Room of Civil Society Development DOI: https://doi. org/10. 59110/rcsd. Volume 4 Issue 2. Year 2025 Implementasi Program Promosi Kesehatan 3M Plus dalam Meningkatkan Kesadaran Kolektif Pencegahan DBD Banjarnegara Indah Ayu Nur Citrawati1. Inas Nafisa1. Indah Rahayu1. Indah Safitri1. Indri Rizkiyana Herawati1. Chilmia Nurul Fatiha1* 1Universitas Islam Sultan Agung. Semarang. Indonesia *Correspondence: chilmia@unissula. ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains an endemic disease and a major public health challenge in Indonesia. Low awareness and understanding of preventive measures, such as the 3M Plus Mosquito Breeding Eradication Program (PSN), are key factors contributing to the high incidence of DHF. This community service aims to improve community knowledge and awareness of DHF prevention through a community-based health promotion The health promotion employed an educational intervention involving 30 participants in Danaraja District. Banjarnegara. Leaflets and interactive lectures were utilized as the primary educational tools. Findings indicate an increase in community knowledge following the health promotion activities, participants reporting plan to adopt the PSN 3M Plus practices. It highlights the effectiveness of innovative community-based approaches in fostering collective awareness for DHF prevention. As a recommendation, the involvement of local health cadres and continuous educational programs are essential to ensure the sustainability of intervention This provides significant contributions to developing a replicable health promotion model for other highrisk areas. Keywords: Community Education. Dengue Hemorrhagic Fever. Disease prevention. Health promotion. ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemis yang masih menjadi tantangan utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang langkah preventif, seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian DBD. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa Danaraja. Banjarnegara tentang pencegahan DBD melalui pendekatan promosi kesehatan berbasis komunitas. Pendekatan intervensi edukasi melibatkan 30 peserta di Apotek Danaraja. Media leaflet dan ceramah interaktif digunakan sebagai alat edukasi utama. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman masyarakat setelah kegiatan promosi kesehatan dan peserta berkenan menerapkan praktik PSN 3M Plus. Hal ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis komunitas yang inovatif dalam meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pencegahan DBD. Sebagai rekomendasi, keterlibatan kader kesehatan lokal dan pelaksanaan program edukasi berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dampak intervensi. Pengabdian ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan model promosi kesehatan yang dapat direplikasi di wilayah lain dengan risiko serupa. Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue. Edukasi Komunitas. Pencegahan Penyakit. Promosi Kesehatan. PSN 3M Plus. Copyright A 2025 The Author. : This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution ShareAlike 4. 0 International (CC BY-SA 4. Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development Pendahuluan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat signifikan di Indonesia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat dalam lima tahun Data WHO SEARO (Southeast Asia Regio. menunjukkan DBD sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas terutama pada anak. Kasus DBD di Asia Tenggara mencapai 684 kasus dengan 57% terjadi di Indonesia (Hidayani, 2. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 143. 000 kasus DBD yang tercatat, dengan tingkat kejadian tertinggi di Jawa Barat. Jawa Timur, dan Jawa Tengah (Kemenkes RI. Sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Banjarnegara termasuk daerah endemis DBD (Purwaningsih et al. , 2. Pada tahun 2022, dilaporkan terjadi 479 kasus DBD di kabupaten Banjarnegara dengan incidence rate sebanyak 45,50/100. 