Vol. No. Desember 2022, pp 87-92 https://doi. org/10. 36590/jagri. http://salnesia. id/index. php/jagri jagri@salnesia. id, e-ISSN: 2746-802X Penerbit: Sarana Ilmu Indonesia . ARTIKEL PENGABDIAN Simulasi Pertolongan Pertama Pada Kegawatdaruratan Simulation of First Aid in an Emergency Ratna1. Kartika Sari Wijayaningsih2* Program Studi Keperawatan. Stikes Nani Hasanuddin. Makassar. Indonesia Abstract Emergency events generally occur quickly and suddenly, so it is difficult to predict when they will occur. The best step in this condition is to be alert and make concrete efforts to anticipate The results of a preliminary study conducted by the authors indicate that the area has never conducted evacuation and transportation training. When an accident occurs in the area, the residents who find it then provide assistance, because they have not received training related to evacuation and transportation, of course, the community provides assistance without paying attention to safety aspects for themselves and for the victims being helped. The number of participants who attended were 35 health cadres. The method used is to provide training . elivery of theory and practical skill. after being given knowledge training the subjects in the strong category were 30 subjects . %). This shows that there is an increase in the knowledge of subjects after carrying out an emergency first aid simulation. Keywords: first aid, simulation, emergencies Abstrak Kejadian gawat darurat pada umummnya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik dalam kondisi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit dalam mengantisipasinya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa di daerah tersebut belum pernah dilakukan pelatihan evakuasi dan Pada saat terjadi kecelakaan di wilayah tersebut warga yang menemukan kemudian memberikan pertolongan, dikarenakan belum mendapatkan pelatihan terkait evakuasi dan transportasi tentunya masyarakat memberikan pertolongan tanpa memperhatikan aspek keamanan bagi diri sendiri maupun bagi korban yang ditolong. Jumah peserta yang mengikuti sebanyak 35 kader kesehatan. Metode yang dilakukan adalah dengan pemberian pelatihan . enyampaian teori dan praktik keterampila. setelah diberikan pelatihan pengetahuan subjek dalam kategori kuat berjumlah 30 subjek . %). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan subjek setelah dilakukan simulasi pertolongan pertama Kata Kunci: pertolongan pertama, simulasi, kegawatdaruratan *Penulis Kosubjeksi: Kartika Sari Wijayaningsih, email: kartika@stikesnh. This is an open access article under the CCAeBY license Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. No. Desember 2022 PENDAHULUAN Kejadian gawat darurat pada umummnya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik dalam kondisi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit dalam mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian dan selama perjalanan menuju sarana kesehatan. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan (Anwar dan Fadhilah, 2. Masyarakat awam merupakan masyarakat pertama yang mengetahui kejadian kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga profesionl kesehatan Masyarakat yang paham tentang penanganan korban kecelakaan akan mampu memberikan penanganan awal dengan baik sebelum ditangani pihak medis sedangkan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang dalam penanganan korban kecelakaan akan tidak bisa menangani korban tersebut sebelum ditangani pihak medis, padahal pertolongan pertama perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa manusia (Anwar dan Fadhilah, 2. Saat terjadi kecelakaan lalu lintas, perilaku pertolongan pertama yang dilakukan oleh masyarakat sering tidak tepat. Pertolongan pertama yang terlambat ataupun salah akan mengakibatkan korban mengalami kondisi kerusakan tubuh yang fatal, kecacatan, bahkan kematian. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang terampil dan terlatih adalah dengan melakukan edukasi dan pelatihan terutama terkait dengan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan (Rudiyanto et al. , 2. Perilaku pertolongan pertama pada kecelakaan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk penyelamatan korban kecelakaan dengan menggunakan prinsip pemberian pertolongan meliputi penilaian situasi atau keadaan mengamankan tempat kejadian dan memberikan pertolongan pada korban dengan didasari pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan yang baik serta sikap penolong dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan sikap positif (Herlinawati dan Azhari, 2. Masyarakat sebagai penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai pelaku pertama dan langsung yang akan merespon bencana, melandasi program nasional Desa Tangguh Bencana (Destan. dalam rangka mewujudkan Indonesia Tangguh. Berdasarakan Perka BNPB 01/2012, masyarakat perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar menjadi tangguh, bukan hanya siap menghadapi bencana. Programprogram pemberdayaan merupakan salah satu strategi utama yang diimplementasikan oleh banyak pihak, baik organisasi pemerintah (Kementerian/ Lembag. , organisasi masyarakat sipil, dan juga dunia usaha untuk penguatan kapasitas masyarakat. Pengurangan Resiko Bencana merupakan sektor yang menjadikan program pemberdayaan masyarakat sebagai strategi penting (Taufiq et al. , 2. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis di Desa Panaikang Kecamatan Pattalasang, menunjukkan bahwa di daerah tersebut belum pernah dilakukan pelatihan evakuasi dan transportasi. Pada saat terjadi kecelakaan di wilayah tersebut warga yang menemukan kemudian memberikan pertolongan, dikarenakan belum mendapatkan pelatihan terkait evakuasi dan transportasi tentunya masyarakat memberikan pertolongan tanpa memperhatikan aspek keamanan bagi diri sendiri maupun bagi korban yang ditolong. Kemampuan evakuasi dan transportasi juga harus dimiliki oleh masyarakat awam, karena masyarakat awam sering sebagai orang yang pertama kali menemukan kejadian kecelakaan (First Responde. di masyarakat. Ratna & Wijayaningsih Vol. No. Desember 2022 sehingga jika masyarakat awam dibekali pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan evakuasi dan transportasi pada kejadian kecelakaan lalu lintas maupun kejadian gawat darurat lainnya. METODE Pengabdian kepada masyarakat dalam rangka upaya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat tentang simulasi pertolongan pertama kegawatdarutatan di Desa Panaikang Kacamatan Pattalasang Kabupaten Gowa dengan menggunakan pendekatan pelatihan simulasi. Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada 29 November 2022. Total subjek yang hadir dalam pengabdian sebanyak 35 orang. Metode pengabdian ini dilakukan secara pre test dan post test. Adapun tahapan-tahapan/prosedur yang dilakukan kegiatan tersebut meliputi: Tahap persiapan Pada tahap ini, melakukan kegiatan penyusunan proposal pengabdian kepada masyarakat, pembuatan modul/materi pelatihan, mengurus perijinan dari pemangku kepentingan, penjajagan, dan melakukan koordinasi terhadap kader kesehatan dan pejabat Desa di wilayah Desa Panaikang Kacamatan Pattalasang Kabupaten Gowa. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini, setelah mendapatkan ijin dari institusi pendidikan maupun wilayah setempat, selanjutnya melaksanakan dharma pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan simulasi pertolongan pertama kegawatdaruratan yang dilaksanakan melalui 2 tahapan, yaitu pemberian materi teori, pemberian materi praktik simulai evakuasi dan transportasi, evaluasi kegiatan. Tahap monitoring dan evaluasi kegiatan Pada tahap ini, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pengabdian masyarakat dengan melakukan evaluasi keterampilan tindakan penanganan Tahap penyusunan laporan kegiatan Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat laporan akhir pengabdian kepada masyarakat tentang pemberdayaan kader kesehatan tentang penanganan kegawatdaruratan di Desa Panaikang Kacamatan Pattalasang Kabupaten Gowa. HASIL DAN PEMBAHASAN Peserta yang mengikuti simulasi pertolongan pertama kegawatdaruratan sejumlah 35 subjek. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan subjek sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan pre test dan pot test. Hasil pre test dan post test dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Pre Test dan Post Test Variabel pengetahuan Pre Test Kuat Sedang 15 . %) Lemah Post Test Berdasarkan Tabel 1 didapatkan data bahwa subjek dengan pengetahuan kuat pada saat dilakukan pre-test hanya berjumlah 8 subjek dalam kategori kuat . %), sedangkan setelah diberikan pelatihan pengetahuan subjek dalam kategori kuat berjumlah 30 subjek . %). Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan subjek setelah dilakukan pelatihan Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. No. Desember 2022 pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan evakuasi dan transportasi kader kesehatan setelah diberikan pengetahuan. Kader kesehatan antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan dibuktikan dengan kehadiran 100% dari kegiatan awal sampai akhir. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan 2 metode yaitu penyampaian materi teori dan penyampaian praktik ketrampilan dengan simulasi. Dalam rangka memperkuat materi yang disampaikan, peserta mendapatkan modul tentang pertolongan pertama kegawatdaruratan evakuasi dan trasnportasi. Modul disusun oleh pelaksana pengabmas menggunakan referensi yang up to date. Diharapkan dengan adanya modul ini dapat membantu peserta dalam mengingat kembali materi yang disampaikan. Gambar 1. Pamflet kegiatan simulasi pertolongan pertama kegawat daruratan Praktik ketrampilan dilakukan dengan memberikan contoh teknik dalam melakukan evakuasi dan transportasi kemudian melakukan simulasi evakuasi dan Simulasi dilakukan dengan memberikan kasus pada peserta pelatihan, kemudian peserta mempraktikkan teknik evakuasi dan trasnportasi. Melalui praktik simulasi evakuasi dan transportasi ini diharapkan paserta mendapatkan pengalaman yang hampir mirip dengan kasus nyata, yaitu dengan melakukan teknik evakuasi dan transportasi dengan tepat. Tindakan pertolongan pertama penanganan kegawatdaruratan awal tentang evakuasi dan transportasi korban pada kecelakaan lalu lintas dan kondisi bencana hendaknya diketahui oleh semua masyarakat termasuk para kader kesehatan. Pencegahan sejak dini pada masyarakat khususnya kader kesehatan dapat mencegah terjadinya kematian atau kecacatan akibat kesalahan penolong dalam melakukan evakuasi korban pada kasus- kasus kecelakaan lalu lintas ataupun bencana. Pemberian pelatihan ini bertujuan untuk membekali kader kesehatan tentang pengetahuan dan keterampilan dalam menangani kasus kegawatdaruratan (Iswari 2019. Sugiyarto dan Sumardino, 2. Masih tingginya angka kecelakaan di jalan disebabkan beberapa faktor, yaitu kelalaian pengendara, kondisi kendaraan, dan infrastruktur jalan, serta faktor lain yang tidak kalah penting adalah proses pertolongan pertama pada kecelakaan. Data di tingkat dunia yang dikeluarkan Belanda menyebutkan, satu dari empat korban kecelakaan lalu lintas cederanya makin serius akibat kesalahan tindakan petugas penyelamat. Melihat data di atas maka perlu diadakan sebuah kampanye yang mampu meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain itu kampanye ini juga tidak cukup hanya meningkatkan kesadaran tapi juga mampu memberikan wawasan dasar pada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan dan apa Ratna & Wijayaningsih Vol. No. Desember 2022 yang tidak boleh dilakukan pada korban jika terjadi sebuah kecelakaan (Anwar dan Fadhilah, 2. Gambar 2. Kegiatan simulasi pertolongan pertama kegawat daruratan Pelatihan dengan metode simulasi dapat efektif dalam meningkatkan pengetahuan, dikarenakan peserta dapat melihat secara langsung suatu tindakan untuk menangani trauma muskulosekeletal. Peserta tidak hanya mendengarkan atau melihat gambar akan tetapi langsung melihat demontrasi tindakan. Peserta atau subjek juga dapat mencoba secara langsung terkait tindakan yang dilatih (Rifai dan Sugiyarto, 2. KESIMPULAN Keterampilan melakukan pertolongan pertama pada kasus kecelakaan lalu lintas atau bencana juga harus dimiliki oleh masyarakat awam, karena masyarakat awam sering sebagai orang yang pertama kali melihat kejadian kasus kegawatdaruratan yang terjadi di masyarakat, misalnya kecelakaan lalu-lintas atau kegawatdaruratan yang lain, sehingga jika masyarakat awam dibekali pengetahuan dan keterampilan melakukan pertolongan bagi penderita gawat darurat diharapkan mereka akan memiliki kemampuan serta dapat memberikan pertolongan pertama secara tepat sehingga tidak memperparah kondisi pasien yang ditolong. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada aparat Desa Panaikang. Kecamatan Pattalasang. Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin dan memfasilitasi kegiatan Terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat yang telah mengikuti kegiatan ini secara antusias dan kepada Stikes Nani Hasanuddin yang telah membiayai publikasi DAFTAR PUSTAKA