Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 INVESTIGASI PENGARUH JENIS MIKROORGANISME LOKAL PADA KUALITAS POC YANG DIHASILKAN DARI POME Sekar Ayu Setyowati1*. Fitriyana2, dan Cici Nur Aisyah3 Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Samarinda. Kalimantan Timur. Indonesia. Jl. Cipto Mangun Kusumo. Gunung Panjang. Kec. Samarinda Seberang. Kota Samarinda. Kalimantan Timur 75131. E-Mail: sekarayu@polnes. id (*Corresponding autho. 1,2,3 Submit: 01-11-2024 Revisi: 03-09-2025 Diterima: 09-10-2025 ABSTRAK Investigasi Pengaruh Jenis Mikroorganisme Lokal Pada Kualitas Poc Yang Dihasilkan Dari Pome. Pupuk organik cair adalah pupuk yang komponen utamanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah Palm Oil Mill Effluent merupakan salah satu jenis sampah organik yang terdiri dari air, minyak, dan padatan organik. Sementara itu. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) adalah sumber bahan organik yang mengandung banyak unsur hara N. K, dan Mg. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian Mikro Organisme Lokal nasi dan TKKS pada pembuatan POC dengan menambahkan serat TKKS dan molase serta difermentasikan selama 13 hari. Dalam penelitian ini menggunakan bioaktivator MOL nasi dan TKKS dengan variasi volume MOL sebanyak 40, 60, 80, 100 dan 120 mL. Pengaruh MOL terhadap kandungan nitrogen dan pH sama Ae sama meningkat seiring dengan penambahan volume MOL, sedangkan pengaruh MOL terhadap kandungan fosfor dan kalium sama Ae sama memiliki tren yang stagnant. Kandungan N dan P terbaik yaitu pada POC dengan variasi MOL TKKS dengan volume MOL 120 mL berturut Ae turut sebesar 0,25 dan 0,03% . Kandungan K terbaik pada POC MOL TKKS dengan volume MOL 80 mL sebesar 0,48% . , sementara itu pH MOL TKKS terbaik pada volume 40 dan 60 mL berturut Ae turut sebesar 7,28 dan 7,49. Kata kunci : Mikro organisme lokal. Palm oil mill effluent. Pupuk organik cair. Tandan kosong kelapa sawit. ABSTRACT Investigation of the Influence of Local Microorganism Types on the Quality of Pomegranate Extract Produced from Pomegranate. Liquid organic fertilizer primarily consists of components derived from fermented animal or plant materials. Palm Oil Mill Effluent (POME) is an organic waste comprising water, oil, and organic solids. Empty Fruit bunches (EFB) of oil palm serve as a source of organic material rich in nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), and magnesium (M. The aim of this research is to determine the impact of local microorganisms in steamed rice and EFB on the production of liquid organic fertilizer by incorporating EFB fibers and molasses, followed by a 13-day fermentation period. The experimental design utilized MOL derived from steamed rice and EFB bioactivators, with MOL volumes varying at 40, 60, 80, 100, and 120 mL. The results indicated that the addition of MOL positively influenced both nitrogen content and pH levels, which increased with higher MOL volumes. In contrast, the effect of MOL on phosphorus and potassium content displayed a stagnant trend. The highest nitrogen 0. 25 and phosphorus 0. 03% . concentrations were observed in the liquid organic fertilizer produced with 120 mL of EFB-derived MOL. The optimal potassium content 0. 48% . was achieved with 80 mL of EFB-derived MOL. The most favorable pH levels were recorded at MOL volumes of 40 and 60 mL, measuring 7. 28 and 7. Key words : Empty fruit bunches. Liquid organic fertilizer. Local microorganism. Palm oil mill effluent. PENDAHULUAN Berdasarkan darta dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, volume produksi kelapa sawit di Indonesia pada 2022 mencapai 46,82 juta ton. BPS juga melaporkan bahwa pada 2022. Indonesia memiliki perkebunan kelapa sawit yang mencakup luas 15,34 juta hektare . This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Investigasi Pengaruh Jenis Mikroorganisme A Selain memproduksi minyak kelapa sawit dalam jumlah yang signifikan, pengolahan kelapa sawit juga menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat terdiri dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang, serat, lumpur, dan bungkil (Warsito dkk. , 2. Tandan kosong kelapa sawit merupakan sumber bahan organik yang kaya akan unsur hara N. K, dan