Journal of Medicine and Health (JMH) Vol. 4 No. 2 August 2022 e-ISSN: 2442-5257 https://doi. org/10. 28932/jmh. Review Article Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu Sapi dengan Kejadian Akne Vulgaris The Correlation of Milk Consumption and Acne Vulgaris Harisma*. Bambang Wirjatmadi. Stefania W Setyaningtyas Departemen Gizi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya. Indonesia Jl. Dr. Ir. Soekarno. Mulyorejo. Kota SBY. Jawa Timur, 60115. Indonesia *Penulis korespondensi Email: harisma-2017@fkm. Received: September 30, 2021 Accepted: August 14, 2022 Abstrak Akne vulgaris merupakan penyakit kulit jangka panjang akibat adanya penyumbatan folikel rambut oleh sel-sel kulit mati dan minyak pada kulit. Lebih dari 85% remaja di dunia mengalami akne vulgaris. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara akne vulgaris dan faktor asupan nutrisi, salah satunya susu sapi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan konsumsi susu, tipe lemak susu dengan kejadian akne vulgaris. Metode penelitian menggunakan literature review dengan sumber data berasal dari 23 penelitian primer yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang digunakan yaitu akne vulgaris, kebiasaan konsumsi susu, frekuensi konsumsi susu, dan tipe susu. Pada umumnya, pada keseluruhan artikel menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari kebiasaan konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris. Secara umum, kebiasaan frekuensi susu Ou3 kali/minggu dapat meningkatkan faktor resiko atau tingkat keparahan akne vulgaris, begitu juga dengan susu rendah lemak atau susu skim. Simpulan, kebiasaan konsumsi susu memengaruhi kejadian akne vulgaris, frekuensi konsumsi susu juga merupakan faktor risiko yang dapat mempengaruhi akne vulgaris, namun perlu dilakukan lebih lanjut karena penelitian mengenai hubungan dari frekuensi konsumsi susu dilakukan pada berbagai negara yang berbeda-beda dengan kebiasaan konsumsi masyarakat yang juga berbeda. Kebiasaan konsumsi susu skim dan susu rendah lemak juga diketahui mempengaruhi kejadian akne vulgaris. Kata kunci: akne vulgaris. susu sapi. literature review How to Cite: Harisma. Wirjatmadi B. Setyaningtyas SW. Hubungan kebiasaan konsumsi susu sapi dengan kejadian akne vulgaris. Journal of Medicine and Health. , 203-18. DOI: https://doi. org/10. 28932/jmh. A 2022 The Authors. This work is licensed under a Creative Commons AttributionNonCommercial 4. 0 International License. J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Abstract Acne vulgaris is a long-term disease that occurs when hair follicles on the skin become clogged with dead skin cells and oil. More than 85% of adolescents experience acne vulgaris and it is the eighth most common disease in the world. Several studies have shown the relationship between acne vulgaris and nutritional intake, including dairy consumption. This is a literature review study conducted from 23 primary studies that met the inclusion and exclusion criteria. The variables used are acne vulgaris, dairy consumption, frequency of dairy consumption, and type of dairy. There is a significant relationship between dairy consumption habits and the incidence of acne vulgaris. In general, dairy consumption Ou3 times/week can increase the risk factor or severity of acne vulgaris, as well as low-fat or skim milk. Based on the analysis, it is concluded that dairy consumption habits affect the incidence of acne vulgaris, the frequency of dairy consumption is also a risk factor that can affect acne vulgaris, but further research needs to be done due to the researches are carried out in different countries with different consumption Skim and low-fat milk consumption also known to affect the incidence of acne vulgaris. Keywords: acne vulgaris. literature review Pendahuluan Akne vulgaris merupakan penyakit kulit jangka panjang yang terjadi ketika folikel rambut pada kulit tersumbat oleh sel-sel kulit mati dan minyak. 1,2 Akne vulgaris sering kali terjadi pada seseorang ketika memasuki masa pubertas, 85% remaja mengalami akne vulgaris dan dapat tetap mengalaminya hingga memasuki usia dewasa. 3,4 Berdasarkan The Global Burden of Disease Study pada tahun 2010, akne vulgaris terdapat pada peringkat ke delapan sebagai penyakit yang paling sering dialami di dunia dan diperkirakan dialami oleh 650 juta orang. Akne vulgaris menimbulkan gejala fisik seperti nyeri, gatal, dan rasa sakit, akan tetapi efek utama yang diakibatkan oleh akne vulgaris pada kualitas hidup penderitanya. 