PROSIDING SEMINAR NASIONAL KABASTRA IX 2024 PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN LITERASI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN Asla Baina1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kabupaten Muaro Jambi. Jambi *Email: bainaasla@gmail. Abstrak: Pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan literasi multikultural dalam pembelajaran bahasa dan sastra merupakan strategi efektif untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan pemahaman budaya siswa. Teknologi memungkinkan akses luas ke sumber informasi beragam, seperti platform pembelajaran online, aplikasi edukatif, dan media sosial, yang membantu siswa memahami dan menghargai perbedaan Platform seperti Google Classroom. Edmodo, dan Zoom memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar bersama secara virtual, tanpa terbatas oleh lokasi Dengan menggunakan teknologi ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi semua siswa. Teknologi juga memungkinkan siswa untuk mengakses informasi dalam berbagai bahasa, sehingga mereka dapat belajar tentang budaya lain tanpa dibatasi oleh bahasa. Media sosial seperti Facebook. Instagram, dan Twitter dapat digunakan untuk memperluas wawasan budaya dan mendorong pemahaman lintas budaya. Implementasi teknologi ini meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, serta membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masala. Oleh karena itu, integrasi teknologi dalam sistem pendidikan multikultural sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG. Kata kunci: Literasi Multikultural. Pemanfaatan Teknologi. Bahasa dan Sastra. Platform Pembelajaran Online. Aplikasi Edukatif. Media Sosial. Alat Penerjemah. Materi Pembelajaran Inklusif. Abstract: The use of technology to increase multicultural literacy in language and literature learning is an effective strategy for developing students' language skills and cultural understanding. Technology allows broad access to diverse information sources, such as online learning platforms, educational applications, and social media, which help students understand and appreciate cultural differences. Platforms such as Google Classroom. Edmodo, and Zoom allow students from diverse backgrounds to learn together virtually , without being limited by geographic location. By using this technology, teachers can create more engaging and relevant learning experiences for all students. Technology also allows students to access information in multiple languages, so they can learn about other cultures without being limited by language. Social media such as Facebook. Instagram, and Twitter can be used to broaden cultural horizons and encourage cross-cultural understanding. Implementation of this technology increases student motivation and engagement, and helps them develop critical thinking and problem-solving Therefore, the integration of technology in a multicultural education system is very important to achieve sustainable development goals (SDG. A UPA BAHASA UNIVERSITAS TIDAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL KABASTRA IX 2024 Key Words : Multicultural Literacy. Use of Technology. Language and Literature. Online Learning Platforms. Educational Applications. Social Media. Translation Tools. Inclusive Learning Materials. PENDAHULUAN Di era globalisasi yang semakin maju, interaksi antarbudaya menjadi semakin intensif dan kompleks. Dalam konteks pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Multikultural dan literasi multikultural, pemahaman terhadap berbagai budaya menjadi sangat penting . Literasi multikultural tidak hanya membantu siswa memahami teks-teks dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga membangun sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia terutama peserta didik yang dilakukan dengan cara membimbing dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka (Astalini et al. , 2. Pendidikan merupakan adalah sebuah proses humanisme yang selanjutnya dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. Oleh karena itu kita seharusnya bisa menghormati hak asasi setiap manusia . Pada era digital yang semakin berkembang, pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk dapat menghadapi tantangan multikultural di era digital. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 08 di Muaro Jambi merupakan salah satu institusi pendidikan yang harus beradaptasi terhadap pesatnya perkembangan ini . Mengoptimalan pendidikan di tingkat SMP bukan hanya tentang peningkatan kualitas pengajarannya, namun juga tentang relevansi kurikulum yang diterapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan multikultural di era digital. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran menawarkan peluang yang luas untuk meningkatkan literasi multikultural. Dengan berbagai alat dan platform digital, pendidik dapat mengakses sumber daya yang beragam, memperkenalkan siswa pada karya sastra dari seluruh dunia, dan menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan menarik. Misalnya, penggunaan media sosial, aplikasi pembelajaran bahasa, dan platform berbagi video memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dengan budaya lain, baik melalui diskusi online maupun kolaborasi proyek. Artikel ini akan membahas berbagai cara di mana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendidikan multikultural dan literasi multikultural dalam pembelajaran . Dengan pendekatan yang inovatif dan kreatif, diharapkan siswa tidak hanya menjadi lebih terampil dalam berbahasa, tetapi juga lebih peka terhadap keanekaragaman budaya yang ada di sekitar mereka. Melalui pemahaman ini, kita dapat membentuk generasi yang lebih inklusif dan terbuka terhadap perbedaan. A UPA BAHASA UNIVERSITAS TIDAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL KABASTRA IX 2024 LANDASAN TEORI Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan multikultural berlandaskan pada prinsip bahwa teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar dan mendukung pengembangan sikap saling menghargai di antara siswa (Tilaar 2. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik, teknologi memungkinkan integrasi berbagai perspektif budaya dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami dan menghargai keragaman yang ada di masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori James Banks yang menyatakan bahwa pendidikan multikultural harus mencakup dimensi integrasi konten, konstruksi pengetahuan, dan pengurangan Selain itu, teknologi juga berperan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan interaktif. Melalui platform digital, siswa dari latar belakang berbeda dapat berkolaborasi dan berbagi pengalaman, yang memperkuat pemahaman mereka tentang pluralisme. Dengan demikian, pendidikan multikultural yang didukung oleh teknologi tidak hanya meningkatkan literasi budaya tetapi juga membangun kesadaran sosial yang lebih baik di kalangan peserta didik (Ismayani METODE Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, yang menggabungkan dua teknik utama yaitu melalui wawancara dan studi literatur. Tujuan wawancara dilakukan untuk mendapatkan data ataupun informasi mendalam yang relevan dari topik Proses wawancara dilakukan secara struktur terhadap salah satu guru IPA di SMPN 08 Muaro Jambi. Dimulai dengan penyusunan daftar pertanyaan, lalu dilakukan wawancara pada tanggal 02 Oktober 2024. Selanjutnya percakapan dicatat serta direkam untuk dilakukan analisis lebih Dilakukan studi literatur dengan membaca artikel-artikel yang relevan dengan topik penelitian di web, hal ini merupakan pendukung dari data yang diperoleh dari wawancara. Dilakukannya penelitian berbasis studi literatur memiliki beberapa tahapan, yaitu mulai dari pengumpulan artikel yang berkaitan dengan tema yang diangkat, kemudian adanya reduksi artikel untuk memilah artikel yang sesuai, display artikel yang merujuk pada penataan artikel-artikel yang terpilih, pembahasan, serta penarikan kesimpulan . PEMBAHASAN Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan multikultural dan literasi multikultural sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam. Dengan menggunakan platform digital, seperti aplikasi pembelajaran interaktif dan media sosial, siswa dapat mengakses berbagai sumber informasi yang mencerminkan beragam budaya dan perspektif (Fitri 2. Hal ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka tentang perbedaan budaya, tetapi juga meningkatkan empati dan toleransi terhadap sesama. Selain itu, teknologi memungkinkan kolaborasi antar siswa dari latar belakang yang berbeda, sehingga A UPA BAHASA UNIVERSITAS TIDAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL KABASTRA IX 2024 mereka dapat berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain secara langsung. Dengan demikian, integrasi teknologi dalam pembelajaran tidak hanya meningkatkan pemahaman akademis, tetapi juga membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat yang multikultural (Beddu 2. Dari yang kami lakukan saat observasi ke SMP Negeri 8 Muaro Jambi, kami mewancarai beberapa guru dan saya sendiri Mewancarai ibu Liza S. Pd. Beliau mengajar mapel IPA untuk kelas 7 dan 8. Dan adapun pertanyaan nya serta juga jawaban dari hasil mewancarai sebagai berikut. Pertanyaan Jawaban Apa saja nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada peserta didik untuk mendukung konsep global Bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan siswa Indonesia dalam konteks literasi? Yang jawab,kedua kompetensi global, ketiga keterlibatan peserta didik tentang isuA kekeluargaan Bisa jadi dngan menggunakan program penerapan membaca menarik menggunakan teknologi sehingga siswa itu tertarik untuk literasi membaca siswa. Bagaimana teknologi digital dapat 3. Siswa dapat mengakses plafrom digunakan untuk mempromosikan pelajaran digital sehingga siswa dan dapat menambah wawasannya. inklusivitas di kelas? Bagaimana guru dapat Dengan Mengintegrasikan praktik pendidikan kurikulum multikulturalisme ke dalam kurikulum dan praktik mereka di lingkungan digital? Dengan cara berkolaborasi dan Bagaimana pendidikan juga berdiskusi sevara mengenai multikulturalisme di lingkungan prokjek budaya di era digital teknologi digital dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah? Wawancara dengan Ibu Liza S. Pd di SMP Negeri 8 Muaro Jambi memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya pendidikan kewarganegaraan global dan literasi di kalangan siswa. Ia menekankan bahwa nilai-nilai seperti tanggung jawab , kompetensi global , dan keterlibatan dalam isu kekeluargaan harus ditanamkan untuk membentuk siswa yang peduli dan aktif dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan prinsip Global Citizenship Education (GCED) yang bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk A UPA BAHASA UNIVERSITAS TIDAR PROSIDING SEMINAR NASIONAL KABASTRA IX 2024 berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Untuk meningkatkan minat membaca. Ibu Liza menyarankan penggunaan teknologi dalam program membaca yang menarik. Pendekatan ini dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan literasi mereka, mengingat bahwa akses ke platform digital memungkinkan siswa untuk memperluas wawasan budaya mereka. Hal ini mencerminkan pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan untuk mendukung pemahaman budaya dan inklusivitas di kelas. Dalam konteks multikulturalisme pendidikan. Ibu Liza menjelaskan bahwa guru dapat mengadaptasi kurikulum inklusif dan mendorong diskusi tentang tema digital saat ini. Melalui kolaborasi dan diskusi proyek budaya, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang sangat dibutuhkan di era digital. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan multikulturalisme tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global. PENUTUP Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan multikultural dan literasi multikultural sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam. Dengan memanfaatkan platform digital, siswa dapat mengakses berbagai sumber informasi yang mencerminkan keragaman budaya, memperkaya pengetahuan mereka, dan meningkatkan empati serta toleransi terhadap sesama. Hal ini sejalan dengan wawasan yang diberikan oleh Ibu Liza S. Pd, yang menekankan bahwa teknologi dapat digunakan untuk menarik minat membaca dan memperluas wawasan siswa tentang budaya lain, sehingga mendukung terbentuknya generasi yang lebih inklusif. Dalam konteks pendidikan multikultural, adaptasi kurikulum inklusif dan mendorong diskusi tentang tema digital menjadi kunci untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa. Melalui kolaborasi dalam proyek budaya, siswa tidak hanya belajar tentang perbedaan tetapi juga membangun kesadaran sosial yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan multikultural yang didukung oleh teknologi tidak hanya meningkatkan literasi budaya tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global di era digital. DAFTAR PUSTAKA