Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia Vol. No. Mei 2025 ISSN 2615-7896 Received : 20 April 2025 Revised: 10 May 2025 Accepted: 25 May 2025 Published : 31 May 2025 Investigasi Karakteristik Personal Auditor dalam Pendeteksian Kecurangan dengan Moderasi Tekanan Waktu Christina1. Indira Shinta Dewi2. Vini Khoirunnisa3 Universitas Satya Negara Indonesia Email : christina@usni. id, indirashintadewi@usni. ABSTRACT This study intends to examine the effect of auditors' personal characteristics on fraud detection with time pressure as a moderator. Primary data obtained by a questionnaire is known as research data. Purposive sampling was utilized to collect the sample, with 100 respondents drawn from 25 KAPs in the South Jakarta region. Multiple linear regression analysis using SPSS version 26 is the data analysis technique employed. The study's findings show that while skill has little bearing on fraud detection, the personal traits of auditors such as audit experience and professional skepticism. However, the association between audit experience, skill, and professional skepticism toward fraud detection might be moderated by time Keywords : Competence. Audit Experience . Professional Skepticism . Fraud Detection. Time Pressure. ABSTRAK Kajian ini bermaksud untuk memahami pengaruh karakteristik personal auditor dalam pendeteksian kecurangan dengan tekanan waktu sebagai pemoderasi. Data penelitian ialah data primer menggunakan kuesioner. Pemungutan sampel menggunakan purposive sampling yakni sebanyak 100 responden dari 25 KAP di wilayah Jakarta Selatan. Analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 26 ialah metode analisis data yang digunakan. Hasil kajian menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor yang terdiri dari pengalaman audit dan skeptisisme profesional memengaruhi pendeteksian kecurangan, sedangkan kompetensi tidak memengaruhi pendeteksian kecurangan. Di sisi lain, tekanan waktu mampu memoderasi hubungan antara pengalaman audit, kompetensi, dan skeptisisme profesional terhadap pendeteksian kecurangan. Kata Kunci: Kompetensi. Pengalaman Audit . Pendeteksian Kecurangan . Tekanan Waktu. Skeptisisme Profesional. PENDAHULUAN Guna menjamin bahwa informasi dalam laporan keuangan disajikan secara wajar dan benar, dibutuhkan penilaian dari pihak yang independen dan memiliki * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa kompetensi, yaitu auditor. Auditor bertugas untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan keuangan yang diperiksanya (Chen et al. , 2. Meski demikian, kegagalan dalam proses audit tetap bisa terjadi, seperti yang dialami oleh Wanaartha Life. Wanaartha Life merupakan perusahaan yang bergerak dibidang asuransi jiwa. Akuntan Publik Nunu Nurdiayaman. Jenly Hendrawan, dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Kosasih. Nurdiyaman. Mulyadi Tjahjo & Rekan (KNMT) terlibat dalam kasus Wanaartha Life. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan sanksi berupa Surat Keputusan Pembatalan Surat Tanda Terdaftar di OJK melalui Surat Keputusan Dewan Komisioner nomor KEP-5/NB. 1/2023. KEP-3/NB. 1/2023, dan KEP-4/NB. 1/2023 tanggal 24 Februari 2023 (Sidik, 2. Dari hasil audit yang dilakukan. AP dan KAP tidak memperoleh indikasi adanya kecurangan dalam laporan keuangan. Selain itu, auditor juga tidak mengungkapkan adanya lonjakan signifikan dalam produksi produk asuransi saving plan berisiko tinggi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Tanggung jawab auditor adalah untuk melakukan audit yang terencana dan terstruktur dengan baik untuk mencapai keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan perusahaan tidak mengandung salah saji material yang berasal dari kecurangan (Angreani & Damayanti, 2. Peran auditor adalah memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji material, sesuai dengan ketentuan standar auditing yang berlaku (Backof et al. , 2. Pengalaman audit yaitu Auditor yang mampu memberikan penjelasan secara logis dalam laporan keuangan yang dapat diberikan oleh auditor dengan pemahaman yang lebih baik, serta mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur sistem akuntansi yang mendasar yang dilakukan oleh auditor (Christina et al. , 2. Kompetensi auditor yang diperoleh melalui pengalaman secara nyata