E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan dan Karakter Implementation of the Tarbiyatul Muhafadzil Qur'an Curriculum to Improve Arabic Language Skills. Understanding of the Qur'an, and the Character of Students Budi HarjoA. Qoirul NisaA Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin Surakarta. Jl. Jati. Jati. Cemani. Kec. Grogol. Kabupaten Sukoharjo. Jawa Tengah 57552. Indonesia e-mail: budisaroh2020@gmail. ABSTRACT This research was conducted with the aim of knowing the implementation of the Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum at the Rooihatul Jannah Islamic Boarding School. Brumbung. Dukuh. Sukoharjo. Central Java. The Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum was developed independently, which integrates the teachings of monotheism with the application of the Qur'an in every learning, extracurricular activities, and daily activities. The principle of implementing the Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum is the deepening, understanding, and mastery of Arabic as a means of understanding the Qur'an. This community service activity was carried out using a group-based Participatory Action Research (PAR) approach, through three stages, which include initial mapping, implementation, evaluation, and reporting. The results of the implementation of the Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum show several findings, the first of which is that the Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum integrates religious education and general education, so that students do not only focus on spiritual aspects but also academic ones. Second, the Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an curriculum can improve Arabic language learning outcomes. Keywords: Curriculum. Integration. Learning. Arabic ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an, di Pondok Pesantren Rooihatul Jannah. Brumbung. Dukuh. Sukoharjo. Jawa Tengah. Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an dikembangkan secara mandiri yang mengintegrasikan ajaran tauhid dengan penerapan Al-Qur'an dalam setiap pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan sehari-hari. Prinsip implementasi kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an adalah pendalaman, pemahaman dan penguasaan bahasa Arab sebagai sarana pemahaman Al-Qur'an. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) berbasis kelompok, melalui tiga tahapan yang meliputi pemetaan awal, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Hasil implementasi kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an menunjukkan beberapa temuan, yang pertama kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan umum, sehingga peserta didik tidak hanya fokus pada aspek spiritual tetapi juga akademik. Kedua, kurikulum Tarbiyatul Muhafadzatil Qur'an dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab. Kata Kunci: Kurikulum. Integrasi. Pembelajaran. Bahasa Arab FIRST RECEIVED: 2025-08-04 REVISED: 2025-10-08 ACCEPTED: 2025-10-10 https://doi. org/10. 25299/ajaip. PUBLISHED: 2025-10-27 Corresponding Author: Budi Harjo AJAIP is licensed under Creative Commons AttributionShareAlike 4. 0 International Published by UIR Press Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 PENDAHULUAN Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang berusaha membentuk nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan karakter santri yang menjadi modal dasar berkehidupan islami di masyarakat (Haeruddin. Rama, and Naro 2. Kunci dari penanaman nilainilai karakter di pesantren adalah kedisiplinan yang dipantau dan ditegakkan melalui pengawasan yang dilakukan oleh kyai, sebagai pengelola pesantren. Disiplin adalah bagaimana suatu kegiatan harian yang dilakukan tepat waktu, atau sesuai dengan yang sudah ditetapkan (Yusup et al. , 2. Pondok pesantren merupakan suatu tempat, dimana para santri tinggal menetap, untuk belajar ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu umum maupun sosial yang dapat mencetak generasi cerdas dan berwawasan luas. ((Silfiyasari & Zhafi, 2. Penyelenggaraan kegiatan di pondok pesantren dilaksanakan agar para santri mendapatkan pendidikan agama . , maupun Pendidikan umum, dan berakhlakul karimah, yang