KESKOM. : 364-375 JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS (J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A L T H) http://jurnal. Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar di RSUD Embung Fatimah Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes at Embung Fatimah Hospital Riza Suci Ernaman Putri 1* Widya Putri 2. Melfina Triani 3 Universitas Awal Bros ABSTRACT Medical records play an important role in supporting quality health services, one of which is through accurate diagnosis classification and coding. This study aims to analyze the classification and coding of diagnoses of infection, parasites, neoplasms, injuries, poisoning, and external causes for the period of January 2025 at Embung Fatimah Hospital. The type of research used is quantitative research with a descriptive observational research design. , conducted on January 20 - February 5, 2025. Data collection techniques were carried out through direct observation and documentation studies from the medical records The number of samples analyzed was 40 out of 391 outpatient diagnosis data. The analysis technique used was descriptive analysis to identify and classify Of the 391 data it was found that, code S . was the most common, with 180 cases, followed by code D . , with 132 cases. The ten most common diseases include Vulnus Lacerasi (S31. Thalassemia (D. , and Superficial Injury of Head (S. It was recommended that hospitals conduct routine audits of medical documents to ensure the accuracy of diagnoses. ABSTRAK Rekam medis memiliki peranan penting dalam mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas, salah satunya melalui klasifikasi dan kodefikasi diagnosis yang akurat. Penelitian ini bertujuan menganalisis klasifikasi dan kodefikasi diagnosis infeksi, parasit, neoplasma, cedera, keracunan, dan penyebab luar periode Januari 2025 di RSUD Embung Fatimah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif observasional, dilakukan pada tanggal 20 Januari Ae 5 Februari 2025. Teknik pengambilan data dilakukan melalui observasi langsung dan studi dokumentasi dari unit rekam medis. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 40 dari 391 data diagnosis rawat jalan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan diagnosis. Dari 391 data ditemukan bahwa, kode S . merupakan yang terbanyak dengan 180 kasus, diikuti oleh kode D . dengan 132 kasus. Sepuluh penyakit terbanyak meliputi Vulnus Laserasi (S31. Thalasemia (D. , dan Superficial injury of head (S. Disarankan agar rumah sakit melakukan audit rutin terhadap dokumen medis untuk menjamin ketepatan diagnosis. Keywords : Coding. Medical Records Kata Kunci : Kodefikasi. Rekam Medis Corresponding author : Riza Suci Ernaman Putri Email : riza_suci@yahoo. A Received 13 Juni 2025 A Accepted 9 Juli 2025 A Published 31 Juli 2025 A p - ISSN : 2088-7612 A e - ISSN : 2548-8538 A DOI: https://doi. org/10. 25311/keskom. Vol11. Iss2. Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4. 0 International License . ttp://creativecommons. org/licenses/by-nc-sa/4. which permits unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar PENDAHULUAN Rumah sakit harus menyelenggarakan rekam medis untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan . Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2022 mengenai Rekam Medis. Rekam Medis merupakan dokumen yang memuat informasi identitas pasien, hasil dari pemeriksaan, berbagai perawatan, prosedur yang dilakukan, serta layanan lain yang telah diberikan kepada Rekam Medis Elektronik adalah rekam medis yang dihasilkan melalui sistem elektronik yang digunakan untuk mengelola rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis yang baik, baik dalam bentuk konvensional maupun elektronik, sangat esensial dalam mendukung mutu layanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023 yang secara spesifik menekankan peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebagai salah satu tujuan utama pembangunan kesehatan. Rekam medis yang akurat dan lengkap menjadi fondasi untuk evaluasi, perbaikan, dan peningkatan berkelanjutan terhadap layanan yang diberikan kepada pasien . Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 312 Tahun 2020 yang mengatur Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, seorang Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) wajib mampu menetapkan kode untuk diagnosa dan prosedur secara tepat berdasarkan klasifikasi yang digunakan di Indonesia (ICD-. Perekam Medis memiliki tugas untuk menetapkan kode penyakit dengan tepat sesuai dengan klasifikasi yang diterapkan di Indonesia, dengan memakai panduan International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems-10 (ICD-. Panduan ini menyediakan data mengenai penyakit serta tindakan medis dalam pelayanan, dan memastikan kesehatan, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 312 Tahun 2020. Diharapkan para perekam medis mampu menetapkan diagnosis dengan benar dan tepat sesuai pedoman ICD 10. Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Penerapan pengodean digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan laporan penyakit, memberikan data yang mendukung sistem pelaporan kesehatan, serta membantu menentukan jenis layanan medis yang perlu dikembangkan sesuai kebutuhan zaman. Selain itu, pengodean juga berperan dalam menyediakan data untuk evaluasi dan perencanaan layanan kesehatan, sekaligus mempermudah penyimpanan dan pengambilan informasi terkait diagnosis pasien. Fungsi lainnya adalah menjadi dasar dalam pengelompokan DRG (Diagnostic Related Group. yang berkaitan dengan proses penagihan klaim biaya layanan kesehatan, serta menyediakan data penting untuk keperluan penelitian epidemiologi dan klinis . Menurut . Coding adalah proses menyusun kode atau mendiagnosis penyakit berdasarkan kategori yang ada, dengan tujuan memudahkan pengelompokan penyakit serta prosedur yang dapat direpresentasikan dalam bentuk angka. Coding juga dapat dijelaskan sebagai penugasan kode yang memanfaatkan huruf, angka, atau kombinasi keduanya yang mencerminkan elemen data. Tujuan dari coding adalah untuk menyatukan nama dan kategori penyakit, cedera, gejala, serta faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan. Adapun penerapan dalam pemberian kode penyakit mengacu pada International Classification of Diseases. Tenth Revision (ICD-. ICD 10 adalah suatu buku atau panduan untuk petugas RM khususnya pada petugas koding dalam menentukan ketepatan suatu kode diagnosis penyakit yang telah diberikan atau dituliskan dokter pada lembar resume medis. Penetapan kode adalah proses pemberian kode yang terdiri dari huruf, angka, atau kombinasi keduanya untuk mewakili komponen data tertentu . Proses ini diterapkan untuk menjelaskan berbagai elemen, termasuk penyakit, tindakan, kategori layanan, isu kesehatan, tingkat keparahan penyakit, obat-obatan, pengujian, laboratorium, dan lain-lain dalam ruang lingkup perawatan Penetapan kode dapat dilakukan untuk Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar diagnosis penyakit, tindakan medis yang dilakukan, tes laboratorium, serta faktor luar yang berkontribusi terhadap suatu kasus . Rumah Sakit Embung Fatimah Batam merupakan Rumah Sakit Pemerintah tipe B yang terletak di jalan Letjen R. Suprapto No. Bukit Tempayan. Kec. Batu Aji. Kota Batam. Kepulauan Riau 29425. Sebagai rumah sakit yang pentingnya penerapan klasifikasi dan kodefikasi ICD-10 memberikan landasan yang kokoh untuk mendukung berbagai aspek operasional rumah sakit, termasuk pencatatan dan pelaporan data, analisis epidemiologi, serta pemenuhan regulasi dan standar kesehatan nasional dan internasional . Selain itu, dengan semakin meningkatnya tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam sektor kesehatan, penggunaan ICD-10 juga menjadi alat yang esensial untuk memastikan keakuratan data yang digunakan dalam proses klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) . Dengan demikian, rumah sakit dapat mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasionalnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Embung Fatimah khususnya di unit rekam medis, terdapat beberapa hal yang menjadi pengamatan terkait kodefikasi Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyakit yang berkaitan dengan infeksi dan parasit, neoplasma, cedera, keracunan, dan penyebab luar periode januari 2025 di RSUD Embung Fatimah. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif observasional. Desain ini dipilih untuk menganalisis klasifikasi dan kodefikasi diagnosis Keskom. Vol 11. No 2, 2025 penyakit infeksi, parasit, neoplasma, cedera, keracunan, dan penyebab luar di RSUD Embung Fatimah. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Embung Fatimah. Batam. Waktu penelitian berlangsung dari 20 Januari 2025 hingga 5 Februari 2025. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data diagnosis yang berkaitan dengan infeksi, parasit, neoplasma . , cedera, keracunan, serta penyebab luar lainnya di unit rekam medis RSUD Embung Fatimah selama bulan Januari 2025, yang berjumlah 391 data. Sampel penelitian ini berjumlah 40 data dengan pertimbangan variasi kodefikasi diagnosis yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dan pencatatan data dari rekam medis pasien di ruang rekam medis RSUD Embung Fatimah. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk Data yang diperoleh dianalisis dengan menentukan prefix, root, dan suffix dari diagnosis, menjelaskan definisi diagnosis, serta menuliskan kode ICD-10. Hasil analisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk menunjukkan perbandingan jumlah kodefikasi penyakit. Data dikategorikan berdasarkan bab-bab dalam ICD10, yaitu: Kode A & B untuk Infeksi dan Parasit. Kode C & D untuk Neoplasma, dan Kode S & T terkait Cedera dan Keracunan, serta Penyebab Luar. HASIL Pada saat melaksanakan penelitian di ruang rekam medis. Penulis menganalisis terkait klasifikasi dan kodefikasi penyakit infeksi dan parasit, neoplasma, cedera, keracunan, dan penyebab luar pada bulan januari. Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa: Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar Tabel 1. Klasifikasi dan Kodefikasi No RM Anamnesa Diagnosis Preffix Root Sufix Definisi Kode ICD10 Cepat Bercakbercak merah di Gatalgatal di & perih Batuk Chronic viral Hepatic -itis Peradangan hati B18 Tinea Tinea corporis B35. -is Infeksi jamur atau Tinea Cruris -is Tinea cruris Aspergilloisis Aspergill -osis Sesak & Sequele of central Tuberc -osis Badan Chronic viral hepatitis b without delta-agent Hepatic -itis Diseas HIV disease resulting in other viral infections Result -ing Infect -ion Benjolan di an kanan Hodgkin Lymph -oma Badan Chronic myeloid Mye -oid Leuk -emia Benjolan di Malignant melanoma of skin Malign -ant Melan Malignant neoplasm of breast Malign Neo Badan Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Anemia Thalassaemia Thalass Infeksi jamur di paha, dan bokong. Infeksi yang menyerang paruparu Kondisi yang timbul sebagai akibat dari infeksi tuberculosis pada sistem saraf pusat Kondisi peradangan hati kronis yang disebabkan oleh infeksi virus Kondisi di mana infeksi HIV sistem imun B35. B44 B90. B18. B20. Kanker darah yang menyerang C81 Kanker darah yang berasal dari sel punca di sumsum tulang C92. C43 -oma Kanker kulit yang berkembang dari -ant -plasm Tumor ganas pada C50 -emia Kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin D64 -emia Kelainan darah yang diturunan yang disebabkan oleh kelainan D56 Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar No RM Anamnesa Diagnosis Preffix Root Sufix Definisi Kode ICD10 Ada benjolan di Leiomyoma of uterus, uns Leio Myo -oma Demam Essential Throm Cyt/o -osis Mata Other coagulation Coagul -ation Demam naik turun, di sertai Trombositopeni Lemas Idiopathic Badan BAB cair. Demam Nyeri mual, nyeri Gatal badan dan Nyeri dada Benjolan di leher dan Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Diarrhoea and gastroenteritis of infectious origin Throm