SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 Kelompok Bidang: Ekowisata dan Jasa Lingkungan. Sosek Kehutanan. Pemanfaatan SIG & Remote Sensing. Hasil Hutan Bukan Kayu dan Teknologi Kehutanan Uji Efikasi 6 Jenis Kayu dari Hutan Rakyat Kabupaten Kuningan Hasil Pengawetan Rendam Panas Berbahan Aktif Asam Borat terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes curvignathu. Oleh Adi Putra RamadhanA. SulistyonoA. Nina HerlinaA Program Studi Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Universitas Kuningan Program Studi Ilmu Lingkungan. Fakultas Kehutanan. Universitas Kuningan Jl. Cut Nyak Dien No. 36 A. Kel. Cijoho Kuningan 45513 adi96193@gmail. Sulistyono@uniku. idA, nina. herlina@uniku. ABSTRAK Kuningan memiliki potensi hasil hutan masyarakat yang tinggi. Tectona grandis. Swietenia macrophylla. Paraserianthes falcataria adalah komoditas unggul dan dominan di Kuningan untuk bahan bangunan dan bahan baku industri. Kayu hutan rakyat didominasi oleh kayu yang memiliki kualitas relatif rendah, dibandingkan kayu dari hutan alam. Kegiatan ini mengetahui efektivitas pengawetan kayu dengan rendam panas menggunakan asam borat, mengetahui daya tahan dan daya tahan kayu terhapat menyerang rayap tanah. Metode yang digunakan untuk ruang terbuka menggunakan metode ASTM D1758. , pemberian bahan pengawet asam borat minimal 5 % 10% dan 15 %), hanya efektif untuk mengawetkan kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu jabon dan kayu manglid sedangkan kayu kihiyang pemebrian asam borat 5 %, 10 %, dan 15 % tidak efektif untuk di awetkan ini di karenakan tingkat kerusakan dan penyerangan rayap terhadap kayu kihiyang ini karena kayu ki hiyang masih muda umur 5 tahun dan tempat penguburan kayu kihiyang banyak Bahan pengawet asam borat pada kadar 15 % dengan metode rendam panas, paling efektif untuk pengawetan 5 jenis kayu . ati, mahoni, sengon, jabon dan mangli. baik untuk meningkatkan kelas awet dan ketahanan kayu pada uji di lapangan. Kata Kunci : Efikasi kayu. Keawetan kayu, ketahanan kayu. ABSTRACT Kuningan has a high community forest yield potential. Tectona grandis. Swietenia macrophylla. Paraserianthes falcataria are the superior and dominant commodities in Kuningan for building materials and industrial raw People's forest wood is dominated by wood that has relatively low quality, compared to wood from natural forests. This activity knows the effectiveness of wood preservation by heat soaking using boric acid, knowing the durability and durability of wood to attack soil termites. The method used for open space uses the ASTM D1758 method. , administration of boric acid preservatives at least 5 % 10% and 15%), only effective for preserving teak, mahogany, zincon wood, jabon wood and manglid wood while kihiyang wood with boric acid 5%, 10%, and 15% is not effective to preserve this because of the level of damage and termite attack on kihiyang wood because ki hiyang wood is still young at 5 years old and the burial place of kihi wood that many Boric acid preservatives at a rate of 15% with the heat soaking method, most effective for the preservation of 5 types of wood . eak, mahogany, zincon, jabon and mangli. both to improve the durability and durability of wood in tests in the field. Keywords: Wood efficacy. Wood durability, wood resistance. SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 PENDAHULUAN Kabupaten Kuningan merupakan penghasil kayu rakyat terbanyak di wilayah Cirebon Raya dan peringkat ke 5 di Provinsi Jawa Barat . Perkembangan jenis dan produksi kayu bulat di Kabupaten Kuningan sebesar 262 m3 yang terdiri dari Jati (Tectona grandi. Mahoni (Swietenia macrophyll. Sengon (Paraserianthes falcatari. Tusam (Pinus merkusi. Mangium (Acacia mangiu. Jati. Mahoni dan Sengon merupakan komoditi unggulan yang sering digunakan di Kota Kuningan untuk mencukupi kebutuhan kayu sebagai bahan bangunan dan bahan baku industri. Kayu-kayu