Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Doi: https://doi. org/10. 31938/jns. ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . KOMPOSISI DAN KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DI KAWASAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN PT. ANTAM UBPE PONGKOR. BOGOR (Composition and Diversity of Tree Species in PT. Antam UBPE Pongkor Mining License Area. Bogo. Luluk Setyaningsih1. Silaturahmi2. Hanjar Mulya3. Abdul Rahman Rusli4. Syaiful Habib5 1,2,3,4 Fakultas Kehutanan. Universitas Nusa Bangsa. Jl. KH. Sholeh Iskandar Km 4. Tanah Sareal. Kota Bogor. Indonesia. e-mail: luluk. setya03@gmail. e-mail: silaturahmi753@gmail. e-mail: anjarmulya@gmail. e-mail: rusli. abdulrahman@yahoo. HSE. PT ANTAM Tbk. UBPE Pongkor. Desa Bantar Karet. PO Box 1. Indonesia. e-mail: syaiful. habib@antam. Corresponding author: luluk. setya03@gmail. ABSTRACT Post-mining land revegetation is one of PT. ANTAM UBPE Pongkor committed to restoring the impact of both mining and non-mining activities in its concession area, comprising 3 locations (GHSNP Critical Land. Cepu Landslide Block, and Mount Puntang Bloc. This study aimed to identify the species composition, diversity, evenness, and richness of tree This research was carried out by observation at 12 locations following checkered paths, parallel to intersecting contour lines. Observation sample plots for the tree, pole, sapling, and seedling were measured on areas 20x20 m, 10x10 m, 5x5 m, and 2x2 m, respectively, with maximum sampling intensity of 10%. Vegetation composition and structure were observed by measuring the Importance Value Index (IVI), the Biodiversity Index (H'). Species Evenness Index, and Richness Index (Dm. Sixty species of trees were found in the IUP area of PT. ANTAM UBPE Pongkor, in the growth phase of trees, saplings, poles, and seedlings, dominated by Puspa. Rasamala. Waru Lot Mara. Calik Angin. Huru. Kaliandra, and Ganitri, which were spread almost evenly in each location, with IVI value of 50% -300 %. Species diversity with a high category (H' =3. was found in the natural forest in the Baching Plant, the medium category was in the cepu landslide block reclamation area . , while the small diversity was in the reclamation area around the administration office . The evenness index (E) ranged from 0 to 1, and the species richness index (Dm. ranged from 0 Ae 7. 58, indicating that the IUP area is quite diverse regarding its biodiversity. Keywords: PT. ANTAM UBPE Pongkor, reclamation area, the Importance Value Index, richness index ABSTRAK Revegetasi lahan pasca tambang merupakan salah satu komitmen PT. ANTAM UBPE Pongkor dalam upaya pemulihan kawasan baik dampak dari kegiatan tambang maupun non tambang yang berada di area konsesinya seperti membangun Program Restorasi dan Rehabilitasi pada 3 lokasi (Lahan Kritis TNGHS. Blok Longsoran Cepu, dan Blok Gunung Puntan. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi jenis, tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kekayaan jenis pohon. Penelitian ini dilaksanakan secara observasi pada 12 lokasi dengan pengambilan sampel mengikuti jalur berpetak, dalam sejajar memotong garis kontur. Petak contoh pengamatan untuk fase pohon, fase tiang, fase pancang dan fase semai, secara berurut berukuran 20 x 20 m, 10 x 10 m, 5 x 5 m, dan ukuran 2 x 2 m, dengan intensitas sampling maksimal 10%. Komposisi dan struktur vegetasi diamati dengan mengukur Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Keanekaragaman Hayati (HA. Indeks Kemerataan Jenis, dan Indeks Kekayaan (Dm. Ditemukan sebanyak 60 Jenis pohon di Kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor, pada fase pertumbuhan pohon, pancang, tiang dan semai, diantaranya didominasi oleh Puspa. Rasamala. Waru Lot Mara. Calik Angin. Huru. Kaliandra dan Ganitri yang tersebar hampir merata pada setiap lokasinya, dengan INP tersebar anatar 55%-300%. Keanekaragaman Jenis yang terkategori tinggi HAo 3. 23 pada kawasan hutan alam di Baching Plant, katagori sedang ditemukan pada kawasan reklamasi blok longsoran cepu. HAo 2. Sedangkan area dengan keanekaragaman kecil di area reklamasi sekitar kantor administrasi HAo ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Indeks kemerataan (E) berkisar 0 hingga 1, dan Indeks Kekayaan jenis (Dm. berkisar 0 Ae 7. 