Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 LAJU INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TANAH PADA TEGAKAN SENGON. SEMAK. DAN LAHAN TERBUKA Andi Nurfadilah1. Rachmad Mulyadi2. Karyati3, dan Karmini4 Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Tropis. Universitas Mulawarman. Kampus Gunung Kelua. Jalan Penajam. Samarinda. Kalimantan Timur. Indonesia. Fakultas Pertanian. Universitas Mulawarman. Kampus Gunung Kelua. Jalan Pasir Balengkong. Samarinda. Kalimantan Timur. Indonesia. E-Mail: karyati@fahutan. 1,2,3 Submit: 19-8-2025 Revisi: 22-08-2025 Diterima: 04-09-2025 ABSTRAK Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah pada Tegakan Sengon. Semak, dan Lahan Terbuka. Karakteristik infiltrasi dan permeabilitas tanah berperan penting dalam mengatur siklus hidrologi, yang dipengaruhi oleh perbedaan penutupan lahan dan kondisi vegetasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju infiltrasi dan nilai permeabilitas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan menggunakan alat double ring infiltrometer dan permeabilitas tanah diukur dengan menggunakan permeameter. Sifat-sifat fisik tanah dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Mulawarman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi di tegakan sengon sebesar 51,24 cm/jam termasuk klasifikasi sangat cepat, di semak sebesar 7,56 cm/jam termasuk klasifikasi agak cepat, dan di lahan terbuka sebesar 4,32 cm/jam termasuk klasifikasi sedang. Permeabilitas tanah tertinggi pada tegakan sengon . ,25 cm/jam dengan klasifikasi sedan. diikuti semak . ,57 cm/jam dengan klasifikasi agak lamba. dan lahan terbuka . ,10 cm/jam dengan klasifikasi agak lamba. Laju infiltrasi dan permeabilitas tanah berkaitan dengan sifat-sifat fisik tanah dan kemiringan lahan. Informasi tentang kemampuan tanah dalam meresapkan air dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya konservasi tanah dan air pada berbagai tipe tutupan vegetasi sehingga dapat memperkecil limpasan permukaan pada tutupan lahan berbeda. Kata kunci : Lahan terbuka. Laju infiltrasi. Permeabilitas tanah. Semak. Tegakan sengon. ABSTRACT Infiltration Rate and Soil Permeability in Sengon Plantations. Shrublands, and Open Lands. Soil infiltration and permeability characteristics play an important role in regulating the hydrological cycle, which is influenced by differences in land cover and vegetation conditions. The objective of this study was to determine the infiltration rate and soil permeability values in sengon plantations, shrublands, and open lands. Infiltration rate measurements were conducted using a double ring infiltrometer, and soil permeability was measured using a permeameter. Physical soil properties were analyzed at the Soil Science Laboratory. Faculty of Agriculture. Mulawarman University. The results showed that the infiltration rate in sengon stands was 51. cm/hour, classified as very fast. in shrubs, it was 7. 56 cm/hour, classified as moderately fast. and in open land, it was 4. 32 cm/hour, classified as moderate. The highest soil permeability was found in sengon stands . cm/hour, classified as moderat. , followed by shrubs . 57 cm/hour, classified as moderately slo. and open land . 10 cm/hour, classified as moderately slo. Infiltration rate and soil permeability are related to soil physical properties and land slope. Information about the soil's ability to absorb water can be used as a consideration in soil and water conservation efforts on various types of vegetation cover, thereby reducing surface runoff on different land cover types. Key words : Infiltration rate. Open land. Sengon stand. Shrubs. Soil permeability. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas A PENDAHULUAN Air sangat penting bagi semua makhluk hidup, khususnya tumbuhan. Air hujan yang jatuh sebagian meresap ke dalam tanah, namun sisanya menjadi limpasan permukaan . un of. (Penhen , 2. Curah hujan menentukan distribusi air di dalam zona akar sehingga tanaman dapat menggunakan air untuk produksi (Sofyan dkk. , 2. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan permeabilitas, namun sebagian air hujan yang tidak meresap menjadi limpasan permukaan (Delima , 2. Laju infiltrasi pada berbagai tutupan lahan bergantung pada jenis penggunaan lahan dan berbagai faktor yang mempengaruhi sifat fisik tanah seperti sifat tanah, bahan organik, berat jenis, porositas, kestabilan agregat, dan kadar air yang berbeda-beda (Yunagardasari dkk. Kapasitas memberikan informasi yang berharga untuk merancang dan menentukan aktivitas irigasi serta memilih berbagai jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di suatu area (Arianto dkk. , 2. Akibat perkembangan kawasan terutama di perkotaan yang berlangsung pesat, terjadi perubahan tutupan lahan menjadi kedap air, sehingga mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air (Endayani dkk. , 2. Meskipun begitu, masih ada beberapa area pribadi yang Salah satunya ada di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4 Kota Samarinda. Beberapa penelitian terdahulu tentang infiltrasi dan permeabilitas tanah pada tutupan vegetasi berbeda telah dilaporkan (Askoni & Sarminah, 2018. Budianto dkk. , 2014. Delima dkk. , 2018. Nurfadilah et al. Karyati dkk. , 2022. Penhen dkk. , 2022. Saputra dkk. , 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi dan permeabilitas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. METODA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4. Kecamatan Samarinda Ulu. Kota Samarinda Utara. Provinsi Kalimantan Timur pada tutupan lahan berbeda yaitu pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Penelitian dilaksanakan selama . lima bulan yaitu pada bulan November 2024 hingga Maret Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah air, kasa, karet gelang, tali raffia, kantong plastik, dan kertas label. Sedangkan alat yang digunakan double ring infiltrometer, ring sampel, pisau/cutter, jer igen, gawai, meteran, palu, papan, alat permeameter, gelas ukur. ATK, tally sheet, laptop, clinometer, phiband, dan tongkat 4 meter. Prosedur Penelitian Observasi Lapangan Observasi lapangan yaitu kegiatan survei atau pengecekan lokasi penelitian serta meminta izin penelitian yang dilakukan kepada pemilik kebun sengon dan ketua Rukun Tetangga (RT) perumahan tersebut. Lokasi penelitian disajikan pada Gambar 2. Pengambilan Data Pembuatan plot Setiap lokasi tutupan lahan ditentukan lokasi yang menjadi tempat pembuatan plot dipilih secara purposive sampling yang ada di setiap tutupan lahan. Plot dibuat berukuran 20 m y 20 m. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2. Tegakan sengon, . Semak, . Lahan terbuka. Pengukuran diameter dan tinggi pohon Diameter menggunakan phiband pada ketinggian 1,3 m dari permukaan tanah. Sedangkan untuk tinggi pohon diukur menggunakan clinometer dan tongkat galah sepanjang 4 Tinggi pohon dihitung dengan menggunakan persamaan (Kramer, 1. ycNycycuycycayco = . aycycuycE Oe yaycaycaycyce Oi yaycyycuycoyce Oe yaycaycaycyce ) y L Pengukuran kemiringan lahan Pengukuran kemiringan lahan dilakukan di tiga tutupan lahan berbeda . egakan sengon, semak, dan lahan Kemiringan lahan diukur dengan menggunakan clinometer. Pengukuran laju infiltrasi Pengukuran infiltrasi dilakukan dengan menggunakan double ring infiltrometer pada tiga titik di setiap lokasi penelitian dan dilakukan 3 kali