tersebut memiliki kelas awet yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh zat ekstraktif pada kayu tersebut sehingga mempengaruhi kualitas umur pakainya. Keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap organisme perusak kayu, seperti jamur, serangga dan penggerek di laut serta dimana kayu tersebut digunakan . Keawetan kayu terhadap serangan organisme disebabkan faktor eksternal antara lain adalah faktor lingkungan seperti temperatur, ph, tekanan oksigen, dan kadar air . sedangkan faktor internal adalah zat ektraktif yang terdapat di dalam kayu tersebut dan merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi ketahanan kayu terhadap serangan organisme. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan proses pengawetan kayu. Pengawetan kayu dapat meningkatkan keawetan dan ketahanan kayu untuk memperpanjang umur pemakaian kayu sehingga dapat mengurangi biaya akhir . Pengawetan kayu dikatakan berhasil apabila bahan pengawet yang digunakan dapat melakukan absorpsi, penetrasi, dan retensi dengan baik pada kayu . Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengawetan diantaranya adalah metode pengawetan, bahan pengawet dan konsentrasi bahan pengawet . Menurut . terdapat hasil pengujian keawetan alami kayu umur 5 tahun pada ruangan tertutup. Kayu Jati dan kayu Mahoni termasuk Kelas Awet II (Taha. Sedangkan kayu Sengon memiliki nilai keawetan yang lebih rendah yaitu Kelas Awet i (Sedan. dan hasil pengujian keawetan alami kayu umur 5 tahun pada ruangan terbuka. Kayu Jati dan kayu Sengon memiliki Nilai Keawetan 7 Sedangkan kayu Mahoni memiliki Nilai Keawetan 6. Penelitian ini perlu dilakukan mengingat banyak jenis kayu dari hutan rakyat di Kabupaten Kuningan khususnya jenis Jati. Mahoni. Sengon. Jabon. Manglid dan Kihiyang yang sering digunakan oleh masyarakat Kuningan sebagai bahan bangunan ataupun bahan furniture yang belum diketahui keawetannya yang telah di awetkan menggunakan asam borat di lapangan. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang keawetan uji efikasi jenis kayu Jati. Mahoni. Sengon. Jabon. Manglid, dan Kihiyang di lapangan. METODE PENELITIAN 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada bulan April Ae Juli 2021 di kebun belakang rumah peneliti. Alat Dan Bahan : Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain timbangan elektrik, oven, cangkul , alat tulis dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini anatara lain : kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu manglid, kayu ki hiyang dan kayu jabon. masing-masing memiliki 4 perlakuan diantaranya 0%, 5%, 10%, dan 15%. kali ulangan total sampel 120 sampel dengan umur 5 tahun yang berasal dari hutan rakyat di Kabupaten Kuningan. Bahan lain yang digunakan adalah Rayap tanah yang sudah tersedia di dalam tanah bahan pengawet asam borat. Prosedur Kerja : Persiapan Contoh Uji Contoh uji efikasi yang digunakan di lapangan adalah kayu rakyat yang menggunakan metode ASTM D 1758 yaitu ukuran sempel 200 x 20 x 10 ycoyco3 yang sudah di keringkan selama 3 minggu. Aplikasi Rendam SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 Bahan pengawet asam borat dilarutkan dalam air panas sehingga persentase 0%, 5%, 10%, dan 15% sebagai Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam wadah logam, kayu tersebut diberi pemberat hal ini ditujukan agar sampel benar-benar tercelup dalam larutan bahan pengawet. Sampel direndam selama 48 Kondisi Sample Score Pengujian Efikasi Lapangan Sangat berat Sampel ukuran 200 x 20 x 10 Berat dikeringkan selama 3 minggu di bawah sinar matahari dan di Cukup ringan timbang sebagai berat awal sampel dari masing-masing Serangan Ringan kategori dikubur sedalam 150 mm ke dalam tanah dan diberi Tidak ada serangan jarak antar spesimen 100cm selama tiga bulan dari bulan April sampai juli 2021 . Contoh penempatan sampel dalam uji lapangan ditunjukkan pada (Gambar 3. Lokasi uji terletak di demplot plot, di