58, juga menunjukan area IUP cukup beragam kondisi keanekaragaman hayatinya. Kata Kunci: PT. ANTAM UBPE Pongkor, kawasan reklamasi. Indeks Nilai Penting, indeks kekayaan PENDAHULUAN Kondisi keanekaragaman hayati Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami kemerosotan yang mengkhawatirkan akibat ketidakpedulian berbagai unsur pelaku Pengubahan area hutan menjadi bukan hutan, seperti pertanian, pertambangan, dan perkebunan hutan akan merubah komposisi jenis dan struktur hutan berikut habitatnya. Gunung Salak mengalami laju deforestasi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 33,4 % dari luasannya selama 17 tahun (Alhamd dan Polosakan, 2. Menurut Gunawan, dkk. Perubahan komposisi dan struktur vegetasi hutan sangat dipengaruhi oleh adanya gangguan baik yang bersifat alami maupun Komposisi dan struktur vegetasi merupakan salah satu parameter yang harus diperhatikan dalam kegiatan restorasi hutan Tidak menutup kemungkinan keberadaan PT. ANTAM UBPE Pongkor dalam kegiatan penambangannya mempengaruhi kondisi biodiversitas area konsesi. PT. ANTAM UBPE Pongkor merupakan unit usaha pertambangan bawah tanah yang berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Dalam realitanya PT. ANTAM UBPE Pongkor terus berupaya melakukan pemulihan kawasan baik dampak dari kegiatan tambang maupun non tambang yang berada di area konsesinya seperti membangun Pusat Konservasi Keanekaragaman Hayati (PKKH) dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli (P4TA). Pembangunan Arboretum Taman Hijau Kadaka, dan Program Restorasi dan Rehabilitasi pada 3 lokasi (Lahan Kritis TNGHS. Blok Longsoran Cepu, dan Blok Gunung Puntang (Setyaningsih, 2. Upayaupaya tersebut merupakan aksi nyata konservasi keanekaragaman jenis flora yang dilakukan oleh pihak PT. ANTAM UBPE Pongkor. Keanekaragaman, merataan dan dominansi suatu jenis menjadi acuan tingkat keberhasilan upaya tersebut. Informasi perkembangan kondisi keanekaragaman hayati di suatu area adalah penting sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan perawatan keanekaragaman hayati. Oleh karenanya monitor keanekaragaman hayati secara berkala perlu dilakukan. II. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2017 di PT. ANTAM Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor yang terletak di Desa Bantar Karet. Kecamatan Nanggung. Kabupaten Bogor. Propinsi Jawa Barat. Area konsesi PT. ANTAM UBPE Pongkor yang diamati sebanyak 12 lokasi yaitu Reklamasi Longsoran Cepu. Fatmawati. Geomin. Semen Silo. P4TA. Hutan Alam dekat Batching Plant. Kantor Admin (Plan. Gudang Handak. Pasir Jawa. Cikabayan. Gunung Dahu, dan TSF Cikaret. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilaksanakan secara observasi dengan pengambilan sampel, studi literatur, dan analisis data kuantitatif. Metode observasi dengan pengambilan sampel yang digunakan adalah metode jalur berpetak, dimana petak contoh diletakan dalam jalur pengamatan (Bismark, 2. Jalur dibuat sejajar satu sama lain dengan memotong garis kontur. Petak contoh untuk fase pohon dewasa berdiameter dbh . iameter breast heigh. > 20 cm adalah 20 x 20 meter, fase tiang diameter antara 10 - 20 cm adalah 10 x 10 meter, fase pancang tinggi >1,5 m dengan diameter <10 cm adalah 5 x 5 meter, dan fase semai tinggi O1,5 m adalah 2 x 2 meter (Indriyanto, 2. Intensitas sampling yang digunakan berdasarkan luasan lokasi masing Ae masing lokasi yaitu 2,5% untuk luasan ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 > 50 ha dan 10% untuk luasan < 50 ha (Indriyanto, 2. Sebaran luasan lokasi sampling dan jumlah plot contoh dapat dilihat pada Tabel 1. Desain dari jalur petak pengamatan vegetasi disajikan pada Gambar Gambar 1. Desain Jalur Petak Pengamatan Vegetasi Tabel 1. Luasan Lokasi. Perhitungan Plot dan Presentase Intensitas Sampling Luasan Luasan Jumlah Keterangan Lokasi Lokasi Sampling Plot Longsoran 50 Ha 1,25 Ha Reklamasi 2000, 2015 dan 2016 Cepu Jenis: Rasamala. Puspa. Ganitri. Calik Angin. Huru. Huru Hiris. Ki Pare. Ki Sampan. Kurai. Pasang. Salam dan Saninten Fatmawati 1 Ha 0,1 Ha Reklamasi 2015 Jenis: Puspa. Rasamala. Ki Merak. Hamerang. Jati Putih dan Waru Geomin 0,5 Ha 0,05 Ha Reklamasi 