online tersebut. Maka dari itu, sebelum membaca informasi di media online secara keseluruhan, langkah yang harus dilakukan yaitu membaca judul berita yang disajikan dengan teliti dan periksa media online lainnya untuk memastikan bahwa media online lain mempublikasikan berita tersebut juga atau tidak. Setelah memeriksa judul berita yang disajikan oleh media online, langkah selanjutnya yaitu memperhatikan fotonya yang ditampilkan pada media online tersebut. Setelah itu periksa tanggalnya, bisa saja tanggal peristiwa dalam informasi tersebut telah diubah. Langkah terakhir, baca dengan teliti isi dari berita yang disajikan, mungkin saja kabar tersebut berisi informasi yang tidak benar. Diharapkan masyarakat dapat menerapkan langkah-langkah dalam mengidentifikasi hoaks di media sosial. Selain itu, masyarakat dapat lebih cerdas dan selektif akan segala informasi yang ada di media sosial. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION PERUMUSAN MASALAH Menurut tim penulis, media sosial berhubungan dalam penyebaran berita hoaks karena kita sehari hari beraktivitas pasti menggunakan media sosial. Berita bohong atau yang sering disebut hoaks adalah materi yang tidak faktual namun seolah-olah benar adanya. Ini tidak sama dengan Hari April Mop, rumor, pseudosains, atau berita palsu. Berita palsu dirancang untuk membuat individu merasa cemas, gelisah, dan bingung. Di blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia maya, pengguna dapat terlibat, berbagi, dan memproduksi konten, menjadikan media sosial sebagai media online. Jenis media sosial yang paling populer digunakan oleh individu di seluruh dunia termasuk blog, jejaring sosial, dan wiki. Fungsi media sosial merupakan kerangka yang dapat digunakan untuk memahami pengoperasian media sosial. Connection honeycomb framework, menurut Kietzmann, etl . , merupakan presentasi dari framework yang mendefinisikan media sosial melalui penggunaan tujuh kotak bangunan fungsi: identifikasi, dialog, berbagi, kehadiran, hubungan, reputasi, dan kelompok. Identitas adalah nama pengguna, usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi, dan foto yang merupakan contoh pengaturan identitas dan keamanan di jaringan media sosial. Percakapan mewakili bagaimana seseorang berinteraksi dengan sesama teman di media sosial. Konsep "membagikan" mengacu pada proses pengguna bertukar, membagikan, dan menerima Teks, foto, atau video adalah contoh konten. Presence menjelaskan apakah seorang user dapat mengakses user lain. Jika seorang pengguna dapat mengakses pengguna lain, mereka akan cenderung tidak bertemu langsung dengan mereka. Istilah "hubungan" mengacu pada bagaimana pengguna terhubung atau terikat satu sama lain. Reputasi mewakili bagaimana seorang pengguna dapat mengenali orang lain. Menurut Dedi Rianto Rahadi . terdapat 7 Jenis dari informasi hoaks, yaitu: Berita bohong (Fake New. adalah berita yang berusaha menggantikan berita yang Tujuannya untuk memalsukan atau menyisipkan ketidakbenaran dalam suatu Tautan jebakan (Clickbai. adalah tautan yang ditempatkan secara strategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya. Meskipun konten di dalam tautan ini sesuai fakta namun judulnya dibuat berlebihan atau dipasang gambar yang menarik untuk memancing pembaca. Bias konfirmasi (Bias Confirmatio. adalah menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebagai bukti dari kepercayaan yang sudah ada. Misinformation adalah informasi keliru atau tidak tepat, terutama yang ditujukan untuk menipu. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION Satire adalah sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesarbesarkan untuk mengomentari kejadian yang sedang hangat. Pasca-kebenaran (Post-trut. adalah situasi di mana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk padangan masyarakat. Propaganda adalah aktivitas menyebarluaskan informasi, fakta, argumen, gosip, setengah-kebenaran, atau bahkan kebohongan untuk mempengaruhi opini publik. Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalahnya dan pertanyaan yang diangkat dalam penelitian ini: Bagaimana strategi yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi hoaks di media LANDASAN TEORI Theory Medium is a message Mcluhan menyatakan dalam bukunya tahun 1964 "Memahami Media" bahwa "Media adalah Pesan". Pernyataan ini menggambarkan mengapa media lebih penting daripada isi Namun, tidak sesederhana kalimatnya, makna medium dan pesan kalimat bisa saling Artikel Mark Faderman "Apa Arti Medium Pesan?" menggali lebih dalam topik ini. Munculnya berita bohong atau hoaks membuat masyarakat Indonesia resah akibat foto yang beredar mengenai Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan. Setelah diselidiki wajah bengkak tersebut karena efek operasi bukan penganiayaan. Informasi hoaks tersebut juga dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, informasi hoaks dapat dengan mudah menyebar melalui media sosial, seperti WhatsApp. Ide yang dikemukakan oleh McLuhan digunakan dalam penelitian ini. Medium adalah pesan, dengan medium sebagai pergeseran inovasi atau penemuan ide-ide baru, dan pesan adalah hasil dari pergeseran tersebut. Hoaks Hoaks adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pemberitaan palsu yang disengaja untuk menyesatkan pembaca. Pemberitaan yang tidak berdasarkan kenyataan atau kebenaran untuk maksud tertentu (Juditha, 2. Dalam kehidupan sehari-hari, infomasi palsu lebih dikenal dengan sebutan hoaks yang merupakan sebuah tindakan, dokumen atau artefak yang bertujuan untuk mengelabui masyarakat (Sokal, 2. Hoaks adalah usaha untuk mengelabui pembaca agar mempercayai suatu informasi tertentu meskipun sang pembuat informasi mengetahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Hoaks merupakan salah satu bentuk kekacauan informasi yang sering dipahami sebagai misinformasi, disinformasi, dan malinformasi (Pusad & Mafindo, 2018: . JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION Media Sosial Menurut Henderi, pengertian media sosial adalah situs jaringan sosial berbasis web yang memungkinkan bagi setiap individu untuk membangun profil publik ataupun semi publik dalam sistem terbatas, daftar pengguna lain, dengan siapa mereka terhubung, dan melihat serta menjelajahi daftar koneksi mereka yang telah dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem (Henderi, 2007: . Media sosial lahir dari ide untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh dunia. Media sosial sebenarnya sudah ada sejak tahun 1978. Saat itu, telepon yang terhubung dengan modem masih digunakan, namun diciptakan sistem papan buletin yang menggunakan surat elektronik untuk berkomunikasi dengan orang lain (Nurudin, 2. Menurut (Puntoadi, 2011: . penggunaan atau pemanfaatan media sosial dapat dijelaskan sebagai berikut : Keuntungan membangun personal branding melalui media sosial adalah tidak mengenal trik atau popularitas semu, karena audiens yang akan menentukan. Berbagai media sosial dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk berkomunikasi, berdiskusi, bahkan mendapatkan popularitas di media sosial. Media sosial memungkinkan interaksi yang lebih dekat dengan konsumen. Media sosial juga menawarkan bentuk komunikasi yang lebih personal. Melalui media sosial para pemasar dapat mempelajari kebiasaan konsumen mereka dan berinteraksi secara pribadi serta membangun keterikatan yang lebih dalam. Literasi Digital Literasi digital mengacu pada pengetahuan dan keterampilan pengguna dalam menggunakan media digital, termasuk alat komunikasi, jaringan internet, dan sejenisnya. Literasi digital diperlukan karena saat ini informasi terkait hoaks begitu masif penyebarannya dalam berbagai platform media digital. Buku Materi Pendukung Literasi Digital yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan tentang implementasi literasi digital secara konkret. Isi buku ini menjelaskan tentang persiapan generasi Indonesia abad ke-21, literasi digital sebagai kecakapan hidup, gerakan literasi digital di sekolah, keluarga dan masyarakat. Buku ini menjadi sumber untuk memperluas ekosistem yang kaya akan literasi pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. (Gerakan Literasi Digital, 2. Teori literasi digital Douglas A. Belshaw. Sebelum Belshaw, ada beberapa ahli teori yang menguasai literasi digital. Paul Gilster mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk memanfaatkan dan memahami informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber dalam ruang lingkup yang luas dan dapat digunakan melalui teknologi Belshaw, melalui buku What is 'Digital Literacy'? menghubungkan aspek budaya yang merupakan elemen utama dalam literasi digital. Kehadiran aspek kultural dianggap JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION penting karena dapat memahami konteks pengguna akan mendukung aspek kognitif dalam menilai konten. Literasi diartikan terhubung pada bentuk barunya, yakni terkoneksi dengan teknologi baru. (Belshaw, 2. Bawden menjelaskan pengetahuan terkini dalam literasi digital mengarah pada literasi komputer dan informasi. Menurutnya, keterampilan teknis merangkai kata, memahami informasi, mencari berita, dan menyebarkan informasi lebih erat kaitannya dengan literasi digital (Bawden, 2. Menurut Mustofa dan B. Heni Budiwati . 9, hlm. , untuk meningkatkan literasi digital terdapat program peningkatan literasi dengan beberapa langkah antara lain: Literasi tidak hanya mencakup membaca buku, tetapi juga melibatkan kemampuan membaca dalam konteks digital yang lebih luas. tidak terbatas pada membaca dan menulis, tetapi kemampuan membuat asumsi menggunakan jenis buku lain, seperti e-book. Pemahaman yang luas perlu diberikan kepada masyarakat. Penggunaan internet di berbagai wilayah. Saat ini kita hidup di era digital yang sepenuhnya virtual atau tidak bertatap muka secara langsung, namun tidak jarang daerah yang masih sulit dijangkau dengan mempersiapkan ke setiap penjuru maka literasi akan dapat dilakukan dengan mudah. Penerapan rancangan literasi di seluruh institusi pendidikan. Kemendikbud menyimpulkan gerakan literasi secara komprehensif, yaitu literasi mendasar, literasi pustaka, literasi media, literasi teknologi dan literasi visual. Sejauh ini, pihak-pihak yang dapat menggali pengetahuan tentang literasi terbatas pada siswa, mahasiswa, petugas perpustakaan, guru, dosen, dan lainnya. Oleh karena itu, kegiatan literasi yang dicanangkan oleh Kemendikbud harus dimotivasi. Dimulai dengan kegiatan literasi di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan kegiatan literasi tingkat Untuk menumbuhkan cinta dan rasa memiliki terhadap kebenaran dan fakta ilmu Masyarakat berkewajiban memperbaharui tatanan kehidupan, mulai dari cara berbicara hingga cara membaca. Banyak orang yang tidak mengembangkan budaya membaca karena terlalu sibuk mengejar kekayaan, kurang minat membaca, atau belum menemukan materi yang menarik untuk dibaca. Bahkan, mereka belum mengetahui seperti apa bahan bacaan yang bermutu. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan dalam penyusunannya. Literature review merupakan proses menemukan . , memperoleh . , membaca . , dan mengevaluasi . literatur penelitian (Bordens & Abbott, 2. Literature review memainkan peran mendasar dalam mengungkap teori yang mendukung makalah/artikel, menetapkan batas-batasnya, dan mendefinisikan dan mengklarifikasi konsep-konsep utama yang akan digunakan di bagian empiris teks. Langkah yang dilakukan adalah mendefinisikan tema, menentukan kata kunci. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION serta mengumpulkan dan mengidentifikasikan literatur yang terkait dan relevan dengan tema, dan setelah itu menyajikannya (Nakano & Munis, 2. HASIL Hasil kajian dalam artikel ini didasarkan pada analisis jurnal yang telah peneliti pilih berdasarkan kesesuaian jurnal dengan topik penelitian yang diambil yakni peningkatan literasi digital sebagai strategi untuk mengidentifikasi hoaks di media sosial. Merujuk pada penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Ashari dan Idris pada tahun 2019 dengan judul Literasi Digital Generasi Digital Native. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun siswa dapat mencari informasi di Internet, evaluasi dan penggunaan informasi siswa masih sangat kecil, tetapi hal ini diketahui karena siswa cenderung menggunakan informasi yang didapatkan secara langsung tanpa melakukan penelitian pada situs web yang menyajikan informasi dan latar belakangnya. Terbukti bahwa siswa harus diarahkan oleh orang tua, guru, bahkan instansi agar dapat memberikan pemahaman terkait pencarian informasi di internet dengan bijak dan dapat dipercaya. (Ashari & Idris, 2. Penelitian selanjutnya dilakukan Tsaniyah & Juliana pada tahun 2019 dengan judul Hoaks, dan Era Disrupsi. Hasil dari penelitian tersebut adalah penipuan yang mengembangkan teknologi literasi digital secara besar-besaran. Teknologi literasi digital memiliki delapan elemen kunci. Budaya . emahaman kontek. , kognisi . engembangan pikira. , konstruksi . enciptakan hal-hal yang positi. , komunikasi . omunikasi dan jaringan yang efekti. , kepercayaan diri . ercaya diri