000 penduduk. Kasus DBD tersebar di beberapa wilayah di kabupaten Banjarnegara, baik daerah perkotaan seperti kecamatan Banjarnegara, maupun pinggiran perkotaan seperti kecamatan Bawang. Purwonegoro dan Mandiraja yang berada di sepanjang jalur jalan nasional (DKK Banjarnegara, 2023. Wilayah kecamatan Banjarnegara termasuk daerah endemis dengan kasus tertinggi di Kabupaten Banjarnegara. Di wilayah desa Danaraja, kecamatan Banjarnegara, terdapat 8 kasus DBD pada tahun 2022 (DKK Banjarnegara, 2023. Salah satu strategi utama dalam pengendalian DBD adalah program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yang melibatkan langkah-langkah preventif seperti menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Program ini juga mencakup langkah tambahan (Plu. , seperti penggunaan insektisida, pemasangan kelambu, dan pemantauan lingkungan (Siahaan et al. , 2. Meskipun program ini telah diterapkan secara luas, keberhasilannya sangat bergantung pada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat, termasuk peran ibu sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumanti. di lingkungan, dapat meningkatkan efektivitas program ini (Soerachman et al. , 2. Meskipun program PSN telah lama diimplementasikan, angka kejadian DBD tetap tinggi termasuk di kabupaten Banjarnegara. Fenomena ini menunjukkan adanya celah dalam pelaksanaan program pencegahan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat menjadi salah satu penyebab utama (Mahardika et al. , 2023. Rahayu & Cahyati, 2. , selain kesadaran yang masih rendah untuk melakukan upaya pencegahan secara mandiri. Faktor lingkungan, seperti genangan air selama musim hujan dan kurangnya pengelolaan limbah, juga turut memengaruhi perkembangan nyamuk Aedes aegypti (Hidayani, 2020. Milindasaari & Fitri Yanti, 2. Banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan DBD. Selain itu, keterbatasan dana dan tenaga kesehatan sering kali menghambat pelaksanaan program di tingkat komunitas. Hal ini diperburuk oleh pola perilaku masyarakat yang sulit diubah, seperti kebiasaan membiarkan genangan air di sekitar rumah (Prasetyowati et al. , 2018. Siahaan et al. , 2. Dengan demikian, diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi kendala ini dan meningkatkan efektivitas program PSN. Promosi kesehatan merupakan evolusi dari konsep pendidikan kesehatan yang berkembang seiring dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat. Perubahan ini terjadi akibat berbagai faktor, seperti pola penyakit, gaya hidup, kondisi lingkungan, dan demografi (Kemenkes RI, 2. Pada tahap awal, kesehatan masyarakat berfokus pada penyakit yang berkaitan dengan udara, air, nutrisi, serta kondisi kehidupan yang buruk, seperti kemiskinan. Namun, seiring waktu, kesadaran akan pengaruh gaya hidup terhadap status kesehatan mulai meningkat (Tamrin et al. , 2. Promosi kesehatan bertujuan untuk membangun perubahan positif pada perilaku di tingkat individual maupun komunitas (Tine Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development et al. , 2. Promosi kesehatan berbasis komunitas telah terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit menular, seperti DBD. Namun, keberhasilannya sangat tergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan kesinambungan program. Studi Mahardika et al. menunjukkan bahwa edukasi yang melibatkan media visual, seperti leaflet, dan penyampaian langsung oleh narasumber dapat meningkatkan pemahaman Beberapa pendekatan inovatif telah diterapkan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pencegahan DBD. Salah satunya adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti aplikasi mobile dan media sosial, untuk menyebarluaskan informasi tentang langkah-langkah preventif dan melaporkan kasus DBD (Siyam et al. , 2. Pendekatan lain melibatkan pelatihan kader kesehatan di tingkat komunitas untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat. Program berbasis komunitas ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat terkait pencegahan DBD (Meiliyana et al. , 2020. Herawati & Hakim. Selain itu, integrasi program pencegahan DBD dengan kegiatan sanitasi dan kebersihan lingkungan memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan (Respati et al. , 2. Meskipun berbagai pendekatan telah dilakukan, kesenjangan tetap ada dalam hal kesinambungan dan efektivitas program. Edukasi berbasis komunitas, misalnya, memerlukan pelibatan aktif masyarakat dalam jangka panjang untuk memastikan perubahan perilaku yang Tantangan lain adalah mengukur dampak nyata dari program tersebut terhadap penurunan angka kejadian DBD. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan masyarakat meningkat setelah intervensi, perubahan perilaku sering kali bersifat sementara dan memerlukan dukungan lanjutan (Suwarja et al. , 2. Oleh karena itu, diperlukan pengabdian masyarakat dengan strategi yang efektif dan berkelanjutan dalam pengendalian DBD. Pengabdian masyarakat ini merupakan program promosi kesehatan berbasis komunitas dalam upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terkait pencegahan DBD di Kabupaten Banjarnegara. Pengabdian ini menggunakan pendekatan interaktif, seperti penyuluhan langsung dan distribusi leaflet, untuk memberikan informasi tentang langkah-langkah pencegahan DBD. Dengan fokus pada peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku masyarakat, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan strategi pengendalian DBD yang lebih efektif dan berkelanjutan. Melihat fenomena DBD yang terus berulang di daerah Danaraja. Banjarnegara, tim pengabdi berminat untuk melakukan promosi kesehatan dengan tema 3 M Plus sebagai Upaya Preventif DBD yang akan dilaksanakan di desa Danaraja, kecamatan Banjarnegara. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: . memberikan edukasi kepada masyarakat terkait gejala, epidemiologi, dan pencegahan DBD. mengidentifikasi kendala yang dihadapi masyarakat dalam menerapkan program PSN 3M Plus. meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD melalui kampanye promosi kesehatan di wilayah Danaraja. Banjarnegara. Metode Pelaksanaan Promosi kesehatan dilakukan melalui pendekatan kelompok besar yang melibatkan 30 peserta menggunakan media leaflet sebagai sarana edukasi yang didukung oleh penyampaian Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2024, pukul 08:00 WIB, di wilayah desa Danaraja, kecamatan Banjarnegara, kabupaten Banjarnegara. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini disederhanakan menjadi lima langkah utama sebagai berikut: Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development Tahap Persiapan: Tim pengabdi menentukan jadwal kegiatan, target peserta, dan materi yang akan disampaikan. Target peserta ditetapkan sebanyak 30 orang, peserta dipilih secara purposive, dengan kriteria utama masyarakat yang tinggal di daerah sekitar Apotek Danaraja, kecamatan Banjarnegara, yang merupakan daerah endemis DBD, memiliki anak kecil, dan aktif terlibat dalam kegiatan kesehatan. Pembukaan Kegiatan: Kegiatan diawali dengan perkenalan oleh tim promosi kesehatan, penjelasan singkat tujuan kegiatan, dan gambaran umum tentang pentingnya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Distribusi Media Edukasi: Leaflet yang berisi informasi tentang gejala, pencegahan, dan penanganan DBD utamanya 3M Plus dibagikan kepada peserta. Leaflet dipilih sebagai media edukasi visual yang dirancang secara sederhana dan informatif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Dalam rangka evaluasi pemahaman isi leaflet, dilakukan tanya jawab di akhir kegiatan. Penyampaian Materi: Tim promosi kesehatan memberikan ceramah yang mencakup: definisi dan karakteristik nyamuk Aedes aegypti, gejala utama dan komplikasi DBD, statistik kasus DBD di Indonesia dan lokal, upaya pencegahan melalui program PSN 3M Plus . enguras, menutup, mendaur ulan. (Hidayani, 2. Penyampaian dilakukan secara interaktif dengan kesempatan bagi peserta untuk bertanya. Evaluasi dan Diskusi: Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab untuk memastikan pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Peserta diminta untuk mengemukakan tanggapan dan pertanyaan terkait praktik pencegahan yang dapat diterapkan di lingkungan mereka. Beberapa hasil yang diharapkan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh tim promosi kesehatan adalah: . Masyarakat dapat menerapkan hidup sehat, . Masyarakat dapat menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan, . Masyarakat dapat mengubah perilaku yang tidak kondusif menjadi kondusif, . Masyarakat dapat mengaplikasikan perilaku hidup sehat secara mandiri, . Masyarakat dapat mempelajari dan mempraktikkan hal yang mampu dilakukan sendiri dan . Masyarakat dapat mengurangi jumlah kunjungan ke dokter, rawat inap dan penggunaan sumber daya medis lainnya akibat demam berdarah dengue (DBD). Hasil dan Pembahasan Terdapat 30 orang peserta yang mengikuti kegiatan promosi kesehatan, peserta merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar apotek Danaraja, mayoritas adalah ibu dengan anak balita. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah dilaksanakan kampanye promosi kesehatan. Sebelum intervensi, sebagian masyarakat sudah memiliki pengetahuan dasar tentang DBD, tetapi pengetahuan tersebut belum merata dan banyak di antaranya belum memahami secara mendalam tentang pentingnya penerapan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Setelah kegiatan promosi, masyarakat menunjukkan pemahaman yang lebih baik, terlihat dari respons aktif mereka selama sesi diskusi dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan temuan sebelumnya bahwa kampanye promosi kesehatan berbasis komunitas mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah perkembangan nyamuk Aedes aegypti (Mahardika et al. , 2. Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development Gambar 1. Dokumentasi Penyampaian Materi PSN 3M Plus Leaflet yang dibagikan kepada warga berisikan materi-materi dasar tentang nyamuk DBD, penanggulangan hingga penerapan 3M Plus dalam kehidupan sehari-hari guna mengantisipasi munculnya kasus DBD di kemudian hari. Pengetahuan yang diberikan secara langsung melalui ceramah dan leaflet terbukti lebih efektif dalam mengubah pola pikir masyarakat dibandingkan metode tidak langsung, seperti kampanye melalui media massa. Penyampaian materi secara visual dan interaktif membantu memperkuat pemahaman masyarakat (Mahardika et al. , 2. Gambar 2. Leaflet Promosi Kesehatan Tentang Pencegahan DBD Tim promosi kesehatan memberikan ceramah tentang definisi dan karakteristik nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti memiliki ciri morfologi tubuh kecil, ramping, dengan garis putih keperakan pada bagian dada berbentuk seperti harpa. Nyamuk betina, yang bertanggung jawab dalam penularan virus, berkembang biak di tempat-tempat dengan genangan air, seperti bak mandi, ember, kaleng, dan ban bekas (Mahardika et al. , 2. Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development Karena tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi virus dengue, upaya pencegahan menjadi fokus utama, terutama melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus . enguras, menutup, mendaur ulan. Kampanye promosi kesehatan menggunakan media kesehatan berbasis leaflet untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Penggunaan media edukasi terbukti efektif sebagai strategi yang menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan (Wijayanti, 2. Leaflet menyediakan informasi yang jelas, terstruktur, dan mudah dipahami, yang memungkinkan masyarakat untuk mempelajari langkah-langkah pencegahan secara mandiri (Natalansyah & Nyamin, 2. Sebuah studi di Kecamatan Sukmajaya menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan masyarakat setelah intervensi menggunakan leaflet. Hasil pretest dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman yang substansial, menyoroti efektivitas leaflet sebagai media edukasi (Brahmastha et al. , 2. Keunggulan leaflet terletak pada kemampuannya menjangkau kelompok masyarakat yang tidak dapat menghadiri sesi penyuluhan langsung. Dengan format yang portabel dan mudah dibagikan, leaflet dapat digunakan sebagai referensi yang praktis oleh masyarakat di berbagai situasi (Arindari et al. Namun, efektivitas leaflet juga sangat dipengaruhi oleh kualitas desain dan penyampaian informasi. Informasi yang ringkas, didukung dengan ilustrasi visual yang menarik, dapat meningkatkan tingkat pemahaman dan retensi informasi. Implementasi program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus telah menunjukkan dampak yang signifikan dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju pola hidup yang lebih sehat. Langkah-langkah dalam program ini, seperti menguras, menutup, dan mendaur ulang, telah menjadi dasar dalam strategi pencegahan DBD (Sutriyawan et al. , 2. Studi di Desa Kamal mengungkapkan bahwa setelah kampanye kesehatan berbasis penyuluhan, masyarakat menunjukkan peningkatan frekuensi dalam melakukan langkah-langkah pencegahan ini. Selain itu, masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan bersih untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aides aegypti (Ramadhani et al. , 2. Keberhasilan program PSN 3M Plus juga dipengaruhi oleh keterlibatan kader kesehatan dan dukungan tenaga medis lokal. Dengan adanya pengawasan dan motivasi dari kader kesehatan, masyarakat merasa lebih terdorong untuk mempraktikkan langkah-langkah preventif secara konsisten (Kurniawati et al. , 2. Namun, meskipun ada peningkatan perilaku positif, keberlanjutan implementasi program ini masih menjadi tantangan, terutama di daerah dengan tingkat kesadaran yang rendah. Pendekatan berbasis komunitas telah menjadi salah satu strategi utama dalam promosi kesehatan, termasuk pencegahan DBD. Program yang melibatkan tokoh masyarakat dan kader kesehatan lokal terbukti efektif dalam meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya langkah-langkah preventif. Sebuah studi menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat dalam