kebun belakang rumah peneliti. Dimana rayap tanah yang dominan adalah Microtermes spp. Nasutitermes spp. Macrotermes spp. , dan Coptotermes spp (Nandika et al. , 2. Setelah 12 minggu, sampel dikeluarkan dari tanah, dibersihkan secara menyeluruh lalu sempel di oven dengan suhu 60 AC selama 48 jam dan hitunglah setiap sampel berat kayu setelah di oven menggunakan timbangan digital untuk mengetahui berat kering kayu setelah pengumpanan (W. Nilai penurunan berat contoh uji akibat serangan rayap dihitung dengan persamaan berikut : yanyaOeyanya ycyc (%) = yanya X 100% Ket : WL = Penurunan berat (%) W1 = Berat kering kayu sebelum pengujian . W2 = Berat kering kayu setelah pengujian . Kemudian untuk mengetahui resistensi pada rayap tanah Penilaian keawetan kayu berdasarkan kondisi persentase serangan dari rayap tanah berdasarkan metode uji kubur ASTM D 1758 Gambar 1. Contoh Penempatan sampel di lapangan pada resistansi rayap bawah tanah dalam uji lapangan. Tabel 1. Klasifikasi resistensi ketahanan pada rayap tanah Kerusakan Rayap Klasifikasi Sangat Tahan (Tidak ada serangan raya. 1 Ae 25 Tahan (Sedikit terserang rayap. dari gigitan awal hingga hampir A dari sampe. 26 Ae 50 Sedang (Cukup terserang. lebih dari A hingga lebih dari A sampe. 51 Ae 75 Sedikit Tahan (Sangat terserang rayap. > A hingga hampirA dari sampe. 76 Ae 100 Tidak Tahan (Sangat diserang, lebih dari A sampe. SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 Tabel 2 Tingkat Kerusakan kayu Kondisi Sample Sangat berat Berat Cukup ringan Serangan Ringan Tidak ada serangan Score Tabel 3. kriteria penilaian keawetan kayu dan serangan Rayap Tanah Kelas penurunan berat i 2 - 4,4 4,5 - 8,2 8,3 - 28,1 > 28,1 Sangat Tahan Tahan Sedang Tidak tahan Sangat Tidak Tahan Analisis Data Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mengguanakan Microsoft Excel 2013 dan SPSS. Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu A . enis kay. dan faktor B . onsentrasi Asam Bora. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan yang merupakan komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dan taraf Ae taraf dua faktor atau lebih. Istilah faktorial lebih mengacu pada bagimana perlakuan Ae perlakuan yang akan diteliti disusun, tetapi tidak menyatakan bagaimana perlakuan Ae perlakuan tersebut ditempatkan pada unit Ae unit percobaan . Model rancangan percobaan statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Yij = AA Ai Bj (AB) ij eij Keterangan: Nilai pengamatan penurunan berat pada perlakuan E . enis kay. ke- I Yij (Jati, mahoni, sengon, manglid, ki hiyang dan jabo. dan ulangan ke-j kali pengulanga. Rataan umum Pengaruh Utama A . enis kay. (CA=1,2,. Pengaruh Utama B (Konsentrasi bahan pengawe. komponen interaksi faktor A pada Abij taraf ke -1 dan faktor B pada taraf ke Aej pengaruh acak yang menyebar eijk SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Uji Efikasi Kayu Lapangan Uji Efikasi kayu di lapangan menggunakan uji kubur . rave yard tes. metode ASTM D 1758-02 dengan konsentrasi borat 0%, 5%, 10%, dan 15% dilakuan belakang rumah. Pengujian ini dilakukan selama 3 bulan. Berikut berat sebelum, sesudah dan Rata-rata penurunan, kelas awet dan kelas tahan. Tabel 4. Persentase Rata Ae Rata Penurunan Kayu Konsentrasi Penurunan Berat Kelas Borat % (WL) (%) Awet Jati (Tectona grandis Linn. Mahoni (Swietenia i macrophylla Kin. Kihiyang (Albizia Procer. 