Mg. Sementara itu, limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) atau Palm Oil Mill Effluent (POME) adalah salah satu jenis sampah organik agroindustri yang terdiri dari air, minyak, dan padatan organik yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dalam produksi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Salah satu pemanfaatan LCPKS adalah pemanfaatannya sebagai bahan baku Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk organik cair adalah jenus pupuk yang bahan utamanya berasal dari hewan atau tumbuhan yang telah melalui proses Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme pada bahan organik yang sesuai, sehingga dapat menyebabkan perubahan komposisi (Andriani Bioaktivator yang digunakan berupa Mikro Organisme Lokal (MOL). MOL merupakan sekumpulan mikroorganisme yang berfungsi sebagai starter dalam proses penguraian dan fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik, baik padat maupun cair (Dipertangawi, 2. Salah satu MOL yang dapat digunakan pada POC yaitu nasi basi dan tandan kosong kelapa sawit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dermiyati dkk. , . , efektivitas larutan mikroorganisme lokal dari tandan kosong kelapa sawit dalam kondisi aerob diamati dengan menghitung populasi dibedakan berdasarkan bentuk dan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Setyowati et al. terdapat 84 isolat bakteri yang berhasil diisolasi dan diuji karakteristiknya. Sebagian besar bakteri, yaitu 71,43% bersifat gram positif, 90,48% bersifat fermentatif, 75% menunjukkan sifat negatif softrot, 78,57% bersifat virulen, dan 94,05% bersifat negatif dalam uji Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Selita & Asnur, . bertujuan untuk mengevaluasi nasi basi sebagai MOL dalam pembuatan pupuk organik cair. Proses fermentasi nasi basi dilakukan dengan membiarkannya terbuka selama 5 hari, sedangkan untuk pencampuran larutan gula dengan nasi basi, wadah ditutup selama 5 hari. Pembentukan MOL teridentifikasi melalui aroma yang menyerupai aroma tapai dan warna pucat kecokelatan pada hari ke-10. Menurut Kurniawan dkk. , . , penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan nitrogen, fosfor dan kalium dalam pupuk organik cair yang dihasilkan dari limbah cair industri kelapa sawit, dengan tambahan serat tandan kosong kelapa Penelitian ini menggunakan bioaktivator EM4 dengan penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Di sisi lain, penelitian oleh Andriani dkk. , . bertujuan untuk menganalisis kualitas unsur hara makro dalam pupuk organik cair yang berasal dari POME dengan tambahan abu dan serat TKKS. Penelitian ini juga menggunakan molase sebanyak 300 ml. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak bioaktivator Mikro Organisme Lokal terhadap kualitas POC. METODA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Laboratorium Tanah dan Air Jurusan Lingkungan Kehutanan This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada bulan Maret sampai Agustus 2024. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah aquadest, asam borat 1%, asam nitrat a, asam perklorik p. a, asam sulfat 0,05 N, asam sulfat pekat, campuran selenium, indikator conway, indikator phenolphthalein, lantanum 0,25%, limbah cair industri kelapa sawit , mikro organisme lokal nasi dan TKKS, molase, natrium hidroksida 40%, pereaksi pewarna P, tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan alat yang digunakan adalah ayakan mesh 30 dan 70, serta unit destilasi. Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan dua variabel berubah berupa jenis dan volume biaktivator MOL yang digunakan dalam pembuatan POC. Jenis bioaktivator berupa MOL nasi dan MOL TKKS dengan volume 40, 60, 80, 100, dan 120 mL. Faktor I : Dosis MOL Nasi (N) yang terdiri dari 5 taraf dengan dosis: P0 : tanpa pemberian MOL Nasi dan MOL TKKS . ebagai kontro. N1 : dosis MOL Nasi 40 mL N2 : dosis MOL Nasi 60 mL N3 : dosis MOL Nasi 80 mL N4 : dosis MOL Nasi 100 mL N5 : dosis MOL Nasi 120 mL Faktor II : Dosis MOL TKKS (T) yang terdiri dari 5 taraf dengan dosis: T1 : dosis MOL TKKS 40 mL T2 : dosis MOL TKKS 60 mL T3 : dosis MOL TKKS 80 mL T4 : dosis MOL TKKS 100 mL T5 : dosis MOL TKKS 120 mL Prosedur Pelaksanaan Penelitian Preparasi Limbah