membentuk pertimbangan profesional, suatu faktor krusial dalam interpretasi laporan keuangan yang tepat. Para auditor senior cenderung lebih mampu mengaplikasikan wawasan dan kompetensi teknis mereka dalam menghadapi kasus audit yang rumit, sehingga menghasilkan temuan audit yang lebih terpercaya (Fajrin Noho et al. , 2. Kompetensi merupakan kualitas pribadi yang mendukung kinerja seseorang dalam mencapai tujuan (Sujana et al. , 2. Kualitas ini meliputi pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang relevan dengan pekerjaan atau peran yang dijalankan (Chen et al. , 2. Kemampuan berpikir kritis memungkinkan auditor untuk mengevaluasi bukti audit secara objektif dan komprehensif untuk memastikan keakuratannya (Tjiptono, 2021:. Skeptisisme profesional merupakan sikap kehati-hatian yang dimiliki auditor dengan selalu bersikap kritis dan mempertanyakan berbagai informasi yang diperolehnya dan menganalisis data audit dengan cermat, serta waspada terhadap kemungkinan kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Saat menemukan indikasi kecurangan, auditor skeptis akan melakukan investigasi lebih lanjut dengan mencari informasi dan bukti tambahan untuk memastikan kecurigaannya (Wahyuni & Isniawati, 2. * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor seperti pengalaman, kompetensi, dan integritas memiliki pengaruh signifikan dalam pendeteksian kecurangan, namun efektivitas pengaruh tersebut sering kali tereduksi dalam kondisi tekanan waktu tinggi, maka muncul gap penelitian . esearch ga. yang penting untuk ditelusuri lebih lanjut. Sebagian besar penelitian sebelumnya lebih menitikberatkan pada aspek teknis dan procedural audit, serta pengaruh tekanan waktu secara langsung terhadap pendeteksian kecurangan, namun belum banyak yang secara eksplisit mengeksplorasi peran tekanan waktu sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara karakteristik personal auditor dan kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Dengan demikian, penelitian ini mengisi celah tersebut dengan mengkasi interaksi antara faktor internal . arakteristik audito. dan faktor eksternal . ekanan wakt. secara bersamaan, sehingga memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap dinamika perilaku auditor dalam konteks audit investigative dan pengambilan keputusan professional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik personal auditor dalam pendeteksian kecurangan dengan tekanan waktu sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden dari 25 KAP di wiliyah Jakarta Selatan. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Atribusi teori menjelaskan bagaimana seseorang menafsirkan penyebab perilaku mereka sendiri dan orang lain (Heider, 1958 dalam Ramanda et al. , 2. Faktor internal seperti kepribadian, pandangan terhadap diri sendiri, kemampuan, dan motivasi merupakan penyebab munculnya perilaku seseorang. Sementara itu, faktor eksternal menjelaskan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh situasi atau lingkungan sekitarnya, seperti kondisi sosial, norma yang berlaku, dan persepsi Teori Segitiga Kecurangan Teori Segitiga Kecurangan yang dikenalkan oleh Cressey . dalam (Kuang & Natalia, 2. mengemukakan 3 faktor yang mendasari kecurangan pada laporan keuangan yakni tekanan . , kesempatan . , dan rasionalisasi . , sebagai landasan terjadinya kecurangan. Gambar 1. Fraud Triangle Sumber: (Kuang & Natalia, 2. Fraud adalah segala bentuk tindakan yang disengaja atau direncanakan untuk * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa merampas harta atau hak dari orang lain dengan cara yang curang, menipu, atau melalui praktik-praktik tidak adil lainnya (ACFE, 2. Fraud dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu penyelewangan aset, korupsi, dan kecurangan pada laporan Klasifikasi ini dikenal sebagai Aufraud treeAy. Ada tiga jenis penipuan keuangan: pengungkapan keuangan palsu, penipuan keuangan, dan kesalahan penjualan keuangan (Wang et al. , 2. Kinerja audit yang sangat baik dapat diraih oleh seorang auditor dengan pengalaman kerja yang Pengalaman kerja yang lama menjadi faktor utama di balik kinerja udit yang cemerlang dan ketanggapan auditor dalam melayani klien (Christina et al. , 2. Kemampuan kognitif auditor yang lebih kuat berhubungan dengan peningkatan kualitas audit. Di