6,7,8 Menurut penelitian, dampak psikologis akibat akne vulgaris lebih tinggi dialami pada wanita dibandingkan pada laki-laki, selain itu diketahui terdapat sekitar 6-7% keinginan bunuh diri pada individu dengan akne vulgaris. 9,10 Menurut penelitian yang dilakukan di Surabaya. Indonesia pada tahun 2019-2020, diketahui bahwa akne vulgaris menyebabkan remaja beresiko untuk mengalami stres dengan tingkat ringan, sedang, hingga berat. Selama lebih dari lima dekade, diet telah dianggap memiliki peran dalam patogenesis akne vulgaris. 12,13,14 Western diet, yaitu jenis diet tinggi indeks glikemi, tinggi kandungan lemak, dan susu serta produk olahannya dianggap memiliki peran dalam meningkatnya prevalensi akne 15,16 Susu dan produk olahanya mengandung hormon 5- reduktase dan prekursor DHT lain yang dapat merangsang kerja kelenjar sebasea. 17,18,19 Selain itu, asam amino pada susu dan produk susu meningkatkan sekresi insulin dan menginduksi sintesis hepatik dari insulin likegrowth factor-1 (IGF-. yang dipercaya sebagai salah satu pemicu utama timbulnya akne vulgaris dengan menstimulasi pertumbuhan folikel epitelial dan meningkatkan keratinisasi pada kulit. 20,21 J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan dari konsumsi susu dan kejadian akne vulgaris yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui terdapat hasil yang beragam. Oleh karena itu perlu ditelaah hubungan dari konsumsi susu dan kejadian akne vulgaris berdasarkan penelitian-penelitian primer yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan metode penelitian studi pustaka. Penelitian bertujuan untuk merangkum teori serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk menyediakan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai ada atau tidak adanya hubungan dari kebiasaan konsumsi susu dan kejadian akne vulgaris, serta kadar lemak susu sapi dengan akne vulgaris. Metode Penelitian menggunakan metode studi literatur, data yang digunakan yaitu studi penelitian yang telah dilakukan sejak Januari 2011 hingga April 2021. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan tiga database yaitu Google Scholar. Cochrane Library, dan PubMed dengan kata kunci pencarian AumilkAy OR AudairyAy AND Auacne vulgarisAy, dan AususuAy DAN Auakne vulgarisAy, dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Penentuan kata kunci ditentukan dengan variabel yang akan diteliti, yaitu frekuensi konsumsi susu, jenis susu yang dikonsumsi, dan kejadian akne Alur pencarian dan penentuan literatur selanjutnya dijelaskan pada Gambar 1. Kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu artikel ilmiah dengan studi desain observasional, diterbitkan dalam rentan waktu 10 tahun, minimal terindeks google scholar, dan artikel ilmiah nasional minimal terindeks Sinta 3, dan ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Sedangkan untuk kriteria eksklusi yaitu penelitian dengan akne vulgaris yang disebabkan karena kelainan hormonal atau penyakit tertentu . ontoh: sindrom ovarium polikistik, hirsutisme, diabetes melitis tipe 2, dan kelainan kelenjar tiroi. Hasil Berdasarkan penelitian primer yang telah dilakukan, didapatkan 23 penelitian primer yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi penelitian. Karakteristik dan hasil penelitian tersebut selanjutnya disajikan pada tabel 1. J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Gambar 1 Diagram Alur Pencarian Literatur Tabel 1 Hasil Review Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu dan Tipe Lemak Susu dengan Kejadian Akne Vulgaris Penulis Rancangan Penelitian Partisipan Aalemi et Case Kasus: 279 Kontrol: 279 orang, berusia 1024 tahun Aghasi et Case Kasus: 70 Kontrol: 70 berusia 1830 tahun J Med Health. :203-18 Akne Vulgaris Tidak Terdapat Tidak Akne Karakteristik Jenis Susu Susu Full Susu Susu full Hasil Frekuensi Konsumsi <3 hari/ Ou3 hari/ Konsumsi susu full cream dengan frekuensi Ou 3 kali/minggu 1360% lebih tinggi pada kelompok akne dibandingkan dengan kelompok kontrol (OR=2,36 . % CI, 1,394,. Konsumsi susu rendah lemak 95% lebih tinggi pada kelompok kasus daripada kelompok kontrol (OR=1,95 . % CI, 1,10-3,. Terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris (Pvalue <0,0. Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Penulis Rancangan Penelitian Partisipan Akpinar Kara dan Ozdemir Case Alghamdi et al. Case Kasus: 53 Kontrol: 53 berusia 1544 tahun Kasus: 50 Kontrol: 50 berusia 1325 tahun Hussein et Cross 148 remaja , berusia 16-20 tahun AlKhabba z et al. Cross 714 remaja laki-laki, berusia 1016 tahun Akne Vulgaris Tidak Terdapat Tidak Akne Akne Tidak Akne Akne Tidak Terdapat Karakteristik Jenis Susu Hasil Frekuensi Konsumsi Susu full Susu Susu Susu Susu Ou2 kali/ 1 kali/ 2-6 kali/ O1 kali/ >250 mL/ hari Susu Susu Anaba dan Oaku Cross Bajelan et Case Burris et Cross Cerman et Cohort berusia 2540 tahun Kasus:127 Kontrol: 254 orang, berusia 1535 tahun 281 orang, berusia 1825 tahun Kasus: 50 Kontrol: 36 berusia 1819 tahun J Med Health. :203-18 Tidak Akne Akne Akne Tidak Terdapat Tidak Akne Akne Tidak Akne Akne Akne <1 kali/ 1-2 kali/ 3-5 kali/ Ou6 kali/ Terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu dengan tingkat keparahan akne vulgaris (N2 . , . =8. Pvalue =0,. Perbedaan tipe susu tidak mempengaruhi tingkat keparahan akne vulgaris (P-value =0,. Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari kebiasaan konsumsi susu dengan akne vulgaris (P-value =0,. Tidak terdapat hubungan signifikan dari konsumsi susu dengan tingkat keparahan akne (P-value=0,. Terdapat hubungan dari konsumsi susu rendah lemak dengan akne vulgaris pada anlisis univariat (Pvalue =0,. Tidak terdapat hubungan dari konsumsi susu full cream dengan akne vulgaris pada anlisis univariat (P-value =0,. Tidak terdapat hubungan dari konsumsi susu full cream atau jenis produk susu lain dengan akne vulgaris pada anlisis multivariat (P-value =0,. Jenis susu tertentu tidak mempengaruhi akne vilgaris (Pvalue=0,. 70% penderita akne vulgaris parah . mengkonsums susu <3 hari/minggu, sedangkan pada penderita akne vulgaris ringan . sebanyak 80,1%. Susu Susu Susu Susu 1 cup/ Total asupan susu per hari pada kelompok non-akne . ,75A1,. lebih tinggi dibandingkan pada kelompok dengan akne vulgaris . ,17A0,. (P-value <0,. Susu Susu 8 oz . Partisipan dengan akne sedang hingga berat memiliki total asupan susu per hari lebih tinggi . ,7A0,7 cu. dibandingkan pada partisipan tanpa akne . ,3A0,5 cu. dan partisipan dengan akne ringan . ,5A0,7 cu. (P-value <0,0. Susu <3 hari/ >3 hari/ Tidak terdapat perbedaan dari kebiasaan konsumsi susu pada kelompok dengan akne maupun pada kelompok tanpa akne (Pvalue =0,. <3 hari/ >3 hari/ Tidak terdapat hubungan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris (P-value =0,. Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Penulis Di Landro et al. Ismail et Rancangan Penelitian Partisipan Case Kasus: 205 Kontrol: 358 orang, berusia 1024 tahun Case Akne Vulgaris Tidak Terdapat Karakteristik Jenis Susu Kasus: 44 Kontrol: 44 berusia 1830 tahun Tidak Terdapat Susu Susu Skim Susu Hasil Frekuensi Konsumsi >3 hari/ <1 kali/ Ou1 kali/ Jabbar et . Cross 40 orang berusia1045 tahun Tidak Terdapat Susu full Susu Susu <1 kali/ 1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ Setiap hari Juhl et al. Cross berusia 2040 tahun Tidak Terdapat Susu full Susu LaRosa et Case Kasus: 120 Kontrol: 105 orang, berusia 1419 tahun Tidak Terdapat Susu full Susu Susu 1-3 kali/ 4-7 kali/ 8-14 kali/ >14 kali/ J Med Health. :203-18 Total frekuensi konsumsi susu lebih tinggi pada kelompok dengan akne . ,3%) dibandingkan pada kelompok tanpa akne . ,6%) Estimasi konsumsi susu skim lebih tinggi dibandingkan dengan susu full cream, namun tidak menunjukkan hasil yang Konsumsi susu Ou1 kali/minggu meningkatkan faktor resiko akne vulgaris 4 kali lebih tinggi (OR=3. 99, 95% CI=1. 39 - 11. Mayoritas dari kelompok kasus . ,4%) mengkonsumsi susu lebih sering (Ou1 kali/mingg. dibandingkan pada kelompok kontrol . ,4%) (P-value <0,. 40% kelompok akne mengkonsumsi susu full cream, dan sisanya . %) mengkonsumsi susu rendah lemak dan susu skim 90% kelompok akne mengkonsumsi susu 1 cup/hari 57,5% partisipan merasakan kondisi akne membaik ketika berhenti mengkonsumsi susu, khususnya susu rendah lemak dan susu skim. Sedangkan 42,5% tidak pernah merasakan kondisi akne membaik ketika tidak mengkonsumsi susu. Frekuensi dan jenis susu tidak berhubungan dengan kejadian akne vulgaris (P-value >0,. Total asupan susu pada kelompok akne lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (P-value=0,. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari susu full cream dan susu rendah lemak pada kelompok akne maupun kelompok kontrol (P-value=0,75 dan P-value =0,. Kelompok dengan akne mengkonsumsi susu skim lebih tinggi . ,61 pors. dibandingkan pada kelompok kontrol . ,41 pors. (P-value=0,. Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Penulis Rancangan Penelitian Partisipan Niltem Thitthiwo Cross 526 remaja berusia 1419 tahun Okoro et Cross 464 pelajar berusia 1130 tahun Penso et Cross berusia 185 tahun Tidak Terdapat Susu full Pereira Duquia et Cross 201 lakilaki berusia 18 tahun Tidak lesi akne Terdapat lesi noninflamasi Terdapat Terdapat lesi noninflamasi dan lesi Susu full Susu 1 kali/ hari Say et al. Cross 1840 orang berusia 1924 tahun Susu full 1-2 kali/ Ou3 kali/ Suppiah et Case Kasus: 57 Kontrol: 57 berusia 1430 tahun Tidak Akne Akne Tidak Terdapat Susu full 0-1 kali/ Ou 2 kali/ J Med Health. :203-18 Akne Vulgaris Tidak akne Ae Akne Aken sedang Ae Akne Tidak Terdapat Karakteristik Jenis Susu Susu full Susu Susu Susu full Hasil Frekuensi Konsumsi >250 ml/ 0-3 kali/ 1-2 kali/ 3-6 kali/ 1-2 kali/ Ou3 kali/ 1 gelas/ Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu dengan akne (P-value=0,. Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu rendah lemak atau susu skim dengan tingkat keparahan akne (P-value=0,. Terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu sebagai minuman yang dikonsumsi sehari-hari dengan akne vulgaris (P-value=0,. Partisipan dengan akne mengkonsumsi susu per hari lebih banyak (OR, 1. 95% CI, Terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu dengan akne vulgaris yang sedang terjadi (P-value=0,. Tidak terdapat hubungan konsumsi susu full cream (Pvalue=0,. maupun susu skim (Pvalue=0,. dengan akne lesi noninflamasi. Tidak terdapat hubungan konsumsi susu full cream (Pvalue=0,. maupun susu skim (Pvalue=0,. dengan akne lesi Terdapat kemungkinan hubungan dari konsumsimsi susu pada akne lesi inflamasi dan non-iflamasi (P-value=0,. Namun tidak ada hubungan dari susu skim pada akne lesi inflamasi dan noninflamasi (P-value =0,. Konsumsi yang lebih sering . atau 2 kali per minggu atau lebi. dari susu saat sarapan dihubungkan dengan faktor resiko yang lebih rendah untuk timbulnya akne (OR=0,. Konsumsi susu secara signifikan lebih tinggi pada pasien . ,9%) dibandingkan pada kontrol . ,2%). Pasien dengan konsumsi susu 2 gelas atau lebih/hari memiliki faktor resiko akne 2 kali lebih tinggi (OR=2. 19, 95% CI=1. P-value=0,. Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Penulis Rancangan Penelitian Partisipan Tsoy Cross 182 orang Wolkenste in et al. Cross berusia 1524 tahun Akne Vulgaris Tidak Terdapat Tidak Terdapat Karakteristik Jenis Susu Susu full Susu full Susu Susu Hasil Frekuensi Konsumsi <1 kali/ 1 kali/ 2-3 kali/ >3 kali/ Setiap hari Pasien dengan akne mengkonsumsi susu dan produk olahannya lebih tinggi . %) Faktor resiko akne lebih tinggi pada individu dengan konsumsi susu dan produk olahannya yang lebih banyak (P-value<0,. Frekuensi konsumsi susu dengan tingkat keparahan akne memiliki korelasi yang tinggi (Pvalue<0,. Terdapat hubungan signifikan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris pada anlisis univariat (P-value<0,. Faktor resiko akne lebih tinggi pada kelompok yang mengkonsumsi susu rendah lemak . % CI. OR=1,. Diskusi Hubungan antara Kebiasaan Konsumsi Susu dengan Akne Vulgaris Terdapat hubungan yang signifikan pada kebiasaan konsumsi susu rendah lemak dan kebiasaan konsumsi susu yang lebih dari tiga kali dalam satu minggu. 22,23,24,25 Pada penelitian yang berlokasi di Afghanistan, konsumsi susu full cream selama 3 hari atau lebih dalam satu minggu diketahui 1360% lebih tinggi pada kelompok dengan akne dibandingkan dengan kelompok kontrol, hasil serupa juga didapatkan pada konsumsi susu rendah lemak yang 95% lebih tinggi pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol. 22 Dua penelitian yang dilakukan di Malaysia juga menunjukkan hasil yang serupa, didapatkan hasil bahwa pada kelompok dengan akne vulgaris memiliki frekuensi konsumsi susu dan es krim yang lebih tinggi, mayoritas partisipan pada kelompok dengan akne . ,4%) mengkonsumsi susu lebih sering (Ou1 kali/mingg. dibandingkan dengan kelompok kontrol . ,4%). 