Room of Civil Society Development DOI: https://doi. org/10. 59110/rcsd. Volume 3 Issue 2. Year 2024 Pemberdayaan Masyarakat Desa Saliong Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Cuci Piring Berbahan Dasar Pandan Syafa Lisaholit1. Susiati1*. Riki Bugis1. Herlina Bunga1. Taufik1 1Universitas Iqra Buru. Buru. Indonesia *Correspondence: susiatiuniqbu@gmail. ABSTRACT The purpose of this community service is to empower the Saliong Village community through training in making liquid dishwashing soap from pandan leaves. This training aims to make the Saliong Village community understand and practice how to make liquid dishwashing soap from pandan leaves. The method used in this service is Participatory Action Research (PAR), which includes theory and practice-based education on making liquid soap. This training consists of three stages: preparation, implementation, and evaluation. The targets of this activity were 25 residents of Saliong Village. Namlea District. Buru Regency. The results of the activity were achieved through these phases, including theoretical education on village potential, basics of liquid soap making, and entrepreneurship, followed by a practical session on soap making. The participants were very enthusiastic and pleased with the training, which resulted in the formation of a small business group in the village to produce and sell pandan leaf-based dish soap, potentially boosting the local economy. Keywords: Empowerment. Liquid Soap. Pandan Leaves. Saliong Community ABSTRAK Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat Desa Saliong melalui pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring dari bahan dasar daun pandan. Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat Desa Saliong memahami dan mempraktikkan cara pembuatan sabun cair cuci piring dari daun Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Participatory Action Research (PAR), yang mencakup edukasi berbasis teori dan praktik tentang pembuatan sabun cair. Pelatihan ini terdiri dari tiga tahap: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sasaran kegiatan ini adalah 25 warga Desa Saliong. Kecamatan Namlea. Kabupaten Buru. Hasil kegiatan dicapai melalui fase-fase tersebut, termasuk edukasi teori tentang potensi desa, dasar-dasar pembuatan sabun cair, dan kewirausahaan, diikuti dengan sesi praktis pembuatan sabun. Para peserta sangat antusias dan senang dengan pelatihan ini, yang menghasilkan pembentukan kelompok usaha kecil di desa untuk memproduksi dan menjual sabun cuci piring berbahan dasar daun pandan, yang berpotensi meningkatkan ekonomi lokal. Keywords: Pemberdayaan. Sabun Cair. Daun Pandan. Masyarakat Saliong Copyright A 2024 The Author. : This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution ShareAlike 4. 0 International (CC BY-SA 4. Pendahuluan Desa Saliong adalah salah satu desa ada di Kecamatan Namlea. Kabupaten Buru. Tata letak Desa Saliong berada dekat dengan pesisir pantai. Namun, pohon pandan tumbuh dengan subur di tiap pekarangan penduduk. Melalui mahasiswa KKN Angkatan XVII Uniqbu (Universitas Iqra Bur. , tim pengabdi mendapatkan laporan jika masyarakat Desa Saliong sangat mengharapkan adanya inovasi dari mahasiswa serta akademisi agar perekonomian masyarakat dapat lebih memadai dengan memanfaatkan potensi desa yang ada. Hal tersebut mendapat respon dari pihak akademisi, yakni dosen serta mahasiswa KKN. Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Imbas pandemi Covid-19 sekarang sangat dirasakan oleh seluruh masyarakat di Indonesia tak terkecuali masyarakat Desa Saliong. Diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyaraka. oleh pemerintah membuat usaha-usaha masyarakat merosot turun hingga sampai gulung tikar . Pemasaran secara tradisional jarang lagi dilakukan oleh masyarakat karena PPKM yang diberlakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buru mencakup semua wilayah khususnya pada tempat-tempat keramaian seperti pasar (Djunaidi et al. , 2. Di samping itu, kebutuhan masyarakat semakin tinggi serta naiknya harga barang-barang membuat masyarakat semakin terpuruk. Tim melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi potensi apa yang dimiliki oleh Desa Saliong. Menurut beberapa hasil wawancara dari pihak Kepala Desa dan masyarakat Desa Saliong, diperoleh bahwa tanaman pandan tumbuh subur di daerah Desa Saliong. Tanaman pandan bagi masyarakat Desa Saliong hanya digunakan untuk penyedap masakan dan kadang-kadang mereka tebas dan dibuang karena sudah merambat liar ke pekarangan Masyarakat Desa Saliong masih kurang memahami manfaat dari tanaman pandan Hal ini, kadang-kadang membingungkan dan memunculkan pertanyaan dalam diri warga, kira-kira inovasi apa yang harus dilakukan agar tanaman pandan tersebut dapat memiliki nilai jual dan bisa menjadi pendapatan sehari-hari mereka. Bertolak dari beberapa gambaran hasil wawancara tersebut, maka tim pengabdi memberikan solusi kepada Kepala Desa melalui BumDes untuk membuat sebuah inovasi, yakni mengolah tanaman pandan menjadi sebuah sabun cair. Di Kabupaten Buru sendiri, masyarakat masih mengandalkan sabun cair impor dari luar daerah Maluku dan inovasi sabun cair berbahan dasar pandan ini belum pernah dilakukan oleh kelompok usaha mana Ide inovasi tersebut sangat direspon baik oleh pihak desa dan masyarakat Desa Saliong. Inovasi yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat mendukung perkembangan kewirausahaan masyarakat Desa Saliong agar lebih berkembang lagi ke depannya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah yang mempunyai misi menghasilkan wirausahawurausaha baru melalui program terintegrasi dengan kreasi metode yang diserahkan sepenuhnya kepada perguruan tinggi melalui PkM (Pengabdian kepada Masyaraka. (Nasution & Zebua, 2. Manfaat daun pandan sangatlah banyak seperti efektif meredakan radang sendi, mengontrol gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi, menghilangkan ketombe dan lainlain. Namun, salah satu alasan tim menggunakan daun pandan sebagai bahan dasar sabun cair cuci piring karena selain tumbuh liar di lingkungan masyarakat juga memiliki wangi khas untuk menghilangkan bau amis pada benda. Gambar 1. Tanaman Pandan di Desa Saliong Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Dari berbagai situasi dan kondisi yang dialami masyarakat Desa Saliong, baik dari kondisi sosial maupun kondisi perekonomian masyarakat, maka tim pengabdi menawarkan solusi untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring yang berbahan dasar daun pandan. Kegiatan pemberdayaan ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kesulitan dalam berinovasi masyarakat terkait pemanfaatan daun pandan. Program pengabdian ini bertujuan untuk melatih masyarakat terkait teknik-teknik pembuatan sabun cair cuci piring dari daun pandan dengan proses yang ramah lingkungan. Beberapa pengabdian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terkait alat pembuatan sabun cair diataranya yaitu: Pengabdian oleh Adi Candra. Agus Taufik. Estiningsih. Izza Navizha Bahranizha, dan Siti Choirunisa . dengan judul AuPelatihan Pembuatan Sabun Cuci dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas Masyarakat di Desa Cihujan Kabupaten LebakAy. Adapun hasil dari pengabdian ini, yakni target keluaran yang dicapai dalam PkM ini . para masyarakat desa Cihujan dapat memproduksi sabun cuci piring dnegan memberikan pemahaman terkait sabun cuci piring. masyarakat mampu memahami dan mengerti caracara pembuatan sabun cair cuci piring. masyarakat mampu menjadi seorang entrepreneur. dapat meningkatkan produktifitas masyarakat. Hasil PkM yang dijalankan ini mendapat respon positif dari masyarakat desa Cihujan baik dalam pemberian materi serta dalam penerapan pembuatan sabun cair cuci piring (Candra et al. , 2. Pengabdian oleh Munawarah. Keumala Hayati. Mas Intan Purba, dan Wenny Anggeresia Ginting . dengan judul AuPemberdayaan Masyarakat Kelurahan Suka Maju Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Kebutuhan Rumah TanggaAy. Kegiatan PkM ini dilakukan untuk mendorong kreativitas serta minat berusaha masyarakat agar mendapat tambahan