tercermin melalui penanaman nilai-nilai karakter (Ulum, 2. Penanaman nilai-nilai karakter berbasis nilai-nilai pesantren merupakan pembentukan karakter yang sudah terbukti berhasil, dilakukan oleh para kyai sejak zaman dahulu. Nilai-nilai karakter yang berbasis nilai-nilai pesantren tersebut bukan hanya aspek kognitif saja, namun lebih dari itu mencakup juga aspek afektif dan psikomotor. Pada nilai-nilai pesantren aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor tersebut ditanamkan dengan istilah pengajaran . , pembiasaan dan kesadaran . , dan perbuatan . mal shali. , melalui semangat yang tinggi . (Velasufah, 2. Proses pendidikan di pondok pesantren adalah full 24 jam di bawah pengawasan ustadz/ustadzah, yang biasa disebut dengan musyrif/musyrifah, mulai dari pendalaman dan pembiasaan membaca dan menghafalkan Al-QurAoan, kegiatan belajar di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan kepesantrenan seperti, kajian kitab, sholat berjamaAoah, tilawah, tahfidz dan tadabur Al-QurAoan, setoran hafalan Al-QurAoan, dan lain sebagainya (Asmuki & Aluf, 2. Melalui integrasi kurikulum pesantren dengan kurikulum nasional, para santri tidak mengalami kendala, dan bahkan mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini karena para santri memiliki waktu kondusif yang lebih banyak, memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan belajarnya secara mandiri dan bertanggungjawab, dukungan para musyrif dan musyrifah, dan lingkungan pesantren yang mendukung tercapainya hasil belajar para santri (Habibi, 2. Disamping mempelajari dan memperdalam tentang Al-QurAoan, seseorang yang belajar di pesantren, atau lazim dinamakan seorang santri, biasanya mempelajari dan menggunakan bahasa Arab untuk memperdalam ilmu-ilmu agama secara benar dari sumber utamanya yaitu Al-QurAoan. AlHadis, dan literatur pendukungnya yang berbahasa Arab seperti beberapa kitab tafsir dan syarah hadis karya para ulama terdahulu. Dengan demikian. Bahasa Arab menjadi muatan pelajaran utama yang diajarkan di Pesantren (Wiranata, 2. Bahasa Arab di pondok pesantren bukan saja sebagai bahasa yang wajib dipelajari, untuk memperdalam ilmu-ilmu agama, dan memperdalam penguasaan Al QurAoan, bahasa Arab di pesantren juga digunakan untuk alat berkomunikasi dalam kegiatan keseharian di pesantren, dan membantu para santri untuk mempelajari kitab-kitab asli dari para alim ulama terdahulu (Aflisia & Hasanah, 2. Pendidikan di pesantren memiliki kurikulum yang khas dan seringkali berbeda dengan kurikulum yang digunakan pada sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah (Nizarani et , 2. Karena perbedaan tersebut, beberapa pesantren ada yang masih memiliki beberapa permasalahan-permasalahan, antara lain: . sumber daya manusia. sumber dana, . keterbatasan Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 sarana dan prasarana. Problem akses komunikasi ke dunia luar. tradisi pesantren yang masih memegang erat kiai sentris. tradisi pesantren salaf yang kuat yang memberikan penekanan pada tradisi ilmu klasik, . pemberian materi-materi khusus pada pada bidang-bidang tertentu, misalnya tasawuf atau ushul fiqh, . relevansi kurikulum beberapa pesantren salaf yang kurang relevan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan . pengelolaan pesantren (Ansori, 2. Disamping hal-hal tersebut, beberapa pesantren juga memiliki problematika, yang berasal dari santri, kurikulum pesantren, metode pembelajaran yang digunakan para ustadz dan pengelola pesantren, sarana dan prasarana di pesantren, manajemen pengelolaan lembaga pesantren itu sendiri merupakan permasalahan-permasalahan pesantren yang masih sering dijumpai (Harweli & Aprison. Hal ini diperkuat dengan temuan-temuan peneliti, berdasarkan kegiatan survei yang dilakukan pada tanggal 11-25 Agustus 2024 di beberapa pondok pesantren, diantaranya Pondok pesantren Rooihatul Jannah (ROJA) Sukoharjo. Pondok Pesantren Tahfidzul QurAoan Zaid bin Tsabit Sukoharjo, dan Pondok Pesantren Daarul Mustaqim Sukoharjo. Secara detail, temuan permasalahan-permasalahan tersebut disajikan pada tabel 1. No Permasalahan Tabel 1. Permasalahan-Permasalahan di Pesantren Temuan Penggunaan mufrodat Penggunaan mufrodat untuk komunikasi untuk komunikasi bahasa Arab