TKKS Limbah cair industri kelapa sawit sebanyak 15 liter diambil dari PT. Energi Unggul Persada Bontang dan limbah ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 TKKS dari Teluk Pandan. Kabupaten Kutai Timur. Kalimantan Timur. limbah TKKS dicincang kemudian dijemur selama 2 hari. Selanjutnya TKKS dioven pada temperature 60oC selama 10 TKKS yang telah kering dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan berukuran mesh 30 dan 70 agar ukuran partikel seragam. Pembuatan POC POME sebanyak 1 liter dimasukkan ke dalam fermentor. Serat tandan kosong kelapa sawit sebanyak 30 gr dimasukkan ke dalam fermentor yang telah berisi POME. MOL dimasukkan sebanyak 40, 60, 80, 100 dan 120 mL dan molase sebanyak 300 mL ke dalam fermentor. Campuran diaduk hingga homogen dan difermentasi selama 13 hari secara 5 Analisis Data POC dianalisis kandungan nitorgen dengan metode Kjeldahl, analisis spektrofotometer dan kandungan kalium Atomic Absorption Spectrophotometry serta analisis pH mengguankan pH meter. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN Hasil Uji Unsur Hara POC Pada hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa kadar nitrogen terjadi penurunan pada MOL nasi dan TKKS dengan penambahan volume MOL 40 mL, namun kadar nitrogen ditambahkannya volume MOL. Berbeda dengan kadar fosfor yang dimana pada penambahan MOL nasi mengalami dengan kondisi awal, sedangkan pada penambahan MOL TKKS mengalami This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Investigasi Pengaruh Jenis Mikroorganisme A peningkatan, namun memiliki tren yang Sedangkan kadar kalium pada POC dengan pemberian MOL nasi dan TKKS jauh mengalami peningkatan dibandingkan dengan kadar kalium pada Pada pH mengalami peningkatan Setyowati et al. seiring penambahan volume MOL, namun dapat diketahui bahwa pH yang terlalu asam maupun basa dapat merusak Tabel 1. Data Uji Unsur Hara Terhadap Pengaruh Penambahan MOL Nasi dan MOL TKKS Pada Pembuatan Pupuk Organik Cair. Volume MOL L) Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%) SNI 0,40 0,20 0,1120 0,1259 0,1819 0,1958 0,2379 0,1259 0,1818 0,2239 0,2379 0,2517 0,10 0,03 0,0145 0,0136 0,0138 0,0133 0,0114 0,0324 0,0331 0,0316 0,0312 0,0337 0,20 0,01 0,3203 0,3024 0,3587 0,3687 0,3654 0,4355 0,3872 0,4832 0,4063 0,4188 6,8-7,49 6,10 6,54 7,20 7,42 8,74 7,28 7,49 7,71 8,19 9,44 P0 Kontrol Negatif N1 40 N2 60 N3 80 N4 100 N5 120 T1 40 T2 60 T3 80 T4 100 T5 120 Ketarangan : = tanpa MOL nasi dan MOL TKKS . = dosis MOL nasi 40 mL = dosis MOL nasi 60 mL = dosis MOL nasi 80 mL = dosis MOL nasi 100 mL = dosis MOL nasi 120 mL Penelitian ini bertujuan untuk bioaktivator MOL terhadap kualitas POC. POC merupakan larutan yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan, limbah pertanian, atau bahan organik lainnya. Komponen utama pada penelitian ini yaitu memanfaatkan Palm Oil Mill Effluent (POME) sebanyak 1 liter dan menambahkan 30 g serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan tujuan untuk meningkatkan kadar N. P dan K pada POC. Kemudian menambahkan 300 mL molase tetes tebu untuk dijadikan nutrisi pokok yang dibutuhkan oleh mikroorganisme sebagai sumber makanan dan energi untuk bertahan hidup. P, dan K merupakan tiga unsur hara penting yang terdapat pada pupuk organik cair yang memiliki peran dalam pertumbuhan tanaman. Unsur N berperan dalam pembentukan karbohidrat, lemak, protein, dan senyawa organik lainnya, serta sebagai penyusun klorofil untuk memberi warna hijau pada daun (Rustianti, 2. P dan K memiliki peran penting dalam mendorong pembentukan bunga, buah, dan biji hingga dapat mempercepat pematangan buah sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman (Rohcahyani dkk. , 2. Secara khusus P membantu dalam transfer energi pada sel tanaman, memacu pertumbuhan akar dan memperkokoh batang agar tidak rapuh. Sedangkan unsur K berfungsi mendorong translokasi karbohidrat dari daun ke organ lainnya pada tanaman (Rustianti, 2. Penelitian yang dilakukan oleh Muthu. keberadaan N. K dalam POC mampu meingkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman meliputi akar hingga ukuran dan jumlah daun. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa kadar nitrogen yang dihasilkan pada = dosis MOL TKKS 40 mL = dosis MOL TKKS 60 mL = dosis MOL TKKS 80 mL = dosis MOL TKKS 100 mL = dosis MOL TKKS 120 mL This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. pembuatan POC dari limbah cair industri kelapa sawit yang dibuat melalui proses fermentasi dengan memvariasikan jenis bioaktivator MOL dan volume MOL. Dimana kadar nitrogen pada POC dengan variasi MOL nasi 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut Ae turut adalah 0,1120. 0,1259. 0,1819. 0,1958 dan 0,2379% . Sementara itu pada variasi MOL TKKS 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut Ae turut adalah 0,1259. 0,1818. 0,2239. 0,2379 dan 0,2517% . Perolehan kadar nitrogen tertinggi diperoleh pada penambahan volume MOL sebanyak 120 mL. Hal ini disebabkan oleh volume MOL 120 mL mengandung bakteri lebih banyak dibandingkan dengan volume MOL Dapat dilihat dari grafik tersebut bahwa jumlah volume MOL berbanding lurus dengan jumlah nitrogen yang Lubis . menyatakan bahwa MOL dapat dimanfaatkan sebagai terjadinya proses fermentasi. Maka dari itu, semakin banyak volume biaktivator MOL, maka semakin besar juga jumlah bakteri untuk menguraikan bahan baku menjadi nitrogen pada pembuatan pupuk organik cair. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa kandungan nitrogen pada volume dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini diduga bahwa kondisi awal tersebut berasal dari kelompok limbah cair tertentu yang secara alami memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi daripada kelompok yang digunakan untuk perlakuan penambahan MOL. Rendahnya kandungan nitrogen ditunjukkan oleh penumpukkan gas di dalam botol selama proses fermentasi. Ketika tutup botol dibuka, sebagian nitrogen akan hilang dalam bentuk gas amonia (NH. yang menguap ke udara (Wulandari dkk. Peningkatan kandungan nitrogen dapat dilakukan dengan menambahkan bahan baku lainnya. Pada penelitian ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 Widyabudiningsih dkk . , ditemukan bahwa kulit pisang dan mangga memiliki kandungan nitrogen yang tinggi. Oleh karena itu, penambahan kulit buah tersebut dapat meningkatkan kadar nitrogen yang dihasilkan. Namun, kadar memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 19-7030-2. , yang menetapkan nilai minimum sebesar 0,40%. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan fosfor pada variasi jenis MOL nasi dengan volume MOL 40, 60, 80, 100 dan 120 mL beturut - turut adalah 0,0145. 0,0136. 0,0138. 0,0133 dan 0,0114% . Sementara itu, pada jenis MOL TKKS dengan volume 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut - turut adalah 0,0324. 0,0331. 0,0316. 0,0312 dan 0,0337% . Kandungan fosfor yang dihasilkan signifikan terhadap penambahan volume MOL. Hal ini disebabkan bakteri di dalam MOL nasi dan TKKS tidak mempunya kemampuan untuk menguraikan fosfor yang baik. Dapat dilihat bahwa kadar fosfor pada pemberian MOL TKKS mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Hal ini diduga karena bakteri pada MOL TKKS jauh lebih banyak untuk menguraikan fosfor dibandingkan dengan MOL nasi. Pada penelitian Syaputra . , pupuk organik cair MOL nasi basi, teridentifikasi sebagai Bacillus sp1. Bacillus sp2. Bacillus sp3. dan Bacillus sp4. , dengan populasi bakteri yaitu 1,22x106 CFU/ml. Sementara itu, pada penelitian Dermiyati dkk . , mengatakan bahwa terdapat 84 isolat bakteri pada MOL TKKS. Sebagian besar bakteri 71,43% bersifat gram positif, 90,48% bersifat gram fermentatif, 75% bersifat negatif softrot, 78,57% bersifat virulen dan 94,05% bersifat negatif pada uji hipersensitif. Pada hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa kandungan fosfor dengan pemberian MOL nasi mengalami This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Investigasi Pengaruh Jenis Mikroorganisme A penurunan dari kondisi awal. Hal tersebut diduga bahwa penambahan MOL nasi dapat menyebabkan kompetisi antara mikroorganisme yang berbeda, yang dimana bakteri pada MOL nasi bersaing dengan bakteri asli dalam POME untuk mendapatkan nutrisi, termasuk fosfor. Dapat dilihat pada penelitian Simbolon pertumbuhan sel bakteri bacillus sp diperoleh pada inkubasi ke 96 jam dengan jumlah sel 3,2x109. Sementara itu, pada penelitian Putri & Febria . , mengatakan bahwa isolasi bakteri POME diinkubasikan selama 48 jam dengan jumlah sel 8,2x102 cfu/ml. Namun hasil fosfor tersebut juga belum sesuai dengan SNI 19-7030-2004 yaitu sebesar 0,10%. Maka dari itu diperlukannya komposisi tambahan untuk meningkatkan kadar Menurut Saragih dkk. senyawa fosfor dalam POC dapat diperoleh dari air kelapa dan molase yang mengandung protein CO2. H2O, senyawa N dan senyawa P. Air kelapa mengandung karbohidrat dan protein yang berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba selama proses pembuatan POC. Kandungan kalium pada variasi jenis MOL nasi dengan volume MOL 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut Ae turut adalah 0,032038. 0,30240. 0,35873. 0,36870 dan 0,36543% . Sementara itu, pada jenis MOL TKKS dengan volume 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut turut adalah 0,43556. 0,38727. 0,48322. 0,40637 dan 0,41886% . Dapat dilihat bahwa kandungan kalium pada penambahan MOL nasi dan TKKS mengalami peningkatan dibandingkan Menurut Sukmadewi dkk. , menyatakan bahwa beberapa bakteri dilaporkan mampu melarutkan kalium, seperti bakteri Pseudomonas. Burkholderia. Acidothiobacillus ferrooxidans. Bacillus Bacillus Setyowati et al. Bacillus circulans dan Paenibacillus sp. Tingginya kandungan kalium tersebut dapat diduga terjadi karena MOL nasi dan MOL TKKS mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan baku menjadi Hasil menunjukkan bahwa kandungan kalium dalam pupuk organik cair pada penelitian ini telah memenuhi SNI 19-7030-2004 dengan kadar pembanding sebesar 0,20%. Kadar pH jenis MOL nasi dengan volume MOL 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut-turut adalah 6,54. 6,92. 7,20. 7,42 dan 8,74. Sementara itu, jenis MOL TKKS dengan volume MOL 40, 60, 80, 100 dan 120 mL berturut-turut adalah 7,28. 7,49. 7,71. 8,19 dan 9,44. Pada jenis bioaktivator MOL nasi 60, 80 dan 100 mL telah memenuhi SNI 19-7030-2004 yang berkisar 6,8-7,49. Selain itu, pada jenis MOL TKKS hanya 40 dan 60 mL saja yang telah sesuai SNI. Dari grafik tersebut juga dapat diketahui bahwa pH dengan pemberian MOL nasi dan TKKS mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Suasana pH dipengaruhi oleh penambahan jumlah volume MOL, semakin besar jumlah volume MOL maka pH POC semakin Hal ini dapat diduga karena penambahan MOL pada pembuatan POC dapat meningkatkan nilai pH karena mikroorganisme tersebut memecah bahan organik dan menghasilkan senyawa yang bersifat alkali. Namun, pH yang terlalu asam atau basa dapat merusak tanaman. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pH pupuk organik cair pada rentang yang Pemenuhan nilai pH agar sesuai dengan SNI dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan Kontrol stabilitias pH dapat dilakukan dengan penambahan buffer ke dalam bahan baku yang akan difermentasi menjadi pupuk organik cair. Penelitian Abidin. , dkk . membuktikan bahwa pH pupuk organik cair meningkat seiring This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4. 0 International License. Jurnal AGRIFOR Volume 24 No. 2 (Oktober 2. Pp. https://doi. org/10. 31293/agrifor. https://doi. org/10. 31293/agrifor. bertambahnya waktu fermentasi. Namun, penambahan buffer fosfat ke dalam bahan baku menunjukkan tren yang berbeda, yaitu pH pupuk organik cair tetap stabil pada rentang 3-4 selama proses KESIMPULAN Pengaruh Bioaktivator MOL pada kandungan N dan pH sama Ae sama volume MOL. Sementara itu, pengaruh Bioaktivator MOL pada kandungan P dan K memiliki tren yang stagnan. Kandungan N dan P terbaik yaitu pada POC dengan variasi MOL TKKS dengan volume MOL 120 mL berturut Ae turut sebesar 0,25% dan 0,03% . , namun kandungan tersebut belum sesuai SNI 19-7030-2004. Kandungan K terbaik yaitu pada POC dengan variasi MOL TKKS dengan volume MOL 80 mL sebesar 0,48% . , kandungan tersebut telah memenuhi SNI 19-7030-2004. pH yang telah sesuai dengan SNI 19-7030-2004 pada POC MOL nasi dengan volume 60, 80, dan 100 mL berturut Ae turut sebesar 6,92. 7,20 dan 7,42. Sementara itu, jika pH pada POC MOL TKKS dengan volume 40 dan 60 mL berturut Ae turut sebesar 7,28 dan 7,49. Untuk mendapatkan pupuk organik cair dengan kualitas terbaik dan sesuai SNI, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan kadar nitrogen, fosfor, dan kalium. DAFTAR PUSTAKA