Room of Civil Society Development DOI: https://doi. org/10. 59110/rcsd. Volume 4 Issue 2. Year 2025 Penguatan Literasi Digital Remaja melalui Program Penyuluhan Dampak Media Sosial di SMK Multi Mekanik Masmur Monika Melina1*. Admiral1. Wina Diana Sari1 1Universitas Islam Riau. Pekanbaru. Indonesia *Correspondence: monikamelina@law. ABSTRACT The rapid development of information technology has driven an increase in social media use among teenagers, presenting both positive opportunities and new challenges for their social and emotional development. This digital literacy outreach aimed to enhance students' awareness at SMK Multi Mekanik Masmur regarding the wise, safe, and responsible use of social media. The activity was conducted through a participatory approach involving interactive presentations, discussions, quizzes, and mini games. The results showed that students actively engaged in the program and demonstrated an improved understanding of digital literacy issues, including online privacy, cyberbullying risks, and the importance of ethical behavior in social media use. The conclusion highlights the need for continuous digital literacy programs involving collaboration between schools, parents, and communities to nurture a digitally literate and ethically responsible young generation. Keywords: Character Education. Digital Ethics. Digital Literacy. Social Media. Teenagers. ABSTRAK Perkembangan teknologi informasi telah mendorong peningkatan penggunaan media sosial di kalangan remaja, yang membawa dampak positif sekaligus tantangan baru terhadap perkembangan sosial dan emosional mereka. Penyuluhan literasi digital ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa SMK Multi Mekanik Masmur tentang penggunaan media sosial secara bijak, aman, dan bertanggung jawab. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan presentasi interaktif, diskusi, quiz, dan mini games. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa siswa sangat antusias mengikuti penyuluhan dan menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap isu-isu literasi digital, seperti privasi daring, risiko cyberbullying, dan pentingnya etika dalam bermedia Kesimpulan dari kegiatan ini adalah perlunya program literasi digital berkelanjutan yang melibatkan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas, guna membentuk generasi muda yang cerdas digital dan Kata Kunci: Etika Digital. Literasi Digital. Media Sosial. Pendidikan Karakter. Remaja. Copyright A 2025 The Author. : This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution ShareAlike 4. 0 International (CC BY-SA 4. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa transformasi besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern, bahkan perkembangannya membantu manusia dalam mengefektifkan dan mengefisiensi kegiatan sehari-hari (Yandra, 2. Salah satu manifestasi dari perkembangan ini adalah kehadiran media digital, yaitu media komunikasi elektronik yang dapat diakses, disimpan, dan diubah melalui perangkat komputer (Suryaningsih, 2020. Srikandi. Suparna, & Haes, 2. Media digital mencakup Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development berbagai format seperti permainan video, situs web, iklan daring, dan yang paling dominan saat ini, media sosial (Briandana. Pribadi, & Balaya, 2020. Han, 2. Era digital ditandai dengan kemudahan berbagi dan memperoleh informasi yang menciptakan dinamika sosial baru, terutama di kalangan remaja. Media sosial telah melampaui fungsi dasarnya sebagai alat komunikasi, berkembang menjadi platform yang mempengaruhi pola interaksi sosial, budaya, dan norma yang berlaku (Wismawati et al. , 2023. Nasiruddin & Rapa', 2. Dalam ranah pendidikan, media sosial memiliki pengaruh ganda: di satu sisi membuka akses informasi yang lebih luas, namun di sisi lain berpotensi mengganggu konsentrasi belajar jika tidak digunakan secara bijak (Suryaningsih, 2020. Nasiruddin & Rapa', 2. Namun, penggunaan media sosial tidak lepas dari tantangan. Ketidakmerataan akses teknologi memperburuk kesenjangan digital di masyarakat, memperbesar perbedaan kesempatan antarindividu (Awailiyah. Oktaviana, & Herlambang, 2024. Rosmayati & Maulana, 2. Selain itu, minimnya literasi digital membuat remaja lebih rentan terhadap berbagai risiko, seperti paparan konten berbahaya, cyberbullying, dan memburuknya kualitas hubungan sosial (Suryaningsih, 2020. Wismawati et al. , 2. Penelitian menunjukkan bahwa algoritma platform media sosial sering kali memprioritaskan konten yang menimbulkan keterlibatan tinggi, meski isinya negatif, sehingga memperbesar peluang remaja terpapar norma perilaku yang tidak sehat (Wismawati et al. , 2. Remaja dengan tingkat keterpaparan tinggi terhadap media sosial cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan dan depresi (Twenge & Campbell, 2018. Riehm et al. , 2019. Nasiruddin & Rapa', 2. Tak hanya itu, kecanduan media sosial juga dikaitkan dengan kualitas tidur yang menurun dan memburuknya kesejahteraan mental (Twenge & Campbell, 2. Selain aspek psikologis, pergeseran interaksi sosial dari tatap muka ke dunia maya mengancam keterampilan sosial remaja dan meningkatkan risiko isolasi sosial (Awailiyah et , 2024. Rosmayati & Maulana, 2. Fenomena ini berimplikasi serius terhadap pembentukan identitas moral dan nilai sosial generasi muda. Dalam menghadapi tantangan ini, penguatan literasi digital menjadi kebutuhan Literasi media berperan penting dalam membekali remaja dengan keterampilan kritis untuk menilai dan mengevaluasi informasi digital (Muhid et al. , 2019. Angwaomaodoko, 2. Dengan literasi media yang memadai, remaja dapat mengenali konten berbahaya, mengelola penggunaan media sosial secara sehat, serta mengembangkan perilaku daring yang positif dan bertanggung jawab (Muhid et al. , 2. Upaya mitigasi dampak negatif media sosial tidak hanya menjadi tanggung jawab individu remaja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif dari orang tua dan pendidik. Orang tua perlu memantau aktivitas daring anak-anak mereka dan membangun komunikasi terbuka mengenai konten yang mereka konsumsi (Rosen et al. , 2020. Yin et al. , 2. Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua yang efektif mampu meningkatkan keterampilan literasi digital anak sekaligus mengurangi risiko paparan terhadap konten berbahaya (Rosen et al. , 2. Lembaga pendidikan juga memegang peran penting dalam membangun ketahanan digital siswa. Integrasi literasi digital ke dalam kurikulum formal menjadi langkah strategis dalam membekali siswa dengan kemampuan mengelola teknologi secara bertanggung jawab (Sefton et al. , 2019. Dabbagh et al. , 2. Pelatihan yang mencakup etika penggunaan teknologi, pengelolaan waktu daring, dan kemampuan membedakan informasi valid menjadi Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development sangat penting dalam membentuk remaja yang kritis dan adaptif terhadap arus informasi (Alonzo et al. , 2021. Greenhow & Gleason, 2. Selain itu, program literasi digital harus memasukkan materi tentang kesadaran privasi online, keamanan siber, serta pentingnya menjaga jejak digital pribadi (Dabbagh et al. , 2020. Hurst et al. , 2. Dengan pendekatan ini, media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan diri, inovasi, dan partisipasi sosial yang konstruktif bagi remaja. Agar upaya tersebut efektif, kolaborasi yang erat antara orang tua, pendidik, dan komunitas luas sangat dibutuhkan. Pembangunan ekosistem sosial yang mendukung penggunaan media sosial secara sehat dan etis menjadi kunci untuk mempersiapkan generasi muda yang bertanggung jawab dalam masyarakat digital (Initiative for Digital Citizens, 2. Kesadaran kolektif mengenai pentingnya literasi digital akan memperkuat kapasitas remaja dalam menghadapi tantangan dan peluang dunia digital yang terus berkembang. Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan remaja, khususnya siswa SMK Multi Mekanik Masmur, melalui program penyuluhan tentang dampak media sosial. Permasalahan utama yang menjadi latar belakang kegiatan ini adalah rendahnya kesadaran remaja dalam menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada siswa mengenai penggunaan media sosial yang positif, mendorong perilaku digital yang sehat, serta membangun keterampilan kritis dalam menilai informasi daring secara etis dan produktif. Metode Pelaksanaan Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di SMK Multi Mekanik Masmur. Kota Pekanbaru. Sasaran utama kegiatan adalah siswa-siswi tingkat Sekolah Menengah Kejuruan yang berada dalam rentang usia remaja, mengingat kelompok ini dinilai paling rentan terhadap dampak negatif penggunaan media sosial. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan tahap observasi awal untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kesiapan institusi. Tim pengabdian melakukan pendekatan langsung kepada pihak sekolah, melakukan wawancara informal untuk menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan, serta memperoleh persetujuan terkait pelaksanaan penyuluhan. Setelah mendapatkan persetujuan, tim menyusun proposal kegiatan secara formal yang mencakup perencanaan tema, materi, jadwal, dan metode penyuluhan. Materi penyuluhan disusun berdasarkan isu-isu aktual mengenai literasi digital dan dampak media sosial terhadap perkembangan remaja. Penyampaian materi dilakukan dalam bentuk presentasi interaktif, diskusi kelompok, serta simulasi sederhana untuk membangun pemahaman siswa tentang penggunaan media sosial yang bijak dan bertanggung jawab. Melalui tahapan ini, tim penyuluhan berharap dapat memperoleh gambaran nyata tentang efektivitas pendekatan yang digunakan, sekaligus memastikan bahwa materi dan metode penyuluhan sesuai dengan kebutuhan aktual siswa di lapangan. Observasi langsung yang dilakukan selama kegiatan memungkinkan tim untuk memvalidasi fakta bahwa media sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku dan perkembangan sosial anak-anak remaja, sebagaimana telah teridentifikasi dalam observasi awal. Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development Hasil 1 Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penyuluhan tentang literasi digital dan dampak penggunaan media sosial dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Januari 2025, di SMK Multi Mekanik Masmur. Kota Pekanbaru. Kegiatan diawali dengan pembukaan berupa doa bersama yang dipimpin oleh ketua pelaksana untuk memohon kelancaran acara. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Mainiyanita. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, yang memberikan apresiasi terhadap inisiatif kegiatan ini sebagai langkah penting dalam membekali siswa dengan kesadaran literasi digital. Penyampaian sambutan diikuti oleh penjelasan singkat tentang tujuan dan manfaat penyuluhan oleh ketua tim pengabdian, yang memperkenalkan pentingnya penggunaan media sosial secara bertanggung jawab di era teknologi informasi saat ini. Setelah rangkaian pembukaan selesai, tim pengabdian langsung melaksanakan sesi inti berupa presentasi materi. Penyuluhan dilakukan dengan pendekatan interaktif menggunakan media presentasi visual, video ilustratif, dan studi kasus sederhana. Untuk meningkatkan keterlibatan peserta, penyampaian materi diselingi dengan sesi diskusi singkat dan kuis Acara ditutup dengan kegiatan mini games yang bertujuan untuk mereview pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan secara lebih santai namun tetap Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dengan tingkat keaktifan siswa yang tinggi selama acara berlangsung 2 Rangkuman Materi Penyuluhan Materi penyuluhan yang disampaikan mencakup beberapa tema utama yang berkaitan langsung dengan literasi digital di kalangan remaja. Tim pengabdian menjelaskan definisi media sosial sebagai bagian dari perkembangan teknologi komunikasi yang memberikan kemudahan akses informasi secara global, namun juga membawa tantangan baru dalam hal penggunaan yang bertanggung jawab. Ditekankan bahwa media sosial, bila digunakan secara positif, dapat menjadi sarana pembelajaran, pengembangan diri, dan penguatan jejaring Sebaliknya, penggunaan tanpa kontrol dapat menimbulkan dampak negatif yang serius terhadap perkembangan remaja. Dalam sesi penyuluhan juga dibahas mengenai batasan usia penggunaan media sosial, di mana disarankan bahwa anak-anak di bawah usia 13 tahun sebaiknya belum mengakses media sosial secara bebas. Peran