This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas A Nurfadilah et al. pengulangan pengukuran laju infiltrasi pada setiap titiknya. Selatan. Samarinda Utara. Kalimantan Timur. Lokasi penelitian terdiri dari tiga tutupan lahan berbeda yaitu tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Lahan penelitian adalah lahan milik Haji Murjani dan dikelola oleh Bapak Umar Bakri yang awalnya ditanami buah-buahan, namun sejak tahun 2006 lahan digarap dan dilakukan pengambilan batu bara pada Setelah pengambilan batu bara selesai pada tahun 2016, lahan tersebut ditanami pohon sengon seluas 1 hektar. Diameter dan tinggi pohon dalam plot 20 m y 20 m disajikan pada Tabel 1. Lokasi lahan terbuka dipilih di Perumahan Blok S yang terletak tidak jauh dari tegakan sengon. Lokasi ini terdiri dari semak dan lahan terbuka dengan jenis tanah disposal yang terkontaminasi oleh aktivitas pertambangan. Semak di lokasi ini didominasi oleh dua jenis tanaman. Mentangan (Decalobanthus peltatu. dan Wedelia (Sphagneticola trilobat. , dengan tinggi tanaman kurang dari 6 meter. Sebelum dibangun perumahan tanah di area tersebut digarap dan dilakukan pengambilan batu bara. Setelah pengambilan batu bara selesai, lahan tersebut ditutup kembali dan kemudian dibangun perumahan secara Sifat fisik tanah Pengambilan dilakukan untuk menguji sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah, struktur tanah, bahan organik, porositas tanah, bulk density, dan kadar air tanah yang diuji di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Pengukuran permeabilitas tanah Pengujian Laboratorium Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Mulawarman dengan 1 sampel tanah tidak terganggu yang sudah diambil. Analisis Data Data laju infiltrasi, permeabilitas, dan sifat fisik tanah disajikan dalam bentuk tabel dan gambar dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Gambaran Penelitian Umum DAN Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4. Sempaja Tabel 1. Diameter dan tinggi pohon sengon (Falcataria moluccan. di lokasi penelitian. No. Pohon Diameter . Keterangan: Pengukuran dilakukan pada plot berukuran 20 m y 20 m. Tinggi . This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. Kemiringan Lahan Kemiringan lahan pada tegakan pohon sengon sebesar 8%, semak sebesar 6%, dan lahan terbuka sebesar 4%. Ketiga lokasi penelitian termasuk klasifikasi kemiringan datar. Kemiringan lahan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 dalamnya (Budianto dkk. , 2. Struktur tanah terdiri dari gumpalangumpalan kecil yang terbentuk dari butiran-butiran tanah. Struktur tanah di lokasi penelitian adalah granular dan subangular blocky. Menurut Fitri dkk. , tanah berstruktur granular memiliki sifat yang lebih terbuka dan tidak saling bersinggungan, sehingga mampu menyerap air lebih cepat dibandingkan dengan tanah yang memiliki susunan butir yang lebih rapat dan sulit mengalirkan air. Tekstur dan struktur tanah dapat dilihat pada Tabel 3. Karakteristik Sifat Fisik Tanah Tekstur dan Struktur Tanah Tekstur tanah memainkan peranan penting dalam laju infiltrasi suatu lahan. Tekstur tanah berkaitan erat dengan keadaan pori-pori yang terdapat di Tabel 2. Kemiringan lahan pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Tutupan Lahan Kemiringan Lahan (%) Kelas Tegakan Sengon Semak Datar Datar Lahan Terbuka Datar Tabel 3. Tekstur dan struktur tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. No. Tutupan Lahan Tegakan Sengon Semak Lahan Terbuka Tekstur Tanah Lempung liat Liat Fraksi (%) 23,83 17,62 58,55 Lempung liat 21,30 23,68 55,02 Lempung liat 28,90 39,50 31,60 Bahan Organik Bahan organik pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka berturut-turut sebesar 2,34% . elas tingg. , 1,49% . elas Struktur Tanah Granular Granular Subangular sedan. , dan 1,45% . elas sedan. Bahan organik tanah di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 4. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas A Nurfadilah et al. Tabel 4. Bahan organik pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Tutupan Lahan Bahan Organik (%) Tegakan Sengon 2,34 Semak Lahan Terbuka 1,49 1,45 Porositas Tanah Porositas tanah yaitu jumlah ruang pori yang terdapat didalamnya. Tanah yang memiliki porositas tinggi cenderung meningkatkan laju infiltrasi air sedangkan jika porositas rendah maka laju infiltrasi menurun (Saputra dkk. , 2. Porositas tanah pada tegakan sengon . ,94%) Kelas Tinggi Sedang Sedang termasuk kelas baik, semak . ,54%) termasuk kelas kurang baik, dan lahan terbuka . ,71%) termasuk kelas jelek. Tabel 5 menampilkan porositas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4 Kota Samarinda disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Porositas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Tutupan Lahan Porositas Tanah (%) Tegakan Sengon 53,94 Semak 47,54 Lahan Terbuka 39,71 Kerapatan Lindak dan Kadar Air Tanah Kerapatan lindak sebesar 1,35 g/cm di tegakan sengon, 1,64 g/cm3 di semak, dan 1,78 g/cm3 di lahan terbuka. Kadar air tanah pada tegakan sengon sebesar 5,18%, semak sebesar 16,52%, dan lahan terbuka sebesar 25,14%. Kerapatan lindak . ulk densit. merupakan indikator kepadatan tanah yang mempengaruhi jumlah ruang pori tanah (Silalahi dkk. , 2. Semakin tinggi kepadatan tanah, semakin kecil tingkat infiltrasi yang terjadi (Gulo dkk. Kelas Baik Kurang Baik Jelek Kerapatan lindak . ulk densit. dan kadar air tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka disajikan pada Tabel 6. Laju Infiltrasi Laju infiltrasi pada tegakan sengon . ,24 cm/jam termasuk kelas sangat cepat, diikuti semak . ,56 cm/jam termasuk kelas agak cepa. dan lahan terbuka . ,32 cm/jam termasuk kelas Laju infiltrasi pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka dapat dilihat pada Gambar 3. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 Tabel 6. Kerapatan lindak pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka. Tutupan Lahan Kerapatan Lindak /cm3 ) Kadar Air Tanah (%) Tegakan Sengon 1,35 Semak Lahan Terbuka 1,64 1,78 5,18 16,52 Laju infiltrasi . m/ja. Tegakan sengon memiliki laju infiltrasi tertinggi . ,24 cm/jam termasuk klasifikasi kelas sangat cepa. dan porositas tertinggi . ,94%) diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu vegetasi, dan sifat fisik tanahnya. Tegakan sengon merupakan lahan bervegetasi mengurangi limpasan permukaan karena 25,14 kemampuan tanah dalam menyerap air lebih tinggi (Widyastuti, 2. Laju infiltrasi di hutan sekunder . ereng landa. sebesar 12,8 cm/jam, di hutan sekunder . ereng agak cura. 6,0 cm/jam, di lahan terbuka . ereng landa. 1,6 cm/jam, dan di lahan terbuka . ereng agak cura. 1,2 cm/jam (Karyati dkk. , 2. 51,24 Sangat Cepat 7,56 Agak Cepat 4,32 Sedang Tegakan Sengon Semak Tutupan Lahan Lahan Terbuka Gambar 3. Laju Infiltrasi pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4 Kota Samarinda. Makin tinggi nilai porositas tanah, maka laju infiltrasi cenderung semakin Porositas tanah berkaitan erat dengan kerapatan lindak . ulk densit. Semakin tinggi kerapatan lindak, makin sedikit pori-pori tanah dan makin sedikit air yang dapat meresap ke dalamnya. Kerapatan lindak pada tegakan sengon paling rendah . ,35 g/cm3 ) dibandingkan tutupan lainnya. Semakin tinggi nilai kadar air tanah, maka nilai laju infiltrasi semakin rendah, begitupun sebaliknya (Kadir dkk. , 2. Laju infiltrasi pada lahan terbuka paling kecil . ,32 cm/jam termasuk klasifikasi