26,27 Terdapat perbedaan pada total asupan susu per hari berdasarkan tingkat keparahan akne berdasarkan penelitian yang dilakukan di New York. Partisipan dengan tingkat keparahan akne tinggi memiliki total asupan susu per hari yang lebih tinggi . ,70,7 cu. dibandingkan pada partisipan dengan akne ringan . ,50,7 cu. 28 Penelitian yang berlokasi di Irak, sebesar 37,5% partisipan menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi susu setiap hari dan hanya 5% partisipan yang mengkonsumsi susu kurang dari 1 kali per minggu. 23 Secara keseluruhan, 90% dari partisipan dengan akne vulgaris setidaknya mengkonsumsi satu gelas susu setiap harinya. Studi cross sectional lain yang dilakukan di Astana. Kazakhstan, menunjukkan bahwa partisipan dengan akne sedang hingga berat lima kali lebih banyak mengkonsumsi susu setiap hari dibandingkan partisipan tanpa akne. 29 Hal yang perlu diketahui adalah bahwa peternakan sapi J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article merupakan kegiatan ekonomi utama di Republik Kazakhstan, yang menyebabkan konsumsi susu yang lebih tinggi di negara tersebut memungkinkan hasil yang kurang signifikan terhadap kejadian akne vulgaris dibandingkan dengan penelitian di negara-negara lain. Pada penelitian lain yang dilakukan di Afghanistan dengan pengambilan data terkait kebiasaan konsumsi melalui Food Frequency Questionnaire dalam jangka waktu satu tahun terakhir, didapatkan hasil yang signifikan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris . <0,0. 30 Pada penelitian yang dilakukan oleh Al Ghamdi et al. didapatkan hasil yang signifikan dari konsumsi susu dengan tingkat keparahan akne pada suatu individu, berdasarkan penelitian ini, keseluruhan faktor makanan yang diteliti . eliputi susu coklat, es krim, yogurt, keju, milk shake, butter, jenis susu, kentang goreng, pizza, coklat, dan beras puti. tidak mempengaruhi kejadian akne maupun tingkat keparahan akne, namun konsumsi susu full cream diketahui dapat mempengaruhi tingkat keparahan akne . =0,. 31 Penelitian lain yang dilakukan pada 464 remaja di Nigeria juga menunjukkan hasil yang positif dari konsumsi susu dengan akne vulgaris, 67% dari partisipan dalam penelitian tersebut berjenis kelamin perempuan, dengan 299 partisipan dengan akne vulgaris . ,4%), dari keseluruhan partisipan diketahui sebanyak 152 partisipan . ,8%) mengkonsumsi susu sapi satu sampai dua kali dalam satu minggu, dan berdasarkan uji statistik yang dilakukan diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari akne vulgaris dengan asupan harian susu sapi . =0,. Studi cross sectional yang dilakukan berdasarkan bagian dari studi NutriNet-Sante pada 539 partisipan yang mengisi kuesioner, kebiasaan makan partisipan pada penelitian tersebut dilihat 6 bulan pasca pendaftaran melalui serangkaian catatan 24 hours food recall yang dilakukan sebanyak 3 kali dengan acak dan tervalidasi, dan dilakukan dalam jangka waktu 2 minggu. Berdasarkan analisis univariat yang selanjutnya dilakukan, diketahui bahwa pada pasien yang tengah berjerawat mengonsumsi susu lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak pernah memiliki akne vulgaris (OR=1,12. 95% CI, 1,00-1,25. p=0,. Akan tetapi, pada penelitian ini, 54% dari partisipan merupakan individu yang tidak pernah mengalami akne vulgaris, 39% memiliki riwayat akne vulgaris, dan hanya sebesar 7% yang sedang mengalami akne vulgaris, selain itu 33% dari seluruh partisipan melakukan diagnosis sendiri terkait kondisi kulit mereka, penilaian subjektif terkait kondisi kulit partisipan tersebut dapat menimbulkan adanya bias dalam penelitian . Beberapa penelitian lain menyatakan bahwa konsumsi susu tidak mempengaruhi kejadian akne vulgaris. 