Throm Dia Typhoid fever Typh/o Acute due to norwalk Tb lung confirm microscopy with or without culture Tb pleurisy without mention of bact or histological Tuberculous Cyt/o -penia Idi/o -ic Cyt/o -penic -rrhoea Gastr/o D75. D68 Kondisi saat jumlah keping darah . rendah atau di bawah normal D69. Tubuh mudah memar atau D69. Peradangan pada dinding lambung dan usus A09 -itis -oid Demam A01. -pathy Infeksi usus yang disebabkan oleh A08. Gastr/o Entr/o Tuberc -osis Micro -scope Tuberc -osis Pleur -isy Tuberc Pher -osis Peri Kelainan darah jumlah trombosit dalam darah melebihi batas Kondisi ketika darah tidak dapat membeku dengan D25. Enter/o Tumor jinak yang tumbuh di rahim Tuberkulosis paru tanpa disertai hasil pemeriksaan Tuberkulosis paru tanpa disertai hasil pemeriksaan Peradangan kelenjar getah A15. A16. A18. Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar No RM Kode ICD10 Anamnesa Diagnosis Preffix Root Sufix Definisi Luka robek lutut kiri dan dagu Lymph Aden/o -pathy Vulnus laserasi Laser -asi Luka robek S31. Nyeri Fracture of nasal bones, closed Fract -ure Patah atau retaknya tulang S02. Nyeri akibat jatuh Luka lecet pada lutut kanan dan siku kanan Contusion of lower back and Contus -ion Memar punggung S30. Superficial injury of lower leg Super Fic -ial Penonjolan kulit kasar yang telah S80 S73 Kaki kiri luka lecet di siku Nyeri pasca kll Keluhan nyeri pada kaki kiri Luka tusuk paku di n kaki kiri Keluhan Bengkak pada kedua mata dan bibir secara tiba-tiba, bentol pada Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Dislocation, sprain and strain of joint and ligaments of Dis Loc -tion Cedera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi Abrasion of Abras -ion Kulit tergesek S50. Traumatic Traumat/o -ic Darah menumpuk di antara dua lapisan di otak S06. Crushing injury of other parts of ankle and foot Crush -ing Tubuh terhimpit atau mendapat tekanan kuat S97. Physical abuse Phy -al Kekerasan fisik T74. Superficial frostbite of ankle and foot Super Fic -ial Frostbite Radang dingin T33. Poisoning, anticommon-cold Poison -ing Efek obat-obatan T48. Angioneurotic Bengkak pada kulit dan jaringan di sekitarnya T78. Foreign body in small intestine Terdapat benda asing atau batu di dalam usus kecil T18. Angi/o Neur/o -ic Fore -ign Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar No RM Anamnesa Diagnosis Preffix Root Sufix Definisi Kode ICD10 luka bakar kaki kanan dan kiri Post KLL luka lecet di wajah sebelah kiri Burn of second degree hip and lower limb except ankle and foot Burn Luka bakar T24. Injury of unspecified body Injur Cedera bagian T14 Infection procedure, not Infect -ion Infeksi setelah T81. post op Sumber: 2025 PEMBAHASAN Dari data yang penulis peroleh di unit rekam medis RSUD Embung Fatimah selama bulan Januari 2025, tercatat ada total 8. kunjungan rawat jalan. Dari jumlah tersebut, penulis menemukan sebanyak 391 data yang berkaitan dengan diagnosis infeksi dan parasit, neoplasm . , cedera, keracunan, serta penyebab luar lainnya. Untuk keperluan analisis yang lebih mendalam, kami mengambil sampel sebanyak 40 data dari 391 data tersebut. , dengan ketentuan kodefikasi penyakit yang berbeda untuk dianalisis dan dituliskan dalam bentuk tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Menuliskan anamnesa Menuliskan diagnosis utama/sekunder Menentukan prefix, root, suffix Keskom. Vol 11. No 2, 2025 Menjelaskan definisi dari diagnosis utama/sekunder Menuliskan kode ICD-10 Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat 20 kode (A), 20 kode (B), 19 kode (C), 132 kode (D), 180 kode (S), dan 20 kode (T). Dari keenam kode tersebut, kode terbanyak yang terdapat pada bulan Januari 2025 dari data yang kami ambil yaitu kode (S) berjumlah 180 kode. Pemberian kode diagnosis pada rekam medis pasien berpedoman kepada aturan ICD-10, hal ini agar terjamin keakuratan Penulisan kode diagnosis yang benar diperlukan untuk memberikan asuhan perawatan bagi pasien, dan acuan yang dipakai dalam pengkodean penyakit yakni ICD-10 . Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar Grafik 1. Perbandingan jumlah kodefikasi (A. S, dan T) pada bulan Januari 2025 di Rumah Sakit Embung Fatimah Batam Dari perbandingan data diatas, terdapat 40 kode (A & B) dan dari kode-kode tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kode penyakit A15 Tuberculosis terdapat sebanyak 8 data dan B20 Human immunodeficiency virus [HIV] sebanyak 11 data yang merupakan kode penyakit terbanyak di pelayanan rawat jalan. Tingginya angka kasus Tuberkulosis dan HIV memerlukan langkah antisipasi dari pihak rumah sakit untuk mencegah terjadinya ledakan pasien. Klasifikasi penyakit Tuberkulosis dan HIV berguna untuk membantu tenaga medis dalam menentukan diagnosis pasien. Tuberkulosis maupun HIV dapat dicegah secara dini . Berikut grafik perbandingannya: Grafik 2. Kode Infeksi dan Parasit (A & B) di pelayanan rawat jalan Kemudian pada kodefikasi terkait neoplasm (C & D) terdapat 151 kode dan dari kode-kode tersebut, penulis menyimpulkan bahwa kode penyakit C50 Malignant neoplasm of breast Keskom. Vol 11. No 2, 2025 terdapat sebanyak 5 data dan D56 Thallassemia sebanyak 37 data yang merupakan kode penyakit terbanyak di pelayanan rawat jalan. Kodefikasi yang akurat untuk kasus kanker seperti C50 Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar sangat penting, karena data ini menjadi dasar bagi program skrining kanker, perencanaan terapi onkologi, serta evaluasi efektivitas intervensi kesehatan masyarakat dalam penanganan penyakit tidak menular yang memiliki angka kematian kodefikasi dan klasifikasi ICD-10, ketepatan dalam pencatatan diagnosis seperti C50 dan D56 sangat fundamental. Data yang terklasifikasi dengan baik memungkinkan analisis epidemiologi yang mendalam, identifikasi kelompok risiko, dan perencanaan alokasi sumber daya rumah sakit yang lebih efisien untuk layanan onkologi dan hematologi. Informasi yang akurat ini juga mendukung proses klaim asuransi kesehatan, penelitian medis, serta pengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti . Oleh karena itu, memastikan bahwa setiap kasus, baik neoplasma ganas maupun kondisi kronis lain seperti Thalassemia, dikodekan secara presisi sesuai pedoman ICD-10 adalah kunci untuk menghasilkan data kesehatan yang berkualitas dan mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan Berikut grafik perbandingannya: Grafik 3. Kode Neoplasm (C & D) di pelayanan rawat jalan Sedangkan pada kodefikasi terkait cedera dan keracunan (S & T) terdapat 200 kode, dan dari kode-kode tersebut penulis menyimpulkan bahwa kode penyakit S31. 4 Vulnus Laserasi terdapat sebanyak 57 data. T14 Injury of unspecified body region dan T24. 2 Burn of second degree of hip and lower limb sebanyak 3 data yang merupakan kode penyakit terbanyak di pelayanan rawat jalan. Klasifikasi dan kodefikasi, prevalensi Vulnus Laserasi ini mengindikasikan tingginya insiden cedera fisik yang memerlukan penanganan di fasilitas kesehatan. Akurasi pengkodean S31. 4, yang merujuk pada cedera Keskom. Vol 11. No 2, 2025 terbuka di region tubuh tertentu, menekankan bahwa detail dalam pengkodean cedera, termasuk mekanisme dan lokasi, sangat penting untuk analisis pola morbiditas dan alokasi sumber daya yang tepat. Data cedera yang diklasifikasikan dengan baik, seperti yang tersaji pada kode S dan T dalam ICD-10, memungkinkan pihak rumah sakit dan otoritas kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi faktor risiko, merancang intervensi pencegahan, serta mengevaluasi efektivitas program kesehatan masyarakat terkait Berikut Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar Grafik 4. Kode Cedera & Keracunan (S & T) di pelayanan rawat jalan Berdasarkan uraian dari semua grafikgrafik diatas, dapat disimpulkan bahwa 10 kode penyakit terbanyak terkait infeksi, parasit, neoplasm, cedera, keracunan, dan penyebab luar pada bulan januari 2025 di pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Embung Fatimah, yaitu: S31. 