67,33 Jenis Kayu Sengon (Paraserianthes Jabon (Anthocephalus Manglid (Manglietia glauca B. IV-V 3,66 Kelas Ketahanan Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Sangat tahan Sedang Sangat Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Tahan Sangat Tidak Tahan Sangat Tidak Tahan sangat Tidak Tahan Sangat Tidak Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Sangat Tahan Score Persentase penurunan berat rata-rata kayu Jati (Tectona grandis Linn. ) pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi kadar borat 0% tidak memiliki penuruanan dengan kelas awet II dan ketahannya . , kayu jati dengan konsentrasi asam borat 5%, 10% dan 15% tidak memiliki penuruanan sehingga menjadi kelas awet I dan ketahananya . angat taha. Berdasarkan pengujian ketahanan kayu Jati (Tectona grandis Linn. dengan kadar borat 5%, 10% dan 15% sangat tahan terhadap serangan rayap tanah. Persentase penurunan berat rata-rata kayu Mahoni (Swietenia macrophylla Kin. pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi kadar borat 0% tidak memiliki penuruanan dengan kelas awet i dan ketahannya . , kayu mahoni dengan konsentrasi asam borat 5%, 10% dan 15% tidak memiliki penuruanan sehingga menjadi kelas awet I dan ketahananya . angat taha. Berdasarkan pengujian ketahanan SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 kayu Mahoni (Swietenia macrophylla Kin. dengan kadar borat 5%, 10% dan 15% tahan terhadap serangan rayap tanah. Persentase penurunan berat rata-rata kayu Kihiyang (Albizia Procer. pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi asam borat 0% memiliki penuruan berat sebesar 100% dari kelas awet II menjadi kelas awet V dan ketahanana . angat tidak taha. , pemberian borat 5% memiliki penuruanan 67,33% menjadi kelas awet V dan ketahanya . angat tidak taha. , pemberian borat 10% memiliki penuruanan 56% menjadi kelas awet V dan ketahanya . angat tidak taha. , pemberian borat 15% memiliki penuruanan 36% menjadi kelas awet V dan ketahanya . angat tidak taha. Berdasarkan pengujian kethanan kayu Kihiyang (Albizia Procer. dengan kadar borat 0%, 5%, 10% dan 15% tidak menyebabkan perubahan terhadap kelas awet maupun kelas Persentase penurunan berat rata-rata kayu Sengon (Paraserianthes falcatari. pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi kadar borat 0% tidak memiliki penuruanan dengan kelas awet IV-V dan ketahannya . angat tidak taha. , kayu sengon dengan konsentrasi asam borat 5%, 10% dan 15% tidak memiliki penuruanan sehingga menjadi kelas awet I dan ketahananya . angat taha. Berdasarkan pengujian ketahanan kayu Sengon (Paraserianthes falcatari. dengan kadar borat 5%, 10% dan 15% tahan terhadap serangan rayap Persentase penurunan berat rata-rata kayu Jabon (Anthocephalus cadamba ) pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi kadar borat 0% memiliki penuruanan 3,66 dengan kelas awet V dan ketahannya . angat tidak taha. , kayu jabon dengan konsentrasi asam borat 5%, 10% dan 15% tidak memiliki penuruanan sehingga menjadi kelas awet I dan ketahananya . angat taha. Berdasarkan pengujian kethanan kayu Jabon (Anthocephalus cadamba ) dengan kadar borat 5%, 10% dan 15% paling tahan terhadap serangan rayap tanah. Persentase penurunan berat rata-rata kayu Manglid (Manglietia glauca B. pada uji efikasi di lapangan ini dengan konsentrasi kadar borat 0% tidak memiliki penuruanan dengan kelas awet II dan ketahannya . , kayu manglid dengan konsentrasi asam borat 5%, 10% dan 15% tidak memiliki penuruanan sehingga menjadi kelas awet I dan ketahananya . angat taha. Berdasarkan pengujian kethanan kayu Manglid (Manglietia glauca B. dengan kadar borat 5% 10% dan 15% paling tahan terhadap serangan rayap tanah. Dari persentasi penurunan berat rata-rata kayu pada umur 5 tahun dengan kadar asam borat 5%, 10%, dan 15% kayu jati, mahoni, sengon, jabon dan manglid sangat berpengaruh mengawetkan kayu dengan keawetan kelas I dan ketahanya sangat tahan. Sedangkan kayu kihiyang dengan kadar borat 5%, 10% dan 15% menurunkan keawetan kayu ini di karenkan kayu berumur 5 tahun. Pada tabel 4. 