2015 Jenis: Rasamala dan ganitri Semen Silo 400 m2 400 m2 Reklamasi 2009 Jenis: Rasamala. Puspa. Ki Pare. Huru. Pasang dan Riung Anak P4TA 400 m2 400 m2 Reklamasi 2010 Jenis: Rasamala. Puspa kayu Afrika. Ganitri. Saninten, dan Huru Hiris Hutan Alam Batching Plant 50 Ha 1, 25 Ha Hutan Alam Kantor tambang dan Admin (Plan. 400 m2 400 m2 Reklamasi 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 Jenis: Rasamala. Puspa. Saninten. Ganitri. Pasang. Kayu Afrika. Kaliandra. Huru Hiris. Pucuk Merah Gudang Handak 400 m2 400 m2 - Hutan Alam (Lindun. - Reklamasi 2013 Jenis: Rasamala. Puspa. Saninten dan Sampang Pasir Jawa 400 m2 400 m2 Hutan Alam Cikabayan 2 Ha Reklamasi tahun 2015 dan 2016 Jenis: Rasamala. Puspa. Kayu Afrika. Ki Merak. Akasia. Pasang. Ganitri. Sengon. Huru. Ki Sampang. Rambutan. Harendong. Kaliandra. Pulai, dan Jati Putih Gunung Dahu 1, 2 Ha 0,12 Reklamasi 2016 Jenis: Rasamala. Puspa. Ganitri. Sengon. Ki Sampang. Pulai. Ki Merak Huru Hiris TSF-Cikaret 400 m2 400 m2 Reklamasi 2009, 2010, 2011, 2013, 2014 dan 2015 Jenis : Rasamala. Puspa. Sengon. Pinus dan Akasia ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Identifikasi jenis pohon menggunakan Panduan Lapangan Identifikasi Jenis Pohon Hutan Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP) dan Five hundred plant species in Gunung Halimun Salak National Park. West Java. A checklist including Sundanese names, distribution and use. Dilakukan pula analisis herbarium apa bila sulit dikenali yang diidentifikasi di laboratorium uji Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia dan Pohon-pohon Hutan Alam Rawa Marang. Analisis Data Analisis jenis pohon yang ditemukan kemudian dihitung Nilai keanekaragaman vegetasi pohon diketahui dengan menghitung Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Keanekaragaman Jenis (HA. Indeks Dominasi (C) dan Indeks Kemerataan (E). Perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing tingkatan/strata. Rumusrumus yang digunakan dalam perhitungan INP adalah persamaan kuadrat (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1. Tingkat Semai dan Pancang : INP = FR KR Tingkat Tiang dan Pohon : KR = Kerapatan suatu jenis x 100% kerapatan seluruh jenis Dominansi : Basal area suatu jenis luas seluruh plot Dominansi Relatif (DR) : DR = Dominansi suatu jenis x 100% Dominansi Seluruh Jenis Frekuensi : Jumlah petak terisi suatu jenis Jumlah seluruh petak Frekuensi Relatif (FR) : FR = Frekuensi suatu jenis x 100% Frekuensi seluruh petak Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Shannon Index of General Diversity (Sidiyasa, 2. HA = Oe s A INP = FR KR DR Keterangan : INP = Indeks Nilai Penting KR = Kerapatan Relatif (%) FR = Frekuensi Relatif (%) DR = Dominansi Relatif (%) Kerapatan : Jumlah individu suatu jenis Luas seluruh plot ni ni ln A N N Keterangan HAo = Shannon Index of General diversity ni = jumlah Individu pada jenis ke - i N = Jumlah Individu pada seluruh jenis Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan. A Sangat Rendah jika HAoO 1 A Rendah jika 1< H'< 2 A Sedang jika 2< HAo< 3 A Tinggi jika 3< HAo< 4 A Sangat Tinggi HAoOu 4 Kerapatan Relatif (KR) : ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Indeks margalef atau kekayaan menggunakan rumus sebagai berikut. yaycoyci = ycIOe1 ln. cA) Keterangan yaycoyci = Indeks Kekayaan Jenis Margalef = Jumlah jenis dalam suatu habitat = jumlah individu pada seluruh jenis suatu habitat Indeks kemerataan jenis yang digunakan adalah sebagai berikut. yaA ln. cI) Keterangan E = Indeks Kemerataan Jenis HAo = Indeks Keragaman jenis S = Jumlah Jenis pada suatu habitat Nilai Indeks Kemerataan Jenis dapat diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan. A Tinggi jika e' = 1 A Rendah jika E= 0 Semakin kecil nilai indeks keanekaragaman (HA. maka indeks kemerataan . juga akan semakin kecil, yang mengisyaratkan adanya dominansi suatu spesies terhadap spesies lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi vegetasi dan keanekaragaman spesies pada suatu tipe hutan sangat penting Keanekaragaman hayati suatu lokasi menggambar struktur komunitas yang ada. Keanekaragaman hayati juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan komponen-komponennya (Soerianegara Indrawan. Karakteristik kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor yang juga merupakan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak memiliki habitat dan komunitas yang Kestabilan kawasan sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian berbagai jenis flora maupun fauna termasuk didalamnya kegiatan reklamasi bekas tambang. dan restorasi kawasan hutan. Restorasi dilakukan untuk merevegetasi dan pengayaan jenis di kawasan yang terdampak kegiatan unit Restorasi dan rehabilitasi merupakan penambangan liar yang juga bersinggungan dengan kawasan unit usaha. Paramater yang memiliki korelasi dalam menganalisis dan mendekripsikan tingkat keanekaragaman hayati yaitu Nilai Indek Penting (INP). Indeks Keragaman (HA. Indeks Kemarataan (E), dan Indeks Kekayaan jenis (Dm. Indeks Nilai Penting menyatakan jenis yang dominan (INP). Indeks Keragaman menyatakan banyaknya jenis yang dominan Indeks Kemerataan menyatakan jenis-jenis semakin menyebar, dan Indeks Kekayaan kemelimpahan jenis pada suatau habitat. Komposisi Jenis Pohon Pengidentifikasian jenis pohon baik pada area reklmasi maupun hutan alam sangat penting dilakukan untuk dijadikan acuan dalam penentuan jenis tanaman dalam merevegatasi suatu lahan yang terkena dampak suatu kegiatan penambangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 Jenis pohon di Kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor. Jenis tanaman terkelompok dalam jenis tanaman asli TNGHS dan tanaman hasil Tanaman asli TNGHS merupakan tanaman yang tumbuh alami dan sudah ada sejak dahulu di kawasan gunung halimun dan gunung salak, sedangkan tanaman non asli TNGHS merupakan tanaman hasil introduksi dari luar kawasan TNGHS untuk kepentingan Pendidikan, penelitian, pengayaan dan Pada Tanaman Asli TNGHS yang ditemukan di kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor didominasi oleh Puspa (Schima Wallachi. Rasamala (Eltingia Excels. Mara (Macaranga tanarius (L. ) Mull. Arg. Calik Angin (Mallotus paniculatus (La. Muell. Arg. Huru (Actinodaphne procera (Bl. ) Nee. ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meisne. dan Ganitri (Elaeocarpus angustifolius Blum. yang tersebar hampir merata pada setiap Pada tanaman non asli TNGHS didominasi oleh Afrika (Maesopsis emini. , dan Sonokeling (Dalbergia latifoli. yang tersebar pada P4TA. Gudang Handak. Kantor Admin, dan Cikabayan. Pada lahan reklamasi ditemukan pada Longsoran Cepu 21 jenis pohon dari 15 famili. Blok Fatmawati dan P4TA 1 jenis pohon. Blok Geomin dan Semen Silo 4 jenis pohon. Kantor admin terdapat 5 jenis pohon. Cikabayan dan Cikaret terdapat 2 jenis pohon dan Gunung Dahu 1 jenis pohon. Tabel 2. Komposisi Jenis Fase Pohon di Area Reklamasi PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Nama Lokal Nama Jenis INP (%) Longsoran Cepu Rasamala Kayu Afrika Pasang Altingia excelsa Maesopsis eminii Lithocarpus Fatmawati Waru Lot Hibiscus tileacus Geomin Nangka Rasamala Durian Artocarpus heterophyllus Altingia excelsa Durio Zibetinhus Semensilo Puspa Akasia Ki pare Schima wallichii Acacia mangium Glochidion rubrum P4TA Kayu Afrika Maesopsis eminii Kantor Admin Kayu Afrika Pulai Gompong Maesopsis eminii Alstonia scholaris Arthrophyllum Kayu Afrika Puspa Maesopsis eminii Schima wallichii Albizia chinensis Dalbergia latifolia Melaleuca Cikabayan Gunung Dahu 1. Sengon Sonobrit Cikaret Ecalyptus Pada area hutan alam dilakukan pada 3 lokasi yaitu hutan alam dekat batching plant. Pasir Jawa dan Gudang Handak Hutan Alam Baching Plant ditemukan dengan jumlah 31 jenis pohon dari 21 famili. Pada Hutan Alam Gudak ditemukan sebanyak 7 jenis pohon. Pada area Hutan Alam Pasir Jawa hanya ditemukan 3 jenis pohon. Tabel 3. Komposisi Jenis Fase Pohon di Hutan Alam Lokasi Nama Lokal Nama Jenis INP (%) Hutan Alam Batching Plant Puspa Kayu Afrika Parempeng Schima wallichii Maesopsis eminii Croton argyratus Pasir Jawa Gamelina Kemang Gmelina arborea. Mangifera kemanga Kayu Afrika Calik Angin Gompong Maesopsis eminii Mallotus paniculatus 36,5 Arthrophyllum Gudang Handak Berdasarkan Tabel 2, komposisi jenis pohon di area reklmasi Longsoran Cepu. Fatmawati. Geomin. Semen Silo, dan Gunung Dahu didominasi oleh tanaman asli TNGHS yaitu berturut turut Rasamala sebesar 57,5%. Waru Lot sebesar 