sisi lain, klien cenderung mau membayar lebih untuk jasa auditor dengan tingkat kecerdasan (IQ) tinggi, menandakan bahwa kecerdasan merupakan faktor kunci dalam penilaian nilai layanan audit (Sujana et al. , 2. Kompetensi auditor merupakan faktor penting dalam memastikan kualitas audit, yang tercermin dari kemampuannya dalam menyelesaikan tugas audit dengan baik dan tepat (Angreani & Damayanti, 2. Kemampuan ini didasari oleh pengetahuan dan keahlian yang memadai. Karakteristik personal, termasuk sikap terbuka . dan keraguan kritis dalam pekerjaan . keptisisme profesiona. , merupakan faktor penting yang berdampak pada mutu audit. Hubungan dinamis antara kedua atribut ini dapat memengaruhi tingkat kualitas audit, menegaskan bahwa evaluasi kepribadian perlu menjadi pertimbangan dalam proses rekrutmen dan pengembangan kompetensi auditor (Chen et al. , 2. Skeptisisme profesional merupakan sikap hati-hati yang dimiliki auditor dengan tidak langsung mempercayai informasi tanpa melakukan pemeriksaan atau evaluasi yang memadai. dan menganalisis data audit dengan cermat, serta waspada terhadap kemungkinan kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja (Institut Akuntan Publik Indonesia, 2. Skeptisisme profesional tidak hanya bergantung pada proses kognitif individu, melainkan juga dibentuk secara kolektif oleh auditor melalui tindakan dan interaksi dalam praktik audit. Hal ini menunjukkan bahwa skeptisisme profesional bersifat dinamis dan berkembang melalui penerapannya di lapangan (Xu et al. , 2. Tekanan waktu ialah situasi yang dihadapi auditor ketika mereka harus menyelesaikan tugas dalam waktu yang sangat singkat dengan keterbatasan sumber daya. Situasi ini dapat memotivasi dan menantang auditor, namun juga berakibat negatif jika tidak dikelola dengan baik (Amelia, 2019:. Meskipun tekanan waktu dapat mendorong pengambilan keputusan yang cepat, hal ini justru dapat mengurangi peluang keberhasilan jika opsi-opsi lain tidak dipertimbangkan dengan matang. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa auditor yang bekerja di bawah tenggat waktu ketat dapat mengalami hambatan yang berpotensi menurunkan kinerja mereka jika tidak ditangani dengan baik (Carnehl & Schneider, 2. Desakan waktu secara nyata mendorong preferensi terhadap opsi-opsi berisiko, suatu fenomena yang relevan bagi auditor yang bekerja dalam batasan waktu ketat. Temuan ini mengungkap bahwa meskipun tekanan waktu dapat berfungsi sebagai pendorong pengambilan keputusan, hal itu sekaligus berpotensi mengurangi stabilitas preferensi dan mengarahkan pada penerapan strategi pengambilan keputusan yang lebih sederhana (Olschewski & Rieskamp, 2. * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Gambar 2. Kerangka Berfikir Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Deteksi Kecurangan Pengalaman audit merupakan pengetahuan serta keahlian yang dimiliki auditor sebagai hasil dari keterlibatannya dalam berbagai kegiatan pemeriksaan laporan keuangan melalui keterlibatannya dalam proses audit selama periode Pengalaman dapat diukur melalui beberapa indikator, seperti: lama waktu atau masa kerja, banyaknya penugasan, jenis-jenis perusahaan yang pernah ditangani, serta tingkat tanggung jawab. Peran pengetahuan ahli juga disorot dalam konteks penipuan laporan keuangan, di mana metode tradisional seringkali tidak memadai. Penggunaan metode cerdas, didukung oleh wawasan ahli, dapat secara signifikan meningkatkan deteksi laporan keuangan yang curang (Ashtiani & Raahemi, 2. Semakin tinggi pengalaman audit yang dimiliki, maka auditor akan memiliki kemampuan dalam menganalisis, mencermati, hingga memahami tugastugasnya dengan sangat akurat. Hal ini sejalan dengan kajian dari Maulida & Novianti . Agustina et al. , . Gracia & Kurnia . Rafnes & Primasari . yang menjelaskan bahwa pengalaman audit memberikan dampak positif terhadap pendeteksian kecurangan. H1 : Pengalaman audit memengaruhi pendeteksian kecurangan Pengaruh Kompetensi Terhadap Deteksi Kecurangan Tugas audit dapat dilaksanakan dengan akurat oleh seorang auditor yang memiliki sekumpulan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Kemampuan auditor dalam pendeteksian kecurangan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompetensi seorang auditor, semakin tinggi pula kemampuannya dalam pendeteksian kecurangan. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Gracia & Kurnia . Agustina et al. yang menunjukkan bahwa kompetensi auditor memberikan dampak positif terhadap pendeteksian kecurangan. H2 : Kompetensi memengaruhi pendeteksian kecurangan Pengaruh Skeptisisme Profesional Terhadap Deteksi Kecurangan Skeptisisme profesional adalah landasan penting bagi auditor dalam melakukan audit yang berkualitas. Dengan bersikap skeptis, auditor dapat meningkatkan keyakinannya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan. Karena auditor dengan tingkat skeptisme tinggi lebih mudah mengungkap * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa kecurangan karena ketelitian mereka dalam mencari kebenaran di balik bukti yang Sikap skeptis profesional, terutama ketika dipadukan dengan karakter kepribadian seperti sifat ekstrover, terbukti mampu meningkatkan kualitas audit secara nyata. Temuan ini mengindikasikan bahwa auditor dengan kecenderungan skeptis alami dan profil kepribadian tertentu memiliki kemampuan lebih unggul dalam mengidentifikasi kecurangan (Chen et al. , 2. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Maulida & Novianti . Larasati & Puspitasari . Agustina et al. , . Gracia & Kurnia . H3 : Skeptisisme profesional memengaruhi pendeteksian kecurangan Pengaruh Pengalaman Audit yang Dimoderasi Tekanan Waktu Terhadap Deteksi Kecurangan Tekanan waktu seringkali dihadapkan oleh seorang auditor dalam proses audit, tekanan waktu mengacu pada situasi di mana seorang auditor merasa terdesak atau dipaksa untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat, yang dapat mengakibatkan auditor terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaannya. Keterbatasan waktu berpotensi mengganggu akurasi auditor dalam mengevaluasi dan mengidentifikasi kecurangan. Dalam kondisi waktu yang terbatas, auditor cenderung mengalami peningkatan beban mental yang berisiko memicu kesalahan analisis serta penurunan kemampuan diskriminasi antara aktivitas fraudulent dan non-fraudulent. Temuan empiris memperkuat bahwa tekanan temporal dapat mengganggu kapasitas auditor dalam membedakan fakta dari misrepresentasi (Sultan et al. , 2. Tekanan waktu dan pengalaman audit memiliki hubungan yang kompleks. Tekanan waktu dapat berakibat negatif, tetapi auditor yang berpengalaman dapat lebih efektif dalam mengelola waktu dan menyelesaikan audit dengan baik meskipun ada tekanan waktu. Pengalaman audit yang positif dapat membantu auditor untuk bekerja lebih efisien dan efektif, sehingga mereka dapat menyelesaikan audit dalam waktu yang lebih singkat dengan tetap menjaga kualitasnya menurut Maulida & Novianti . H4 : Pengalaman audit yang dimoderasi tekanan waktu memengaruhi pendeteksian Pengaruh Kompetensi yang Dimoderasi Tekanan Waktu Terhadap Deteksi Kecurangan Seorang auditor yang terlatih dan memiliki kompetensi yang kuat dalam mendeteksi kecurangan mungkin lebih mampu mengelola tekanan waktu dengan lebih efektif. Mereka mungkin memiliki strategi yang teruji dan keterampilan yang diperlukan untuk tetap tenang dan berpikir secara rasional dalam situasi yang menekan waktu menurut Gracia & Kurnia . H5 : Kompetensi yang dimoderasi tekanan waktu memengaruhi pendeteksian * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Pengaruh Skeptisisme Profesional yang Dimoderasi Tekanan Waktu Terhadap Deteksi Kecurangan Skeptisisme profesional yang kuat dapat membantu seseorang mengatasi dampak negatif dari tekanan waktu dalam mendeteksi kecurangan. Seseorang yang memiliki skeptisisme yang baik mungkin lebih mampu mempertahankan kewaspadaan mereka terhadap tanda-tanda kecurangan dan melakukan penilaian yang lebih kritis terhadap situasi, meskipun mereka terbatas oleh waktu menurut Maulida & Novianti . Oleh karena itu, penting untuk memperkuat keterampilan skeptisisme profesional melalui pelatihan dan pengalaman untuk membantu mengatasi tekanan waktu dalam mendeteksi kecurangan dengan lebih H6 : Skeptisisme Profesional yang dimoderasi tekanan waktu memengaruhi pendeteksian kecurangan METODE PENELITIAN Dalam metode riset ini pengumpulan data yaitu dengan menyebaran kuesioner kepada responden yaitu auditor di Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan. yang memuat beberapa pertanyaan yang akan peneliti kemukakan mengenai penggunaan pengarsipan elektronik, pemahaman tentang kompetensi, pengalaman auditor, dan skeptisisme profesional auditor. Populasi yang digunakan yakni auditor yang berada di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Selatan serta yang tercatatkan dalam Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia Tahun 2024. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu metode purposive sampling yang didasari dari pertimbangan tertentu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada sejumlah responden. Data kuantitatif yang dikumpulkan dan kemudian ditafsirkan merupakan jenis data yang diperoleh. Berdasarkan data Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2024. Kantor Akuntan Publik yang terdapat diwilayah Jakarta Selatan berjumlah 101 KAP. Penyebaran Kuesioner dilakukan pada 101 KAP dengan jumlah 505 kuesioner, tetapi kuesioner yang kembali serta dapat diolah sebanyak 100 kuesioner, dan yang tidak dikembalikan sebanyak 405 Kuesioner yang tidak dikembalikan disebabkan karena bertepatan dengan waktu sibuk auditor sehingga banyak auditor yang sedang bertugas mengaudit klien di luar kota dan sebagian Kantor Akuntan Publik hanya mengisi beberapa kuesioner yang peneliti sebarkan. Variabel Penelitian dan Definisi Tabel 1. Variabel Penelitian. Definisi, dan Indikator Variabel Pengalaman Audit (X. Definisi Pengetahuan diperoleh seorang auditor dalam proses audit selama periode tertentu. Indikator Lamanya bekerja sebagai auditor Banyaknya tugas * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Referensi Maulida Novianti . Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Kompetensi Auditor (X. Skeptisisme Profesional (X. Deteksi Kecurangan (Y) Tekanan Waktu (Z) Kemampuan ini didasari oleh pengetahuan dan keahlian yang memadai Sikap auditor yang selalu menganalisis data audit kemungkinan kekeliruan, maupun tidak disengaja. Tindakan atau aktivitas yang dilakukan seorang auditor untuk menilai risiko seluruh informasi yang tahapan audit. Tekanan yang karena kurangnya sumber daya berupa terbatasnya waktu yang tersedia bagi melaksanakan tugas audit Mutu Personal Pengetahuan Umum Keahlian Khusus Pikiran Kritis Profesionalisme Cermat dalam pemeriksaan laporan keuangan klien Pemahaman terhadap bukti audit Memahami SPI Karakteristik Kecurangan Lingkungan Audit Metode Audit Bentuk Kecurangan Rafnes & Primasari . Maulida Novianti . Maulida Novianti . Uji Dokumentasi Sikap Auditor memanfaatkan waktu Faktor Eksternal Maulida Novianti . Rumus regresi linear berganda model I yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 1X1 2X2 3X3 e Y = 14. 399X1 0. 328X2 0. 016X3 e Rumus regresi linear berganda model II yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 1. X1 2. X2 3. X3 4. X1. Z 5. X2. Z 6. X3. Z A Y = 15. X1 Ae 1. 154X2 1. 7099X3 - 0. X1. Z 0. X2. Z 0. X3Z ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Tabel berikut menunjukkan hasil kuesioner yang telah diolah secara simultan dan parsial menggunakan program pengelolaan statistik Tabel 2. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif No Keterangan Valid 100 100 100 100 100 Mean Median * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Std. Deviation 3. Minimum Maximum Sumber : Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman Audit Item r hitung r tabel Keterangan PENG1 Valid PENG2 Valid PENG3 Valid PENG4 Valid PENG5 Valid PENG6 Valid Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Item KOM1 KOM2 KOM3 KOM4 KOM5 KOM6 KOM7 KOM8 KOM9 KOM10 KOM11 r hitung r tabel Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Skeptisisme Profesional Item r hitung r tabel Keterangan SKEP1 SKEP2 SKEP3 SKEP4 SKEP5 SKEP6 Valid Valid Valid Valid Valid Valid * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa SKEP7 SKEP8 Valid Valid Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Deteksi Kecurangan Item r hitung r tabel Keterangan DETEC1 Valid DETEC2 Valid DETEC3 Valid DETEC4 Valid DETEC5 Valid DETEC6 Valid DETEC7 Valid DETEC8 Valid DETEC9 Valid 10 DETEC10 Valid Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu Item r hitung r tabel Keterangan TWK1 Valid TWK2 Valid TWK3 Valid TWK4 TWK5 TWK6 Valid Valid Valid Memastikan keakuratan dan ketepatan kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian adalah tujuan utama uji validitas. Hasil pengujian validitas dengan SPSS, semua pernyataan yang berkaitan dengan setiap variabel dalam penelitian ini valid. Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Jumlah Cronbach's Variabel Pernyataan Alpha () Pengalaman Audit Kompetensi Skeptisisme Profesional Deteksi Kecurangan Tekanan Waktu Hasil Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Output olah data SPSS Versi 26, 2025 * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Berdasarkan pada tabel 8 uji reliabilitas menggunakan indikator variabel untuk mengevaluasi konsistensi internal kuesioner. Setiap variabel dalam penelitian ini memenuhi syarat reliabilitas, menurut hasil analisis statistik. Metode statistik non-parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Monte Carlo, di mana uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel digunakan untuk menguji normalitas. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual Normal Mean Parametersa,b Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Test Statistic Asymp. Sig. -taile. Monte Carlo Sig. Sig. -taile. 99% Confidence Lower Bound Interval Upper Bound Test distribution is Normal. Calculated from data. Lilliefors Significance Correction. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1314643744. Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Menurut tabel 9 hasil monte carlo bernilai 0. 253 > 0. 05 yang menyimpulkan data berdistribusi normal. Uji normalitas nonparametric test biasanya dilihat dari nilai Asymp. Sig untuk menentukan normal atau tidaknya suatu distribusi data. Monte Carlo Sig mengestimasikan nilai probabilitas Sig yang tidak bias tanpa bergantung pada asumsi distribusi data normal (Ghozali, 2. Kesimpulannya, metode yang cocok untuk pengujian normalitas pada penelitian ini adalah metode Monte Carlo Sig. Tabel 10. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Pengalaman Audit (X. Kompetensi (X. Skeptisisme Profesional (X. Tekanan Waktu (Z) Collinearity Statistics Tolerance VIF Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Menurut tabel 10 analisis multikolinearitas, semua variabel prediktor dalam penelitian ini memiliki nilai tolerabilitas lebih dari 0. 10 dan VIF kurang dari 10. * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Hasil ini membuktikan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel dengan demikian, model regresi yang dibangun memenuhi asumsi bebas multikolinearitas. Asumsi homoskedastisitas diuji dalam penelitian ini dengan uji Glejser. Hasil penelitian pada tabel 11 menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi di atas 0. Ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibuat tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. Tabel 11. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta 1 (Constan. Pengalaman Audit Kompetensi Skeptisisme Profesional Tekanan Waktu Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Sig. Tabel 12. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson Predictors: (Constan. PENGALAMAN AUDIT. KOMPETENSI. SKEPTISISME PROFESIONAL Dependent Variable: DETEKSI KECURANGAN Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Berdasarkan hasil uji tabel 12 didapatkan nilai Durbin Watson: 1. 811< 2. 2636, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Tabel 13. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model I Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta 1 (Constan. Pengalaman Audit Kompetensi Skeptisisme Profesional 0. Dependent Variable: Deteksi Kecurangan Sig. Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Y = 14. 399X1 0. 328X2 0. 016X3 A Tabel 14. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model II Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta 1 (Constan. Pengalaman Audit Kompetensi Skeptisisme Profesional Tekanan Waktu X1*Tekanan Waktu X2*Tekanan Waktu X3*Tekanan Waktu Dependent Variable: Deteksi Kecurangan Sig. Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Y = 15. X1 Ae 1. 154X2 1. 7099X3 - 0. X1. Z 0. X2. Z 0. X3Z Tabel 15. Hasil Uji F Model Sum of Mean Sig. Squares Square 1 Regression Residual Total Deependent Variable: Deteksi Kecurangan Predictors: (Constan. X3M. Pengalaman Audit. Kompetensi. Skeptisisme Profesional. X2M. Tekanan Waktu. X1M Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Menurut tabel 15, nilai F hitung sebesar 23. 