1 menunjukan tingkat kerusakan kayu secara visual di ruangan terbuka terhadap serangan rayap tanah. Kayu Jati dengan kadar borat 0% memiliki score 9 termasuk ke dalam serangan rendah, kayu Jati denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 10 tidak ada serangan, kayu Jati dengan kadar borat 10% memiliki scor 10 tidak ada serangan dan jenis kayu Jati dengan kadar borat 15% memiliki scor sebanyak 10 tidak ada serangan. Jenis kayu Mahoni dengan kadar borat 0% memiliki score 7 termasuk ke dalam kerusakan yang cukup tinggi, kayu Mahoni denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 10 tidak ada serangan, kayu Mahoni dengan kadar borat 10% memiliki scor 10 tidak ada serangan dan jenis kayu Mahoni dengan kadar borat 15% memiliki scor sebanyak 10 tidak ada serangan. Jenis kayu Kihiyang dengan kadar borat 0% memiliki score 0 termasuk ke dalam kerusakan yang sangat tinggi, kayu Mahoni denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 0 termasuk kedalam kerusakan kayu yang sangat tinggi, kayu Kihiyang dengan kadar borat 10% memiliki scor 0 termasuk kedalam kerusakan kayu yang sangat tinggi dan jenis kayu Kihiyang dengan kadar borat 15% memiliki scor 0 termasuk kedalam kerusakan kayu yang sangat tinggi. Jenis kayu Sengon dengan kadar borat 0% memiliki score 0 termasuk ke dalam kerusakan yang cukup tinggi, kayu Sengon denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 10 tidak ada serangan, kayu Sengon dengan kadar borat 10% memiliki scor 10 tidak ada serangan dan jenis kayu Sengon dengan kadar borat 15% memiliki scor sebanyak 10 tidak ada serangan. Jenis kayu Jabon dengan kadar borat 0% memiliki score 9 termasuk ke dalam serangan rendah, kayu Jabon denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 10 tidak ada serangan, kayu Jabon dengan kadar borat SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 10% memiliki scor 10 tidak ada serangan dan jenis kayu Jabon dengan kadar borat 15% memiliki scor sebanyak 10 tidak ada serangan. Jenis kayu Manglid dengan kadar borat 0% memiliki score 9 termasuk ke dalam kerusakan sangat rendah, kayu Manglid denggan kadar borat 5% memiliki scor sebesar 10 tidak ada serangan, kayu Manglid dengan kadar borat 10% memiliki scor 10 tidak ada serangan dan jenis kayu Manglid dengan kadar borat 15% memiliki scor sebanyak 10 tidak ada serangan. Dari peresentasi penurunan berat rata-rata kayu pada umur 5 tahun dengan kadar asam borat 5%, 10% dan 15% kayu jati, mahoni, sengon, jabon, dan manglid sangat berpengaruhh mengawetkan kayu drngan keawetan kelas I dan ketahannya sangat tahan. Sedangkan kayu kihiyang dengan kadar asam borat 5%, 10%, dan 15% menurunkan keawetan kayu ini di karenakan kayu berumur 5 tahun. Tabel 5. Signifikasi Uji Lapangan Sumber Source Corrected Model Intercept A*B Error Total Jumlah kuadrat nSum of Squares 4035,592a 715,408 122,425 3404,842 508,325 192,000 4943,000 . Kuadrat tengah Mean Square 175,461 715,408 40,808 680,968 33,888 2,000 F . Sig. 87,730 357,704 20,404 340,484 16,944 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 Nilai corrected Model akan menggambarkan bagaimana pengaruh seluruh variable independen ( Faktor jenis kayu. Faktor kadar Borat dan Faktor jenis kayu yang dikontrol oleh factor kadar borat ) secara bersama-sama terhadap variable dependen (Nilai Penurunan Berat Kay. Pengambilan keputusan untuk uji ini akan bergantung pada nilai Signifikansi di dalam Corrected Model, dimana suatu model di katakana baik atau valid ketika memiliki (Si. < 0,05. Table di atas memperlihatkan bahwa signifikansi pada corrected model . sample lapangan rayap tana. sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan model penelitian ini baik/ valid dan seluruh variable independen di temukan secara simultan atau Bersama-sama berpengaruh signifikansi terhadap variable. Faktor jenis kayu memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 maka berdasarkan pengambilan keputusan di atas, dinyatakan terdapat perbedaan nilai berat kayu pada sample lapangan rayap tanah berdasarkan variable factor jenis kayu atau dengan kata lain factor jenis kayu berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan berat kayu pada sample lapangan rayap tanah. Jenis kayu jati, mahoni, manglid dan sengon yang paling efektif Factor Kadar Borat memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 