ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 Doi: https://doi. org/10. 31938/jns. ISSN 1412-4696 . KARAKTER DAN KERAGAMAN JENIS POHON SARANG ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abeli. DI STASIUN RISET SUAQ BELIMBING TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (Characteristic and Species Diversity of The Orangutan Nest Tree (Pongo Abeli. at The Suaq Belimbing Research Station in Mount Leuser National Park. Infitar Lailan1. Ruskhanidar2. Erdian Rahmi3 Konservasi Sumber Daya Hutan. Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan Pante Kulu Jln. Nyak Arief Darussalam Banda Aceh, 23111. Indonesia e-mail: infitarlailan7@gmail. e-mail: nidar_baiturrahman@yahoo. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Syiah Kuala. Darussalam Banda Aceh, 23111. Indonesia e-mail: erdian. ersan@unsyiah. Coresponding author : nidar_baiturrahman@yahoo. ABSTRACT The Sumatran orangutan (Pongo abeli. is an arboreal primate that spends all its daily activities in the trees. Nestmaking activities are carried out daily, selecting trees with certain characteristics to make nests. Much research has been done on the character of orangutan nest trees. However, there needs to be more information about the character of orangutan nest trees at the Suaq Belimbing Research Institute. Gunung Leuser National Park. It is known that Suaq Belimbing is a peat swamp forest ecosystem in Gunung Leuser National Park, precisely in Kluet. South Aceh, with quite diverse vegetation composition. Even so, not all vegetation is used as orangutan nest trees. This study aims to obtain data on the characteristics of orangutan nest trees in the Suaq Belimbing peat swamp forest habitat of Gunung Leuser National Park. Data was collected for three months using the line transect method. The results of the study obtained 65 individual trees used as orangutan nests. 15% of the nest tree characters had a height of 11-20 m, and 24. 46% had a trunk diameter of 31-40 cm. The most widely used crown shape for making nests was cylindrical. Keywords: Pongo abelii. Peat swamp. Nest tree. Shorea spp ABSTRAK Orangutan sumatera (Pongo abeli. merupakan jenis satwa primata arboreal yang menghabiskan waktu aktivitas hariannya, sepanjang hari di atas pohon. Aktifitas membuat sarang dilakukan setiap hari dan memilih pohon dengan karakter tertentu untuk membuat sarang. Penelitian tentang karakter pohon sarang orangutan telah banyak dilakukan, namun masih sedikit informasi tentang karakter pohon sarang orangutan di Stasiun Riset Suaq Belimbing. Taman Nasional Gunung Leuser. Suaq Belimbing merupakan ekosistem hutan rawa gambut, yang terletak di Kluet Aceh selatan, dan memiliki komposisi vegetasi yang cukup beragam. Meskipun demikian tidak semua vegetasi dijadikan sebagai pohon tempat bersarang orangutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik pohon sarang orangutan di habitat hutan rawa gambut Suaq Belimbing. Taman Nasional Gunung Leuser. Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, dengan menggunakan metode line transect. Berdasarkan hasil penelitian tercatat sebanyak 65 pohon yang digunakan oleh orangutan untuk bersarang. Karakter pohon sarang sebanyak 45,15% memiliki ketinggian 11 Ae 20 m, dan diameter batang 24,46% berukuran 31 Ae 40 cm, serta bentuk tajuk silinder yang paling banyak digunakan untuk membuat sarang. Kata kunci: Pongo abelii. Peat swamp. Nest tree. Shorea spp PENDAHULUAN Orangutan sumatera (Pongo abeli. hidup di berbagai tipe habitat, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, di hutan primer maupun hutan sekunder (Rijksen, 1. Orangutan merupakan satwa arboreal yang menghabiskan waktu aktivitas ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 hariannya sepanjang hari di atas pohon, untuk mencari makan dan aktivitas sosial Populasinya di alam terus menurun karena perburuan liar dan alih fungsi habitat untuk kepentingan lainnya. Spesies satwa konservasinya dinyatakan kritis (Wich Mempertahankan kelestarian orangutan dapat dilakukan dengan cara mempertahankan habitatnya dari kerusakan dan gangguan. Pohon pakan dan pohon Ketersediaan pohon pakan dan sarang merupakan faktor utama dalam keberlangsungan hidup orangutan sumatera. Mereka hidup secara arboreal menghabiskan waktu hidupnya di atas pohon untuk beraktifitas, mencari pakan dan sebagai tempat bersarang (Wich et. 2014 dan Mackinnon 1. Dalam upaya mempertahankan kehidupan orangutan di Kawasan Ekosistem Leuser, tepatnya di kawasan Stasiun Penelitian Suaq Belimbing perlu adanya informasi tentang karakteristik pohon sarang orangutan sebagai acuan konservasi orangutan. ISSN 1412-4696 . untuk membuat sarang memiliki karakteristik Penelitian tentang karakteristik pohon sarang di Suaq Belimbing menarik untuk diteliti, karena informasi tentang karakteristik pohon sarang di hutan rawa gambut tersebut masih sangat terbatas. Untuk mengetahui pohon potensial dan pohon sarang orangutan perlu dilakukan penelitian tentang jumlah sarang serta karakteristik pohon sarang Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang jenisAejenis pohon yang paling tinggi digunakan orangutan untuk membuat sarang, dan bagaimana karakteristik pohon yang digunakan orangutan untuk membuat sarang, sehingga menghasilkan rekomendasi vegetasi yang tepat untuk kegiatan pengelolaan dan perlindungan habitat rawa gambut di Stasiun Riset Suaq Belimbing Taman Nasional Gunung Leuser. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai data awal dalam pengelolaan habitat terutama untuk kegiatan dikembangkan untuk kepentingan konservasi orangutan sumatera. II. METODE PENELITIAN Mackinnon . menyebutkan bahwa orangutan membuat sarang baru pada pohon setiap malam. Sarang tersebut terdiri atas dahan yang berserakan, dapat dibuat dalam beberapa menit jika ada tempat yang cocok, misalnya di puncak pohon atau di cagak Dahan dipatahkan dan dibengkokan, kemudian diletakan tumpang tindih lalu ditutupi dengan dahan-dahan kecil. Stasiun penelitian Suaq Balimbing, merupakan lokasi penelitian jenis satwa primata orangutan sumatera di Rawa Kluet. Stasiun riset penelitian ini pertama dibuka oleh Prof. Carel Van schaik sekitar tahun 1993. Stasiun penelitian Suaq Belimbing terdapat banyak vegetasi pohon, tetapi tidak semua pohon disukai orangutan untuk dijadikan sebagai tempat membangun sarang. Jenis-jenis pohon yang dijadikan orangutan Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Stasiun Riset Suaq Belimbing Taman Nasional Gunung Leuser Aceh Selatan, mulai dari bulan Januari Ae Maret 2022. Objek pada penelitian ini merupakan pohon yang dijadikan orangutan sumatera sebagai tempat bersarang, dan alat yang digunakan dalam pengambilan data antara lain Peta kerja, binocular, kompas, distance laser. GPS, dan kamera serta alat Penelitian ini menggunakan metode Line transect untuk mendapatkan data karakteristik pohon yang digunakan orangutan sumatera untuk membuat sarang, mencari sumber pakan dan beristirahat. Metode Line transect atau metode jalur, ditempatkan secara sengaja (Purposiv. pada daerah yang banyak pohon pakan orangutan sumatera. Peneliti berjalan ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 sepanjang garis transek dan berhenti pada saat ditemukan pohon sarang orangutan, untuk melakukan pencatatan jenis pohon, tinggi pohon, diameter pohon, tipe tajuk, luas tajuk pohon dan tinggi sarang dari permukaan tanah. Jalur pengamatan yang digunakan untuk pengambilan data merupakan jalur monitoring orangutan yang dilakukan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL). Jalur pengamatan disajikan pada Gambar 1. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai literatur, baik buku, jurnal, dan laporan instansi terkait ISSN 1412-4696 . BKSDA. DLHK dan lain-lain. Data primer merupakan data yang di peroleh dari pengamatan dan identifikasi di lokasi penelitian, meliputi jenis pohon sarang, tinggi total pohon sarang, tinggi bebas cabang, diameter pohon sarang, dan tipe tajuk pohon. Data karakteristik pohon sarang orangutan yang dicatat jenis pohon yang terdapat dalam jalur pengamatan. Jalur pengamatan sebanyak 11 jalur masing-masing jalur luasnya dua ha. Total luas pengamatan 22 ha, dari luas keseluruhan kawasan penelitian Stasiun Risert Suaq Belimbing 500 ha. Gambar 1. Jalur penelitaian Stasiun Penelitian Suaq Balimbing Analisis Data Data penelitian jenis dan karakteristik pohon sarang yang telah dikumpulkan antara lain jenis dan jumlah pohon. Karakteristik pohon meliputi, tinggi pohon, diameter pohon, tipe tajuk dan bentuk tajuk selanjutnya mengunakan persentasi, dan hasil analisis yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk narasi, dan tabulasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Jenis Pohon Sarang Berdasarkan data penelitian di lapangan dapat ditemukan sebanyak 65 pohon yang dipilih orangutan untuk membuat sarang. Dari jumlah pohon tersebut puwin (Sandoricum beccarianu. dan rengas (Gluta rengha. yang paling banyak digunakan orangutan ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 ISSN 1412-4696 . dalam membuat sarang. Jenis dan jumlah Suaq Belimbing Taman Nasional Gunung pohon sarang yang ditemukan di Stasun Riset Leuser daisajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Jumlah jenis pohon sarang Orangutan Sumatera di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing. Famili Meliaceae Anacardiaceae Euphorbeceae Lauraceaee Dipterocarpaseae Rubiaceae Miristcaceae Phylantaceae Malvaceae Chrysobalanacea Jenis Pohon Nama Lokal Nama Ilmiah Puwin Rengas Mangga hutan Tampu licin Medang baru Kuli jambu Medang nangka Punti Meranti batu Meranti kuning Gersang Ubar Pala hutan Kecil Malaka Cemengang Resak payu Resak biasa Sandoricum beccarianum Gluta renghas Mengifera minor Macaranga tanarius Litsea gracilipes Syzygium sp Phobe persea sp Shorea leprosula Miq. Shorea acuminatissima Jakciopsis ornate Horsfieldia polyspherula Gymnacranthera contracta Phyllanthus emblica Nessia aquatic parestemon sp parestemon urophyllus Jumlah Persentase (%) 17,00 14,00 4,61 7,70 7,70 3,07 7,70 3,07 7,70 6,15 4,61 4,61 3,07 3,07 3,07 Sumber (Sourc. : Data olahan 2022. Dalam pemilihan jenis pohon yang dijadikan sebagai tempat bersarang, ada beberapa faktor yang dilihat orangutan, antara lain daya tahan pohon, kelenturan cabangnya, daunnya, tajuknya dan ukuran pohon (Wardhani 2. Dalam pemilihan jenis pohon sarang terdapat perbedaan pada setiap individu orangutan sumatera (Pongo abeli. , baik pada Jantan dewasa bercikpet. Jantan dewasa tidak bercikpet. Betina dewasa mempunyai anak. Betina dewasa tidak mempunyai anak. Jantan remaja. Betina remaja, dan Anak orangutan sumatera. Hasil penelitian jenis pohon sarang yang digunakan orangutan di Stasiun Penelitian Suag Belimbing Taman Nasional Gunung Leuser sebagai tempat membuat sarang sebanyak 65 pohon dengan 17 jenis pohon yang berbeda. Pohon dengan kelas tinggi pohon terbanyak adalah 11-20 cm sebanyak 45,15 persen, sedangkan kelas diameter 30-39 cm, merupakan jumlah terbanyak, yaitu 24. Perhitungan tinggi pohon sarang dalam penelitian ini dengan mengukur tinggi total pohon yaitu tinggi keseluruhan pohon dari pangkal sampai pucuk pohon. Ketinggian pohon yang dijadikan orangutan sumatera untuk membuat sarang di Stasiun Penelitian Suaq Belimbing disajikan dalam Tabel 2. Selama penelitian dilakukan terdapat enam tingkatan diameter pertumbuhan pohon yang di manfaatkan orangutan sumatera sebagai tempat bersarang di Stasiun Penelitian Suaq Belimbing Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Tingkatan diameter tersebut disajikan dalm Tabel 3. Tinggi dan Diameter Pohon Sarang Tinggi dan diameter pohon yang digunakan sebagai pohon sarang bervariasi. ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 Tabel 2. Tinggi pohon sarang orangutan di Stasiun Riset Suaq Belimbing Tinggi Pohon Jumlah . O 10 m 11 - 20 m 21 - 30 m 31 - 40 m Ou 41 m Jumlah Persentase (%) 15,38 45,15 22,00 12,30 6,15 100,00 Tabel 3. Diameter pohon tempat orangutan membuat sarang di Satasiun Riset Suaq Belimbing. Diameter Pohon . Jumlah Pohon Persentase (%) O 20 20 Ae 29 30 Ae 39 40 Ae 49 50 Ae 59 Ou 60 Jumlah 4,61 13,84 24,61 20,00 18,47 18,47 100,00 ISSN 1412-4696 . tempat bersarang, yaitu sebanyak 19 sarang dengan persentase 31 %, kemudian di posisi kedua tajuk satu sisi 17 sarang dengan persentase 27%, tajuk bertipe Bola sebanyak 13 sarang dengan persentase 21%, tajuk tidak beraturan 12 sarang dengan persentase 17%, tajuk payung sebanyak 5 sarang dengan persentase 7% dan terakir tajuk bertipe Kerucut sebanyak 3 sarang dengan persentase Dari hasil penelitian yang dilakukan di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing menunjukan bahwa tajuk dengan tipe silinder yang paling banyak di jadikan tempat pembangunan sarang. Bentuk Cabang dan tipe tajuk pohon Gambar 2. Tipe tajuk pohon sarang orangutan sumatera Hasil penelitian di Stasiun Penelitian Suaq Beliming, menujukkan bahwa bentuk cabang yang digunakan sebagai tempat bersarang adalah tiga bentuk yaitu Corner, cook dan attims. Ketiga bentuk cabang tersebut mempunyai kesamaan, yaitu cabang yang mengarah ke atas serta jumlah cabangnya Namun jumlah attims yang memiliki jumlah cabang yang lebih banyak daripada jumlah corner dan cook, sedangkan jenis cook dan corner hanya memilki percabangan di atas pohon saja. Keterangan: Pengamatan terhadap bentuk tajuk tempat bersarang orangutan sumatera di Stasiun Penelitian Suaq Balimbing diketahui bahwa tajuk bertipe silinder merupakan tajuk yang paling dominan digunakan sebagai A: Tipe tajuk bola. B: Tipe tajuk silinder. Tipe tajuk kerucut. T i p e tajuk payung. B entuk tajuk kosong pada satu sisi. bentuk tajuk tidak beraturan (Suwandi, 2. Pembahasan Jenis pohon sarang Berdasarkan hasil penelitian terhadap jenis dan jumlah pohon yang dipilih sebagai pohon sarang di Stasiun penelitian Suaq Belimbing terdiri dari 10 famili dan 65 individu pohon. Famili Meliaceae menempati urutan pertama dan Anacardiaceae urutan kedua. Puwin (Sandoricum beccarianu. merupakan jenis pohon yang paling disukai orangutan untuk membuat sarang. Berdasarkan famili. Lauraceae merupakan famili yang ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 paling banyak dipilih orangutan untuk dijadikan pohon sarang, yaitu sebanyak empat Puwin (Sandoricum beccarianu. merupakan jenis pohon dengan daun cenderung berukuran lebar sehingga sangat sesuai untuk tempat orangutan sumatera Spesies ini juga memiliki ranting yang kuat dan kokoh sehingga dapat menopang bobot tubuh orangutan yang berukuran lebih besar dari pada kelompok monyet lainnya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan RafiAoi . yang menemukan 150 individu vegetasi yang digunakan orangutan untuk membuat sarang. Rengas (Gluta rengha. merupakan pohon yang banyak digunakan orangutan untuk membuat sarang sebanyak 29 sarang, dan ubar (Horsfieldia polypospherul. sebanyak 28 Hasil penelitian ini lebih rendah dari Ilhartuti . keanekaragam pohon pakan orangutan di Cagar Alam Jantho, yang menemukan 62 jenis pohon dan 204 individu per hektar. Perbedaan juga terjadi dengan jumlah pohon yang digunakan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbi. yang diteliti Sosisilawaty et. di Suaka Marga Satwa Lamandau Kalimantan Tengah, ditemukan sebanyak 112 vegetasi yang digunakan orangutan untuk membuat sarang. Penelitian ini juga lebih rendah dari penelitian Rahman . di Taman Nasional Tanjung Putting yang menemukan 133 spesies pohon dengan jumlah individu keseluruhan mencapai 139 individu. Perbedaan ini dapat terjadi diduga karena waktu dan lokasi penelitian yang berbeda. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Pujiyani . di Batang Toru, yang menyatakan orangutan lebih banyak memilih jenis pohon hoting/hoteng sebagai tempat membangun sarang. Sementara itu Rahman . menyatakan bahwa sarang orangutan di Taman Nasional Gunung Palung. ISSN 1412-4696 . paling banyak di temukan pada pohon Meranti (Shorea sp. Rifai, et al. menyebutkan bahwa pohon Meranti lebih banyak dipilih orangutan untuk membuat Seringnya pengunaan Meranti sebagai material pembuatan sarang diduga karena jenis pohon ini mempunyai ranting yang lentur, kuat dan daun yang rimbun. Pohon ini juga memiliki kayu yang tergolong kuat sehinga mampu menopang berat dari tubuh Tinggi dan Diameter pohon Secara umum orangutan membuat sarang pada pohon dengan ketinggian di atas 10 m. Di Stasiun Riset Suaq Belimbing Taman Nasional Gunung leuser orangutan sumatera cenderung membuat sarang pada ketinggian pohon 11- 20 m. Klasifikasi tinggi pohon yang di gunakan orangutan di Stasiun Riset Suaq Belimbing mulai dari yang paling rendah 9 meter hingga yang paling tinggi 65 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketinggian pohon 11 Ae 20 m paling banyak digunakan orangutan untuk membuat sarang 45,15%. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Sembiring . di areal hutan restorasi dan hutan primer Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser yakni 30% sarang orangutan dibuat pada pohon dengan ketinggian 15 m. dan Rifai. karakteristik pohon dan sarang orangutan sumatera (Pongo abeli. di Bukit Lawang Kabupaten Langkat pada ketinggian 20 meter. Ketiggian tersebut menjelaskan bahwa orangutan sumatera menggunakan struktur pohon yang tinggi untuk membuat sarang. Ketinggian ini diduga agar lebih aman bagi orangutan dari gangguan Pohon dengan ketinggian melebihi 60 m kurang disukai orangutan sumatera, karena sulit untuk menjangkau tajuk pohon yang ada di bawah tajuk pohon tersebut Dugaan lain karena pohon berukuran terlalu besar akan kesulitan untuk dipeluk atau ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 A TTIM S CORNER 18,46 Orangutan sumatera secara umum membuat sarang pada berbagai bentuk cabang, namun pilihan pohon yang utama pada jenis vegetasi yang memiliki percabangan pohon yang banyak. Bentuk cabang pohon yang dipilih orangutan sumatera di stasiun Riset Suaq Belimbing di sajikan dalam Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3 di atas bahwa dari tiga bentuk cabang pohon yang digunakan orangutan sumatera untuk membuat sarang, bentuk attims merupakan cabang yang paling dominan dipilih orangutan sumatera sebanyak 34 pohon . %). Bentuk cabang attims memiliki percabangan silang dan jumlah cabangnya banyak, diikuti corner sebanyak 19 pohon . %). Jenis corner ini cabangnya 29,23 Bentuk Cabang dan tipe tajuk pohon hanya di bagian atas pohon saja dan jumlah cabangnya sedikit, dan yang paling sedikit digunakan sebagai tempat bersarang yaitu cook sebanyak 12 pohon . %), karena jenis cook memiliki cabang sejajar dan hanya tumbuh dibagian atas pohon saja. Terdapat kesamaan penelitian Rifai, et. hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa dalam pemilihan bentuk cabang kebanyakan orangutan sumatera membuat sarang pada pohon yang memiliki cabang rapat. Hal ini untuk memudahkan orangutan sumatera dalam mendapatkan material untuk membuat sarang. Diduga semakin banyak material sarang maka akan semakin kuat sarang yang dibangun dan sarang tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama. Pengamatan bentuk pohon sarang siang maupun sarang malam yang dipilih orangutan merujuk kepada Pujiyani . Adapun bentuk tajuk tersebut di katagorikan dalam enam bentuk yaitu, tajuk bola, tajuk silinder, tajuk kerucut, tajuk payung, tajuk kosong pada satu sisi dan tajuk tidak Hasil penelitian tipe tajuk pohon sarang yang digunakan dapat dilihat Gambar 52,31 dipegang saat berjalan dan pada ketinggian tersebut angin dan panas sacara langsung dapat menerpa orangutan. Data pada Tabel 3 menjelaskan bahwa tingkat tumbuhan yang paling banyak di gunakan orangutan sumatera (Pongo abeli. di Stasiun Penelitian Suaq Belimbing sebagai tempat bersarang adalah pohon dengan diameter batang 30-39 cm sebesar 24,61%. Ukuran diameter tersebut memiliki cabang yang berukuran sedang dan mudah untuk dilenturkan. Berbeda dengan penelitian Rifai. yang menyatakan bahwa pohon dengan diameter 20-30 cm merupakan pohon yang paling banyak digunakan orangutan sumatera di Bukit lawang untuk membuat sarang. Tinggi pohon menggambarkan bahwa struktur vegetasi pertumbuhannya sudah mencapai tingkat pohon, sementara diameter pohon menggambarkan situasi lingkungan hutan saat Tinggi pohon dan diameter pohon tersebut menjelaskan bahwa tingkat suksesi hutan di Stasiun Riset Suaq Belimbing yang dimanfaatkan orangutan berada pada hutan Kondisi habitat ini menggambarkan bahwa stasiun Riset Suaq Belimbing masih dapat mendukung kehidupan orangutan ISSN 1412-4696 . COOK Gambar 3. Bentuk tajuk pohon yang digunakan orangutan sumatera untuk membuat sarang di Suaq Belimbing ISSN 2797-4502 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 68-76 beccarianu. dan Rengas (Gluta rengha. Karakteristik sumatera untuk membuat sarang ketinggian pohon 15 meter sebagai tempat bersarang dan diameter pohon yang digunakan untuk membuat sarang diameter >10 Ae 19 cm, serta bentuk cabang attims dengan tipe tajuk Slinder. PERSENTASE (%) 26,15 23,08 20,00 18,46 7,70 ISSN 1412-4696 . 4,61 Gambar 4. Tipe tajuk yang digunakan orangutan sumatera untuk membuat sarang di Stasiun Riset Suaq Belimbing Pengamatan terhadap tipe tajuk tempat bersarang orangutan sumatera di Stasiun penelitian Suaq Belimbing di ketahui bahwa tajuk bertipe silinder merupakan tajuk yang paling dominan di gunakan sebagai tempat bersarang sebanyak 19 sarang dengan persentase 31 % kemudian di posisi kedua tajuk satu sisi 17 sarang dengan persentase 27%, tajuk bertipe Bola sebanyak 13 sarang dengan persentase 21%. Berbeda dengan penelitian Rifai et al . 46 % orangutan sumatera di Bukit Lawang memilih tipe tajuk bola untuk membuat sarang dan Pujiani . di Batang Toru yang menyatakan bahwa orangutan sumatera lebih suka memilih tipe tajuk bola untuk bersarang, karena tipe tajuk bola memiliki lebih banyak percabangan kayu yang horizontal. IV. SIMPULAN DAN SARAN Saran Data dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengkayaan jenis pohon yang banyak Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh kondisi bio-fisik kelembaban, curah hujan, struktur vegetasi dan pengaruh keberadaan satwa lain serta melakukan penelitian pada saat musim buah untuk mengetahui apakah orangutan membuat sarang pada pohon yang sedang berbuah. UCAPAN TERIMA KASIH