antar bahasa Arab antar santri masih rendah, hanya beberapa santri saja yang terlihat aktif menggunakan mufrodat untuk komunikasi bahasa Arab Hasil belajar program Diniyah Hasil belajar Diiniyah para santri masih rendah Sebagian besar pengelola pesantren tidak memiliki kualifikasi Kualifikasi dan Kompetensi Pendidikan yang memadai, dan kurang kompeeten. Diantara pengelola pesantren pengelola merupakan alumni yang diberi tugas pengabdian sebagai pengelola di pesantren Implementasi kurikulum TMQ Implementasi kurikulum TMQ dalam pembelajaran dan kegiatan keseharian belum optimal, masing-masing belum terihat adanya kesatuan Memperhatikan hal-hal tersebut, menarik peneliti untuk melakukan kegiatan pengabdian di pondok pesantren Roihatul Jannah (ROJA) sebagai tempat pengabdian. Selanjutnya kegiatan pengabdian ini difokuskan pada kegiatan pengembangan dan implementasi kurikulum Tabiyatul Muhafadzil QurAoan (TMQ). Melalui pengembangan dan implementasi kurikulum TMQ ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Arab, hafalan, pemahaman dan pendalaman Al-QurAoan, serta dapat meningkatkan akhlaq atau karakter para santri, khususnya pada aspek disiplin, tanggungjawab, dan peduli. METODE PENELITIAN Penelitian pengabdian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang terdiri dari 10 tahap (Afandi, 2. , yang dimodifikasi menjadi tiga tahap, yaitu pertama pemetaan awal . reliminary mappin. , kedua pelaksanaan, dan tahap ketiga adalah evaluasi dan Tahap pertama yakni pemetaan awal, dilakukan melalui observasi dan wawancara pada tanggal 11-25 Agustus 2024. Melalui kegiatan ini peneliti membangun hubungan kemanusiaan, penentuan agenda penelitian dalam rangka perubahan perilaku sosial, pemetaan partisipasif . articipatory mappin. , merumuskan masalah yang akan diteliti, sampai menyusun inisiatif Tahap kedua terdiri pengorganisasian masyarakat, dan membangun pusat-pusat belajar Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Tahap ketiga adalah refleksi . eoritisasi perubahan sosia. (Afandi, 2. Pada kegiatan pengabdian ini, hubungan kemanusiaan yang dimaksud adalah hubungan antara peneliti dengan beberapa stakeholder pesantren, diantaranya mudir, musryif dan para santri (Wardhani et al. , 2. Prinsip-prinsip yang dikembangkan pada penelitian pengabdian ini, antara lain: . berbasis kelompok, artinya peneliti melibatkan seluruh warga pondok pesantren ROJA, pada setiap tahapan dan jenis kegiatan akan dilakukan secara bersama-sama . berbasis potensi lokal. Hal ini dilaksanakan melalui melalui kegiatan-kegiatan pemetaan potensi lembaga, infrastruktur dan potensi-potensi lain yang ada di pesantren, . komprehensif, dengan melibatkan para pengelola pondok pesantren dan para guru . melalui pelatihan dan pendampingan, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam monitoring dan evaluasi (Nugraha, 2. Secara umum, kegiatan penelitian pengabdian ini dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu: . Forum Group Discussion (FGD) antara tim peneliti Sekolah Tinggi Islam Al-Mukmin (STIM) Surakarta, dengan tim pengembang kurikulum TMQ pondok pesantren ROJA, . Pematangan dan finalisasi produk kurikulum TMQ, . Sosialisasi kepada seluruh pengelola, pengasuh dan ustadz, . Implementasi kurikulum TMQ, . Monev keterlaksanaan kurikulum TMQ. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan penelitian pengabdian ini dilakukan melalui tiga tahap, yang meliputi tahap pemetaan awal . reliminary mappin. , pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Pada tahap pemetaan awal . reliminary mappin. , peneliti melakukan survei pendahuluan. Kegiatan survei dilakukan untuk melihat kondisi pondok pesantren Roohaitul Jannah (ROJA), khususnya berkaitan permasalahanpermasalahan yang ada dan potensi-potensi yang dimiliki. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pematangan, sosialisasi, dan pendampingan terhadap implementasi kurikulum TMQ. Tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi dan pelaporan. Pada tahap terakhir ini dilakukan evaluasi atas hasil kegiatan FGD, pematangan, pendampingan, sosialisasi, dan implementasi kurikulum TMQ. Melalui kegiatan evaluasi dan monitoring ini, masukan dan perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan implementasi kurikulum TMQ. (Agustriani, 2. Kegiatan FGD sebagaimana dimaksud disajikan pada gambar 1. Gambar 1. FGD Tim Pengabdi dengan Tim Pengembang Kurikulum TMQ Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dilaksanakan dengan melibatkan tim PKM STIM yang terdiri dari 2 orang dosen dan 1 orang mahasiswi, dan tim pengembang kurikulum pondok pesantren ROJA yang terdiri dari 3 orang, yang terdiri dari 1 orang ustadz koordinator kurikulum, 1 orang ustadz pengampu program bahasa Arab, dan 1 orang ustadz pengampu program pendalaman Al-QurAoan. Hasil dari kegiatan FGD adalah merumuskan tentang konsep pemahaman Al QurAoan, nilai-nilai tauhid, dan bahasa Arab yang diintegrasikan pada setiap kegiatan pembelajaran, ektrakurikuler dan kegiatan sehari-hari para santriwati. Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Gambar 2. Pematangan dan Finalisasi Kurikulum TMQ Setelah FGD, kegiatan selanjutnya adalah pematangan dan finalisasi kurikulum TMQ pondok pesantren ROJA dengan melibatkan peserta yang lebih banyak, yang terdiri dari tim PKM STIM, bersama beberapa unsur pimpinan pondok ROJA, koordinator kurikulum dan staf pengajar. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya kurikulum TMQ yang berisi tentang program tahunan, program semester, silabus. RPP yang memuat materi-materi inti dengan integrasi nilai-nilai Al QurAoan. Tauhid dan bahasa Arab. Kegiatan pematangan dan finalisasi kurikulum TMQ disajikan pada gambar 2. Gambar 3. Sosialisasi Kurikulum TMQ Kegiatan selanjutnya setelah pematangan dan finalisasi produk kurikulum TMQ, adalah sosialisasi kepada seluruh ustadz/pengajar. Melalui kegiatan ini diharapkan seluruh dewan guru, pengelola dan pengasug, dapat memahami bagaimana ruh, semangat dan tujuan pengembangan kurikulum TMQ di pesantren ROJA. Kegiatan sosialisasi disajikan pada gambar 3. Kegiatan selanjutnya setelah sosialisasi kepada seluruh ustadz/pengajar adalah implementasi kurikulum TMQ. Kegiatan implementasi ini dilaksanakan melalui ujicoba selama 1 semester. Setelah selesai ujicoba, dilaksanakan tes tulis, lisan maupun keterampilan untuk mengetahui pemahaman Al QurAoan dan nilai-nilai tauhid para santriwati, maupun observasi untuk mengamati sejauh mana penggunaan bahasa Arab diantara para santri dan pengajar di lingkungan pondok Kegiatan implementasi kurikulum TMQ dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai aspek di lingkungan pondok pesantren antara lain: . kemampuan para santriwati, . sumberdaya yang tersedia di pondok pesantren ROJA, . outcome yang diharapkan setelah menerapkan kurikulum TMQ. Kegiatan implementasi kurikulum TMQ disajikan pada gambar 4. Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Gambar 4. Implementasi Kurikulum TMQ Kegiatan terakhir adalah monitoring dan evaluasi . keterlaksanaan kurikulum TMQ. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat sejauhmana kurikulum TMQ efektif meningkatkan pemahaman Al QurAoan, penguatan karakter yang dilandasi nilai- nilai tauhid, dan pembiasaan berbahasa Arab di lingkungan pondok pesantren ROJA. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan antara tim pengabdian STIM yang terdiri dari 1 dosen dan 1 mahasiswa, bersama dengan pimpinan Pondok ROJA, pengelola, dan beberapa musyrifah. Kegiatan monitoring dan evaluasi disajikan pada Gambar 5. Monev Implementasi Kurikulum TMQ Kurikulum TMQ dikembangkan berbasis program tauhid, tahfidz dan bahasa, sehingga di pondok ini tidak hanya menyiapkan program akademis saja, namun juga mengembangkan aspek sikap dan karakter, yang diimplementasikan pada setiap kegiatan kurikulum, maupun Implementasi kurikulum TMQ Pondok ROJA dilaksanakan selama 5 hari (Sabtu. Senin. Selasa. Rabu, dan Kami. Hari JumAoat digunakan untuk program bahasa dan hari Ahad untuk program Tahfidz. Prinsip penyelenggaraan di TMQ Pondok ROJA dilaksanakan dengan keteladanan, pengarahan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan. Teknis pengajaran TMQ dalam bidang studi bahasa Tamrinul Lughoh dan InsyaAo dilaksanakan dengan cara pengajar membimbing santri untuk mengenal dan memahami kalimat dalam suatu karangan atau cerita yang berbahasa Arab. Santri diajak untuk mengaplikasikan ilmu nahwu-shorof. Selanjutnya dalam pembelajaran InsyaAo akan