Integrated Science Education Journal (ISEJ) Vol. No. May 2022, pp. ISSN: 2716-3725. DOI: 10. 37251/isej. Mengidentifikasi Karakteristik Sikap Toleransi Terhadap Siswa Kelas X di SMAN 7 Batang Hari Asti Amelia Putri1. Muhammad Akbar Pisnaji2. Hikma Ramadhani3 1,2,3 Universitas Jambi. Jambi. Indonesia Article Info ABSTRAK Article history: Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat toleransi antar siswa kelas X di SMA N 7 Batang Hari. Received Mar 24, 2022 Revised Apr 25, 2022 Accepted May 3, 2022 Keywords: Fisika Toleransi Sekolah Menengah Atas Metodologi: Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif statistik, yaitu pengambilan data menggunakan angket yang berisi pertanyaan yang Adapun sampel yang peneliti gunakan yaitu siswa kelas X sebanyak 104 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan data yaitu berupa penyebaran angket kepada siswa kelas X. Angket Tersebut terdiri dari 39 pernyataan, dimana ada pernyataan negatif dan ada pula pernyataan Temuan utama: Adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu siswa kelas X di SMA N 7 Batang Hari memiliki karakter sikap toleransi yang sangat baik. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter mengenai sikap toleransi sudah berhasil ditanamkan di sekolah SMA N 7 Batang Hari. Dimana pendidikan sikap toleransi sangat penting ditanamkan kepada siswa, untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik dan lebih menghormati terhadap perbedaan yang ada. Keterbaruan penelitian: Keterbaharuan pada penelitian dengan mendukung pemerintah dalam menggerakan pendidikan karakter maka diperlukan pengidentifikasian karakter siswa salah satunya karakter toleransi. This is an open access article under the CC BY-NClicense Corresponding Author: Asti Amelia Putri. Pendidikan Fisika. Universitas Jambi. Jambi. Indonesia Email: astiameliaputri66@gmail. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu sistem pengubahan sikap serta perilaku seseorang yang bertujun untuk Pendidikan merupakan proses pembelajaran individu ataupun kelompok yang dapat mengembangkan kemampuan, meningkatkan pengetahuan, serta keterampilan melalui pelatihan dan pengajaran yang mendidik. Pendidikan karakter dan pendidikan intelektual harus berjalan secara beriringan. Dimana pendidikan karakter berhubungan dengan moral yaitu seperti berakhlak mulia, bertoleran dan berperilaku baik. Sedangkan pendidikan intelektual berhubungan dengan kecerdasan. pendidikan adalah proses melatih peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan melalui sejumlah pengalaman belajar sesuai bidangnya dan pikiran, sehingga peserta didik memilki karakter unggul menjunjung tinggi nilai etis dalam berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya dan dalam memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia serta keterampilan yang diperlukan Journal homepage: http://cahaya-ic. com/index. php/ISEJ Integrated Science Education Journal ISSN: 2716-3725 dirinya, masyarkat bangsa dan Negara. pendidikan adalah sebuah proses memperbaiki kehidupan, serta memperoleh dan menanamkan keterampilan yang dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran diabad 21 sudah bergeser kesuatu paradigma baru yang proses pengajarnya berfokus kepada peserta didik . Oleh karenanya peserta didik harus mempunyai karakter yang baik, yang mencakup watak, akhlak atau kepribadian seseorang. karakter merupakan serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan untuk melakukan hal yang terbaik. Karakter adalah keseluruhan nilainilai, pemikiran perkataan, dan perilaku atau perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Karakter merupakan jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada diri seseorang. Salah satu karakter yang perlu diterapkan kepada peserta didik yaitu sikap toleransi dimana toleransi merupakan suatu sikap yang harus ditanamkan didalam diri siswa. Toleransi dapat menumbuh kembangkan sikap saling menghormati, menghargai perbedaan yang ada. Banyak konflik atau masalah yang timbul antara siswa akibat perbedaan, baik perbedaan pendapat, agama, suku, ataupun bahasa. Perpecahan ataupun konflik tidak akan muncul apabila kita memberikan kesadaran kepada siswa betapa pentingnya sikap toleransi. Toleransi merupakan modal siswa untuk bersosialisasi baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Sikap toleransi dapat ditanamkan melalui pendidikan di sekolah. mengungkapkan sikap toleransi ini menjadi salah satu tujuan akhir dari penanaman nilai-nilai pendidikan multicultural. Yang mana jika dilihat dari segi kompones niksp, sikap toleransi ini ada di posisi sikap konatif. Kemudian ketika dilihat dari segi pembentukan karakter, sikap toleransi ini berada di bagian moral action. toleransi merupakan salah satu sikap yang harus ada di dalam kehidupan masyarakat Toleransi sebagai elemen dasar untuk menumbuh-kembangkan kesadaran sikap saling memahami, menghargai dan menghormati setiap perbedaan. Konflik atau gesekan akibat perbedaan tidak akan terjadi dimasyarakat apabila toleransi dijadikan kesadaran bersama oleh sekelomok masyarakat. Saat ini sikap saling menghargai antara siswa semakin menurun, terlihat banyak siswa yang saling mengolok, hanya mau berteman dengan teman satu agama atau satu suku, teman yang memakai cadar sering dicibir, dan adanya geng disekolah, seperti geng orang pintar ataupun geng orang kaya. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA N 7 Batang hari, yaitu untuk mengetahui seberapa besar sikap toleransi yang tertanam di dalam diri siswa. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar tingkat toleransi antar siswa di SMA N 7 khususnya untuk siswa kelas X. Dan latar belakang dari penulisan ini yaitu dimana sikap toleransi sangat penting untuk ditanamkan dan diajarkan kepada siswa. Dari hasil penelitian tersebut guru dapat mengetahui seberapa besar sikap toleransi yang ada pada diri siswanya dan guru dapat meningkatkan sikap toleransi serta menghilangkan sikap intoleransi yang ada pada diri siswa, guna untuk menanamkan pendidikan karakter pada diri siswa. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Descriptive Statistik, yaitu metode dengan instrumennya berupa angket yang dibagikan kepada siswa . Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 7 Batang Hari dengan sampel seluruh siswa kelas X. Dimana jumlah siswa sebanyak 104 siswa. Peneliti menggunakan intrumen berupa angket dengan 39 pernyataan, dimana pernyataannya berupa pernyataan positif dan pernyataan negatif. Angket yang digunakan yaitu dengan mengadopsi dari skripsi . yang telah lulus uji dan reliabilitas. Sehingga dapat menunjukkan sikap toleransi pada diri siswa. Tes yang digunakan untuk melihat tingkat sikap toleransi siswa dalam penilitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert dengan jenis skalanya yaitu Sangat Setuju (SS). Setuju (S). Tidak Setuju (TS). Sangat Tidak Setuju (STS). skala likert mempunyai empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang mempersentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam penelitian ini nilai yang terdapat pada skala likert bergantung pada aspek pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan dimulai dari angka 4, 3, 2, dan 1. Penelitian juga menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, dengan tujuan agar dapat menggambarkan karakteristik subjek yang diteliti. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan/atau mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Statistik Deskriptif merupakan suatu bagian di dalam statistika yang dalam melakukan suatu pengumpulan data, penyajian data, menentukan nilai yang diperoleh dari data yang diambil serta berupa gambar atau diagram yang dikehendaki. Mengidentifikasi Karakteristik Sikap Toleransi Terhadap Siswa Kelas X di SMAN 7 A (Asti Amelia Putr. A ISSN:2716 - 3725 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah menggunakan aplikasi SPSS diperoleh hasil mengenai tingkat toleransi siswa untuk kelas X SMA N 7 Batang Hari. Tabel 1. Hasil data di kelas X Item Total Mean 82,7108 Median 82,6923 Mode 80,77 Std. Deviation 6,26067 Minimum 69,23 Maximum 97,44 Diperoleh data dengan nilai mean sebesar 82,7108, median sebesar 82,6923, modus sebesar 80,77, standar deviasi sebesar 6,26067, dengan nilai terendah sebesar 69,23 dan nilai maksimum sebesar 97,44. Gambar 1. Grafik data kelas X Berdasarkan data pada gambar 1, diperoleh hasil untuk siswa yang mendapatkan nilai dari 65 sampai 69,9 adalah 2 siswa dengan persentase 1,92%, nilai dari 70 sampai 74,9 adalah 9 siswa dengan persentase 8,65%, nilai dari 75 sampai 79,9 adalah 24 siswa dengan persentase 23,07%, nilai dari 80 sampai 84,9 adalah 29 siswa dengan persentasi 27,88%, nilai dari 85 sampai 89,9 adalah 28 dengan persentase 26,92%, nilai dari 90 sampai 94,9 adalah 10 siswa dengan persentase 9,6%, nilai dari 95 sampai 99,9 adalah 2 siswa dengan persentase 1,92%. Untuk klasifikasi angket AuKarakteristik sikap toleransiAy siswa kelas X SMAN 7 Batang Hari sebagai berikut: 1. Kategori Ausangat tidak baikAy untuk rentang 25-43,75= 0% 2. Kategori Autidak baikAy untuk rentang 43,76-62,5= 0% 3. Kategori AubaikAy untuk rentang 62,6- 81,25= 45% 4. Kategori Ausangat baikAy untuk rentang 81,26-100= 55%. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi kehidupan. Dengan adanya pendidikan hidup manusia akan menjadi lebih teratur. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan intelektual siswa. pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan itu sendiri adalah suatu proses pembelajaran supaya mendapatkan informasi ataupun pengetahuan. Indikator keberhasilan sistem pendidikan bukan saja diukur dari tingkat pengetahuan siswa. Tetapi juga memperhatikan aspek karakter siswa. Pada umumnya, sistem pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada penguasaan aspek pengetahuan saja, tetapi juga berfokus pada pembangunan karakter siswa. Oleh sebab itu pendidikan intelektual dan pendidikan karakter harus berjalan secara beriringan. Dimana siswa tidak hanya dituntut cerdas dalam berfikir tetapi juga harus memiliki sikap yang baik. realitas masyarakat saat ini dapat disebut sebagai masyarakat yang kurang memaknai dari karakter masingmasing pribadinya dan lemahnya pemahaman akan konsep multicultural. Sebagai contoh ketika terjadi konflik di masyarakat yang berkepanjangan, mulai dari pandangan terhadap agama, etnis, bahasa, ekonomi, politik dan pendidikan telah menjadikan dampak buruk bangsa Indonesia dan menjadi terputuk di mata ISEJ. Vol. No. May 2022: 62 - 65 Integrated Science Education Journal ISSN: 2716-3725 Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pendidikan karakter berupa sikap toleransi yang harus ditanamkan kepada siswa. Saat ini sikap toleransi siswa semakin menurun, terlihat dari banyaknya kelompok kecil di dalam kelas seperti geng. Dimana kelompok tersebut hanya mau bermain dengan teman kelompoknya saja. Seperti kelompok siswa kaya yang anggotanya hanya terdiri dari siswa-siswa kaya dan hanya mau bermain serta mendengarkan pendapat dari teman kelompoknya saja, begitu pula dengan kelompok siswa pintar hanya mau bermain dan mendengarkan pendapat dari siswa yang pintar saja dan masih banyak lagi contohnya. Dengan adanya sikap toleransi siswa tidak akan merasakan adanya tindak diskriminasi antara siswa, siswa akan lebih terbuka untuk menyampaikan pendapat. Di sekolah SMA N 7 Batang Hari tentunya telah diajarkan mengenai sikap toleransi, melalui mata pelajaran pendidikan agama ataupun pendidikan kewarganegaraan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMAN 7 Batang Hari kelas X deangan tujuan untuk mengetahui seberapa tingkat toleransi siswa kelas X di SMAN 7 Batang Hari. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada seluruh siswa kelas X. Hasil penelitian berupa data kuantitatif yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistika deskriptif. Beradasarkan hasil penelitian mendapatkan data melalui penyebaran angket sikap toleransi siswa di SMA N 7 Batang Hari kelas X, yaitu mendapatkan rata-rata . sebesar 82,7108 dari 104 responden. Untuk nilai tengah . sebesar 82,6923, sedangkan untuk nilai yang sering muncul . sebesar 80,77, untuk nilai standar deviasi sebesar 6,26067. Selain itu kami juga mendapatkan nilai terkecil atau terendah . sebesar 69,23, dan untuk nilai terbesar atau tertinggi . sebesar 97,44. Selain itu, penilaian angket Ausikap toleransiAy siswa juga dapat ditinjau dari segi penilaian skala Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas X terdapat 45% siswa yang menjawab angket dengan kategori AuBaikAy , dan 55% siswa yang menjawab angket dengan kategori AuSangat BaikAy. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik sikap toleransi siswa di SMAN 7 Batang Hari kelas X dengan jumlah responden sebanyak 104 siswa, diperoleh data dengan nilai mean sebesar 82,7108, median sebesar 82,6923, modus sebesar 80,77, standar deviasi sebesar 6,26067, dengan nilai terendah sebesar 69,23 dan nilai maksimum sebesar 97,44. Hal ini juga dibuktikan dengan menggunakan skala likert dan diperoleh data 45% siswa yang menjawab angket dengan kategori AuBaikAy , dan 55% siswa yang menjawab angket dengan kategori AuSangat BaikAy. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMA N 7 Batang Hari kelas X telah menanamkan sikap toleransi dengan sangat baik di dalam dirinya. Dengan menanamkan karakter sikap toleransi siswa dapat bersikap baik dan saling menghormati. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran fisika memiliki pengaruh terhadap hasil dari belajar fisika. Dilihat dari minat siswa kelas X SMAN 4 Kota Jambi terhadap pembelajaran fisika berdampak pada hasil dari pembelajaran fisika yang terkategori cukup baik. Penelitian ini bertujuan untuk calon guru maupun guru fisika untuk dapat menjadikan fisika menjadi pelajaran yang bisa disenangi oleh siswa. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terimaksih kepada kepala sekolah yang sudah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian serta pihak pihak yang membantu penelitian ini. REFERENSI