maka berdasarkan pengambilan keputusan di atas, dinyatkan terdapat perbedaan nilai berat kayu pada sample lapangam rayap tanah berdasarkan variable factor kadar borat atau dengan kata lain factor kadar borat berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan berat kayu pada sample uji lapngan rayap tanah. Kadar borat 5% - 15% memiliki kefektifan untuk keawetan Factor Kadar Borat memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 maka berdasarkan pengambilan keputusan di atas, dinyatkan terdapat perbedaan nilai berat kayu pada sample lapangam rayap tanah berdasarkan variable factor jenis kayu *kadar borat atau dengan kata lain factor jenis kayu yang di control oleh factor kadar borat berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan berat kayu pada sample lapangan rayap tanah jeni kayu jati, mahoni, manglid dan sengon memiliki kefektifan untuk diawetkan. Factor Kadar Borat memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 maka berdasarkan pengambilan keputusan di atas, dinyatkan terdapat perbedaan nilai berat kayu pada sample lapangam rayap tanah berdasarkan variable factor kadar borat atau dengan kata lain factor kadar borat berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan berat kayu pada sample uji lapngan rayap tanah. Kadar borat 0% - 15% memiliki kefektifan untuk keawetan Factor jenis kayu kadar borat memiliki nilai signifikasi sebesar 0,000 maka berdasarkan pengambilan keputusan di atas, dinyatkan terdapat perbedaan nilai berat kayu pada sample lapangam rayap tanah berdasarkan variable factor jenis kayu *kadar borat atau dengan kata lain factor jenis kayu yang di kontrol oleh factor kadar borat berpengaruh signifikan terhadap nilai penurunan berat kayu pada sample lapngan rayap SEMINAR NASIONAL Konservasi untuk Kesejahteraan Masyarakat II Fakultas Kehutanan Universitas Kuningan Kamis, 28 Oktober 2021 Jenis kayu jati dan sengon memiliki kefektifan untuk di awetkan menggunkan borat dengan kadar borat sebesar 0%, 5%, 10% dan 15%. Tabel 6. Hasil Duncan Uji Lapangan Kehilangan jenis kayu Duncan pohon jati Sig. Subset ,00 ,00 ,00 ,00 ,30 14,35 ,559 1,000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Erro. = 2,000. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000. Alpha = 0,05. Nilai subsets dari tabel di atas memutuskan bahwa : Pada kolom subsets 1 terdapat 5 nilai dari variabel kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu manglid, dan kayu jabon. Artinya dari mean berat akhir kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu manglid dan kayu jabon tidak memiliki perbedaan yang signifikan. KESIMPULAN Adapun hasil penelitian yang dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil Uji Efikasi kayu penurunan dari 6 jenis kayu yang di teliti dengan kadar borat 5%, 10% dan Mengasikan 5 jenis kayu yang tidak di serang rayap yaitu kayu jati, kayu mahoni, kayau sengon, kayu jabon, dan kayu manglid, ini di buktikan pada saat pembongakaran atau pengangktan kayu setelah di kubur tidak ada rayap sama sekali dan satu jenis kayu yang di serang rayap yaitu kayu kihiyang ini di buktikan pada saat pembongkran atu pengambilan kayu ada rayapnya. Pada pengujian di lapangan berupa uji kubur oleh rayap tanah, pemberian bahan pengawet asam borat minimal 5 % 10% dan 15 %), hanya efektif untuk mengawetkan kayu jati, kayu mahoni, kayu sengon, kayu jabon dan kayu manglid sedangkan kayu kihiyang pemebrian asam borat 5 %, 10 %, dan 15 % tidak efektif untuk di awetkan ini di karenakan tingkat kerusakan dan penyerangan rayap terhadap kayu kihiyang ini karena kayu ki hiyang masih muda umur 5 tahun dan tempat penguburan kayu kihiyang banyak rayapnya. Bahan pengawet asam borat pada kadar 15 % dengan metode rendam panas, paling efektif untuk pengawetan 5 jenis kayu . ati, mahoni, sengon, jabon dan mangli. baik untuk meningkatkan kelas awet dan ketahanan kayu pada uji di lapangan . ji kubu. DAFTAR PUSTAKA