dan bertanggung jawa. , kreasi . elakukan inovas. , serta berpikir kritis . enilai konten secara kriti. bersifat sipil . endukung terciptanya masyarakat yang berada. Kesimpulannya adalah literasi digital bukan hanya perkara Aumelek internetAy atau cakap memanfaatkan internet . ntuk berkomunikasi, jual-beli, mengunduh referensi, dan sebagainy. , tetapi juga tentang kemampuan memilah berita/informasi. Era disrupsi yang ditandai dengan melimpahnya informasi membuat proses penyaringan informasi menjadi lebih sulit dibandingkan dengan era sebelumnya, ketika internet belum digunakan secara luas. (Tsaniyah & Juliana, 2. Selanjutnya penelitian tahun 2023 yang dilakukan oleh Isabella. Atrika Iriyani. Delfiazi Puji Lestari dengan judul Literasi Digital sebagai Upaya Membangun Karakter Masyarakat Digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program literasi digital perlu terus didorong dan ditingkatkan untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses informasi dan layanan secara online dengan aman dan efisien. Terlebih lagi bagi Siswa SMA, dimana saat ini media-media pembelajaran juga lebih banyak menggunakan teknologi Begitu juga informasi-informasi untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi saat ini pendaftaran ke berbagai perguruan tinggi lebih banyak menggunakan media internet secara online. (Isabella et al. , 2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Etik Anjar Fitriarti pada tahun 2019 dengan judul Urgensi Literasi Digital dalam Menangkal Hoax Informasi Kesehatan di Era Digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan untuk mengikuti tren mengharuskan kalangan tersebut untuk selalu mengikuti arus perubahan atau inovasi sebab JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION adanya anggapan bahwa teknologi adalah hal utama dan penting untuk menunjang masa depan dan kehidupan. Selain itu, adanya perubahan pola komunikasi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi komunikasi ini menjadi tantangan bagi masyarakat terutama generasi digital native terkait penerimaan dan penyebaran informasi yang tak terbendung di media sosial khususnya. Kesimpulannya adalah dengan adanya literasi digital maka diharapkan agar khalayak dapat memproduksi pesan atau informasi serta mampu selektif dalam mencari informasi yang dibutuhkan sebab adanya kemampuan khalayak dalam memproduksi dan memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. (Fitriarti, 2. PEMBAHASAN Media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan hampir semua jenis informasi. Namun, untuk menghadapi setiap informasi yang diterima, diperlukan pola pikir kritis. McLuhan mengatakan di dalam teori medium is a message yaitu konsep tentang bagaimana media dan proses komunikasi mempengaruhi persepsi, sentimen, emosi, dan nilai manusia, serta hambatan utama menurut teori medium is a message penyebab mengapa masyarakat masih bisa terpengaruh oleh informasi hoaks yaitu masyarakat masih kurang akan literasi digital, oleh sebab itu masyarakat perlu lebih kritis terhadap berita yang beredar terutama di media sosial. (Hidayatulloh M dan Sahid K. Hoaks merupakan usaha untuk menipu atau mengakali pembaca atau pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang penulis tersebut tahu bahwa informasi tersebut Hoaks juga dapat diartikan sebagai informasi palsu yang sengaja dibuat untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Fenomena hoaks di Indonesia tidak luput dari karakteristik masyarakat Indonesia yang gemar berbagi informasi. Diikuti dengan tingginya penggunaan media online, masyarakat menyebarkan informasi yang belum tentu benar melalui akun media sosialnya. Di era generasi milenial, masyarakat lebih banyak membaca informasi dari media online dibandingkan surat kabar. Sumber: Liputan6. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION Contoh gambar diatas merupakan berita hoaks yang pernah menggemparkan media sosial yaitu Ratna Sarumpaet yang mengatakan telah mengalami penganiayaan pada tahun Informasi ini menampilkan bukti sebuah foto yang memperlihatkan wajah Ratna Sarumpaet mengalami lebam dan bengkak. Setelah menarik perhatian besar dari masyarakat, polisi mulai menyelidiki berita yang beredar. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa berita tersebut adalah hoaks. Wajah bengkak yang terjadi pada Ratna Sarumpaet merupakan efek dari tindakan medis operasi perbaikan wajah atau tarik wajah pengencangan kulit wajah yang bukan sebuah penganiayaan. Dari kasus mengenai penyebaran informasi hoaks tentang Ratna Sarumpaet yang terjadi tersebut tentunya menimbulkan kerugian dan berpotensi menimbulkan konflik bagi masyarakat yang menjadi sasaran informasi hoaks tersebut. Maka dari itu, sebagai pengguna media sosial harus bijak dalam menyebarkan informasi yang belum pasti kebenarannya. Dalam menangani kasus hoaks ini yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi informasi hoaks yang ada di media sosial. Kemampuan mengidentifikasi hoaks dapat meminimalisir penyebaran hoaks di media sosial. Literasi digital merupakan kunci penting dalam mengatasi penyebaran hoaks di media Dalam era digital, informasi dapat tersebar dengan cepat dan luas, bahkan dalam hitungan detik, namun tidak semua informasi yang beredar di internet adalah benar. Hoaks atau informasi palsu menjadi salah satu ancaman terbesar di dunia maya, terutama karena kemampuannya untuk menyesatkan, memanipulasi, dan memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, literasi digital sangat penting untuk mencegah penyebaran hoaks dan menjaga kualitas informasi yang kita konsumsi. Literasi digital melibatkan kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai platform digital dengan bijak. Ini melibatkan keterampilan untuk menilai keakuratan, kredibilitas, dan relevansi informasi yang diperoleh di internet. Dengan literasi digital yang baik, seseorang tidak hanya mampu mencari informasi, tetapi juga memilah mana yang benar dan mana yang menyesatkan. Misalnya, dengan memahami karakteristik hoaks seperti judul yang sensasional, sumber yang tidak jelas, atau data yang tidak didukung oleh fakta, kita dapat lebih kritis dalam menerima Selain itu, literasi digital juga membantu individu untuk lebih waspada terhadap informasi yang beredar di internet. Dengan melakukan verifikasi terhadap informasi sebelum menyebarkannya, kita dapat mengurangi penyebaran informasi yang salah. Literasi digital juga melindungi diri dari manipulasi dan propaganda dengan mengenali agenda tersembunyi di balik suatu informasi. Dengan demikian, kita dapat menjaga keutuhan sosial dan mencegah penyebaran hoaks yang dapat merugikan individu maupun masyarakat secara luas. Strategi untuk meningkatkan literasi digital mencakup pendidikan literasi digital sejak dini, pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran interaktif, kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan industri Dengan implementasi strategi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION mampu menghadapi dinamika informasi di era digital, menjadikan literasi digital sebagai landasan untuk membangun kritisisme, kecerdasan, dan tanggung jawab dalam mengkonsumsi dan menyebarkan informasi. Literasi digital bukan hanya penting untuk mencegah penyebaran hoaks, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang lebih terinformasi dan terhubung secara optimal di dunia digital. Untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat, perlu adanya upaya edukasi yang Program-program pelatihan dan seminar tentang literasi digital dapat membantu masyarakat memahami cara menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi yang pasif, tetapi juga aktif dalam menyaring dan mengevaluasi informasi sebelum Pentingnya literasi digital terletak pada kemampuannya untuk berpikir secara kritis. Masyarakat yang teredukasi dalam literasi digital dapat lebih mudah mengenali karakteristik berita palsu, seperti judul yang sensasional atau sumber yang tidak jelas. Hal ini sangat krusial, mengingat banyaknya informasi yang beredar di media sosial yang tidak selalu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan keterampilan ini, individu tidak hanya menjadi konsumen informasi pasif tetapi juga aktif dalam mengevaluasi dan memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Program-program edukasi literasi digital perlu diperkenalkan di berbagai lapisan masyarakat, termasuk di lingkungan keluarga, sekolah, dan komunitas. Pemerintah dan lembaga terkait harus berkolaborasi untuk menyediakan pelatihan dan sumber daya yang memadai agar masyarakat dapat belajar cara menggunakan teknologi dengan efektif dan Upaya ini tidak hanya akan membekali individu dengan keterampilan teknis tetapi juga membangun kesadaran