program pencegahan DBD dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terhadap pengendalian vektor nyamuk (Meiliyana et al. , 2. Selain itu, kegiatan yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua, seperti yang dilakukan di SDN 4 Kalinyamatan, juga memberikan hasil yang positif dalam mendukung program Pemberantasan Sarang Nyamuk (Alvita et al. , 2. Indikator keberhasilan pendekatan berbasis komunitas dapat diukur melalui tiga aspek utama. Pertama, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan DBD, seperti PSN 3M Plus, melalui hasil survei pre-test dan post-test. Kedua, perubahan perilaku masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti menguras tempat penampungan air secara rutin. Ketiga, tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan kolektif, seperti Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development penyuluhan dan kerja bakti, yang mencerminkan tingkat kesadaran komunitas (Riyanto & Kovalenko, 2. Meskipun PSN 3M Plus telah membuktikan efektivitasnya, program ini menghadapi sejumlah kendala dalam implementasinya. Salah satu kendala utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya langkah-langkah preventif, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan risiko DBD. Penelitian menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang masih meremehkan risiko DBD, sehingga enggan berpartisipasi dalam program ini (Sumanti et al. , 2. Selain itu, keterbatasan sumber daya, baik dari segi finansial maupun tenaga kesehatan, sering kali menjadi hambatan dalam pelaksanaan program secara menyeluruh. Faktor budaya dan kebiasaan masyarakat yang sulit diubah, seperti membiarkan genangan air di sekitar rumah, juga menjadi tantangan dalam meningkatkan efektivitas program (Kurniawati et al. , 2. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih inovatif untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan mengatasi hambatan budaya. Penggunaan media visual, seperti leaflet, poster, dan video edukasi, telah terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan penyakit menular, termasuk DBD. Media visual memberikan informasi yang mudah dicerna dan menarik secara visual, sehingga meningkatkan retensi informasi di kalangan masyarakat (Nurkhasanah & Wahyunengseh, 2. Studi yang dilakukan di beberapa daerah menunjukkan bahwa penggunaan media visual dalam penyuluhan kesehatan menghasilkan peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat, sebagaimana ditunjukkan melalui hasil pre-test dan post-test (Sahroni, 2. Namun, efektivitas media visual sangat bergantung pada cara penyampaiannya. Kombinasi antara media visual dan metode interaktif, seperti diskusi kelompok atau demonstrasi langsung, sering kali memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media visual secara terpisah (Sapriana et al. , 2. Dengan demikian, pendekatan holistik yang mengintegrasikan berbagai metode edukasi dapat memaksimalkan dampak promosi kesehatan. Pendekatan holistik dalam promosi kesehatan, yang menggabungkan media visual, penyuluhan langsung, dan pelatihan berbasis komunitas, telah menunjukkan potensi besar dalam mengatasi tantangan dalam pencegahan DBD. Sebagai contoh, kombinasi antara distribusi leaflet dengan diskusi interaktif memungkinkan masyarakat tidak hanya menerima informasi tetapi juga memahami cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Herawati & Hakim, 2. Pendekatan ini juga memungkinkan masyarakat untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain, yang pada akhirnya meningkatkan kesadaran kolektif. Selain itu, integrasi program pencegahan DBD dengan kegiatan kesehatan masyarakat lainnya, seperti program sanitasi dan kebersihan lingkungan, memberikan manfaat tambahan. Misalnya, kampanye PSN yang digabungkan dengan edukasi tentang pengelolaan sampah dan penggunaan air bersih dapat menghasilkan dampak yang lebih luas dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan (Respati et al. , 2. Meskipun terdapat peningkatan pemahaman, tantangan utama masih terletak pada penerapan rutin PSN 3M Plus secara mandiri oleh masyarakat. Keberhasilan program PSN sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, yang sering kali dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kebiasaan, dan kesadaran lingkungan (Susilowati & Cahyati, 2. Dalam pengabdian ini, meskipun masyarakat menunjukkan peningkatan pemahaman, implementasi praktik PSN secara berkelanjutan masih memerlukan dorongan lebih lanjut, seperti kunjungan lapangan berkala dan pelibatan