15,34,35,36,37,38 Penelitian oleh Anaba dan Oaku menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan baik pada konsumsi susu maupun produk olahannya dengan kejadian akne vulgaris . =0,. Pada penelitian ini, tingkat keparahan dan kejadian akne, dan juga asupan J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article makanan partisipan yang diteliti dievaluasi langsung oleh peneliti, hal ini memungkinkan studi yang lebih objektif dibandingkan dengan data yang didapatkan melalui diagnosis pribadi Pada penelitian lain yang dilakukan di Thailand oleh juga menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris. Penelitian dilakukan pada 526 pelajar SMA, dengan membandingkan pelajar pada wilayah pedesaan dan perkotaan. Diketahui bahwa kebiasaan konsumsi susu pada penelitian tersebut tidak mempengaruhi kejadian akne vulgaris dengan tingkat keparahan sedang hingga berat. Pada penelitian ini, keseluruhan pengambilan data termasuk kebiasaan konsumsi makanan dan tingkat keparahan akne partisipan diisi langsung oleh partisipan. Studi lain yang dilakukan di Turki menunjukkan hasil yang berbeda, pada studi tersebut didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kebiasaan konsumsi susu lebih dari 3 hari per minggu pada kelompok dengan akne vulgaris dan pada kelompok kontrol . =0,. 15 Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar serum glukosa, insulin. IGF-1. IGFBP-3, dan HOMA-IR pada kelompok dengan akne vulgaris dan pada kelompok kontrol setelah mengkonsumsi susu . >0,. Akan tetapi, hasil ini mungkin karena penelitian jangka pendek yang dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan di Denmark dengan total 20. 850 partisipan, juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan dari frekuensi konsumsi susu yang dibagi menjadi 1-3 kali/minggu, 4-7 kali/minggu, 8-14 kali/minggu dan >14 kali/minggu baik pada partisipan dengan kelompok usia 20-39 tahun maupun pada kelompok usia Ou40 tahun . >0,. Kasein dan protein whey sebagai protein utama yang terdapat pada susu sapi dianggap sebagai penyebab utama yang berkontribusi dalam perkembangan akne. 39,40,41 Kasein dapat meningkatkan konsentrasi IGF-1, sedangkan protein whey dapat menstimulasi sekresi sel beta insulin yang selanjutnya dapat memicu hiperinsulinemia. 42 Pada protein whey juga terdapat asam amino leusin, isoleusin, dan valin yang ke tiganya dapat memicu stimulasi sekresi insulin lebih besar dibandingkan jenis asam amino lain. 27,28 Pada susu sapi juga terdapat prekursor dihidrotestosteron (DHT), termasuk placenta derived progesterone, 5-pregnadione, 5androstenedione, dan banyak faktor yang berkaitan dengan pertumbuhan lain termasuk IGF-1. Secara alamiah dalam susu sapi terkandung hormon-hormon seperti testosteron dan androstenedion yang keduanya sering kali dikaitkan sebagai faktor endogen yang dapat meningkatkan kadar IGF-1. 27,32,43 Prekursor DHT yang terkandung pada susu sapi selanjutnya akan diubah menjadi DHT pada unit pilosebasea. IGF-1 selanjutnya menstimulasi produksi androgen dan akan mempengaruhi aktivitas dari unit pilosebasea untuk sekresi sebum yang lebih banyak dan pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya komedogenesis. 32 Karbohidrat pada J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article susu sapi dapat menimbulkan respon glikemik dan insulinemia yang dapat mempengaruhi perkembangan akne vulgaris, efek yang ditimbulkan sama dengan produk makanan atau pada minuman dengan indeks glikemik atau dengan kandungan glikemik tinggi. 27,33 Hiperinsulinemia yang terjadi sebagai akibat dari indeks glikemik yang tinggi dari susu sapi dapat meningkatkan sirkulasi androgen dan menghambat SHBP (Sex Hormone Binding Protei. , yang selanjutnya menyebabkan peningkatan sintesis sebum, yang merupakan salah satu faktor yang krusial pada pembentukan maupun perkembangan akne vulgaris. 26 Produk susu fermentasi maupun nonfermentasi diketahui dapat meningkatkan respon insulinemia yang cukup tinggi meskipun susu termasuk dalam produk makanan dengan indeks glikemik rendah. Produk susu memiliki indeks insulinemi (II) 3 hingga 6 kali lebih tinggi dari produk makanan dengan indeks glikemik yang lebih tinggi . meskipun indeks glikemik susu tergolong rendah . Hal ini berlaku pada whole milk (IG: 42 A 5. II: 148 A . dan pada susu skim (IG: 37 A 9. II: 140 A . , hal ini menunjukkan bahwa beberapa faktor termasuk fraksi protein pada susu berperan dalam efek insulinotropik pada susu. 44 Secara garis besar, peningkatan level insulin dan serum IGF-1 merupakan faktor penyebab dari konsumsi susu yang dapat memicu komedogenesis, lipogenesis kelenjar sebasea, inflamasi folikular, dan stimulasi androgen, yang selanjutnya dapat memicu pada perkembangan akne vulgaris yang parah. 