Selain itu, melalui kerja sama dengan lembaga pemberdayaan masyarakat Kelurahan Suka Maju, dapat mewujudkan masyarakat yang mandiri, berdaya guna, memiliki kecakapan atau keahlian agar dapat meningkatkan ekonomi. Kegiatan ini menghasilkan kerja nyata, masyarakat sangat antusias, dapat memahami cara kerja pembuatan produk, dan berhasil membuat produk dengan baik (Munawarah et al. , 2. Pengabdian oleh Mahbubul Wathoni. Ahmad Susanto, dan Anisa Kirana Dewi Putri Syahban . dengan judul AuPemanfaatan Bahan Rumah Tangga dalam Pembuatan Sabun Cair dari Sabun Batang di Masa PandemiAy. Melalui kegiatan tersebut, memperlihatkan bahwa proses pembuatan sabun cair dengan menggunakan sabun batang ini sangat mudah untuk Dalam proses pembuatannya, tidak memerlukan banyak bahan yang digunakan. Saat pandemi seperti ini, kita diharuskan untuk mencuci tangan dengan sabun untuk menjaga Manfaat dari mencuci tangan menggunakan sabun ialah agar terhindar dari berbagai macam kuman penyakit. Dengan membiasakan diri untuk mencuci tangan menggunakan sabun, kita akan menjaga kesehatan untuk diri sendiri dan orang lain (Wathoni et al. , 2. Pengabdian oleh Dayal Gustopo Setiadjit. Ida Bagus Suardika, dan Ady Utomo . dengan judul AuPelatihan Pembuatan Sabun Cair di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari Kabupaten MalangAy. Program pengabdian bagi masyarakat ini diimplementasikan pada Desa TunjungTirto Kabupaten Malang. Produksi yang berhasil dibuat oleh peserta pelatihan sejumlah 10 liter sabun cair, dan selanjutnya untuk dimasukkan ke dalam kemasan. Pada saat dilaksanakannya pelatihan peserta menginginkan produk yang telah dihasilkan tersebut untuk dibagikan pada warga RT masing- masing sebagai contoh sabun cair yang siap untuk dikonsumsi sendiri (Setiadjit et al. , 2. Selanjutnya, pengabdian yang dilakukan oleh Makhroji. Hasby, dan Nursamsu yang berjudul AuPelatihan Pembuatan Sabun Cuci Tangan Cair untuk Pencegahan Penularan Covid19 di Desa Matang TeupahAy. Dalam PkM ini dilakukan dengan memberikan pelatihan Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 pembuatan sabun cuci tangan cair kepada para masyarakat khususnya para Ibu PKK Bina Mufakat. Dalam kegiatan ini diharapkan para peserta dapat menjadi perwakilan desa untuk mensosialisasikan cara pencegahan penyebaran Covid-19 kepada masyarakat. Kegiatan PkM ini juga diharapkan mampu menciptakan peluang usaha bagi anggota ibu-ibu PKK Bina Mufakat maupun masyarakat. PkM ini dilakukan dalam enam tahap, yakni . identifikasi calon penerima manfaat. uji pembuatan sabun dan uji organoleptik. pelatihan keterampilan pembuatan sabun. monitoring dan evaluasi (Makhroji et al. , 2. Berdasarkan beberapa state of the art di atas, kegiatan PkM ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Desa Saliong melalui pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring dari bahan dasar daun pandan. Selanjutnya, pelatihan ini bertujuan agar masyarakat Desa Saliong dapat memahami dan memperaktekkan cara-cara pembuatan sabun cair cuci piring dari daun pandan. Inovasi yang akan digiatkan oleh tim pengabdi dengan mitra ini dapat menjadi peluang masyarakat dalam membuka usaha rumah tangga. Metode Pelaksanaan Pendekatan yang digunakan dalam PkM ini adalah pendekatan PAR (Participatory Action Researc. PAR adalah suatu metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara masyarakat dalam suatu kelompok . yang memiliki semangat untuk mendorong transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari kondisi hidup yang buruk menuju kondisi hidup yang lebih baik (Susiati et al. , 2. Pendekatan PAR bermaksud untuk melibatkan masyarakat Desa Saliong dalam pemberdayaan melalui pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring. Prinsip pendekatan PAR dalam PkM ini, yakni tim pengabdi bersamasama dengan masyarakat Desa Saliong menciptakan suatu inovasi produk sabun cair cuci piring dari daun pandan. Penerapan pendekatan dalam kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tempat pelaksanaan pelatihan dilakukan di Balai Desa Saliong dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang. Waktu pelatihan selama 2 hari. Hari pertama tim giatkan pemberian materi atau edukasi berbasis teori dan hari kedua menggiatkan edukasi berbasis praktik. Tahap persiapan Pada tahap persiapan, tim melakukan observasi awal ke lokasi mitra, yakni Desa Saliong. Tim pengabdi melakukan pengidentifikasian masalah yang dihadapi oleh mitra. Setelah masalah teridentifikasi, tim melakukan penganalisisan masalah hingga sampai pada penentuan metode untuk menjadi solusi dari masalah yang ditemukan di lapangan. Pada tahap ini juga tim pengabdi bersama mitra akan mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat pelatihan. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, tim pengabdi akan memberikan edukasi berbasis teori dan edukasi berbasis praktik. Pada edukasi berbasis teori, tim pengabdi akan mendatangkan para tenaga ahli sebagai pemateri dalam kegiatan PkM ini. Selanjutnya, pada edukasi berbasis praktik, tim pengabdi bersama dengan masyarakat . eserta pelatiha. akan mempraktekkan pembuatan sabun cair cuci piring dari bahan dasar daun pandan. Tahap evaluasi Pada tahap ini, tim akan menyediakan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan oleh beberapa tenaga ahli. Selanjutnya, memberikan waktu kepada para peserta untuk membuat secara berkelompok sabun cair cuci piring. Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Hasil dan Pembahasan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh tim pengabdi ini digiatkan dalam tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. 1 Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, tim pengabdi melakukan perizinan kepada mitra dalam hal ini kepada Kepala Desa Saliong untuk melakukan pengabdian terkait pemberdayaan Setelah Kepala Desa Saliong menyetujui kegiatan tersebut, tim pengabdi langsung melakukan observasi ke Desa Saliong. Dalam observasi tersebut, tim pengabdi mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh desa Saliong, serta melakukan interview kepada para aparat desa serta masyarakat setempat. Dari hasil observasi dan interview, tim pengabdi mendapatkan hasil terkait potensi desa dan juga masalah yang rasakan oleh masyarakat Desa Saliong. Adapun potensi yang dimiliki oleh desa Saliong adalah pertanian, perikanan, dan Selain itu, ada salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Saliong, yakni terdapatnya tanaman pandan yang tumbuh liar di lingkungan masyarakat. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah mereka bingung kira-kira bagaimana membuat inovasi agar tanaman pandan ini memiliki nilai jual sehingga dapat menjadi mata pencaharian mereka. Bertolak dari permasalahan tersebut, tim pengabdi inovasi, yakni pembuatan sabun cair cuci piring dari bahan dasar daun pandan. Inovasi tersebut dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan. Setelah, tawaran inovasi tersebut disetujui oleh Kepala Desa, selanjutnya tim pengabdi mengambil langkah dengan menetapkan metode dalam kegiatan PkM ini. Pada tahap ini pula, tim pengabdi bersama mitra mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan selama kegiatan pelatihan, seperti tempat pelatihan, kursi, konsumsi, modul materi, sound system, proyektor, dan laptop. 2 Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, tim pengabdi menetapkan dua metode, yakni edukasi berbasis teori dan edukasi berbasis praktik. Edukasi berbasis teori mengarah pada pengenalan materi terkait Manfaat Daun Pandan. Dasar Pembuatan Sabun Cair. Kewirausahaan. Para pemateri dalam kegiatan ini merupakan para tenaga ahli . di lingkup Universitas Iqra Buru. Kemudian, pada edukasi berbasis praktik, tim bersama-sama dengan peserta pelatihan mempraktekkan pembuatan sabun cair cuci piring dengan mengarah pada penerapan materi yang telah diberikan oleh para tenaga ahli. Edukasi Berbasis Teori Ada tiga penerapan materi pada kegiatan ini, yakni Pengenalan Potensi Desa. Dasar Pembuatan Sabun Cair Berbahan Dasar Pandan, dan Kewirausahaan. Penerapan materi ini diharapkan bisa menambah pengetahuan masyarakat dan dapat meningkatkan kreatifitas mereka dengan pengembangan inovasi terhadap potensi yang dimiliki oleh desa. Materi pertama terkait Pengenalan Potensi Desa. Materi tentang Pengenalan Potensi Desa, pemateri menekankan definisi ptensi desa, yakni kekuatan atau sumber daya baik fisik maupun non fisik yang dimiliki oleh suatu daerah tetapi belum sepenuhnya terlihat ataupun dipergunakan/dimanfaatkan secara maksimal oleh kesatuan masyarakat berdasarkan pada adat istiadat, kebiasaan serta tradisi masyarakat Penggambaran materi ini memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa sebagai masyarakat yang di dalamnya mempunyai status sosial, kebersamaan dengan masyarakat lain harus jeli melihat potensi-potensi alam yang ada di sekeliling kita. Pemateri juga memberikan pemahaman terkait potensi fisik dan non fisik, yakni Sumber Daya Alam (Sumber daya alam yang dimiliki desa seperti lahan kosong, sungai, sawah, perkebunan, hutan, pegunungan. Potensi-potensi tersebut sampai saat ini belum sepenuhnya Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 dimanfaatkan dengan baik oleh masyaraka. Sumber daya manusia (Seperti tenaga, kader kesehatan, kader pertanian, dan lain-lai. Sumber daya sosial (Adanya lembaga-lembaga yang dibangun di Desa, misalnya kelompok pengajian, kelompok UKM, kelompok BumDes. Posyandu. Karang Taruna, dan lain-lai. Sumber daya ekonomi (Misalnya adanya lahanlahan pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan lain-lai. Adapun pepohonan tanaman pandan yang tumbuh liar di perkampungan Desa Saliong merupakan hasil sumber daya alam yang dapat diolah dan diproduksi dengan segala jenis inovasi sehingga mendapat nilai jual tinggi yang akan menjadi sumber ekonomi atau pendapatan masyarakat. Materi selanjutnya adalah Dasar Pembuatan Sabun Cair Berbahan Dasar Pandan. Dalam materi ini, tenaga ahli menekankan bahwa dalam pembuatan sabun cair cuci piring yang perlu diperhatikan adalah komposisi atau bahan-bahan dasar sabun cair, takaran dari tiap-tiap bahan, peralatan yang akan digunakan, dan cara pembuatan sabun cair. Pengenalan bahan, peralatan, serta cara membuat sabun cair ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara teori kepada para peserta sehingga dapat memudahkan mereka saat praktik dilakukan. Materi berikutnya adalah Kewirausahaan. Target tim pengabdi memberikan materi tentang Kewirausahaan adalah untuk meningkatkan motivasi berwirausaha yang tinggi dapat memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan. semangat, perilaku, sikap, serta kemampuan kewirausahaan yang mampu, handal dan sebagai informasi untuk membuat usaha. Kewirausahaan merupakan salah satu usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menggabungkan inovasi, kesempatan dan cara yang lebih baik agar mempunyai nilai jual yang lebih dalam kehidupan. Gambar 2. Pelaksanaan Kegiatan: . Pemberian Materi. Peserta Pelatihan Saat Menerima Materi. Bersama para Tenaga Ahli Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Edukasi Berbasis Praktik Edukasi berbasis praktik dilakukan tim bersama mitra dengan mempraktekkan cara pembuatan sabun cair cuci piring. Bahan yang pilih sebagai bahan dasar pengolahan sabun cair ini adalah daun pandan. Berikut ini deskripsi pembuatan sabun cair cuci piring berbahan dasar daun pandan oleh tim pengabdi dan masyarakat Desa Saliong. Bahan-bahan: Daun Pandan yang masih segar . 1000 ml air bersih . 40 ml texapon . exapon adalah salah satu bahan kimia yang sering dicampurkan dalam pembersih sabun cuci piring, sampo, maupun pembersih tangan. Fungsi texapon salah satunya mampu mengangkat kotoran dan lemak. Perasan jeruk nipis . Garam Peralatan: Sarung tangan . Mixer/Blender . Botol . Wadah (Loyang/Basko. Sendok Kayu untuk mengaduk . Saringan Cara pembuatan: Ambil 10 helai daun pandan kemudian dipotong-potong lalu diblender, sedikit demi sedikit campurkan air hingga hancur dan kalis. Selanjutnya, saring dan sisihkan air hasil saringan tersebut. Gunakan sarung tangan, masukkan air pandan tersebut ke dalam loyang dan campurkan larutan texapon hingga mengeluarkan