kelas sedan. diduga disebabkan tekstur tanah pada lahan terbuka adalah lempung liat . lay loa. Kandungan liat pada tanah lahan terbuka sangat tinggi dibanding tutupan lahan lainnya. Yunagardasari dkk. menyebutkan semakin kasar tekstur tanah maka semakin cepat tanah menyerap air dan sebaliknya semakin halus tekstur tanah maka semakin lambat tanah menyerap air. Askoni dan Sarminah . melaporkan lahan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae menunjukkan laju infiltrasi paling tinggi This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Laju Infiltrasi dan Permeabilitas A Nurfadilah et al. dikarenakan tutupan lahan yang rapat dan kondisi serasah yang tebal sehingga Nilai Permeabilitas . m/ja. Permeabilitas Tanah Permeabilitas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka masing-masing sebesar 2,25 cm/jam . elas sedan. , 1,57 cm/jam . elas agak lamba. , dan 1,10 cm/jam . elas agak lamba. sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4. 2,25 (Sedan. 1,57 (Agak Lamba. 1,10 (Agak Lamba. Semak Tegakan Sengon Lahan Terbuka Tutupan Lahan Gambar 4. Permeabilitas tanah pada tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka di Jalan Abdul Wahab Syahranie 4 Kota Samarinda. Permeabilitas tanah pada tegakan pohon sengon lebih tinggi dibanding kedua tutupan lahan lainnya diduga disebabkan tekstur tanahnya lempung liat Teksur tanah juga berperan terhadap permeabilitas tanah karena tekstur tanah berpasir cenderung lebih baik dalam meloloskan air dibandingkan dengan liat yang karena liat ini cenderung lebih sulit untuk meloloskan air nilai porositas tanahnya tertinggi. Porositas tanahnya yaitu 53,94%, pada tanah yang memiliki porositas tanah tinggi maka tanah akan menyimpan air dalam jumlah Menurut Siregar dkk. porositas rongga antar tanah yang diisi udara dan air, pori sangat menentukkan nilai permeabilitas tanah dimana semakin tinggi porositas tanah maka semakin tinggi permeabilitas tanah. Rendahnya permeabilitas pada semak . ,57 cm/jam termasuk klasifikasi agak lamba. diduga dikarenakan kerapatan lindaknya lebih tinggi . ,64 g/cm3 ) dibandingkan tegakan sengon ,35 g/cm3 ). Atmanto mengemukakan semakin tinggi kerapatan lindak maka akan mengakibatkan penurunan permeabilitas tanah. Lahan terbuka memiliki nilai permeabilitas tanah paling rendah . ,10 cm/ja. yang termasuk klasifikasi agak lambat. Hal ini diduga dikarenakan nilai porositas tanahnya yang rendah . ,71% termasuk kelas jele. , dimana pada tanah yang memiliki porositas tanah rendah maka tanah tidak dapat menyimpan air dalam jumlah besar. Permeabilitas di hutan sekunder . ereng landa. , hutan sekunder . ereng agak cura. , lahan terbuka . ereng landa. , dan lahan terbuka . ereng agak cura. berturut-turut sebesar 15,45 cm/jam, 11,15 cm/jam, 9,82 cm/jam, dan 8,93 cm/jam (Karyati dkk. , 2. Permeabilitas tanah adalah pada lahan mulsa alang-alang penuh, lahan jenis Dipterocarpaceae, lahan mulsa alangThis work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. alang selang seling, lahan dengan tegakan campuran, lahan yang ditanami sengon dan kacang tanah, , lahan yang ditanami jabon dan kedelai, dan lahan terbuka masing-masing sebesar 36,35 cm/jam, 30,27 cm/jam, 27,93 cm/jam, 25,5 cm/jam, 23,06 cm/jam, 21,71 cm/jam, dan 11,82 cm/jam. KESIMPULAN Laju infiltrasi di tegakan sengon sebesar 51,24 cm/jam . elas sangat cepa. , semak sebesar 7,56 cm/jam . elas agak cepa. , dan lahan terbuka sebesar 4,32 cm/jam . elas sedan. Permeabilitas tanah di tegakan sengon, semak, dan lahan terbuka berturut-turut sebesar 2,25 cm/jam . elas sedan. , 1,57 cm/jam . elas agak lamba. , dan 1,10 cm/jam . elas agak UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data di DAFTAR PUSTAKA