4 Vulnus Laserasi D56 Thallassemia S00 Superficial injury of head D64 Anemia D34 Benign neoplasm of thyroid gland S82 Fracture of lower leg B20 HIV D24 Benign neoplasm of breast D69 Thrombocytopenic A15 Tuberculosis Data yang terklasifikasi dengan baik memungkinkan analisis tren penyakit. Keskom. Vol 11. No 2, 2025 identifikasi kelompok populasi berisiko, serta alokasi sumber daya rumah sakit yang lebih strategis untuk layanan klinis, program kesehatan masyarakat, dan pencegahan Pada tingginya kasus Tuberkulosis dan HIV (A15 dan B. mengindikasikan perlunya upaya antisipasi dari rumah sakit untuk mencegah lonjakan pasien dan penyakit menular. Demikian pula, kasus neoplasma jinak (D34 dan D. dan kondisi hematologi (D56. D64. menuntut perhatian pada layanan skrining, diagnosis dini, dan manajemen kronis. Dengan demikian, kualitas kodefikasi diagnosis secara langsung berimplikasi pada kapasitas rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang responsif dan bermutu tinggi. Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar Grafik 5. 10 Penyakit Terbanyak Terkait Infeksi. Parasit. Neoplasm. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar Pada Bulan Januari 2025 Pentingnya strategi dalam melakukan klasifikasi dan kodefikasi diagnosis yang efektif dan efisien pada unit rekam medis tidak dapat langsungnya terhadap mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Salah satu strategi utama adalah memastikan adanya program pelatihan berkelanjutan bagi perekam medis. Pelatihan ini International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD-. serta peningkatan pemahaman tentang anatomi, fisiologi, dan terminologi medis, sehingga mereka mampu menerjemahkan informasi klinis yang kompleks menjadi kode diagnosis yang akurat dan Peningkatan kompetensi ini secara langsung akan berkontribusi pada ketepatan data rekam medis, yang merupakan fondasi bagi sistem informasi kesehatan yang andal. Selain itu, integrasi dan optimalisasi sistem informasi rekam medis elektronik (SIRME) menjadi strategi yang tidak kalah penting. SIRME yang komprehensif, didukung fitur computer-assisted coding (CAC) atau sistem pendukung keputusan klinis, dapat mempercepat proses kodefikasi sekaligus mengurangi potensi kesalahan manusia. Guna menjaga akurasi dan kualitas berkelanjutan, implementasi program audit internal secara berkala merupakan strategi esensial. Audit ini Keskom. Vol 11. No 2, 2025 harus mencakup tinjauan menyeluruh terhadap lembaran resume medis untuk memastikan bahwa anamnesis, diagnosis, dan prosedur yang tercatat telah dikodekan dengan tepat dan sesuai standar ICD-10. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Embung Fatimah, dapat disimpulkan bahwa: Proses klasifikasi dan kodefikasi diagnosis penyakit telah berjalan dengan cukup baik menggunakan standar International Classification of Diseases Tenth Revision (ICD-. Dari total 361 diagnosis terkait infeksi, neoplasma, cedera, keracunan, serta penyebab luar pada bulan Januari 2025, penulis menganalisis 40 sampel data rawat Hasilnya menunjukkan adanya keragaman jenis penyakit, mulai dari hepatitis kronis, infeksi jamur, kanker, hingga berbagai cedera fisik. Proses kodifikasi yang baik, di mana setiap diagnosis pasien diterjemahkan secara tepat ke dalam kode standar International Classification of Diseases Tenth Revision (ICD-. terbukti mampu meningkatkan efisiensi dalam pelaporan data, mendukung evaluasi layanan kesehatan, serta mempermudah proses klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Riza Suci Ernaman Putri, et al Classification and Codefication of Diagnosis of Infection. Parasites. Neoplasm. Injury. Poisoning, and External Causes Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Infeksi. Parasit. Neoplasma. Cedera. Keracunan, dan Penyebab Luar KONFLIK KEPENTINGAN Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih diberikan kepada . kedua orangtua, . Rektor Universitas Awal Bros, . para profesional yang memberikan kontribusi dalam penyusunan penelitian. DAFTAR PUSTAKA