300%. Nangka sebesar 117%. Puspa sebesar 230% dan sengon sebesar 300%. Pada lokasi P4TA. Kantor Admin, dan Cikabayan didominasi oleh tanaman introduksi yaitu berturut turut Kayu Afrika sebesar 300%, 78,2% dan 254%. Sedangkan di Cikaret didominasi tanaman introduksi lainnya yaitu sonobrit sebesar 169%. Tanaman Asli TNGHS terlihat cukup dominan di area reklamasi. Tidak jauh berbeda dengan komposisi jenis fase pohon pada area hutan alam. Berdasarkan Tabel 3, fase pohon Batching Plant didominasi puspa dengan INP sebesar 54%. Pasir Jawa didominasi Gamelina dengan INP sebesar 170% dan Gudang Handak didominasi oleh Kayu Afrika dengan INP sebesar 95,5%. Pada Area hutan alam, tanaman introduksi begitu terlihat dominansinya. Perbedaan dominansi tanaman pada area reklamasi dan hutan alam diduga karena dipengaruhi persebaran generative jenis tanaman, kegiatan introduksi tanaman pada area terdegradasi dan daya adaptasi tanaman itu sendiri. Menurut Gunawan dkk. , jenis tanaman asli yang mengkolonisasi areal terdegradasi berat lebih banyak dibandingkan jenis eksotik, namun daya survivalnya kalah dari beberapa jenis Hal ini diduga berkaitan dengan sifatsifat fisiologis dari jenis-jenis pohon tersebut seperti intoleran terhadap naungan, serakah hara dan bersifat invasif. Samsoedin . menambahkan, jenis Kayu Afrika merupakan ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 jenis intoleran yaitu jenis yang membutuhkan cahaya penuh. Kayu Afrika merupakan jenis tanaman yang eksotik dan cepat tumbuh. Jenis yang mendominasi suatu areal dinyatakan sebagai jenis yang memiliki kemampuan adaptasi dan toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan (Arrijani 2. Sofiyeni, dkk . menambahkan bahwa jenis yang mendominasi mapun jenis baru yang terdapat pada sebuah ekosistem memiliki daya adaptasi yang tinggi serta mampu bersaing dengan jenis-jenis lain Komposisi dimanfaatkan berbagai jenis satwa sebagai habitatnya baik secara vertikal mapun Penggunaan strata vegetasi banyak dilakukan oleh burung dan mamalia darat seperti owa jawa, monyet ekor panjang, musang dan lainnya. Menurut Wisnubudi . Perbedaan startum dan komposisi tumbuhan mempengaruhi perbedaan jenis burung di kawasan TNGHS. Stratifikasi dari komposisi jenis pohon juga terlihat dari tingkat permudaan vegetasi yang menggambarkan variasi bentuk stratum vegetasi. Suatu spesies dianggap dominan diindikasikan oleh indeks nilai penting, yaitu mempunyai nilai frekuensi, densitas, dan dominansi lebih tinggi dibanding spesies lain. Indeks nilai penting suatu jenis memberikan gambaran bahwa keberadaan jenis tersebut semakin stabil atau berpeluang untuk dapat mempertahankan pertumbuhan dan kelestarian Suatu jenis tingkat pohon dapat dikatakan berperan jika INP Ou 15% (Mawazin dan Subiakto 2. Menurut Purwaningsih . Jenis Ae jenis yang tampak mendominasi pada tingkat pohon pada hutan sekunder TNGHS adalah Maesopsis eminii . anii/kayu Afrik. dan Schima wallichii . Hal ini sejalan dengan penelitian Alhamd dan Polosakan, . yang dilakukan di Petak permanen Cidahu. Gunung Salak bahwa jumlah individu yang paling banyak ditemukan berasal dari suku Theaceae, yaitu Schima wallichii . ebanyak 14,47% dari total individ. , diikuti oleh Syzygium gracilis . ,22%) dan Altingia excelsa . ,35%). Dominansi Puspa dan Rasamala juga terjadi di Kawasan TNGGP dengan INP masing Ae masing sebesar 127% dan 20,7% (Dendang & Handayani, 2. Puspa dan Rasamala merupakan tanaman asli TNGHS (Priyadi, dkk. , 2. Sedangkan Kayu Afrika merupakan tanaman dari Afrika yang diintroduksi pertama kali di Jawa Barat sehingga memiliki persebaran yang cukup luas (Yuniarti, 2. Yuniarti menambahkan jenis kayu afrika merupakan jenis suksesi yang tumbuh pada area hutan yang terganggu Menurut Samsoedin, dkk. Vegetasi Permudaan Proses permudaan merupakan aspek ekologi yang cukup besar peranannya terhadap pembentukan struktur dan komposisi tegakan hutan Menurut Gunawan, dkk. Ketersediaan mencukupi merupakan salah satu prasyarat keberlangsungan regenerasi alami suatu Suksesi permudaan di area tambang tidak hanya bergantung pada proses alami, tetapi peran manusia dalam membantu dalam upaya suksesi. Dalam hal ini kegiatan rehabilitasi, restorasi dan reklamasi merupakan salah satu bentuk upaya