dilanjutkan dengan tahap tanpa Artinya, saat santri telah selesai mendapat bimbingan dari pengajar mengenal dan memahami suatu karangan atau cerita yang berbahasa Arab, santri akan dibebaskan dalam membuat karangan atau cerita berbahasa Arab sesuai kemampuan masing- masing. Hasil kemampuan bahasa Arab, pemahaman QurAoan dan karakter para santriwati ROJA selengkapnya disajikan pada tabel 2, 3, 4 dan gambar 6, dan 7. Tabel 2. Hasil kemampuan Bahasa Arab santriwati sebelum dan setelah implementasi Kurikulum TMQ Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Tabel 2. Kemampuan Bahasa Arab Santriwati Sebelum dan Setelah Implementasi Kurikulum TMQ Interval 89 Ae 99 80 Ae 88 76 Ae 79 60 Ae 70 Jumlah Implementasi Kurikulum TMQ Sebelum Setelah Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kemampuan Bahasa Arab 89 Ae 99 80 Ae 88 Sebelum 76 Ae 79 60 Ae 70 Sesudah Gambar 6. Kemampuan Bahasa Arab Sebelum dan Sesudah Implementasi Kurikulum TMQ Tabel 3. Hasil Pemahaman Al QurAoan santriwati sebelum dan setelah implementasi Kurikulum TMQ Interval 89 Ae 99 80 Ae 88 76 Ae 79 60 Ae 70 Jumlah Implementasi Kurikulum TMQ Sebelum Setelah Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Pemahaman Qur'an 89 Ae 99 80 Ae 88 Sebelum 76 Ae 79 60 Ae 70 Sesudah Gambar 7. Pemahaman Al QurAoan Sebelum dan Sesudah Implementasi Kurikulum TMQ Tabel 4. Hasil Penguatan Karakter santriwati sebelum dan sesudah implementasi Kurikulum TMQ Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Aspek Disipin Tanggungjawab Sebelum Tindakan C Sering terlambat sholat fardhu C Kurang disiplin dalam beberapa kegiatan kepondokan C Belum teratur dalam jadwal harian di pesantren C Tanggungjawab terhadap hal-hal pribadi masih kurang C Tanggungjawab terhadap beberapa kegiatan kepondokan kurang tuntas Setelah Tindakan C Kepedulian C Kurang peka terhadap kebersihan diri, dan lingkungan C Kurang peduli terhadap teman C Kurang peduli terhadap warga Hadir sebelum Iqamah Mulai disiplin dalam beberapa kegiatan kepondokan Mulai teratur dalam jadwal harian di Sudah mulai bertanggungjawab terhadap hal-hal pribadi, seperti peralatan sekolah, menjaga baju dan peralatan mandi Tanggungjawab terhadap beberapa kegiatan kepondokan sudah mulai tumbuh baik Mulai peka terhadap kebersihan diri, dan lingkungan Mulai peduli terhadap teman Mulai peduli terhadap warga Memperhatikan hasil-hasil penelitian pengabdian tersebut, diperoleh fakta bahwa implementasi kurikulum TMQ di pondok ROJA dapat meningkatkan hasil kemampuan berbahasa Arab. Hal ini terlihat dari kenaikan KKM kemampuan Bahasa Arab santriwati sebelum dikembangkannya kurikulum TMQ yakni sebanyak 36 santriwati menjadi 40 santriwati, atau terjadi kenaikan sebanyak 4 santriwati, yang senilai dengan 11,1 %. Pengembangan kurikulum TMQ juga mampu menaikkan santriwati yang dibawah KKM, sebelum dikembangkan kurikulum TMQ yang dibawah <60 sebanyak 5 santriwati, tinggal 1 santriwati. Implementasi kurikulum TMQ di pondok ROJA juga dapat meningkatkan pemahaman AlQurAoan. Sebelum implementasi kurikulum TMQ, terdapat 23 santriwati yang memiliki nilai < KKM sebesar 80, atau sebanyak 56,1%. Setelah implementasi kurikulum TMQ tinggal sebanyak 8 siswa atau sebesar 19,5% mengalami kenaikan sebesar 36,6%. Implementasi kurikulum TMQ dilaksanakan dengan mengintegrasikan muatan diniyah . Al-QurAoan dengan pendidikan umum, sehingga peserta didik tidak hanya fokus pada aspek spiritual tetapi juga akademik. Melalui integrasi dan pemahaman Al-Qur'an, kurikulum ROJA dapat membantu meningkatkan moral dan akhlak peserta didik, yang tercermin dari karakter disiplin, tanggungjawab, dan peduli yang kuat berdasarkan nilai-nilai Islam. Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rena . Rafidania Rena . dalam penelitiannya mengembangkan Kurikulum Bahasa Arab berbasis Multiple Intelligences. Hasil penelitian menunjukkan pengembangn kurikulum berbasis Multiple Intelligences mampu meningkatkan hasil belajar pada program bina prestasi bahasa Arab MTsN 2 Kota Kediri. Selanjutnya, hasil penelitian ini juga relevan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Nurkholis . Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa desain kurikulum pembelajaran Bahasa Arab yang lebih perspektif dan relevan serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran Bahasa Arab di pondok pesantren tradisional, yaitu berupa desain kurikulum Bahasa Arab berbasis maharoh atau keterampilan berbahasa Arab di pesantren khususnya pesantren Pengembangan kurikulum difokuskan pada empat komponen pengembangan kurikulum yaitu komponen tujuan, komponen isi, komponen proses dan komponen evaluasi. Kurikulum yang dikembangkan tersebut dapat dijadikan acuan bagi pesantren-pesantren tradisional yang belum Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 mengembangkan kurikulum Bahasa Arab tanpa meninggalkan ciri khas bahasa Arab di pesantren yaitu materi Nahwu dan Shorof. Penelitian dengan fokus pengembangan kurikulum TMQ ini juga relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Meisil Yanda . Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum perlu disesuaikan dengan perubahan teknologi dan kebutuhan zaman. Fokus utama pengembangannya terletak pada pembentukan kompetensi praktis yang mencakup kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Arab, literasi digital, berpikir kritis, dan kolaborasi. Disamping beberapa kelebihan, implementasi kurikulum TMQ juga memiliki kekurangankekurangan, antara lain: . kurikulum yang padat bisa menjadi beban bagi peserta didik, terutama jika tidak ada manajemen waktu yang baik, . keberhasilan kurikulum ini sangat bergantung pada kualitas pengajar yang mampu mengajar dengan baik dalam dua aspek, yaitu ilmu agama dan ilmu umum, . Diperlukan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan kurikulum TMQ, . Pendekatan dalam pengajaran yang mungkin tidak menarik bagi semua santriwati, terutama yang memiliki gaya belajar yang berbeda, dan . Program yang intensif dapat menyebabkan kelelahan pada santriwati, sehingga jika tidak dikelola dengan baik, akan berakibat pada menurunnya kualitas pada kegiatan- kegiatan yang lainnya. Beberapa kelemahan ini menjadi perhatian tim pengembang kurikulum TMQ di pondok pesantren ROJA, agar dalam pengembangan kurikulum TMQ berikutnya, dapat memperhatikan perubahan teknologi dan kebutuhan zaman, dengan fokus utama pengembangan pada pembentukan kompetensi yang mencakup kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, literasi digital, berpikir kritis, dan kolaborasi. SIMPULAN Pelaksanaan kegiatan penelitian pengabdian kepada masyarakat ini secara umum berisi tahapan-tahapan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum TMQ, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu . pemetaan awal . reliminary mappin. , . pelaksanaan, . evaluasi dan pelaporan. Pada tahap pemetaan awal . reliminary mappin. , peneliti melakukan survey pendahuluan untuk melihat kondisi di lapangan mengenai keadaan, permasalahan dan potensi di pesantren ROJA. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan. Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan pematangan, sosialisasi, dan pendampingan implementasi kurikulum TMQ di pondok pesantren ROJA. Tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi dan pelaporan. Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan Forum Group Discussion (FGD), evaluasi kegiatan pematangan, pendampingan, sosialisasi, dan evaluasi terhadap implementasi kurikulum TMQ di pondok pesantren ROJA. Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga mendapatkan luaran-luaran berupa produk pengembangan kurikulum TMQ, tahapan-tahapan implementasi, dan teknik penilaian serta monitoring dan evaluasinya. Implementasi kurikulum TMQ di pondok pesantren ROJA dapat meningkatkan kemampuan Bahasa Arab, pemahaman Al-QurAoan dan karakter santriwati pada aspek disiplin, tanggungjawab, dan peduli. Implementasi kurikulum TMQ dilaksanakan dengan mengintegrasikan muatan diniyah . Al-QurAoan dengan pendidikan umum, dan dalam kegiatan ekstrakurikulermerupakan jawaban dari tujuan penelitian bukan rangkuman hasil penelitian. Kesimpulan dan saran dibuat secara ringkas, jelas dan padat didasarkan pada hasil dan pembahasan. Ditulis satu pragraf saja. Budi Harjo. Qoirul Nisa: Implementasi Kurikulum Tarbiyatul Muhafadzil QurAoan Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Arab. Pemahaman Al QurAoan Dan Karakter Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 DAFTAR PUSTAKA