orang tua dan guru dalam mengawasi serta mendampingi penggunaan media sosial oleh remaja menjadi perhatian penting. Tim juga memaparkan berbagai dampak negatif media sosial, antara lain kecenderungan isolasi sosial, kecanduan penggunaan gawai, gangguan emosional, dan maraknya cyberbullying. Siswa diajak untuk memahami bahwa interaksi digital yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka secara signifikan. Selain itu, sesi penyuluhan membahas pentingnya menjaga privasi data pribadi dalam penggunaan media sosial. Isu-isu seperti penyebaran informasi pribadi, risiko penipuan daring, serta potensi kejahatan siber lainnya diuraikan dengan contoh nyata. Strategi pencegahan, seperti persetujuan penggunaan akun oleh orang tua, menjaga kerahasiaan data pribadi, serta memilah informasi yang diterima, juga diperkenalkan kepada siswa. Penekanan diberikan pada pentingnya membangun kesadaran kritis terhadap informasi daring serta membudayakan perilaku etis dalam berinteraksi di dunia digital. Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development 3 Antusiasme dan Partisipasi Peserta Respon peserta terhadap kegiatan penyuluhan ini sangat positif dan antusias. Siswa secara aktif mengikuti jalannya presentasi, menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap topik-topik yang disampaikan. Selama sesi diskusi, banyak peserta mengajukan pertanyaan kritis terkait isu privasi, keamanan data pribadi, serta dampak jangka panjang dari penggunaan media sosial tanpa kontrol. Keaktifan siswa dalam sesi ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menjadi penerima informasi secara pasif, tetapi juga mulai menginternalisasi pentingnya penggunaan media sosial secara bijak. Tidak hanya dalam sesi diskusi, antusiasme peserta juga tercermin dalam keikutsertaan mereka dalam quiz dan mini games yang diselenggarakan setelah penyampaian materi. Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai evaluasi pemahaman siswa, tetapi juga menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan yang mendorong keterlibatan semua Banyak siswa yang dengan semangat menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dan turut serta dalam diskusi kelompok kecil, memperlihatkan bahwa metode interaktif yang diterapkan berhasil meningkatkan daya serap materi yang disampaikan. Gambar 1. Dokumentasi Penyuluhan Literasi Digital di SMK Multi Mekanik Masmur Berdasarkan observasi lapangan, kegiatan penyuluhan ini berhasil menumbuhkan kesadaran awal tentang pentingnya literasi digital dan penggunaan media sosial yang sehat di kalangan siswa. Partisipasi aktif siswa dalam seluruh rangkaian acara mencerminkan bahwa program penyuluhan ini relevan dengan kebutuhan mereka dan berhasil membangun motivasi untuk lebih bijaksana dalam berinteraksi di dunia maya. Diharapkan, kesadaran yang telah ditanamkan ini dapat terus berkembang melalui pendampingan berkelanjutan baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Pembahasan Pelaksanaan kegiatan penyuluhan literasi digital di SMK Multi Mekanik Masmur menunjukkan bahwa remaja sebagai pengguna aktif media sosial memerlukan pendampingan yang sistematis dalam memahami dinamika dunia digital. Temuan bahwa siswa mengikuti kegiatan dengan antusias dan aktif dalam diskusi mengindikasikan adanya kebutuhan mendesak akan edukasi penggunaan media sosial secara bijak. Hal ini sejalan Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development dengan penelitian Suryaningsih . dan Wismawati et al. yang menunjukkan bahwa media sosial memiliki dampak besar terhadap perilaku sosial remaja, baik dari sisi peluang maupun risikonya. Kegiatan penyuluhan yang dimulai dengan pemaparan mengenai definisi media sosial, batasan usia penggunaan, serta potensi risiko, menjadi langkah penting dalam meningkatkan literasi digital. Penjelasan tentang bahaya cyberbullying, ketergantungan terhadap gawai, isolasi sosial, serta pentingnya menjaga privasi daring, sangat relevan dengan kebutuhan siswa saat ini. Sebagaimana disampaikan oleh Twenge dan Campbell . serta Riehm et al. , penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berkontribusi