akan tanggung jawab sosial dalam berbagi informasi. Membekali masyarakat dengan literasi digital bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat. Masyarakat yang melek literasi digital akan lebih mampu melindungi diri dari hoaks dan berkontribusi pada terciptanya ekosistem media sosial yang lebih positif dan informatif. Selain itu, pemerintah juga perlu melaksanakan program pendidikan dan pelatihan literasi digital di sekolah dan komunitas. Melalui kurikulum yang terintegrasi, siswa dapat belajar tentang cara menggunakan teknologi dengan bijak, serta cara mengidentifikasi informasi yang valid dan membedakannya dari hoaks. Pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi generasi muda tetapi juga bagi orang dewasa dan lansia, sehingga semua anggota masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam dunia digital. Pemerintah juga harus berperan dalam mengembangkan konten digital yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ini termasuk menyediakan informasi tentang layanan publik, kesehatan, dan pendidikan yang dapat diakses secara online. Dengan demikian, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi yang akurat dan berguna, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber informasi yang tidak terpercaya. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION Mengidentifikasi hoaks dapat dilakukan dengan cara cermati judul yang provokatif, apabila menemukan narasi dengan judul yang provokatif, sebaiknya mencari referensi lain dari media resmi, kemudian bandingkan kedua informasi tersebut apakah sama atau berbeda. Selain itu, cermati alamat URL situs, apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi, maka informasinya bisa diragukan kebenarannya. Selanjutnya, periksa sumber informasi untuk memastikannya berasal dari sumber yang kredibel serta Lalu, periksa keaslian foto dapat dilakukan dengan memanfaatkan mesin pencari Google. Terakhir, bergabung dengan grup anti-hoaks seperti Forum Anti Fitnah. Hasut, dan Hoaks (FAFHH). Dengan menerapkan hal tersebut, masyarakat dalam menggunakan media sosial lebih berhati-hati untuk menyebarkan informasi yang belum pasti kebenarannya. Begitu juga dalam hal kita mendengarkan atau membaca informasi harus bijaksana mencermati apakah informasi yang disampaikan adalah benar dan sesuai fakta. KESIMPULAN Peristiwa penyebaran hoaks yang sedang marak terjadi di Indonesia menyebabkan keresahan di masyarakat. Hal ini dapat disikapi oleh para pengguna media sosial agar menjadi pengguna media sosial yang cerdas serta berhati-hati akan segala informasi yang Diharapkan juga untuk tidak langsung percaya dari informasi yang diterima. Pemerintah diharapkan lebih cepat dalam merespon hoaks yang beredar di masyarakat sehingga dapat meminimalisir keresahan yang terjadi di masyarakat. Kemampuan vital seseorang seperti halnya dalam penggunaan media digital berdasarkan kemampuan kognitif seseorang yang unik Karena tingkat pembenaran Kemampuan dapat digunakan untuk menilai Seseorang yang berempati dengan tingkat kognitif yang rendah dianggap kurang responsif dalam verifikasi komunikasi yang tidak benar, jika dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat kemampuan kognitif yang tinggi. Semakin rendah kemampuannya, semakin buruk. Hoaks telah mengakibatkan berbagai macam oknum yang nekat. Pemerintah dan organisasi di masyarakat telah menyusun berbagai formula untuk memerangi unsurunsur berbahaya. Hal ini dilakukan agar warga yang kritis, khususnya di media sosial, dapat menyaring informasi apapun yang mereka terima. Untuk mendorong literasi digital, langkah-langkah yang harus dilakukan, seperti mengembangkan kesadaran informasi dengan memilih sumber yang relevan, meningkatkan pemahaman tentang khazanah yang beragam, dan memperkuat fondasi pengetahuan. Selain itu, sangat penting untuk memeriksa satu kecocokan berita dari satu media ke media lain untuk mendapatkan informasi dari berbagai perspektif. Menumbuhkan budaya mengatasi informasi yang salah yang beredar di kalangan mahasiswa. (Rahardaya A,. teknologi baru mempengaruhi komunikasi. Konsep Teori Ekologi Media atau Teori Medium Is A Message adalah bahwa masyarakat tidak dapat dipisahkan dari pengaruh teknologi, dan bahwa teknologi akan terus menjadi inti dari hampir semua lapisan masyarakat (Eniyati, et all, 2. JURNAL KOMUNIKASI DIGITAL - DIGICATION DAFTAR PUSTAKA