22,31,45 Berdasarkan penjabaran yang telah dilakukan terkait frekuensi konsumsi susu dan penelitian menunjukkan hasil terdapat hubungan dari frekuensi konsumsi susu dengan perkembangan akne. Terdapat perbedaan cut off yang digunakan pada tiap-tiap penelitian, nanum keseluruhan artikel yang menyatakan terdapat hubungan dari frekuensi konsumsi susu dengan akne vulgaris dapat disimpulkan setidaknya frekuensi konsumsi yang dapat memicu atau memperparah akne vulgaris yaitu Ou3 kali/minggu. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan dan penelitian yang lebih lanjut terkait wilayah penelitian dan juga kebiasaan konsumsi susu masyarakat pada wilayah penelitian, dikarenakan 5 dari 6 artikel yang menyatakan bahwa frekuensi konsumsi susu mempengaruhi kejadian akne vulgaris merupakan penelitian yang dilakukan di Asia (Afghanistan. Malaysia, dan Ira. yang memiliki kebiasaan konsumsi susu lebih rendah dibandingkan dengan negara barat (Turki dan Denmar. yang menyatakan bahwa frekuensi susu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan akne vulgaris. Pada penelitian yang dilakukan Iran dan Malaysia menunjukkan hasil yang cukup berbeda, kedua penelitian tersebut menunjukkan terdapat hubungan dari konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris, namun dampak dari konsumsi susu yaitu dapat meringankan tingkat keparahan atau menurunkan faktor resiko terjadinya akne vulgaris. Penelitian yang dilakukan di J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Iran dilakukan pada 254 kelompok kontrol dan 127 kelompok kasus dengan pengambilan data melalui FFQ dalam jangka waktu 2 minggu terakhir. Pada kelompok non-akne memiliki konsumsi rata-rata konsumsi susu yang lebih tinggi . ,75A1,. dibandingkan pada kelompok akne . ,17A0,. Akan tetapi jangka waktu yang terlalu singkat pada proses pengambilan data perlu dijadikan pertimbangan. 31 Konsumsi susu satu atau dua kali per minggu atau lebih sering dikaitkan dengan resiko kejadian akne dan tingkat keparahan yang lebih rendah pada penelitian yang dilakukan di Malaysia pada 1. 840 orang, secara keseluruhan konsumsi susu bersamaan dengan produk makanan lain yang sering dikonsumsi saat sarapan . utter, minuman probiotik, dan serea. yang dikonsumsi secara rutin dapat menurunkan resiko dari terjadinya akne dan tingkat keparahan luka yang lebih rendah. Odd Ratio yang rendah . terlihat pada konsumsi susu dan sereal yang dilakukan setiap hari atau beberapa hari dalam satu minggu, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi susu dan sereal yang lebih sering pada waktu sarapan dapat mengurangi resiko kejadian dan jaringan parut akne vulgaris yang lebih tinggi. 32 Hasil dari kedua penelitian tersebut cukup berbeda dengan sebagian besar penelitian terkait konsumsi susu dan akne vulgaris yang kebanyakan menunjukkan bahwa konsumsi susu dapat memperburuk atau meningkatkan resiko terjadinya akne, atau bahwa konsumsi susu sama sekali tidak berhubungan dengan akne vulgaris. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk menentukan kaitan dari konsumsi susu dengan akne vulgaris. Hubungan antara Tipe Lemak Susu dengan Akne Vulgaris Berdasarkan artikel yang telah didapatkan, terdapat 11 artikel penelitian yang meneliti hubungan dari tipe lemak susu sapi yang dikonsumsi dengan kejadian akne vulgaris, dengan 6 artikel menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan 5 artikel yang menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan dari tipe susu yang dikonsumsi dengan kejadian akne vulgaris. Tipe susu berdasarkan kandungan lemaknya yaitu susu whole milk atau full cream dengan kandungan lemak 3,5-7%, susu semi skim atau susu rendah lemak dengan kandungan susu 1,7-2%, dan susu skim dengan kandungan lemak <0,5%. Penelitian oleh Aalemi et al. yang dilakukan pada masingmasing 279 kelompok kasus dan kontrol menunjukkan bahwa konsumsi susu rendah lemak 95% lebih tinggi pada kelompok dengan akne vulgaris. 22 Penelitian oleh La Rosa et al. 120kelompok dengan kasus dan 105 orang pada kelompok kontrol juga menunjukkan hasil yang sama, total asupan susu rendah lemak pada kelompok akne lebih tinggi dibandingkan pada kelompok non-akne, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan dari konsumsi susu full cream atau susu rendah lemak pada kelompok akne dan kelompok non-akne . =0,. J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article Penelitian lain yang dilakukan pada 714 remaja laki-laki di Kuwait, konsumsi susu rendah lemak selama tiga bulan terakhir memiliki hubungan yang signifikan dengan akne vulgaris pada analisis univariat, namun secara keseluruhan pada analisis multivariat, tidak terdapat hubungan yang signifikan. 45 Pada penelitian yang dilakukan pada 281 remaja, selain menemukan hasil bahwa terdapat perbedaan jumlah total asupan susu pada partisipan dengan akne dan tanpa akne, juga didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat pada konsumsi susu tanpa lemak dengan akne dibandingkan dengan susu full cream. Sebanyak 60% partisipan dengan akne vulgaris pada penelitian yang dilakukan di Iraq mengkonsumsi susu rendah lemak atau susu skim setiap hari. Hasil penelitian menyebutkan kondisi akne vulgaris yang menjadi lebih baik ketika berhenti atau tidak mengkonsumsi susu dalam beberapa waktu, khususnya pada konsumsi susu rendah lemak dan susu skim. Pada penelitian yang dilakukan pada 7 negara di benua Eropa dengan 521 partisipan, juga menunjukkan hasil yang signifikan pada tipe susu yang dikonsumsi, khususnya untuk susu skim dan susu semi skim dengan kejadian akne vulgaris pada analisis univariat, namun tidak didapatkan hasil yang signifikan pada analisis multivariat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Al-Ghamdi et al. , tipe susu yang dikonsumsi tidak mempengaruhi kejadian maupun tingkat keparahan akne vulgaris . =0,. , sedangkan pada penelitian oleh Di Landro et al. , diketahui bahwa total asupan susu skim sedikit lebih tinggi dibandingkan susu full cream, konsumsi susu skim dikaitkan dengan semakin tingginya resiko akne vulgaris pada seseorang (OR=2,20, 95% CI, 1,18-4,. , namun secara keseluruhan berdasarkan seluruh jenis susu yang diteliti tidak didapatkan hasil yang signifikan dengan kejadian akne vulgaris. 21,31 Pada penelitian oleh Anaba et al. didapatkan hasil bahwa jenis susu tertentu tidak mempengaruhi kejadian maupun tingkat keparahan akne . =0,. Keterbatasan jumlah sampel penelitian dan kendala bagi sampel dalam mengingat asupan susu pada proses food recall mungkin menjadi bias dalam penelitian tersebut. 49 Pada penelitian yang dilakukan pada 416 dewasa di Denmark, tidak didapatkan perbedaan dari konsumsi susu full cream dengan susu rendah lemak . >0,. , dan penelitian pada remaja di Thailam menunjukkan bahwa baik pada susu full cream, susu rendah lemak, dan susu skim tidak mempengaruhi tingkat keparahan akne seseorang . =0,. 36 Pada penelitian pada 1. 960 remaja laki-laki berusia 18 tahun di Brazil juga menunjukkan hasil bahwa jenis susu tidak berpengaruh kasus akne dengan lesi inflamasi maupun pada akne dengan lesi non-inflamasi. Perbedaan kandungan nutrisi pada susu full cream dan susu skim terdapat pada komposisi protein, asam lemak, dan molekul kolesterol. 24 Susu full cream selain mengandung lemak jenuh, juga mengandung asam lemak rantai sedang yang bermanfaat dalam meningkatkan laju metabolisme yang baik dan menurunkan resistensi insulin. Lemak pada susu sapi mengandung J Med Health. :203-18 Journal of Medicine and Health Vol. 4 No. 2 August 2022 Hubungan Kebiasaan Konsumsi Susu. e-ISSN: 2442-5257 Review Article bioaktif branched chain fatty acid, asam linoleat terkonjugasi dan monounsaturated fatty acid, asam linoleat dan asam trans-palmitoleat yang seluruhnya diketahui menguntungkan pada profil metabolisme seseorang. 23,24 Lemak pada susu sapi juga meningkatkan bioavailabilitas dan distribusi vitamin A dan vitamin D yang merupakan antioksidan yang juga termasuk dalam vitamin larut lemak, kedua vitamin ini selanjutnya akan hilang pada susu skim atau berkurang pada susu rendah lemak. 24,50 Kadar estrogen dalam susu rendah lemak dan susu skim juga lebih 23 Estrogen berperan dalam menurunkan resiko terjadinya akne vulgaris dengan menekan sekresi sebum yang berlebihan, selain itu pada susu skim memiliki kandungan alpha-lactalbumin yang lebih tinggi sehingga meningkatkan faktor resiko terjadinya akne vulgaris. 30,51 Simpulan Kebiasaan konsumsi susu dapat meningkatkan faktor risiko atau tingkat keparahan akne Susu rendah lemak dan susu skim lebih mempengaruhi kejadian akne vulgaris dibandingan dengan susu full cream. Sebagai saran, perlu dilakukan telaah lebih lanjut, khususnya telaah dengan metode penelitian randomized control trial untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk selanjutnya dapat menjadikan pembahasan konsumsi susu sebagai terapi untuk mengatasi akne vulgaris. Daftar Pustaka