963 lebih besar daripada F tabel 310, dengan nilai signifikansi 0. 000 < 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dependen sangat dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu pengalaman audit, kompetensi, dan skeptisisme profesional, serta hubungan antara pengalaman audit, kompetensi, dan skeptisisme profesional dengan tekanan waktu terhadap deteksi kecurangan. Model 1 (Constan. Tabel 16. Hasil Uji t Model II Hasil Regresi Model II Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error Beta * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Sig. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa Pengalaman Audit Kompetensi Skeptisisme Profesional 1. Tekanan Waktu X1*Tekanan Waktu X2*Tekanan Waktu X3*Tekanan Waktu Dependent Variable: Deteksi Kecurangan Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Menurut analisis parsial, berdasarkan tabel 16 bahwa kemampuan mendeteksi kecurangan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh pengalaman audit. Secara individual, kompetensi dan skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap deteksi kecurangan. Peran tekanan waktu sebagai moderator memperkuat hubungan antara kemampuan auditor dengan kemampuan deteksi kecurangan. Meningkatkan pengaruh skeptisisme profesional terhadap deteksi kecurangan. Namun, hubungan antara pengalaman audit dengan deteksi kecurangan justru melemahkan. Tabel 17. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate Predictors: (Constan. X3M. Pengalaman Audit. Kompetensi. Skeptisisme Profesional. X2M. Tekanan Waktu. X1M Sumber: Output olah data SPSS Versi 26, 2025 Berdasarkan tabel 17, nilai R2 yang disesuaikan untuk penelitian ini adalah 0,619, atau 61,9% dalam persen. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel independent pengalaman audit, kompetensi, dan skeptisisme professional mampu mempengaruhi variabel dependen deteksi kecurangan sebesar 61,9% dengan moderasi tekanan waktu. Independensi, etika, dan locus of control adalah faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengalaman Audit Tidak Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa selain pengalaman auditor. Kemampuan deteksi kecurangan juga dipengaruhi oleh seberapa cerdik pelaku fraud menutupi tindakannya, tingkat kerumitan manipulasi yang dilakukan, serta adanya kerja sama dengan pihak-pihak tertentu. Temuan ini sejalan dengan penelitian (Mariyana et al. yang menyimpulkan bahwa pengalaman auditor tidak secara signifikan memengaruhi pendeteksian kecurangan. Namun, hasil ini bertentangan dengan beberapa studi lain yang justru menemukan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor, semakin baik kemampuannya dalam mendeteksi kecurangan. Kompetensi Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Kemampuan auditor untuk menemukan kecurangan dalam audit akan meningkat seiring dengan kemampuan mereka. Hal ini ditunjukkan oleh cara * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa mereka menangani masalah atau tugas yang sebanding dengan mereka, yang merupakan hasil dari kemampuan yang memadai. Studi ini mendukung penelitian Gracia & Kurnia . yang menyatakan bahwa keahlian auditor membantu menemukan kecurangan. Namun, penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rafnes & Primasari . yang menemukan bahwa kemampuan auditor tidak memengaruhi kemampuan untuk mendeteksi kecurangan. Skeptisisme Profesional Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Auditor yang memiliki sikap skeptis profesional yang kuat akan mempunyai pertimbangan yang efektif dalam menerima sebuah informasi, mengevaluasi bukti audit, serta menilai dan dapat menentukan risiko kecurangan yang mungkin atau telah terjadi sehingga audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Studi ini mendukung penelitian Maulida & Novianti . yang menemukan bahwa skeptisisme profesional berdampak pada deteksi kecurangan. Namun, penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rafnes & Primasari . yang menemukan bahwa skeptisisme profesional tidak berdampak pada deteksi Pengalaman Audit yang Dimoderasi Tekanan Waktu Tidak Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Dalam hal ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tekanan waktu tidak memberikan pengaruh signifikan, baik