KESKOM. : 327-335 JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS (J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A L T H) http://jurnal. Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI pada WUS di Puskesmas Padang Pasir Determinant Factors of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE in the Region Padang Pasir Desi Scorpinasari Ginting1*. Aswiyanti Asri2. Hudila Rifa Karmia3 Noza Hilbertina4. Malinda Meinapuri5. Hasmiwati6 1,2,3,4,5,6 Universitas Andalas ABSTRACT Breast cancer is the most commonly diagnosed cancer globally, accounting for nearly 12% of all cases. One in eight women worldwide is at risk of developing breast Regular Breast Self-Examination (BSE) is one of the most effective methods for early detection. This study aimed to identify the determinants of early breast cancer detection behavior through BSE among women of reproductive age. The study found significant associations between BSE behavior and several predisposing factors, including education level . = 0. , knowledge . = . , perception . = 0. , attitude . = 0. , and motivation . = 0. enabling factor, namely information exposure . = 0. and reinforcing factors, including family support . = 0. and support from health workers . = 0. Conversely, there was no significant association between social support and BSE behavior . = 0. The study concludes that predisposing, enabling, and reinforcing factors are significantly associated with BSE behavior. Information exposure is identified as the most influential determinant of BSE behavior among women in the working area of Padang Pasir Public Health Center. ABSTRAK Kanker payudara ialah kanker yang paling banyak didiagnosis secara global mencakup hampir 12%. 1 dari 8 wanita di dunia berisiko mengalami penyakit kanker Perilaku SADARI yang dilaksanakan secara rutin dapat menjadi salah satu cara yang tepat untuk mendeteksi kanker payudara secara dini. Tujuan penelitian ini yaitu guna melihat faktor determinan perilaku deteksi dini kanker payudara dengan SADARI. Desain penelitian cross sectional, dengan sampel Wanita Usia Subur (WUS) berjumlah 84 orang. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling dengan instrument kuesioner dan Penelitian dilakukan dari Desember 2024 - Januari 2025 dan teknik analisis secara univariat, bivariat . ji chi squar. dan multivariat . ji regresi logistik bergand. Hasil analisis memperlihatkan adanya hubungan antara faktor predisposisi yaitu tingkat pendidikan . -value 0,. , pengetahuan . -value 0,. , persepsi . -value 0,. , sikap . -value 0,. , dan motivasi . -value 0,. , faktor pemungkin yaitu keterpaparan informasi . value 0,. , serta faktor penguat yaitu dukungan keluarga . -value 0,. , dukungan petugas kesehatan . -value 0,. , dengan perilaku SADARI dan menunjukkan tidak terdapatnya hubungan diantara dukungan sosial dengan perilaku SADARI . -value 0,. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan signifikan antara faktor predisposisi, faktor pemungkin serta faktor penguat terhadap perilaku SADARI. Keterpaparan informasi ialah faktor determinan yang berhubungan dengan perilaku SADARI diwilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Keywords: Early detection. Breast cancer. Information exposure. Breast Self-Examination (BSE). Women of Reproductive Age Kata Kunci : Deteksi dini. Kanker Payudara. Keterpaparan informasi. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Wanita Usia Subur (WUS) Corresponding author : Desi Scorpinasari Ginting Email : dscorpinaari@gmail. A Received 17 Juni 2025 A Accepted 29 Juli 2025 A Published 31 Juli 2025 A p - ISSN : 2088-7612 A e - ISSN : 2548-8538 A DOI: https://doi. org/10. 25311/keskom. Vol11. Iss2. Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4. 0 International License . ttp://creativecommons. org/licenses/by-nc-sa/4. which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS PENDAHULUAN Secara global, kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering terdeteksi, dengan kontribusi sekitar 12% dari seluruh kasus kanker di Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan. Diperkirakan 1 dari 8 perempuan memiliki risiko mengalami kanker payudara sepanjang hidupnya. Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian akibat kanker, khususnya pada perempuan berusia antara 20 hingga 59 tahun, dan menempati peringkat pertama dalam kategori Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2020, kanker payudara tercatat sebagai jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia, dengan prevalensi mencapai 42,1 per 000 penduduk dan angka kematian rata-rata sebesar 17 per 100. 000 penduduk. Di Provinsi Sumatera Barat, angka prevalensi kanker payudara menunjukkan peningkatan signifikan, dari 1,79% pada Riskesdas 2013 menjadi 4,21% pada Riskesdas 2018. Kesehatan Indonesiaku (SISDKI) menunjukkan bahwa cakupan deteksi dini kanker payudara di Sumatera Barat pada semester I tahun 2023 baru mencapai 6,78%. Deteksi dini terhadap kanker payudara sangat mungkin dilaksanakan oleh WUS, sehingga (SADARI) dapat memberikan manfaat nyata dalam menemukan kelainan pada payudara sedini Melalui pemeriksaan rutin setiap bulan, khususnya sesudah menstruasi, setiap perempuan dapat mengenali kondisi normal payudaranya. Pentingnya pemeriksaan mandiri ini didukung oleh temuan bahwa sekitar 85% benjolan pada payudara umumnya dapat dikenali secara langsung oleh perempuan yang mengalaminya. Penelitian yang dilakukan di Swedia menunjukkan penurunan angka kematian sebesar 40% pada wanita yang berpartisipasi dalam program skrining. 5 Mengacu pada Profil Kota Padang Tahun 2023. Puskesmas Padang Pasir tercatat memiliki cakupan deteksi terendah, yaitu sebesar 2,9%. 6 Dari uraian diatas, maka peneliti berminat melaksanakan penelitian berjudul Keskom. Vol 11. No 2, 2025 AuFaktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Padang PasirAy. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan survey analitik observasional analitik dengan pendekatan cross Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir pada bulan Desember 2024 Ae Januari 2025. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wanita Usia Subur (WUS) dengan usia 15-49 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Sampel didalam studi ini yaitu WUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir. Besar sampel adalah 84. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah cluster random sampling, kriteria inklusi wanita yang bersedia menjadi responden berusia 15-49 tahun, berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir, adapun kriteria inklusi ialah wanita yang mengalami gangguan mental dan kejiwaan, tidak mampu diajak berkomunikasi, sedang hamil dan menyusui. Teknik instrumen kuesioner dalam pengukuran perilaku SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendir. dengan variabel pengetahuan dikategorikan menjadi pengetahuan baik dan kurang baik. Variabel sikap dikategorikan menjadi positif dan negatif. Variabel persepsi dikategorikan menjadi persepsi baik dan Variabel motivasi dikategorikan menjadi motivasi baik dan kurang. Variabel dukungan keluarga dikategorikan menjadi mendukung dan tidak mendukung. Variabel dukungan petugas kesehatan dikategorikan menjadi dukungan baik dan dukungan kurang. Variabel dukungan sosial dikategorikan menjadi dukungan baik dan dukungan kurang dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan . ji chi squar. dan multivariat menggunakan . ji regresi logistik bergand. Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan nomor izin : 13/UN. 2/KEPFK/2025. Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS HASIL Responden didalam studi ini berjumlah 84 orang dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada bulan Desember 2024 Ae Januari 2025 di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir dengan usia termuda yakni 16 tahun dan tertua yakni 48 Analisis Univariat Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 84 responden didapatkan bahwa sebagain besar sebanyak 47 . %) orang yang melakukan SADARI. 72 orang . ,7%) tingkat pendidikan tinggi, 66 orang . ,6%) memiliki pengetahuan yang baik, 71 orang . ,5%) presepsi baik, 70 orang . ,3%) sikap positif, 61 orang . ,6%) motivasi baik, 59 orang . ,2%) terpapar informasi tentang SADARI, 57 orang . ,9%) keluarga mendukung, 68 orang . ,0%) dukungan petugas kesehatan baik, 43 orang . ,2%) kurang mendapat dukungan sosial (Tabel . Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku SADARI. Tingkat Pendidikan. Pengetahuan. Persepsi. Sikap. Motivasi. Keterpaparan Informasi. Dukungan keluarga. Dukungan Petugas Kesehatan, dan Dukungan Sosial pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Variabel SADARI - Tidak - Ya Tingkat Pendidikan Rendah Tinggi Pengetahuan - Kurang - Baik Persepsi - Kurang - Baik Sikap - Negatif - Positif Motivasi - Kurang - Baik Keterpaparan Informasi - Tidak Terpapar - Terpapar Dukungan Keluarga - Tidak Mendukung - Mendukung Dukungan Petugas Kesehatan - Kurang - Baik Dukungan Sosial - Kurang - Baik Keskom. Vol 11. No 2, 2025 . Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS Analisis Bivariat Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi-square diketahui bahwa persentase wanita usia subur yang melakukan SADARI dengan nilai statistik p value < 0,05 bahwasanya ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, keterpaparan informasi, dukungan petugas kesehatan serta dukungan keluarga dengan perilaku SADARI. Sedangkan dukungan sosial yang tidak mempunyai keterakaitan secara signifikan terhadap perilaku SADARI, dimana p value yang diperoleh yaitu sebesar 0,394 . >0,. (Tabel . Tabel 2 Hubungan Tingkat Pendidikan. Pengetahuan. Persepsi. Sikap. Motivasi,Keterpaparan Informasi. Dukungan Keluarga. Dukungan Petugas Kesehatan, dan Dukungan Sosial dengan Perilaku SADARI Pada WUS Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Variabel Tingkat Pendidikan - Rendah - Tinggi Pengetahuan - Kurang - Baik Persepsi - Kurang - Baik Sikap - Negatif - Positif Motivasi - Kurang - Baik Keterpaparan Informasi - Tidak Terpapar - Terpapar Dukungan Keluarga - Tidak Mendukung - Mendukung Dukungan Petugas Kesehatan - Kurang - Baik Dukungan Sosial - Kurang - Baik Tidak 0,020 0,000 0,009 0,024 0,016 0,000 0,001 0,027 0,394 Analisis Multivariat Hasil uji statistik dari analisis multivariat keterpaparan informasi menjadi faktor paling menonjol/dominan berkaitan terhadap perilaku SADARI pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir. Keterpaparan informasi terbukti secara signifikan paling berhubungan dengan Keskom. Vol 11. No 2, 2025 p-value Total perilaku SADARI pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir dengan p value . Nilai OR 10,510 dan Confident Interval 95% 061 - 36. Maka dapat diartikan bahwa keterpaparan informasi memiliki peluang 10,5 kali untuk melakukan SADARI di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir. Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS Tabel 3 Pemodelan Akhir Multivariat Variabel Pendidikan Pengetahuan Persepsi Sikap Motivasi K_Informasi D_Keluarga D_Kesehatan P value 0,020 0,000 0,009 0,024 0,016 0,000 0,001 0,027 PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Khairatunnisa, 2022 pengetahuan pada wanita usia subur dengan perilaku SADARI . -value 0,. Wahyuni Putu, 2022 memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna diantara pengetahuan dengan perilaku SADARI yang dialami oleh Selain itu, kelompok responden yang dengan pengetahuan optimal terkait SADARI berpotensi sebanyak 57,42 kali mempunyai perilaku SADARI yang baik daripada kelompok responden yang tidak mempunyai pengetahuan Pengetahuan menjadi landasan penting dalam membentuk perilaku individu. Dalam konteks kesehatan, pengetahuan berperan sebagai faktor yang memengaruhi pola perilaku seseorang. Perilaku yang dibangun atas dasar pengetahuan cenderung lebih konsisten dan bertahan lama dibandingkan perilaku yang muncul tanpa dasar pengetahuan yang memadai. Jika seorang individu memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait deteksi dini pada area payudara maka akan timbul respon positif terkait sikap SADARI. Tetapi bila individu tersebut mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah maka tidak akan menyebabkan respon baik terhadap perilaku SADARI. Ketika seseorang memahami secara menyeluruh pentingnya deteksi dini terhadap kelainan pada payudara, terutama dalam mengidentifikasi adanya benjolan yang mencurigakan, maka hal tersebut akan memunculkan respons positif berupa perilaku SADARI. Sebaliknya, kurangnya pengetahuan akan berdampak pada rendahnya kesadaran dan keengganan untuk melakukan pemeriksaan Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Exp (B) 95% Cl for EXP(B) 063 - 25. 556 - 30. 532 - 30. 206 - 10. 109 - 2. 061 - 36. 391 - 9. 124 - 4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Israel et al. , 2023, wanita yang telah mencapai setidaknya pendidikan dasar ke atas memiliki peluang depala kali lebih besar untuk melaksanakan praktik SADARI rekan-rekan Pembenaran ilmiah untuk hal ini mungkin dikarenakan tingkat pendidikan yang tinggi pada perempuan akan mempengaruhi sikap dari perempuan tersebut, khususnya terkait SADARI. Meskipun kesadaran akan kanker payudara, perhatian publik, dan kemajuan dalam pencitraan payudara untuk deteksi dini telah meningkat, kanker payudara masih menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di Italia. 12 Tingkat pendidikan seseorang juga sangat menentukan sejauh mana ia mampu menerima dan memahami informasi yang Baik pendidikan formal maupun informal menitikberatkan pada proses belajar yang diharapkan mampu mengubah perilaku seseorang, dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari tidak memahami menjadi memahami, serta dari tidak mampu menjadi mampu. Hubungan Sikap dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Burhan. et al, 2024 bahwa ditemukan sikap juga berhubungan dengan perilaku SADARI. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS pemeriksaan payudara sendiri yang dapat dilakukan oleh setiap wanita, umumnya mulai usia 20-an, untuk dilakukan pada dirinya sendiri setiap bulan atau sesekali untuk menilai perubahan yang terlihat dan teraba dan melaporkannya nanti ke Sikap yang dimiliki oleh WUS dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan praktik SADARI. Ketika seorang wanita memiliki sikap positif terhadap pentingnya deteksi dini kanker payudara, maka ia akan lebih termotivasi guna melaksanakan SADARI secara berkala dengan langkah yang tepat. Sebaliknya, jika sikap yang terbentuk bersifat acuh tak acuh atau negatif, seperti merasa malu, takut, atau menganggap tindakan tersebut tidak penting, maka kemungkinan besar ia akan mengabaikan praktik SADARI. Hubungan Persepsi dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Setyaningrum,P. , 2019 yang memperlihatkan bahwasanya terdapat hubungan antara persepsi dengan perilaku SADARI. Salah satu bentuk persepsi yang muncul adalah keyakinan individu terhadap efektivitas suatu tindakan yang dianjurkan untuk menurunkan risiko terhadap masalah kesehatan. Hal ini juga dikenal sebagai anggapan bahwa tindakan tersebut memberikan Perubahan perilaku kesehatan seseorang sangat dipengaruhi oleh pandangan atau penilaiannya terhadap manfaat yang akan didapatkan dari tindakan tersebut. 15 Pentingnya penerapan program pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara dan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang merupakan bagian dari upaya lokal dan internasional dalam memerangi kanker payudara. Hubungan Motivasi dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian oleh Sari, et al,. 2024, menunjukkan ada hubungan motivasi remaja putri tentang kanker payudara dengan perilaku praktik pemeriksaan payudara 17 Motivasi memiliki peranan besar dalam mendorong perilaku pemeriksaan diri, yang memanfaatkan peluang yang ada, mengatasi ketidakpastian, menjaga kondisi tubuh, serta munculnya penyakit. Dari pemahaman yang memadai, akan tumbuh rasa tertarik . yang selanjutnya menjadi pemicu munculnya motivasi untuk bertindak, seperti dalam praktik SADARI. Hubungan Keterpaparan Informasi dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Audila, 2022 menunjukkan hubungan signifikan antara keterpaparan informasi dan perilaku SADARI. 18 Internet telah meningkatkan akses informasi secara signifikan. Media sosial, televisi, dan/atau radio disebut sebagai sumber utama informasi BSE oleh 66,1% partisipan. Ketersediaan informasi yang memadai mengenai bahaya penyakit kanker payudara dan pentingnya melakukan pemeriksaan secara dini, mampu mengoptimalkan tingkat pengetahuan wanita didalam melaksanakan deteksi dini gejala atau tanda-tanda yang mungkin dialami. Salah satu motivasi ibu didalam melaksanakan upaya pencegahan kaker payudara ialah pengetahuan ibu yang didapatkan melalui sumber informasi seperti TV, internet, media massa, dan penyuluhan di pelayanan kesehatan. Tidak hanya melalui media sosial atau platform daring, peningkatan pengetahuan dan sikap positif dalam melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) juga dapat dicapai secara lebih efektif apabila informasi tersebut diberikan secara langsung dalam bentuk edukasi oleh teman sebaya, khususnya sesama remaja putri. Metode penyampaian ini dinilai mampu Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS menciptakan kenyamanan dan keterbukaan dalam menerima informasi kesehatan. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling di Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan kanker payudara pada wanita usia 21 Berbagai bentuk dukungan dari keluarga terbukti berperan krusial didalam mendorong perilaku SADARI pada WUS. Semakin kuat dukungan yang diberikan, maka kecenderungan WUS untuk melakukan SADARI secara rutin juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, rendahnya dukungan keluarga dapat berdampak pada kurangnya praktik SADARI. Dukungan ini berkaitan positif terhadap peningkatan perilaku SADARI, di mana mereka yang merasa didukung cenderung melakukan pemeriksaan secara mandiri dengan lebih rutin dan Sebaliknya, kurangnya dukungan sering kali berujung pada minimnya kesadaran, bahkan membuat sebagian wanita tidak pernah melakukan SADARI sama sekali. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Petugas Kesehatan bisa mempengaruhi keputusan perempuan mengenai skrining kanker payudara, kurangnya rekomendasi skrining mungkin menjadi salah satu hambatan yang mempengaruhi partisipasi perempuan dalam program skrining. Petugas kesehatan adalah salah satu sumber informasi terpercaya bagi pasien mengenai rekomendasi skrining. Oleh karena itu, petugas kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk berkomunikasi secara efektif dengan Penelitian yang dilakukan di Turki menunjukkan sekitar 78 % tenaga kesehatan rutin Keskom. Vol 11. No 2, 2025 melakukan BSE. 23 Tenaga kesehatan perempuan merupakan tokoh kunci yang berpengaruh dalam mengubah sikap, keyakinan dan perilaku masyarakat umum dalam melakukan praktik SADARI. Tenaga kesehatan juga diharapkan melakukan praktik SADARI secara luas. Hubungan Dukungan Sosial dengan Perilaku SADARI Pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan kesesuaian dengan penelitian oleh, bahwasanya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan perilaku SADARI. Dukungan yang diberikan oleh masyarakat mampu mempengaruhi individu untuk bekerja atau bergabung dengan kelompok yang dirasa bisa membuat dirinya mengalami Dukungan tersebut bisa berupa dukungan dari petugas kesehatan, praktisi promos kesehatan serta anggota masyarakat. Di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, pemeriksaan payudara sendiri merupakan salah satu pilihan yang layak dan praktis untuk melakukan skrining kanker payudara pada tahap awal. Selain itu, tingkat kesadaran dan penyebaran informasi tentang frekuensi dan interval pemeriksaan payudara sendiri juga Kurang tertangani dengan baik pada perempuan Afrika dibandingkan dengan perempuan Eropa dan Asia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pemeriksaan payudara sendiri merupakan pilihan yang paling layak dan terjangkau untuk diagnosis dini kanker payudara, perempuan Afrika belum mempraktikkannya sesuai frekuensi dan interval yang disarankan. Mengacu terhadap teori Green yang dikutip oleh Notoatmodjo, faktor penguat merupakan unsur yang menetapkan apakah suatu tindakan kesehatan mendapatkan dukungan ataukah tidak, yang pada akhirnya akan memengaruhi terbentuknya perilaku sadar terhadap kesehatan. Bentuk dukungan ini bisa berasal dari berbagai pihak, seperti anggota keluarga, teman sebaya, pendidik, maupun tenaga Desi Scorpinasari Ginting, et al Determinant Factors Of Early Breast Cancer Detection Behavior With BSE Faktor Determinan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI Pada WUS SIMPULAN Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, persepsi, sikap, motivasi, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dengan perilaku SADARI pada WUS serta tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan dengan perilaku SADARI pada WUS dan faktor yang paling dominan berhubungan adalah keterpaparan Oleh karena itu, disarankan bagi tenaga kesehatan lebih memberikan informasi serta para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan penerapan program tentang kesadaran kanker payudara untuk meningkatkan prevalensi rendah cakupan deteksi dini di kalangan wanita usia reproduksi yang ada di wilayah kerja Puskesmas. KONFLIK KEPENTINGAN Tidak ada konflik kepentingan yang dilakukan dalam penelitian ini. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak Puskesmas Padang Pasir yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian dan dosen pembimbing dan dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan selama proses penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA