Jurnal EKONOMI PEMBANGUNAN Kajian Ekonomi Negara Berkembang Hal: 1 Ae 18 DAMPAK PERUBAHAN PENGELUARAN WISATAWAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA Pendekatan Structural Path Analysis (SPA) dalam SNSE Indonesia Endah Saptutyningsih Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah Yogyakarta Abstract This study aims to analyze and identify the impact of change in tourist expenditure towards the household incomes. The data used in this study was secondary one, especially from the Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Table of Indonesia in 1999 and from tourist expenditure The problems appeared in this study were analyzed by using Structural Path Analysis (SPA). The results of the study show that the change in tourist expenditure in Indonesia, most influence the upper household class in urban area in 1999. The change in tourist expenditure most influence non-farm household. Since higher proportion of tourist expenditure is spent to buy non-agriculture products. The urban household receives the influence of change in tourist expenditure more than the rural household. Thus, it is suggested that the government should put emphasis in developing rural tourism by promoting tourism based on agriculture and rural life. Keywords: tourist expenditure, household income. SNSE. Structural Path Analysis (SPA). PENDAHULUAN Pariwisata merupakan bisnis yang terus berkembang dan memiliki masa depan yang baik di Indonesia. Dua faktor pendorong kemajuan pariwisata Indonesia, yang ditandai dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa transportasi, akomodasi, restoran, dan usaha yang terkait seperti biro perjalanan, penukaran valuta asing, informasi pariwisata, objek dan daya tarik wisata, dan lain-lain, adalah: per tama, naiknya pendapatan perkapita sebagai akibat langsung berhasilnya pembangunan ekonomi, telah meningkatkan mobilitas penduduk Indonesia yang didasarkan oleh berbagai motivasi. Kedua, perkembangan politik dunia yang semakin mendambakan perdamaian dan mengarah pada kerjasama Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pariwisata memberikan keuntungan dan manfaat bagi suatu negara/daerah tujuan wisata, walaupun tidak terlepas pula adanya kerugian serta dampak negatif yang ditimbulkannya terutama terhadap kebudayaan dan Keuntungan yang paling jelas akibat adanya pariwisata adalah sum bangannya terhadap neraca pembayaran dalam mendatangkan devisa, terciptanya kesempatan kerja dan terhadap sektor-sektor lain . elalui dampak tidak langsun. , serta adanya kemungkinan bagi masyarakat di negara penerima wisatawan tersebut untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup mereka . e Kadt, 1. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Tabel 1. Distribusi pendapatan pariwisata tahun 1997 Ae 2000 TIPE PEMAKAIAN Akomodasi 466,06 Makanan dan Minuman 615,16 Suvenir 602,39 Belanja 0,00 Transportasi Lokal 271,39 Paket Perjalanan Domestik 308,64 Penerbangan Domestik 703,50 Melihat-lihat 264,48 Pertunjukkan 354,41 Kecantikan dan Kesehatan 189,44 Pelayanan Pemandu 223,50 Pendidikan 0,00 Lainnya 322,48 TOTAL PENDAPATAN 321,46 Sumber : Passenger Exit Survey. BPSDT Pengeluaran tersebut dikelompokkan ke dalam 13 kelompok utama yaitu akomodasi, makanan dan minuman, cinderamata, belanja, transpor lokal, paket tur lokal, penerbangan domestik, pesiar, hiburan, kesehatan dan kecantikan, pemandu wisata, pendidikan, dan lainnya. Urutan pengeluaran terbesar adalah akomodasi yaitu 21,77% dari total pengeluarannya, diikuti pengeluaran untuk makanan dan minuman sebesar 10,96%, belanja 10,36% dan penerbangan domestik sebesar 10,14% . go i. PERMASALAHAN Perubahan pengeluaran wisatawan akan mempengaruhi sektor-sektor yang lain baik itu sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang maupun sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dengan sektor pariwisata, sehingga akan berpengaruh pada distribusi pendapatan di sektor-sektor tersebut. Ber- 823,34 417,08 336,53 411,45 165,88 261,16 531,86 208,33 245,57 181,04 171,94 350,82 224,36 329,36 Unit : Jutaan US$ . 973,13 251,51 492,22 630,07 361,27 470,83 408,85 595,58 188,41 269,04 372,11 187,99 538,85 582,93 239,75 305,26 286,85 440,36 168,63 267,89 142,72 220,18 297,21 210,98 240,22 316,18 710,22 748,80 dasarkan hal itu, maka penelitian ini akan menganalisis seberapa besar dampak perubahan pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan rumah tangga di Indonesia. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang terjadi akibat perubahan pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan institusi rumah tangga di Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Defourny dan Thorbecke . dikembangkan metode Structural Path Analysis (SPA) berdasarkan pada dekomposisi multiplier tabel SAM. Pengembangan metode dekomposisi ini dimaksudkan untuk meneliti efek kontraksi atau ekspansi dari satu variabel terhadap variabel lain dalam perekonomian. Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. Permintaan untuk ekoturisme di APA de GuaraqueAnaba mengestimasikan pengeluaran ekoturis per hari dan jumlah total kunjungan ekoturis per tahun. Seorang ekoturis diestimasikan membelanjakan $ 15,15 per Jumlah total ekoturis yang diestimasikan berkunjung ke APA de GuaraqueAnaba adalah 7500 C 2500. Pengeluaran mereka akan menciptakan 32 FTE pekerjaan dan gaji $19. Secara umum, dengan struktur ekonomi GuaraqueAnaba yang ada, ekoturisme akan memiliki dampak ekonomi yang terbatas (Wagner, 1. Toharny dan Swinscoe . telah meneliti tentang dampak pariwisata terhadap perekonomian di Mesir melalui pengeluaran wisatawan pada hotel dan restoran. Studi ini menggunakan metodologi analisis dampak ekonomi . conomic impact analysi. untuk mengetahui efek langsung dan tidak langsung dari pengeluaran wisatawan terhadap output, nilai tambah, kesempatan kerja, dan penerimaan pajak. Pengeluaran wisatawan sebesar 23 kali yang dibagikan dan dampak langsung pengeluaran wisatawan pada output total di tahun 1999 adalah $3,6 milyar . ,4% dari GDP). Dengan menambahkan efek tidak langsung, kontribusi total terhadap output mencapai $9,6 milyar . ,6% dari GDP). METODOLOGI PENELITIAN Jenis Data yang Dikumpulkan Penelitian ini menggunakan data SAM dimana untuk kasus di Indonesia adalah data SNSE tahun 1999. SNSE 1999 ini telah di-update untuk memberikan gambaran sosial ekonomi Indonesia sebagai dampak terjadinya krisis ekonomi. Secara lebih spesifik adalah SNSE ukuran 109 x 109 yang dipilih karena mampu memberikan gambaran yang lebih rinci dan detail suatu Metodologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang pertama kali dikembangkan oleh Defourny dan Thorbecke . yaitu dekomposisi Social Accounting Matrix (SAM). SAM di Indonesia lebih dikenal dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Menurut BPS AuSNSE merupakan kerangka data yang disusun dalam bentuk matrik yang merangkum berbagai variabel sosial dan ekonomi secara kompak dan terintegrasi sehingga dapat memberikan gambaran umum mengenai perekonomian suatu negara dan keterkaitan antar variabel-variabel ekonomi dan sosial pada suatu waktu tertentu. SNSE juga merupakan suatu sistem akuntansi dimana variabel-variabel sosial dan ekonomi disusun dalam bentuk neraca-neraca yang mempunyai sisi debet dan sisi kredit dan kedua sisi tersebut selalu berada dalam keadaan seimbang . Ay. Metoda Analisis Penggunaan Social Accounting Matrix (SAM), sebagai jaringan sistem data general equilibrium meliputi aktivitas produksi, faktor produksi, dan institusi . erusahaan dan rumah tangg. serta transaksi-transaksi lain, telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. SAM menyajikan siklus saling ketergantungan pada sistem ekonomi yaitu antara produksi, distribusi pendapatan faktorial . aitu distribusi nilai tambah yang dihasilkan oleh tiap-tiap aktifitas produksi kepada ber bagai faktor produks. , dan distribusi pendapatan di antara institusi atau secara khusus di antara golongan sosial eko1 nomi rumah tangga . Dengan asumsi tertentu, seperti fixed prices dan excess capacity. SAM dapat digunakan sebagai dasar modeling sederhana. Secara spesifik, pengaruh injeksi eksogen pada sistem perekonomian dapat dilihat melalui analisis multiplier. Untuk keperluan tersebut diperlukan dekomposisi SAM menjadi transaksi endogen dan eksogen. Untuk pembahasan mengenai struktur SAM dan kegunaan dalam analisis atau untuk dasar modelling lihat Pyatt dan Thorbecke . Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Neraca endogen meliputi faktor produksi, institusi . erusahaan dan rumahtangg. , dan aktifitas produksi. Sedangkan transaksi eksogen terdiri dari pemerintah, kapital, dan rest of the world. Tabel 2 menunjukkan dekomposisi dan transformasi . atrik-matri. yang meliputi tiga transaksi Matrik-matrik tersebut berturutturut meliputi. T13 yang merupakan alokasi nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas produksi ke dalam pendapatan faktor-faktor produksi. T33 memberikan gambaran mengenai input antara . atrik transaksi input outpu. T21 memetakan distribusi pendapatan faktorial kepada berbagai golongan rumahtangga faktorial kepada berbagai golongan rumahtangga . umahtangga dibedakan menurut karakteristik sosial dan ekonom. T22 menjelaskan transfer pendapatan di dalam atau di antara golongan rumah tangga. dan akhirnya T32 merefleksikan pola pengeluaran dari berbagai institusi . erutama golongan rumahtangg. terhadap komoditi yang berbeda . ktifitasaktifitas produks. yang mereka konsumsi. Tabel 2. Skema Sederhana Social Accounting Matrix Pengeluaran Endogen Eksogen Penerimaan Faktor Rumah Aktifitas Produksi Jumlah Transaksi Lainnya Faktor T13 Rumah Aktifitas Produksi Jumlah Transaksi Lainnya T21 T22 T32 T33 L'1 Total yAox Sumber: Defourny dan Thorbecke, 1984, p. Eksogen Total Endogen Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. Tabel 3. Skema Transaksi Endogen dan Eksogen Dalam SAM Endogen Tnn Eksogen Txn Total Total Eksogen Endogen Juml Pnerimaan Pengeluaran Tnx Txx Sumber: ibid, p. Dalam Tabel 3 total baris pendapatan yang diterima oleh transaksi endogen adalah yn yang terdiri dari dua bagian . transaksi pengeluaran endogen Tnn dan dijumlah sebagai vektor kolom n. transaksi pengeluaran eksogen Tnx dan dijumlah sebagai x. Bagian terakhir dianggap sebagai Sehingga kita peroleh yn = n x Dengan analog di atas maka pendapatan yang diterima oleh transaski eksogen yx. yx = l t . HASIL ANALISIS Perubahan pengeluaran wisatawan berdampak pada permintaan akan faktorfaktor produksi. Penurunan untuk tipe tenaga kerja tertentu akan mempengaruhi pendapatan suatu rumah tangga sebagai pemilik faktor produksi tersebut. Pertanyaan utama yang muncul kemudian adalah kategori rumah tangga apa saja yang paling terkena dampak perubahan pengeluaran wisata Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil perhitungan dekomposisi multiplier SNSE Indonesia tahun 1999. Karena dalam Tabel 3 total baris dan kolomnya sama, total kolom untuk transaksi endogen dinotasi sebagai y'n sedangkan untuk transaksi eksogen adalah y'x. Dekomposisi Multiplier SNSE 1999 Dari hasil perhitungan, tabel di bawah ini menunjukkan dampak pengeluaran di sektor pariwisata yang meliputi sektor restoran. angkutan darat. angkutan air,udara, dan komunikasi. dan asuransi. real estate dan jasa perusahaan. pemerintah dan pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa sosial lainnya, film dan serta jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya. terhadap pendapatan rumah tangga. Nilai yang terdapat dalam tabel merupakan nilai koefisien pengganda yang menunjukkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari adanya injeksi sektor pariwisata. Nilai yang dihasilkan juga disebut dengan angka koefisien, sebagaimana dikatakan oleh Defourney dan Thorbecke . Dikatakan bahwa accounting multiplier (Mai. merupakan hasil penjumlahan dari transfer effect, open loop effect, dan close loop effect. Di bawah ini dijelaskan kasus per sektor sebagai dampak pengeluaran di sektor pariwisata: A Sektor Restoran Pengeluaran di sektor ini memberikan dampak paling besar juga pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota, masingmasing sebesar 0,1821 dan 0,1225. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Nilai multiplier sebesar 0,2810 artinya perubahan pengeluaran di sektor restoran sebesar 100 unit akan menyebabkan kenaikan pendapatan rumah tangga pengusaha bebas golongan atas di kota sebesar 18,21 unit. Dari total tersebut didekomposisikan menjadi sebesar 14,67 unit adalah open loop effect dan 3,54 adalah close loop effect. Dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga non pertanian bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas di desa, dengan nilai multiplier sebesar 0,0322. Sektor Perhotelan Dampak paling besar akibat pengeluaran di sektor pariwisata terjadi juga pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota, masing-masing sebesar 0,2197 dan 0,1012. Sedangkan dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga pertanian pemilik lahan antara 0,5-1 ha, dengan nilai multiplier sebesar 0,0175. Sektor Angkutan darat Pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota masih mendominasi penerima dampak terbesar akibat pengeluaran di sektor pariwisata, masing-masing sebesar 0,2283 dan 0,1547. Seperti halnya pada sektor perhotelan, dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga pertanian pemilik lahan antara 0,5-1 ha. Akan tetapi jika dibandingkan dengan sektor sebelumnya, dampak yang terjadi relatif lebih besar yaitu 0,0232s. Sektor Angkutan air, udara, dan Pengeluaran di sektor ini memberikan dampak paling besar juga pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota, masingmasing sebesar 0,1373 dan 0,0473. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran di sektor angkutan air, udara, dan komunikasi sebesar 100 unit akan menyebabkan kenaikan pendapatan rumah tangga pengusaha bebas golongan atas di kota sebesar 13,73 unit. Dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga pemilik lahan antara 0,51 ha dengan nilai multiplier sebesar 0,0156. Sektor Bank dan asuransi Dampak paling besar akibat pengeluaran di sektor pariwisata terjadi juga pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota, masing-masing sebesar 0,2255 dan 0,1180. Sedangkan dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga pertanian pemilik lahan antara 0,5-1 ha, dengan nilai multiplier sebesar 0,0184. Sektor Real estate dan jasa perusahaan Pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota masih mendominasi penerima dampak terbesar akibat pengeluaran di sektor pariwisata, masing-masing sebesar 0,2705 dan 0,1439. Seperti halnya pada sektor perhotelan, dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah tangga pertanian pemilik lahan antara 0,5-1 ha. 0,0291. Sektor Pemerintah dan pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa sosial lainnya, film dan rekreasi Pengeluaran di sektor ini memberikan dampak paling besar juga pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan atas di desa, masingmasing sebesar 0,2990 dan 0,1757. Nilai multiplier sebesar 0,2810 artinya perubahan pengeluaran di sektor restoran sebesar 100 unit akan menyebabkan kenaikan pendapatan rumah tangga pengusaha bebas golongan atas di kota sebesar 29,9 unit. Dari total tersebut didekomposisikan menjadi sebesar 20,53 unit adalah open loop effect dan 9,37 adalah close loop effect. Dampak paling kecil terjadi pada golongan rumah Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. A tangga pemilik lahan antara 0,5-1 ha, dengan nilai multiplier sebesar 0,0288. Sektor Jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya Pengeluaran di sektor ini memberikan dampak paling besar diantara sektorsektor pariwisata lainnya yang juga berdampak terbesar pada sektor pengusaha bebas golongan atas di kota dan golongan rendah di kota, masingmasing sebesar 0,3094 dan 0,1866. Golongan rumah tangga pemilik lahan antara 0,5-1 ha menerima dampak paling kecil yaitu 0,0312. Dampak total pengeluaran di sektor pariwisata terhadap pendapatan rumah tangga ditunjukkan pada tabel 4. Secara umum, rumah tangga pengusaha bebas golongan atas di kota merupakan golongan rumah tangga yang mengalami dampak paling besar dari pengeluaran di sektor pariwisata, yaitu sebesar 2,1528. Selanjutnya diikuti oleh rumah tangga pengusaha golongan rendah di kota yaitu sebesar 1,2787. Golongan rumah tangga yang hanya menerima sedikit dampak pengeluaran di sektor pariwisata adalah pemilik lahan di atas 1 ha, hal ini dimungkinkan karena mereka mengandalkan penghasilannya dari lahan yang dimilikinya. Apabila data tersebut dipilah menurut golongan rumah tangga sektor pertanian dan non pertanian, akan terlihat bahwa dampak pengeluaran di sektor pariwisata dominan terjadi pada rumah tangga golongan non pertanian, dengan total koefisien multiplier sebesar 5,8189. Nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dampak total yang diterima oleh golongan rumah tangga pertanian yang hanya menanggung 1,3540. Dampak pengeluaran di sektor-sektor pariwisata terhadap golongan rumah tangga di Indonesia relatif lebih besar pada golongan rumah tangga perkotaan. Golongan rumah tangga yang tinggal di pedesaan hanya menerima dampak sebesar 1,9268 dibandingkan golongan rumah tangga yang tinggal di perkotaan yang menanggung sebesar 3,8921. Diantara sektor-sektor pariwisata yang memberikan dampak paling besar adalah sektor jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa Hal ini dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 4. Dampak total pengeluaran di sektor pariwisata terhadap pendapatan rumah tangga Pertanian Non pertanian Rumah Tangga Buruh tani Pemilik lahan : 0-0,5 ha Pemilik lahan : 0,5-1 ha Pemilik lahan : > 1 ha Golongan rendah Desa Bukan angkt kerja & tdk jelas Golongan atas Golongan rendah Kota Bukan angkt kerja & tdk jelas Golongan atas Sektor Dampak 0,3814 0,4744 0,2526 0,2457 0,7471 0,2791 0,9005 1,2787 0,4607 2,1528 Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Tabel 5. Dampak pengeluaran setiap sektor pariwisata terhadap pendapatan total Sektor Kode Restoran Perhotelan Angkutan darat Angkutan udara, air, dan komunikasi Bank dan Asuransi Real estate dan jasa perusahaan Pemrt, pertahanan, pendidikan, keshatan,jasa sosial lain, film & Jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya Structural Path Analysis (SPA) Perubahan pengeluaran wisatawan akan mengakibatkan perubahan pendapatan faktorial dari sektor rumah tangga yang ada di Indonesia. Dampak lebih jauh akan mengakibatkan perubahan permintaan pada sektor tenaga kerja dan perubahan pendapatan rumah tangga. Hal ini menimbulkan pertanyaan, sektor rumah tangga mana yang paling terkena dampak dan jalur transmisi mana saja yang dilewati transmisi dari sektor pariwisata sampai dengan sektor rumah tangga. Selanjutnya seberapa besar dampak tersebut terhadap sektor rumah Pertanyaan tersebut selanjutnya akan diteliti dengan menggunakan Structural Path Analysis (SPA). Tabel SPA ihat menunjukkan hasil perhitungan SPA untuk mengetahui mekanisme transmisi terhadap sektor rumah tangga akibat perubahan pengeluaran di sektor pariwisata. Pengaruh langsung . irect influenc. merupakan nilai perkalian matriks average Expenditure Propensity (AEP) dari titik-titik yang dilewati sepanjang jalur Aij. Pengaruh ini mencoba menerangkan efek yang ditimbulkan secara langsung suatu sektor tertentu dari sektor ole injectio. ke sektor tujuan . ole Pengaruh global merupakan Koefisien dampak total 0,7938 0,6059 0,7615 0,4483 0,6400 0,8848 0,9833 1,0107 nilai matriks pengganda Ma yang merupakan inverse matriks (I Ae A. atau merupakan koefisien dampak total dalam struktur matriks SAM. Dengan menggunakan dekomposisi matriks SPA dapat dijelaskan dengan detail dampak perubahan pendapatan rumah tangga akibat perubahan pengeluaran di sektor Artinya kita dapat mengetahui perubahan pendapatan rrt tersebut pada sektor yang merupakan jalur transmisi. Sedangkan dari metode dekomposisi matriks SAM kita hanya mungkin mengetahui besarnya nilai atau dampak tersebut tanpa mengetahui sektor mana saja yang merupakan rentetan transmisi sektoral dari perubahan pengeluaran di sektorAesektor pariwisata. Sektor Restoran Perubahan pengeluaran wisatawan di sektor restoran berdampak terhadap pendapatan rumah tangga golongan atas di desa dan di Akan tetapi pengaruh yang signifikan terjadi pada pendapatan rumahtangga golongan atas di kota, di mana perubahan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota ditransmisikan melalui faktor produksi modal lain di kota, selain itu juga ditransmisikan melalui tenaga kerja klerikal Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. penerima upah dan gaji di kota. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai TI/GI sebesar 0,1507%. Sektor pertambangan dan penggalian dilalui oleh jalur terpilih dikarenakan sektor restoran membutuhkan produk dari sektor ini sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam mengolah produknya. Secara global setiap satu unit peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor restoran mengakibatkan peningkatan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,1821 unit. Sektor Perhotelan Peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor perhotelan juga mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap unit peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor ini mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas sebesar 0,2197 unit. Perubahan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota yang paling signifikan ditransmisikan melalui faktor produksi modal lain di kota sebesar 0,2805%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada rumah tangga golongan atas di kota banyak yang merupakan pemilik modal di sektor pariwisata, sehingga peningkatan pendapatan dari modal yang ditanamkan berdampak pada kenaikan pendapatan golongan rumah tangga ini. Sektor Angkutan darat Peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor angkutan darat mengakibatkan kenaikan yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga golongan rendah di kota. Transmisi dampak perubahan pengeluaran wisatawan di sektor angkutan darat terjadi melalui tenaga kerja manual penerima upah dan gaji di kota yang menghasilkan TI/GI sebesar 0,1222%. Persentase ini lebih besar jika dibandingkan dengan persentase dampak perubahan pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan rumah tangga golongan atas di kota pada sektor angkutan darat. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar golongan rendah di kota bekerja sebagai tenaga kerja manual, buruh penerima upah termasuk juga tenaga kerja manual di sektor angkutan Sektor Angkutan udara, air, dan komunikasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran wisatawan di sektor ini berpengaruh secara signifikan terhadap golongan atas di kota. Secara global, peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor ini sebesar satu unit menyebabkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,1373 unit. Peningkatan tersebut ditransmisikan melalui peningkatan pendapatan dari faktor produksi tenaga kerja klerikal di kota yang mengakibatkan kenaikan pendapatan total sebesar 0,0189. Persentase pengaruh jalur ini terhadap keseluruhan perubahan pendapatan rumah tangga golongan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,1377%. Sektor Bank dan asuransi Penggunaan metode Structural Path Analysis (SPA) pada sektor bank dan asuransi menunjukkan bahwa secara umum perubahan pengeluaran wisatawan di sektor bank dan asuransi memiliki pengaruh terhadap rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,2037% yang ditransmisikan melalui tenaga kerja klerikal di kota. Secara global, satu unit peningkatan pengeluaran di sektor bank dan asuransi mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,2255 Error! Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Error! Gambar 1. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor restoran terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Pertambangan dan penggalian Modal lain-lain. Pengusaha bebas gol atas . Restoran Tata usaha, penjualan,jasa. upah gaji. Pengusaha bebas. gol atas . Gambar 2. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor perhotelan terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Perhotelan Pengusaha bebas. gol atas . Gambar 3. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor angkutan darat terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Prod, oprtor, alat angk, buruh kasar. upah gaji. Angkutan darat Prod, oprtor, alat angk, buruh kasar. penerima upah gaji. Tata usaha, penjualan,jasa. upah gaji. Pengusaha bebas. gol rendah . Pengusaha bebas. gol atas. Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. Gambar 4. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor angkutan air, udara, dan komunikasi terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Angkutan air,udara, dan Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Pengusaha bebas. gol atas . Gambar 5. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor bank dan asuransi terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Bank dan Pengusaha bebas. gol atas . Rumah ditempati pemilik Sektor Real estate dan jasa perusahaan Perubahan pengeluaran wisatawan di sektor real estate dan jasa perusahaan berdampak terhadap pendapatan rumah tangga golongan atas di kota. Perubahan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota ditransmisikan melalui tenaga kerja klerikal di kota, selain itu juga ditransmisikan melalui faktor produksi bukan tenaga kerja yaitu rumah yang ditempati pemilik. Kedua hal tersebut ditunjukkan oleh nilai TI/GI masing-masing sebesar 0,0835% dan 0,1406%. Secara global setiap satu unit peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor real estate dan jasa perusahaan mengakibatkan peningkatan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,2705 unit. Sektor Pemerintahan, pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa sosial lain, film dan rekreasi Peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor pemerintahan, pertahanan, pen- didikan, kesehatan, jasa sosial lain, film dan rekreasi mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota dan di desa. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap unit peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor ini mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota dan di desa masing-masing sebesar 0,2990 dan 0,1757 unit. Perubahan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota yang ditransmisikan melalui faktor produksi tenaga kerja profesional di kota sebesar 0,1787%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada rumah tangga golongan atas di kota banyak yang merupakan bekerja pada profesi pemerintahan, pendidikan, kesehatan, jasa sosial, film dan rekreasi, sehingga peningkatan pendapatan dari profesi tersebut berdampak pada kenaikan pendapatan golongan rumah tangga ini. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 Sektor Jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya Perubahan pengeluaran wisatawan di sektor ini merupakan memiliki pengaruh yang paling signifikan dibandingkan sektorsektor pariwisata yang lain. Golongan rumah tangga yang mendapat pengaruh terbesar adalah rumah tangga golongan atas di kota, di mana satu unit peningkatan pengeluaran wisatawan di sektor ini mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota secara global sebesar 0,3094 Peningkatan pendapatan golongan ini ditransmisikan melalui tenaga kerja klerikal penerima upah dan gaji, dan modal lain di Transmisi ini memiliki nilai TI/GI masing-masing sebesar 0,0544% dan 0,2752%. Pengeluaran wisatawan di sektor ini juga berpengaruh pada rumah tangga golongan atas di desa dan golongan rendah di kota, akan tetapi persentasenya relatif kecil jika dibandingkan dengan rumah tangga golongan atas di kota, yaitu masingmasing 0,1811% dan 0,0930%. Gambar 6. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor real estate dan jasa perusahaan terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Rumah ditempati pemilik Real estate & Jasa perusahaan Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Pengusaha bebas. gol atas . Konstruksi Gambar 7. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesehatan, jasa social lainnya, film dan rekreasi terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Kepemimpinan,militer, penerima upah Pemrt,prthan, kesht,jasa sosial Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Kepemimp,militer, penerima upah Pengusaha bebas gol Pengusaha bebas. Dampak Perubahan Pengeluaran Wisatawan terhadap Pendapatan Rumah Tangga A (Endah Saptutyningsi. Gambar 8. Transmisi dampak perubahan pengeluaran di sektor jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lainnya terhadap pendapatan rumah tangga tahun 1999 Jasa perorangan, rumah tangga, dan jasa lain Prod, oprtor, alat angk, buruh kasar. upah gaji. Pengusaha bebas. gol rendah . Tata usaha, penjualan,jasa. penerima upah gaji. Pengusaha bebas. gol atas . KESIMPULAN Dengan melakukan dekomposisi terhadap tabel SNSE tahun 1999 ditunjukkan bahwa rumah tangga golongan atas di kota merupakan golongan rumah tangga yang mengalami dampak paling besar dari pengeluaran di sektor pariwisata, pada tahun 1999 sebesar 2,1528. Artinya setiap perubahan pengeluaran di sektor pariwisata sebesar 1 unit menyebabkan kenaikan pendapatan total rumah tangga golongan atas di kota sebesar 2,1528 unit. Golongan atas di kota menerima pengaruh paling besar dimungkinkan karena pengembangan pariwisata banyak dilakukan oleh pengusaha bebas dan golongan atas di kota. Selanjutnya rumah tangga golongan rendah di kota menerima dampak sebesar 1,2787. Dengan kata lain terjadi peningkatan pendapatan golongan rendah di kota sebesar 1,2787 akibat kenaikan pengeluaran wisatawan sebesar 1 Golongan rumah tangga yang hanya menerima sedikit dampak pengeluaran di sektor pariwisata adalah pemilik lahan, hal ini dimungkinkan karena mereka mengandalkan penghasilannya dari lahan yang Menurut golongan rumah tangga sektor pertanian dan sektor non pertanian, pada tahun 1999 dampak perubahan pengeluaran wisatawan di sektor pariwisata dominan terjadi pada golongan rumah tangga bukan pertanian. Meskipun pada tahun 1999 total koefisien multiplier sebesar 5,8189. Artinya peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 unit menyebabkan kenaikan pendapatan total rumah tangga pertanian sebesar 5,8189 unit pada tahun Nilai ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dampak total yang diterima oleh rumah tangga golongan pertanian pada tahun 1999 di mana setiap peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 unit mengakibatkan kenaikan pendapatan rumah tangga pertanian sebesar 1,3541. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sektor pariwisata lebih berkaitan dengan non pertanian dibandingkan dengan pertanian. Atau dengan kata lain wisatawan lebih banyak menggunakan pengeluarannya untuk produkproduk non pertanian. Pengaruh pengeluaran di sektorsektor pariwisata terhadap golongan rumah tangga di Indonesia relatif lebih besar pada golongan rumahtangga perkotaan. Golongan rumah tangga yang tinggal di pedesaan hanya menerima pengaruh sebesar 1,9268 dibandingkan golongan rumah tangga yang tinggal di perkotaan yang menanggung sebesar 3,8921 pada tahun 1999. Artinya Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. Juni 2003 Hal: 1 - 18 peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 1 unit menyebabkan kenaikan pendapatan total rumah tangga non pertanian di kota sebesar 3,8921 unit. Hal ini dimungkinkan karena pada umumnya pengembangan pariwisata lebih banyak dilakukan di perkotaan daripada di pedesaan. DAFTAR PUSTAKA