tersebut. Menurut Mukhtar dan Heryanto . , rehabilitasi melalui program restorasi hutan adalah upaya untuk mengembalikan unsur biotik . lora dan faun. serta abiotik . anah, iklim, dan topograf. dari kawasan hutan. Pengidentifikasian jenis tanaman yang tumbuh alami di hutan alam maupun area reklmasi dan restorasi menjadi dasar acuan dalam merevegetasi area tambang yang Identifikasi permudaan terebut mencakup tingkatan semai, pancang, dan tiang. Tidak hanya pada permudaan alami, revegetasi hasil reklamasi dan restorasi pun dilakukan identifikasi untuk mengetahui jenis yang masih hidup dan mampu beradaptasi. Hasil identifikasi jenis tanaman hasil reklamasi ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 maupun secara alami yang berada di kawasan IUP PT. Antam UBPE Pongkor disajikan pada Tabel 4,5,6,7, 8 dan 10 sebagai berikut. Tabel 4. Komposisi jenis Fase Tiang di Area Reklamasi PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Longsoran Cepu Fatmawati Geomin Semensilo P4TA Kantor Admin Cikabayan Gunung Dahu Cikaret Nama Lokal Rasamala Mara Huru Kaliandra Ganitri Jambu Biji Ganitri Nama Jenis Altingia excelsa Norhonha. Macaranga tanarius (L. ) Mull. Arg. Phoebe excelsa Nees. INP 84,18 % 47,66 % 23,76 % Calliandra calothyrsus Meisner Elaeocarpus angustifolius Blume Psidium guajava L. Elaeocarpus angustifolius Blume Calik Angin Ki Pare Rasamala Mallotus paniculatus (Lm. Muell. Arg. Glochidion rubrum Blume. Altingia excelsa Norhonha. 239,7 % 60,33 % 166,2 % 133,8 % 92,58 % 114,8 % Kaliandra Kayu Afrika Puspa Akasia Sonobrit Ecalyptus Calliandra houstoniana calothyrsus Maesopsis eminii Eng. Schima wallichii (DC. ) Korth Acacia mangium Dalbergia latifolia Melaleuca leucadendra 206,7 % 26,88 % 176,1 % 123,9 % Tabel 5. Komposisi jenis Fase Tiang di Area Hutan Alam PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Nama Lokal Kaliandra Parempeng Ki sampang Nama Jenis Calliandra houstoniana Meisner Quersus oidocarpa Euodia latifolia Pasir Jawa Hamerang Kaliandra Ficus padana Burm. Calliandra houstoniana Meisner INP 26,8 % 20,5 % Gudang Handak Gompong Ki huut Kayu Afrika Arthrophyllum diversifolium Blume Glochidion molle BL. Maesopsis eminii Eng 88,2 % Batching Plant Tabel 6. Komposisi jenis Fase Pancang di Area Reklamasi PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Nama Lokal Huru Longsoran Cepu 2. Kaliandra Kayu Afrika Fatmawati Geomin Semensilo P4TA Kantor Admin Cikabayan Nama Jenis INP Actinodaphne procera Nees Calliandra calothyrsus Meisner Maesopsis eminii Eng 35,90 % 28,21 % 22,65 % Ganitri Waru Calik Angin Ganitri Elaeocarpus angustifolius Blume Hibiscus tiliaceus L. Mallotus paniculatus (La. Muell. Arg. Elaeocarpus angustifolius Tidak itemukan Rasamala Kaliandra Kayu Afrika Puspa Altingia excelsa Calliandra calothyrsus Meisner Maesopsis eminii Schima wallichii 38,89 % 36,11 % ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Lokasi Nama Lokal Nama Jenis Glochidion rubrum Ki Pare Gunung Dahu Cikaret Akasia Ecalyptus Acacia mangium Melaleuca leucadendra INP 27,78 % Tabel 7. Komposisi jenis Fase Pancang di Hutan Alam PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Batching Plant Pasir Jawa Gudang Handak Nama Lokal Nama Jenis Kaliandra Calliandra calothyrsus Meisner Hamerang Ficus padana Burm. Seuseurehan Piper aduncum L. Kaliandra Calliandra calothyrsus Meisner Calik Angin Mallotus paniculatus (Lm. Muell. Arg. INP (%) 20,6 % Tabel 8. Komposisi jenis pohon Tingkat Semai di Area Reklamasi PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Nama Lokal Nama Jenis INP Longsoran Cepu Kayu Afrika Ganitri Kaliandra Maesopsis eminii Eng. Elaeocarpus angustifolius Blume Calliandra calothyrsus Meisner 239,7 % 60,33 % Tidak Ditemukan Puspa Kingkilaban Kaliandra Schima wallichii (DC. ) Korth Mussaenda frondosa L. Calliandra calothyrsus Meisner Calliandra calothyrsus Meisner 66,67 % 66,67 % 66,67 % Fatmawati Geomin Semensilo P4TA Kaliandra Kantor Admin Kaliandra Cikabayan Gunung Dahu Cikaret Rasamala Kisireum Jenjeng Ganitri Jenjeng Kisampang Sonobrit Ecalyptus Calliandra houstoniana calothyrsus Altingia excelsa Norhonha. 