kader kesehatan. Lebih lanjut, pengabdian ini juga menegaskan pentingnya pengelolaan lingkungan berkelanjutan untuk mencegah tempat berkembang biaknya nyamuk. Genangan air yang kecil, seperti di barang bekas atau Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development tempat penampungan air yang tidak tertutup, dapat menjadi tempat potensial bagi nyamuk Aedes aegypti (Tamrin et al. , 2. Oleh karena itu, program seperti PSN 3M Plus yang mencakup menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas sangat relevan untuk diterapkan di wilayah-wilayah dengan tingkat risiko tinggi (Hidayani, 2. Pengabdian masyarakat ini juga memiliki keterbatasan. Pertama, tidak adanya pengukuran kuantitatif yang lebih mendalam terkait perubahan perilaku setelah intervensi. Pengabdian atau penelitian ke depan dapat mengadopsi survei longitudinal untuk mengukur sejauh mana peningkatan pemahaman ini diterjemahkan menjadi tindakan nyata. Kedua, keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan juga dapat memengaruhi efektivitas program. Studi tambahan dengan waktu pelaksanaan yang lebih panjang dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang keberlanjutan dampak program ini. Dalam upaya memastikan keberlanjutan program pencegahan DBD, diperlukan beberapa langkah strategis. Pertama, program edukasi harus dilakukan secara rutin dengan melibatkan kader kesehatan lokal untuk memantau penerapan langkah-langkah preventif di tingkat komunitas. Kedua, pengembangan materi edukasi yang lebih menarik dan interaktif, seperti video animasi atau aplikasi edukasi, dapat membantu meningkatkan minat masyarakat terhadap program ini. Ketiga, dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan sangat penting untuk menyediakan sumber daya yang memadai dan meningkatkan cakupan program di daerah-daerah yang berisiko tinggi. Keberhasilan program pencegahan DBD tidak hanya bergantung pada efektivitas intervensi, tetapi juga pada komitmen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan lingkungan mereka. Dengan kombinasi pendekatan berbasis komunitas, penggunaan media visual, dan integrasi program kesehatan, pencegahan DBD dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, program ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas dengan menggunakan media visual seperti leaflet dan ceramah langsung dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD. Namun, keberhasilan program ini memerlukan tindak lanjut yang konsisten untuk memastikan penerapan langkah-langkah preventif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Dengan pelibatan komunitas dan kader kesehatan yang lebih intensif dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik, diharapkan angka kejadian DBD dapat ditekan secara signifikan. Kesimpulan Kegiatan promosi kesehatan terkait pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) telah berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini. Melalui pendekatan berbasis komunitas yang menggabungkan media edukasi sederhana, seperti leaflet, dengan penyampaian materi secara interaktif, peserta tidak hanya memahami gejala dan bahaya DBD, tetapi juga langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan, seperti program PSN 3M Plus. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis komunitas dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat. Namun, agar dampak positif ini berlanjut, keberlanjutan program perlu diperkuat dengan pelibatan kader kesehatan secara aktif untuk memonitor penerapan langkah-langkah PSN secara rutin. Selain itu, edukasi berkelanjutan harus diselenggarakan untuk memastikan perubahan perilaku masyarakat yang konsisten dalam pencegahan DBD. Keberhasilan program ini juga menekankan pentingnya adaptasi dan replikasi program serupa di wilayah Volume 4 No 2: 279-289 Room of Civil Society Development lain dengan karakteristik risiko yang serupa, dengan memperhatikan kondisi lokal dan tantangan spesifik yang dihadapi tiap daerah. Penting untuk terus mendorong kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya, guna menciptakan perubahan berkelanjutan yang dapat menurunkan angka kejadian DBD secara signifikan. Dengan demikian, kita dapat mengurangi beban penyakit ini dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat Indonesia. Ucapan Terima Kasih Tim Promosi Kesehatan mengucapkan terima kasih kepada Apotek Danaraja Banjarnegara yang telah memberikan kesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai pencegahan kasus demam berdarah. Daftar Pustaka