busa. Busa yang dihasilkan oleh texapon ini berfungsi mengikat dan membersihkan kotoran dan lemak yang menempel pada perkakas dapur. Kemudian, hasil campuran air pandan dan texapon tersebut dicampurkan dengan air, perasaan jeruk nipis, dan garam lalu diaduk-aduk secara merata hingga mengeluarkan busa sebanyak mungkin. Setelah itu, diamkan selama 2 hari sampai busa benar-benar hilang dan yang tampak hanya cairan kental saja. Sabun cair cuci piring tersebut pun siap untuk Gambar 3. Praktik Pembuatan Sabun Cair Cuci Piring Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Gambar 4. Produk Sabun Cair Cuci Piring dari Daun Pandan Tahap Evaluasi Setelah tim pengabdi menggiatkan pelatihan, selanjutnya tim pengabdi melakukan tahap evaluasi. Tahap ini diarahkan kepada para peserta dengan memberikan 10 jenis pertanyaan terkait materi yang diperoleh selama dua hari pelatihan berlangsung. Hasilnya pun sangat memuaskan, sekitar 90% peserta menjawab 10 pertanyaan dengan benar. Selain itu, tim pula membagi peserta pelatihan menjadi 5 kelompok untuk mempraktekkan kembali cara membuat sabun cair cuci piring berbahan dasar pandan. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta pelatihan dalam memahami materi baik teori maupun praktik yang telah diperoleh selama pelatihan. Selain itu, tim akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat desa Saliong khususnya dalam menciptakan inovasi-inovasi sesuai potensi alam yang dimiliki. Kesimpulan Berdasarkan hasil PKM terkait pelatihan pembuatan sabun cair cuci piring kepada masyarakat Desa Saliong. Kecamatan Namlea. Kabupaten Buru, diperoleh bahwa masyarakat Desa Saliong memperoleh ilmu dalam pelatihan tersebut. Pelatihan tersebut dilakukan dengan pendekatan PAR (Participatory Action Researc. PAR adalah suatu metode riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara masyarakat dalam suatu kelompok . yang memiliki semangat untuk mendorong transformatif melakukan pembebasan masyarakat dari kondisi hidup yang buruk menuju kondisi hidup yang lebih baik. Penerapan pendekatan PAR dalam pengabdian ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi berbasis teori dan praktik kepada para peserta pelatihan. Dari pendekatan PAR. PkM ini digiatkan pada tiga tahap, yakni tahap persiapan, tahap pelaksanakan meliputi edukasi berbasis teori dan edukasi berbasis praktik, dan tahap evaluasi. Melalui edukasi berbasis teori, masyarakat memperoleh pengetahuan terkait Pengenalan Potensi Desa. Dasar-dasar pembuatan Sabun Cair, dan Kewirausahaan. Selanjutnya, pada edukasi berbasis praktik, tim pengabdi bersamasama dengan para peserta mempraktekkan pembuatan sabun cair cuci piring dari bahan dasar daun pandan. Kemudian itu, dilakukannya refkleksi kepada para peserta dengan memberikan pertanyaan serta membagi peserta dalam lima kelompok untuk mempraktekkan kembali pembuatan sabun cair cuci piring. Dari hasil kegiatan ini, para peserta pelatihan sangat senang karena berkat pelatihan ini mereka mendapatkan gambaran cara pembuatan sabun cair cuci piring berbahan dasar daun Hasil kegiatan ini pula pihak Desa Saliong akan memberdayakan masyarakat dalam suatu kelompok UKM dengan usaha sabun cair cuci piring berbahan dasar daun pandan. Hal ini dapat menjadi penentu dalam perbaikan ekonomi masyarakat desa Saliong. Dan dapat dipastikan perekonomian masyarakat desa Saliong akan ikut membaik. Room of Civil Society Development Volume 3 No 2: 84-92 Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Kepala LPPM Universitas Iqra Buru. Kepala Bagian Pengabdian kepada Masyarakat Uniqbu atas dukungan yang diberikan baik moril dan materil hingga selesainya kegiatan pengabdian ini. Selanjutnya, tim pengabdi menghaturkan terima kasih kepada mitra, yakni Kepala Desa Saliong, masyarakat desa Saliong atas partisipasi dan kooperatif, serta diterimanya tim pengabdi untuk melakukan pelatihan di Desa Saliong. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada para mahasiswa KKN Uniqbu Angkatan XVII Tahun 2020 atas partisipanya dalam kegiatan pengabdian ini. Daftar Pustaka