terhadap meningkatnya gangguan emosional, kecemasan, bahkan depresi di kalangan remaja. Dengan demikian, penyuluhan ini menjadi sarana preventif untuk mengurangi risiko tersebut melalui edukasi yang komprehensif. Respons positif siswa dalam sesi quiz dan mini games memperlihatkan bahwa pendekatan interaktif dalam penyuluhan efektif dalam membangun keterlibatan peserta. Metode ini selaras dengan pendekatan yang dianjurkan oleh Taptajani et al. dan Greenhow & Gleason . , yang menekankan pentingnya metode partisipatif dalam literasi digital untuk meningkatkan pemahaman dan perubahan perilaku. Partisipasi aktif siswa juga menunjukkan adanya potensi besar untuk menginternalisasi nilai-nilai etika digital, seperti tanggung jawab atas jejak digital dan sikap kritis terhadap informasi daring. Namun demikian, hasil ini juga menegaskan pentingnya penguatan peran orang tua dan sekolah dalam mendampingi anak-anak dalam dunia digital. Sebagaimana dinyatakan oleh Rosen et al. dan Yin et al. , keterlibatan orang tua dalam aktivitas online anakanak terbukti mampu mengurangi risiko paparan konten berbahaya dan meningkatkan literasi media. Dalam konteks ini, program-program literasi digital yang melibatkan komunitas, sekolah, dan keluarga perlu terus dikembangkan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih sehat bagi remaja. Selain faktor internal seperti edukasi individu, faktor struktural seperti kebijakan sekolah mengenai penggunaan gawai di lingkungan pendidikan juga perlu mendapat Seperti diuraikan oleh Dabbagh et al. , integrasi literasi digital dalam kurikulum formal akan memperkuat kapasitas siswa dalam mengelola identitas digital mereka dan menghindari risiko yang mungkin timbul dari penggunaan teknologi yang tidak Berdasarkan keseluruhan kegiatan ini, dapat disimpulkan bahwa literasi digital remaja perlu dikembangkan tidak hanya melalui peningkatan pengetahuan, tetapi juga melalui penanaman nilai, sikap kritis, dan keterampilan pengelolaan media sosial. Upaya ini perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan semua elemen ekosistem pendidikan, termasuk sekolah, keluarga, dan komunitas luas. Dengan demikian, generasi muda dapat lebih siap menghadapi tantangan era digital dan mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan diri dan kontribusi sosial yang positif. Kesimpulan Kegiatan penyuluhan literasi digital tentang dampak penggunaan media sosial pada siswa SMK Multi Mekanik Masmur menunjukkan bahwa upaya edukasi di bidang ini sangat dibutuhkan dan mendapatkan respon positif dari peserta. Penyuluhan berhasil meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya penggunaan media sosial secara bertanggung jawab, aman, dan produktif. Melalui pendekatan interaktif dalam penyampaian materi dan diskusi terbuka, siswa mampu memahami berbagai risiko seperti cyberbullying, kecanduan media Volume 4 No 2: 351-358 Room of Civil Society Development sosial, serta ancaman terhadap privasi daring, sekaligus memahami strategi pencegahan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Temuan dari kegiatan ini memperlihatkan bahwa literasi digital bukan hanya terkait dengan kemampuan teknis menggunakan teknologi, tetapi juga mencakup kesadaran kritis terhadap dampak sosial, emosional, dan etis dari interaksi daring. Oleh karena itu, untuk memperkuat hasil positif ini, diperlukan kesinambungan dalam pelaksanaan program literasi digital di lingkungan sekolah. Disarankan agar literasi digital diintegrasikan ke dalam kurikulum formal melalui program berkelanjutan yang tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga orang tua dan pendidik, guna membangun ekosistem penggunaan media sosial yang sehat, aman, dan beretika. Selain itu, penting untuk melakukan evaluasi lanjutan terhadap perubahan perilaku siswa setelah mengikuti program ini, sehingga dampak jangka panjang dari penyuluhan dapat diukur dan dijadikan dasar untuk pengembangan program-program literasi digital Dengan komitmen semua pihak terkait, upaya edukasi ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan etika dalam menghadapi dinamika dunia digital yang terus Daftar Pustaka