206,7 % Syzygium lineatum (DC. ) Merril & Perry 26,88 % Albizia chinensis (Osbec. Merr. Elaeocarpus angustifolius Blume Albizia chinensis (Osbec. Merr. Euodia latifolia DC. Dalbergia latifolia Melaleuca leucadendra 16,67 % 16,67 % 176,1 % 123,9 % Tabel 9. Komposisi jenis Fase Semai di Area Hutan Alam PT. Antam UBPE Pongkor Lokasi Batching Plant Gudang Handak Pasir Jawa Nama Lokal Kaliandra Seuseurehan Puspa Nama Jenis Calliandra calothyrsus Meisner Piper aduncum L. Schima wallichii (DC) Korth. Glochidion molle Blume Litsea elliptica BI. Ki huut Huru Hejo INP 76,9 % 46,2 % 15,4 % Tidak Ditemukan - Komposisi permudaan vegetasi tumbuh alami maupun hasil reklamasi suatu kawasan baik pada tingkat tiang, pancang, maupun semai cukup tinggi. Dominansi tanaman asli TNGHS terlihat merata pada seluruh lokasi dan tingkatan tanaman terutama pada area ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Salah satu faktor kemerataan dominansi jenis ini karena kegiatan pada area reklamasi mengikuti jenis tanaman asli TNGHS dan pada area hutan alam, daya adaptasi dan kolonisasi jenis tanaman asli TNGHS mampu mengimbangi daya invasif jenis tanaman Menurut Gunawan dkk. Meskipun pada tingkat anakan, jenis eksotik belum mendominasi, namun karena sifatnya yang pionir dan intoleran terhadadp naungan, maka dalam waktu yang relatif singkat jenis eksotik dapat mendominasi kawasan dan menekan jenis-jenis asli. Hal ini ditunjukkan dengan dominansi jenis tanaman eksotik atau introduksi pada area hutan alam (Tabel . Sehingga pemantauan dan penekanan tanaman introduksi perlu dilakukan agar tanaman asli tetap dapat tumbuh dan berkembang biak tanpa adanya tekanan dari tanaman introduksi. jenis fauna sebagai media perkembangbiakan vegetatif membuat persebaran jenis pionir yang tidak terlalu dari area tersebut. Begitu pula pada suksesi hasil revegetasi area reklamasi maupun rehabilitasi dapat dikatakan berjalan dengan Variasi tahun tanam kegiatan reklamasi dapat dijadikan acuan suksesi permudaan pada area revegatasi berikutnya. Menurut Mirmanto . terdapat variasi kemampuan suatu jenis dalam bertahan hidup dalam kondisi yang Gangguan tanaman revegetasi yang nampak terjadi adalah akibat perilaku penambang liar yang menginjak dan merusak tanaman dan adanya hewan ternak yang dipelihara secara liar seperti kerbau yang memakan daun tanaman hasil reklamasi. Keberadaan mempengaruhi Variasi dan jumlah permudaan. Perkembangbiakan alami baik generatif maupun vegetatif pasti terjadi pada tegakan Menurut Gunawan, dkk . INP seluruh jenis selanjutnya menjadi dasar untuk menghitung indeks keanekaragaman (HA. Shannon-Wiener, sedangkan nilai kemerataan jenis dalam komunitas tersebut ditentukan berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Nilai Indeks keanekaragaman, kemerataan dan kekayaan jenis disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut. Hutan alam yang secara konservasi merupakan area yang dilindungi sehingga habitat permudaan tidak jauh dari indukannya. Dekatnya indukan pohon dan keberagaman Keanekaragaman. Kemerataan dan Kekayaan Jenis Kantor Admin Dmg Longsor Fatmaw Geomin Semen an Cepu Silo P4TA Cikabay Gunung TSF Dahu Cikaret Batchin Gudang g Plant Handak Pasir Jawa Gambar 2. Nilai Indeks Keanekaragaman. Kemerataan dan Kekayaan Jenis di Kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 Hasil penelitian menunjukkan tingkat Keanekaragaman Jenis yang terkategori tinggi yaitu sebesar 3. 23 berada di hutan alam Baching Plant. Pada area reklamasi, blok longsoran cepu merupakan area reklamasi yang memiliki nilai keanekaragaman jenis yang paling tinggi dibandingkan area reklamasi lainnya, hal ini ditunjukkan dengan nilai HAo 67 berarti tergolong sedang. Area reklamasi lainnya yang tergolong rendah adalah Kantor Admin sebesar 1. 