dalam memperkuat maupun melemahkan hubungan antar variabel yang diteliti. Temuan ini mungkin disebabkan oleh karakteristik auditor dalam penelitian yang mampu memanfaatkan waktu audit yang dianggarkan dengan baik, sehingga auditor tetap dapat menggunakan pengalaman auditnya untuk memperoleh bukti audit secara maksimal. Temuan ini sejalan dengan Maulida & Novianti . yang menyimpulkan bahwa tekanan waktu tidak berdampak signifikan pada bagaimana pengalaman audit memengaruhi kemampuan mendeteksi kecurangan. Kompetensi yang Dimoderasi Tekanan Waktu Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Tekanan waktu yang singkat dari klien berpotensi membahayakan kualitas Auditor yang terburu-buru mungkin melewatkan detail penting, sehingga meningkatkan risiko kecurangan yang tidak terdeteksi. Temuan ini mungkin disebabkan oleh sifat auditor dalam penelitian yang mampu memanfaatkan waktu audit yang dialokasikan secara efektif, sehingga auditor tetap dapat memaksimalkan pengalaman auditnya untuk memperoleh bukti audit. Temuan penelitian ini sejalan dengan Fransisco et al. yang menyimpulkan bahwa tekanan waktu tidak berdampak signifikan pada bagaimana pengalaman audit memengaruhi kemampuan mendeteksi kecurangan. Skeptisisme Profesional yang Dimoderasi Tekanan Waktu Berpengaruh Terhadap Deteksi Kecurangan Banyaknya penugasan dan penyesuaian yang harus dilakukan dalam anggaran waktu yang terbatas tidak dapat diatasi oleh auditor, sehingga auditor tidak mampu * Corresponding authorAos e-mail: christina@usni. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeChristina. Dewi & Khoirunnisa meminimalisir berbagai ancaman akibat tekanan waktu yang tinggi, terutama ketika menghadapi kondisi luar biasa seperti saat ini. Hasil penelitian ini memperkuat temuan Agustina et al. yang mengungkapkan bahwa tekanan waktu berdampak pada kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Namun demikian, temuan kami berbeda dengan hasil studi Prasetya et al. , . yang menyimpulkan tidak adanya pengaruh signifikan tekanan waktu terhadap kemampuan deteksi kecurangan auditor. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh karakteristik personal auditor dalam pendeteksian kecurangan dengan tekanan waktu sebagai pemoderasi. Pemungutan sampel menggunakan purposive sampling yakni sebanyak 100 responden dari 25 KAP di wilayah Jakarta Selatan. Analisis regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS versi 26 ialah metode analisis data yang digunakan. Secara individual, pengalaman audit ternyata tidak memengaruhi kemampuan mendeteksi kecurangan, berbeda dengan kompetensi dan sikap skeptis profesional yang terbukti efektif dalam mengidentifikasi kecurangan. Ketika dikaitkan dengan tekanan waktu, kombinasi pengalaman audit dengan tekanan waktu tetap tidak menunjukkan pengaruh terhadap deteksi kecurangan. Namun kompetensi dan skeptisisme profesional yang dipadukan dengan tekanan waktu justru meningkatkan kemampuan auditor dalam menemukan kecurangan. Hasil ini memiliki keterbatasan responden yang berjumlah 100 orang, sehingga belum dapat mewakili 100% populasi auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini juga memiliki kontribusi yaitu memberikan insight kepada kantor akuntan publik (KAP) tentang pentingnya mempertimbangkan karakteristik individu dalam proses rekrutmen dan pelatihan auditor, memberikan masukan bagi regulator dan asosiasi profesi seperti IAI dan IAPI untuk merancang kebijakan yang menekankan penguatan karakter auditor dalam pedoman audit, serta mendorong implementasi standar audit yang lebih responsif terhadap risiko tekanan waktu, termasuk pengaturan jam kerja dan batasan beban audit, agar auditor tetap menjaga profesionalisme dan efektivitas dalam mendeteksi kecurangan. Disarankan untuk meningkatkan jumlah responden secara signifikan. Penerapan teknik random sampling untuk memastikan keterwakilan sampel. Perluasan wilayah penelitian melampaui Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan. Dengan diversifikasi wilayah penelitian . isalnya mencakup kota-kota besar lain di Indonesi. , temuan akan memiliki validitas eksternal yang lebih kuat. Desain penelitian yang lebih komprehensif ini diharapkan dapat menghasilkan temuan yang lebih representatif bagi industri akuntan publik secara nasional. DAFTAR PUSTAKA