Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 1 (Maret 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 ANALISIS PROPORSI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KAWASAN TRANSMIGRASI KECAMATAN WONOSARI. GORONTALO Pipit Sartika1. Amelia Murtisari*2. Zulham Sirajuddin3 Mahasiswa Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo 96122. Indonesia Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo 96122. Indonesia. E-Mail: amelia. murtisari@ung. id (*Corresponding autho. Submit: 30-08-2024 Revisi: 13-02-2025 Diterima: 01-03-2025 ABSTRAK Analisis Proporsi Konsumsi Pangan Rumah Tangga Petani Di Kawasan Transmigrasi Kecamatan Wonosari. Gorontalo. Program transmigrasi bertujuan untuk pemerataan jumlah penduduk sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah transmigrasi, mendorong pembangunan ekonomi daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam salah satunya melalui sektor pertanian. Tujuan penelitian adalah menganalisis bagaimana pola konsumsi rumah tangga petani responden yang berada di kawasan transmigrasi. Untuk lokasi yang dijadikan sebagai tempat melakukan penelitian adalah Kecamatan Wonosari. Provinsi Gorontalo. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus perhitungan konsumsi pangan rumah tangga. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2024. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pengeluaran tertinggi dalam setiap rumah tangga petani di kawasan transmigrasi adalah pengeluaran pada rokok dengan pengeluaran rata-rata Rp. 875/ bulan atau sebesar 29,24%, kemudian bumbu dapur dengan pengeluaran rata-rata Rp 566. 250/ bulan . ,9%), dan pengeluaran ayam sejumlah Rp 426. 625/ bulan . ,89%). Kata kunci : Proporsi konsumsi. Rumah tangga petani,Transmigrasi. ABSTRACT Analysis of the Proportion of Food Consumption of Farmer Households in the Transmigration Area. Wonosari District. Gorontalo. The transmigration program aims to equalize the population while increasing the welfare of the people in the transmigration areas, encouraging regional economic development by utilizing natural resources, one of which is through the agricultural sector. The aim of the research is to analyze the consumption patterns of respondent farmer households in transmigration areas. The location used as a place to conduct research is Wonosari District. Gorontalo Province. The research method is descriptive quantitative using a household food consumption calculation formula. This research was conducted in the transmigrant area from February to June 2024. Based on the results of the research conducted, the highest expenditure in each farming household in the transmigration area was expenditure on cigarettes with an average expenditure of Rp. 784,875/month or 29. 24%, then kitchen spices with an average expenditure of Rp. 566,250/month . 9%), and expenditure on chicken amounting to Rp. 426,625/month . 89%). Key words : Consumption. Household. Farmer. Transmigration. Proportion. PENDAHULUAN Konsumsi kecukupannya tetap menjadi tantangan penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Situasi ini merupakan suatu permasalahan tetap yang termasuk dalam kriteria penentuan kesejahteraan umum. Konsumsi pangan merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan sosial dan ekonomi di tingkat nasional dan regional. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Analisis Proporsi Konsumsi A Indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya dinyatakan dalam nilai produk domestik bruto (PDB), sedangkan indikator pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau negara bagian dinyatakan dalam nilai produk regional bruto (PDB) (Anfasa, 2. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan yang menghabiskan suatu benda atau mengurangi nilai guna suatu benda. Kegiatan konsumsi, bersama dengan kegiatan produksi, merupakan kegiatan mendasar dalam perekonomian. Menurut (Handayani & Yulistiyono, 2. , konsumsi seseorang dapat mencerminkan situasi sosial ekonominya. Semakin tinggi tingkat konsumsi seseorang, maka semakin tinggi juga tingkat status ekonomi dan kesejahteraannya. Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga merupakan komponen penting dalam kehidupan rumah tangga, baik pertanian maupun nonpertanian. Jumlah pengeluaran relatif terhadap pendapatan ditentukan oleh konsumsi makanan dan non-makanan (Imran, 2. Makanan merupakan kebutuhan dasar pertama yang wajib dipenuhi oleh semua makhluk Semua manusia membutuhkan makanan untuk memperoleh zat gizi seperti karbohidrat, protein dan komponen pertumbuhan dan kesehatan (Indriani. Rumah tangga yang berhubungan dengan sektor pertanian merupakan para petani yang secara alami mempunyai pola konsumsi yang unik. Untukk sebagian besar rumah tangga petani di kawasan transmigrasi, alokasi konsumsi umumnya terbatas pada pemenuhan kebutuhan makanan dan non-makanan serta investasi dalam pendidikan, manufaktur, kesehatan. Pengeluaran konsumsi pribadi dibagi menjadi makanan dan non-makanan. (Ghassani & Ernah, 2. Konsumsi makanan mencakup semua bentuk makanan seperti beras, minyak, sayur64 Sartika et al. sayuran, ikan, daging, dan makanan Sebaliknya, konsumsi nonmakanan transportasi, kesehatan, pakaian, beberapa barang tahan lama konsumen, dan Kebiasaan konsumsi setiap orang tidak pernah sama, tetapi karena konsumsi adalah suatu bentuk pengeluaran, akan selalu ada perbedaan dalam kebiasaan belanja secara umum. Dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi merupakan suatu bentuk pengeluaran individu atau kolektif dalam penggunaan barang dan jasa yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan (Pangemanan et all. , 2. Berdasarkan dilakukan oleh (Puspitasari & Primalasari, 2. pengeluarann tertinggi rumah tangga petani adalah beras. Artinya sebagian besar masyarakat masih mengonsumsi nasi yang dijadikan sebagai sumber karbohidrat. Sedangkan pada penelitian (Rachmah et al. , 2. Pengeluaran terbesar petani adalah ayam, telur dan sayuran. Membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, belum ada penelitian yang dilakukan secara khusus mengenai pola konsumsi makanan di antara rumah tangga imigran dengan latar belakang demografi berbeda. Oleh karena itu, pengeluaran maksimum rumah tangga petani berbeda secara signifikan dari penelitian sebelumnya. METODA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan pada rumah tangga petani transmigrasi yang berusaha tani padi sawah, berlokasi di Kecamatan Wonosari. Gorontalo. Pada bulan Januari-Juni 2024. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 1 (Maret 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. penelitian deskriptif kuantitatif yang menggunakan kuesioner terstruktur. Penelitian dilakukan pada rumah tangga petani transmigrasi yang berusaha tani padi sawah, berlokasi di Kecamatan Wonosari. Gorontalo. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai Kecamatan Wonosari dalam kawasan transmigrasi yang pengembangan usahatani padi sawah memiliki tingkat produksi sebesar 894,90 dibandingkan dengan kecamatan lain ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 produksi tersebut merupakan nilai tertinggi diantara kecamatan Ae kecamatan lainnya yang berada di Kabupaten Boalemo (BPS Kabupaten Boalemo. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2024. Teknik dalam pemilihan jumlah sampel untuk digunakan sebagai responden adalah purposive sampling dengan jumlah 40 responden. Dalam penelitian ini memaparkan perhitungan proporsi pengeluaran pangan rumah tangga petani dapat dihitung mengunakan rumus sebagai berikut: ycEycy pf =ycNycy . Dimana PF = proporsi pengeluaran pangan (%) Pp = Pengeluaran pangan (Rupia. Tp = total pengeluaran rumah tangga petani (Rupia. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN Karakteristik responden penelitian Pendidikan Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan kegiatan yang sudah di rencanakan untuk menghasilkan ruang pembelajaran yang dapat menghasilkan peserta didik aktif sehingga mampu dalam pengembangan potensi yang ada pada dirinya dan memperoleh pengetahuan jasmani dan rohani, menciptakan pribadi berpendidikan dan berahklak mulia. Pendidikan yang di tempuh petani didaerah transmigrasi dengan persentase tertinggi adalah SD sebesar 38%. Beberapa responden menyatakan bahwa sejak masih SD sudah harus bekerja disawah, sedangkan sebagian lagi karena keterbatasan kemampuan ekonomi. Itulah sebabnya banyak petani yang hanya tamatan SD. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Analisis Proporsi Konsumsi A Sartika et al. tidak sekolah Gambar 1. Tingkat pendidikan rumah tangga transmigran Sumber. Data primer diolah, 2024. Pengalaman usaha tani Pengalaman berusaha tani yang tertinggi adalah 11-20 tahun yakni sebesar Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam bertani. Petani yang telah bertahun-tahun berpengalaman bertani memiliki lebih banyak pengetahuan dan keterampilan dibandingkan petani yang baru memulai (Fusilawati et al. , 2. Lamanya bertani cukup bervariasi dari orang ke orang. Oleh karena itu, pengalaman yang sudah dilalui dapat digunakan sebagai acuan untuk tidak mengulangi kesalahan serupa. Dari sudut pandang usaha, karakteristik pertanian di Kecamatan Wonosari adalah petani yang cukup berpengalaman dalam kegiatan Pengalaman yang dimiliki oleh petani > 10 tahun, sehingga dari lamanya pengalaman tersebut dapat menjadikan petani mampu mengadopsi perkembangan dalam berusaha tani. 11_20 4_10 Gambar 2. Pengalaman ushatani rumah tangga petani transmigran Sumber. Data primer diolah, 2024. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 1 (Maret 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. Usia Jika dilihat berdasarkan usia, maka petani di Kecamatan Wonosari termasuk dalam usia petani produktif yakni petani dengan rentan usia 41 sampai 60 tahun sebesar 70%. Selain pengalaman usahatani pengaruh usia ini juga dapat berperan besar terhadap pendapatan petani di kawasan transmigrasi. Petani yang berusia di atas 60 tahun bercenderung ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 memiliki lebih sedikit energi dan lebih rentan terhadap kelelahan dibandingkan petani yang usiaya lebih muda. Petani yang memiliki usia lebih muda mungkin kurang memiliki pengetahuan dan kualifikasi, namun mereka lebih progresif dan berani dalam mengambil risiko. Pada usia produktif, kapasitas fisik petani yang lebih tua terbatas dan rentan terhadap kemunduran (Aprilyanti, 2. 20_40 20_40 41_60 41_60 Gambar 3. Usia rumah tangga petani transmigran Sumber. Data primer diolah, 2024. Jumlah tangungan keluarga Rata-rata jumlah anggota keluarga dari 40 responden di Kecamatan Wonosari berkisar antara 1 sampai dengan 3 orang atau sebesar 89%. Ini memainkan peran memungkinkan keluarga terlibat dalam bercocok tanam padi dan menghemat biaya tenaga kerja. Namun, kenaikan jumlah anggota rumah tangga yang belum mencapai usia kerja juga membawa risiko kenaikan pengeluaran rumah tangga. Menurut (Azhari, 2. jumlah anggota keluarga menjadi faktor yang dapat meningkatkan jumlah konsumsi rumah Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak total anggota keluarga, semakin banyak pula pengeluaran rumah tangga petani. Anggota keluarga yang menganggur dapat pula berdampak negatif bagi pengeluaran rumah tangga. Jumlah tanggungan dalam rumah tangga . nak-anak, keluarga menganggur, dan orang lanjut usi. dapat mengurangi kekayaan rumah tangga sehingga dapat menyebabkan kekurangan pada rumah tangga (Budiartinmgsih et al. , 2. Jika disetarakan dengan penghasilan yang cukup, maka akan berdampak pada kesejahteraan keluarga (Arlinda, 2. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Analisis Proporsi Konsumsi A Sartika et al. Gambar 4. Jumlah tanggungan keluarga rumah tangga petani transmigran Sumber. Data primer diolah, 2024. Kelompok tani Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa 77% rumah tangga petani padi sawah di kawasan transmigrasi terlibat di kelompok tani. Keikutsertaan petani dalam wadah masyarakat kelompok tani akan memperluas proses interaksi dan Petani yang sebelumnya memiliki keterampilan terbatas dalam tugas yang mereka lakukan kini dapat memperoleh keterampilan baru dan belajar dari petani lain (Nikoyan et al. Gambar 5. Keikutsertaan rumah tangga petani transmigrant dalam kelompok tani Sumber. Data primer diolah, 2024. Proporsi konsumsi rumah tangga petani di kawasan transmigrasi Proporsi konsumsi rumah tangga petani di kawasan transmigrasi meliputi pengeluaran jagung, ubi, terigu, ayam, daging sapi, ikan, telur, buah, sayur, minyak goreng maupun minyak tanah, gas elpiji, bumbu dapur, air, kopi, teh, susu, dan rokok. Rincian pengeluaran dari masing-masing komponen dijelaskan sebagai berikut. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 1 (Maret 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 Tabel 1. Pola konsumsi rumah tangga petani padi. URAIAN RATA-RATA (R. PERSENTASE MAX(R. MIN (R. STDEV Jagung Ubi Terigu Ayam Daging Sapi Ikan Telur Buah-Buahan Sayur-Sayuran Minyak Goreng Minyak Tanah Gas Bumbu Dapur Air Kopi Teh Susu Rokok 000,00 500,00 950,00 625,00 250,00 500,00 750,00 625,00 000,00 212,50 375,00 875,00 250,00 000,00 012,50 650,00 875,00 875,00 1,30 0,95 0,97 15,89 2,21 6,05 3,01 2,59 6,15 4,14 0,05 2,75 21,09 1,04 0,89 0,55 1,11 29,24 325,00 Jumlah Sumber. Data primer diolah, 2024. 100,00 Pengeluaran untuk rokok. Petani di pengeluaran rokok tertinggi, yakni sebesar Rp784. 875 per bulan, atau 29,24%. Tingginya pengeluaran untuk rokok berasal dari asumsi bahwa rokok merupakan pelengkap atau pengganti. Merokok juga sering dilakukan sambil minum alkohol . eh, kopi, susu, dan lainlai. Sebaliknya, banyak orang biasanya melewatkan sarapan dan beralih ke Menurut (Ginting & Maulana. Pengeluaran untuk produk tembakau memengaruhi keuangan rumah Ini bisa berupa efek substitusi atau efek langsung. Pengeluaran untuk pembelian produk tembakau langsung mengurangi konsumsi rumah tangga terhadap pengeluaran lainnya . eperti makanan, pendidikan, dan Jika dibandingkan rumah tangga petani yang tidak mengkonsumsi produk tembakau memiliki pengeluaran yang sedikit lebih rendah dibandingkan rumah tangga petani yang mengkonsumsi produk tembakau. Pengeluaran Pengeluaran tertinggi kedua adalah rata-rata Rp. 250/ bulan atau sebesar 21,09%. Pengeluaran mencapai angka yang cukup tinggi tersebut dapat disebabkan oleh harga bumbu dapur di kawasan transmigrasi tergolong sangat mahal misalnya pada harga bawang merah dan cabai rawit, selain itu selera masyarakat transmigrasi yang sudah berakulturasi dengan warga lokal cenderung menyukai makanan pedas yang kaya akan bumbu dapur seperti bawang merah, cabai, dan Bumbu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi karena dijadikan sebagai pelengkap pada setiap masakan. Pengeluaran ayam. Pengeluaran tertinggi Ke 3 yakni ayam dengan rata-rata Rp. 625/ bulan atau sebesar 15,89%. Yang berarti masyarakatat petani This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Analisis Proporsi Konsumsi A transmigrasi menjadikan ayam sebagai sumber protein hewani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun Provinsi Gorontalo kaya akan hasil ikan, masyarakatnya mengkonsumsi ikan lebih banyak dibandingkan sumber protein Pengeluaran ikan. rumah tangga petani transmigran lebih sedikit jika dibandingkan dengan ayam yakni sebesar Rp. 500/bulan 6,05%. Pemenuhan kebutuhan ikan biasanya dengan memancing di sungai sehingga tidak mengeluarkan biaya. Ikan Sungai seperti nila lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat transmigrasi dibandingkan dengan ikan laut. Pengeluaran sayuran. Pengeluaran sayur-sayuran Rp. 000/ bulan atau 6,15%. Sayuran Masyarakat transmigrasi Sebagian besar memiliki kebun sayuran sendiri sehingga dapat meminimalisir pengeluaran pada sayuran. Pengeluaran buah-buahan. Pengeluaran buah-buahan sebesar Rp 625/ bulan atau 2,59%, nilai tersebut termasuk pengeluaran yang kecil hal ini disebabkan petani memiliki kebuh buahbuahan dihalaman atau kebun mereka untuk dikonsumsi pribadi sehingga masyarakat petani tidak mengeluarkan biaya untuk membeli buah. Pengeluaran minyak goreng. Kebutuhan minyak goreng adalah Rp,111. 212/ bulan atau 4,4%. Minyak goreng merupakan kebutuhan penunjang rumah tangga. Minyak digunakan untuk menumis dan menggoreng makanan. Jika tidak banyak maka konsumsi minyaknya juga rendah. (Sari et al. , 2. Jumlah tanggungan keluarga secara parsial pembelian minyak goreng. Semakin besar keluarga Anda, semakin banyak barang yang akan Anda beli. Hal ini mencakup Sartika et al. upaya pemenuhan kebutuhan pangan setiap individu. Pengeluaran daging. Pengeluaran untuk daging sebesar Rp 59. 250/ bulan . ,2%). Pengeluaran daging dalam konsumsi rumah tangga petani di kawasan transmigrasi tergolong rendah, halini disebabkann karena mahalnya harga daging, sehingga masyarakat jarang untuk Pengeluaran Pengeluaran terendah dalam rumah tangga petani transmigran adalah pengeluaran minyak tanah sebesar Rp. 375/ bulan atau 0,05%. Hal ini disebabkan karena setiap rumah tangga sudah mengunakan gas untuk memasak sudah tidak ada yang menggunakan kompor minyak tanah. Kelangkaan minyak tanah juga menjadi salah satu faKtor penyebabnya. Pengeluaran kopi, teh, dan susu. Berdasarkan hasil penelitan pengeluaran susu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pegeluaran teh dan kopi yakni sebesar 1,11%. Hal ini dikarenakan disetiap rumah tangga petani transmigran memiliki anak usia balita yang masih sangat membutuhkan asupan gizi seperti Pengeluaran jagung. Jika dilihat dari Tabel 2 pengeluaran jagung rumah tangga petani transmigran cukup rendah dengan rata-rata Rp. 000/bulan atau sebesar 1,30%. Hal ini dikarenakan petani mengkonsumsi jagung hasil panen sendiri pengeluaran rumah tangga untuk membeli Pengeluaran ubi. untuk ubi sebesar Rp. 500/bulan atau sebesar 0,95%, yang berarti rumah tangga petani transmigran jarang mengkonsumsi ubi dalam sehari-hari. Pengeluara terigu. Berdasarkan hasil penelitian rumah tangga petani transmigran pengeluaran untuk terigu hanya sebesar Rp. 950/bulan atau 0,97%. Hal ini dikarenakan tepung terigu This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 1 (Maret 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. hanya dijadikan sebagai bahan pelapis dari menu utama yang disajikan. Pengeluaran Untuk pengeluaran telur rumah tangga petani transmigran rata-rata Rp. 750/bulann atau sebesar 3,01%, sehingga dapat diketahui bahwa pengeluaran untuk membeli telur tergolong rendah. Hal ini dikarenakan banyak petani yang memiliki ternak hewan petelur yang hamper setiap bulannya meghasilkan telur. Pengeluaran gas. Setiap rumah tangga petani transmigran cenderung mengguakan gas elpiji untuk memasak, sehingga pengeluaran gas sebesar Rp. 875 atau 2,75%. Pengeluaran Untuk pengeluaran air sebesar Rp. 000 atau 1,04%, yang berarti pengeluaran air termasuk rendah. Hal ini dikarenakan petani transmigran masih banyak yang merebus air sendiri sehingga tidak mengeluarkan biaya untuk membeli air. KESIMPULAN Proporsi pengeluaran pangan tertinggi dalam rumah tangga petani di daerah transmigrasi adalah pengeluaran rokok dengan rata-rata Rp. 875/ bulan atau sebesar 29. dalam satu bulan. Tingginya pengeluaran untuk rokok bersumber dari anggapan bahwa rokok melengkapi atau menggantikan makanan Selain itu, merokok sering dilakukan sambil mengonsumsi alkohol . isalnya teh, kopi, susu, dan lain-lai. Sebaliknya, banyak orang biasanya menghindari makan di pagi hari dan menggantinya dengan merokok. Urutan pengeluaran pangan selajutnya adalah bumbu dapur sebesar Rp 566. 250/ bulan . ,9%), dan ayam sejumlah Rp 426. 625/ bulan . ,89%). DAFTAR PUSTAKA