61 dan area reklamasi Geomin sebesar 1. Sedangkan 8 Area lainnya mempunyai nilai HAo dibawah satu atau sangat rendah. Rendahnya keanekaragaman jenis pohon pada area reklamasi didasari pada rata Ae rata usia tanam pohon hasil reklamasi yang cukup muda sehingga membutuhkan waktu dalam proses regenerasinya. Tahun tanam pada area reklmasi berkisar anatar tahun 2009 Ae 2016 atau berkisar pada usia tanam 1 Ae 7 tahun dengan jenis tanaman asli yang tidak cepat tumbuh. Tahun tanam tertua adalah di area Longsoran Cepu pada tahun 2000 atau usia tanam 18 tahun dengan kondisi sekarang menyerupai hutan alam tetapi hasil reklamasi tahun 2015 Ae 2016 tidak terlihat baik akibat adanya penambang liar. Menurut Dendang & Handayani . Kondisi keanekaragaman yang rendah menunjukkan tegakan hutan mengalami gangguan misalnya bencana angin besar, atau perusakan kawasan akibat akses yang mudah dan dekat dengan permukiman penduduk ataupun kegiatan pemanfaatan kawasan seperti pertambangan atau wisata. Demikian juga menurut pernyataan Setiadi . bahwa indeks keragaman rendah terjadi pada kondisi hutan yang telah klimaks, dan meningkatkan indeks keragaman yang mengindikasikan proses regenerasi, kemudian kembali menurun setelah mencapai kondisi Hal ini terjadi pula pada nilai indeks keragaman pohon di kawasan TNGGP berkisar 76 Ae 0. 9 (Dendang & Handayani, 2. Area dengan nilai indeks kemerataan (E) tertinggi pada area reklamasi berada pada area Kantor admin yang mencapai angka 1, dan nilai kemerataan terendah ditemukan pada area reklamasi Fatmawati dan P4TA sebesar 0. Sedangkan pada hutan alam hampir secara keseluruhan mencapai angka 1. Tingkat dominansi suatu jenis yang rendah. Menurut Dendang & Handayani . , dominansi yang rendah menunjukkan pola dominansi jenis dalam setiap tingkat pertumbuhan relatif menyebar pada masing-masing jenis, sehingga kemampuan penguasaan masing-masing jenis dalam komunitas relatif seimbang dan kelestarian keanekaragaman jenis dapat Tingginya nilai kemerataan jenis pada area hutan alam juga terjadi pada nilai indeks kekayaan jenis (Dm. area batching plan yaitu sebesar 7,55 sedangkan pada Pasir jawa dan Gudang Handak terkategori rendah atau dibawah 3,5. Rendahnya kekayaan jenis area pasir jawa dan Gudang handak juga diikuti pada seluruh area reklmasi kecuali Longsoran Cepu yang terkategori sedang dengan nilai 4,25. Longsoran cepu terkategori baik area usia tanam pada beberapa plot pengamatan cukup lama yaiitu sejak tahun 2000 dengan ekosistem yang semakin klimaks menyerupai hutan alam. Pada area lain yang terkategori rendah diduga karena area yang terganggu akibat kegiatan pertambangan baik dari unit usaha itu sendiri maupun dari penambang liar. Kekayaan jenis mengarah pada jumlah jenis pada suatu Semakin klimaks suatu ekosistem jumlah jenis pada suatu ekosistem juga akan semakin banyak, begitu pula sebaliknya. Menurut Ismaini, dkk. Indeks kekayaan Margalef membagi jumlah spesies dengan fungsi logarima natural yang mengindikasikan bahwa pertambahan jumlah spesies berbanding terbalik denganpertambahan jumlah individu. Hal ini juga menunjukkan bahwa biasanya pada suatu komunitas/ekosistem yang memiliki banyak spesies akan memiliki sedikit jumlah individunya pada setiap spesies tersebut. Maka indikasi rendahnya nilai kekayaan jenis pada ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 55-67 area reklamasi karena komunitas ekosistem area tersebut belum terbentuk dengan baik. IV. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ditemukan sebanyak 60 Jenis pohon di Kawasan IUP PT. ANTAM UBPE Pongkor, pada fase pertumbuhan pohon, pancang, tiang dan semai, diantaranya didominasi oleh Puspa. Rasamala. Waru Lot Mara. Calik Angin. Huru. Kaliandra dan Ganitri yang tersebar hampir merata pada setiap lokasinya, dengan INP tersebar anatar 55%-300%. Keanekaragaman Jenis yang terkategori tinggi HAo 3. 23 pada kawasan hutan alam di Baching Plant, katagori sedang ditemukan pada kawasan reklamasi blok longsoran cepu. HAo 2. Sedangkan area dengan keanekaragaman kecil di area reklamasi sekitar kantor administrasi HAo 1. Indeks kemerataan (E) berkisar 0 hingga 1, dan Indeks Kekayaan jenis (Dm. berkisar 0 Ae 7. Saran Perlu dilakukan monitoring secara keanekaragaman jenis flora di seluruh area konsesi PT. ANTAM UBPE Pongkor untuk Melakukan pengendalian tanaman introduksi terutama yang bersifat invasive. Melakukan perhitungan tingkat keberhasilan tanaman hasil reklamasi berdasarkan Pedoman Evaluasi Keberhasilan Reklamasi Hutan. Direktorat Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2008. UCAPAN TERRIMA KASIH Terima kasih kepada Rektor Universitas Nusa Bangsa dan PT. Antam Ubpe Pongkor. Bogor yang telah memberikan fasilitas laboratorium dan izin penelitian dilokasi sehingga hasil penelitian ini bisa selesai tepat pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA