E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan The Role of Dormitory Musyrif Teachers in Strengthening theMemorization of Students in the Tahfidzul Qur'an Program Ary Antony Putra1. Ahmad Sholeh2. Miftahul Jannah3. Muliadi4 1,2,3,4 Universitas Islam Riau. Jl. Kaharuddin Nst No. Simpang Tiga. Kec. Bukit Raya. Kota Pekanbaru. Riau 28284. Indonesia e-mail: aryantonyputra@fis. ABSTRACT Madrasatul Qur'an Islamic Boarding School is an Islamic boarding school that has a tahfidzul qur'an Students who memorize the Qur'an thoroughly are the priority of the Ustadz/Ustadzah/Boarding Teacher . in guiding students for 24 hours. The purpose of this study was to determine the role of the Boarding Teacher in strengthening students' memorization. Data collection was carried out using interview and documentation techniques by asking research questions to the boarding teacher about his role in strengthening students' memorization, after the data was collected, data analysis was carried out using qualitative descriptive techniques. The results of the study showed that the role of the musyrif teacher in strengthening memorization can be seen from the aspects of murojaah, mentoring and coaching, the use of various tahfidzul qur'an learning methods, providing memorization targets to students, providing services and guidance to students who have difficulty following the tahfidzul qur'an program. Based on the results of the study, it can be concluded that the strength or weakness of students' memorization is determined by the role of the dormitory teacher . in achieving the students' memorization targets so that the students can obtain a lot of memorization and mutqin. Keywords: Role. Strengthening. Quran Memorization Program. Musyrif ABSTRAK Pesantren Madrasatul QurAoan merupakan pesantren yang memiliki program tahfidzul qurAoan. Santri hafal al-QurAoan secara mutqin menjadi prioritas Ustadz/Ustdzah/Guru Asrama . dalam membina santri selama 24 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Guru Asrama dalam penguatan hafalan santri. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi dengan mangajukan pertanyaan penelitian kepada guru asrama tentang perannya dalam menguatkan hafalan santri, setelah data terkumpul dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peran guru musyrif dalam penguatan hafalan dapat dilihat dari aspek murojaah, pendampingan dan pembinaan, penggunaan berbagai metode pembelajaran tahfidzul qurAoan, memberikan target hafalan kepada santri, memberikan layanan dan bimbingan terhadap santri yang mengalami kesulitan mengikuti program tahfidzul qurAoan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, kuat atau lemahnya hafalan santri ditentukan oleh peran guru asrama . dalam mencapai target hafalan santri sehingga santri dapat memperoleh hafalan banyak dan mutqin. Kata Kunci: Peran. Penguatan. Program Tahfidzul QurAoan. Musyrif FIRST RECEIVED: 2025-03-27 REVISED: 2025-06-12 ACCEPTED: 2025-06-12 https://doi. org/10. 25299/ajaip. PUBLISHED: 2025-06-27 Corresponding Author: Ary Antony Putra AJAIP is licensed under Creative Commons AttributionShareAlike 4. 0 International Published by UIR Press Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 PENDAHULUAN Tren program tahfidzul qurAoan semakin berkembang di tengah masyarakat. Minat terhadap program tahfidzul qurAoan pada lembaga pendidikan tertentu khususnya lembaga pendidikan Pesantren mengalami peningkatan, santri dapat dinyatakan lulus atau berprestasi jika telah menyelesaikan target hafalan atau memperoleh bukti sertifikat . tahfidz, tanpa bukti tersebut belum dapat diakui kualitas lulusan dari lembaga pendidikan Pesantren (Sakban et al. , 2. Masyarakat antusias terhadap pendidikan Pesantren melalui program tahfidzul qurAoan. Pesantren Madrasatul QurAoan MANTAB yang berada disalah satu Kabupaten di Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Siak Kecamatan Sabak Auh Desa Sabak Permai memiliki program tahfidzul qurAoan sehingga pesantren ini walaupun berada di Desa dan baru berdiri beberapa tahun. Pesantren ini sudah diminati masyarakat dibuktikan dengan jumlah santri sampai hari ini berjumlah sekitar 500 orang. Salah satu daya tarik dari Pesantren ini adalah tawaran program tahfidzul qurAoan sehingga ada harapan anak-anak wali santri menjadi hafidz/hafidzoh mudah terwujud melalui program tahfidzul qurAoan yang ditawarkan oleh Pesantren. Keberhasilan Program tahfidzul qurAoan di Pesantren Madrasatul QurAoan MANTAB Siak berdasarkan hasil wawancara lapangan salah satunya dilihat dari peserta cabang Musabaqoh Hifzil QurAoan (MHQ) Kabupaten Siak berasal dari utusan yang diambil dari Pesantren Madrasatul QurAoan MANTAB Siak baik kategori 10 Juz, 20 Juz dan bahkan ada yang 30 Juz. Jika dilihat dari proses pembelajaran di Pesantren Madrasatul QurAoan MANTAB Siak, bahwa santri memiliki waktu belajar yang cukup padat, pada pagi Ae siang hari mereka mengikuti pendidikan formal SMP atau MA, setelah Dhuhur mereka mengikuti program diniyah Pesantren dan dilanjutkan dengan Diniyah Pesantren pada malam hari, waktu pembelajaran al-QurAoan setelah Magrib dan setelah Subuh. Berdasarkan padatnya jadwal pembelajaran selain program tahfidz tersebut, santri yang memiliki minat dan motivasi tinggi yang akan mampu mengikuti program tahfidz dan akan mampu mencapai target hafalan yang diberikan atau diwajibkan oleh Pesantren sementara santri yang tidak memiliki motivasi dan semangat akan tertinggal dan hanya akan mencapai hafalan beberapa juz saja. Berdasarkan data yang dihimpun sementara 2 tahun terakhir dari jumlah 150 orang santri yang belajar di kelas Madrasah Aliyah, hanya 15 orang yang sudah menyelesaikan hafalan 30 juz, tentunya persentase ini masih jauh dari harapan atas capaian program program tahfidz qurAoan di Pesantren Madrasatul QurAoan. Santri yang tinggal di asrama pesantren dan intens berkomunikasi dengan guru di Pesantren seharusnya akan lebih mudah bagi santri mencapai target hafalan yang diinginkan, dapat dikatakan seharusnya anak-anak yang tinggal di Asrama capaian hafalan 30 juz lebih mudah dibandingkan anak-anak yang tidak belajar atau mengikuti program tahfidz diluar asrama, walau didukung oleh banyak faktor dalam mencapai target hafalan pada program tahfidz peran guru Musyrif asrama . dalam membimbing santri dalam program tahfidz menjadi pembeda dari penelitian yang disajikan dibawah ini. Tren program tahfidzul qurAoan menjadi daya tarik dan nilai jual lembaga pendidikan pesantren, sehingga masyarakat baik di Kota maupun Desa lebih memilih lembaga pendidikan tertentu atau memilih pesantren yang memiliki program tahfidzul qurAoan, setidaknya ada Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 harapan bagi orangtua kepada anak-anak yang belajar di Pesantren, dengan bekal hafalan alQurAoan mereka adapat menjadi Ustadz, mengikuti MHQ, dapat juga memperoleh kesempatan beasiswa di berbagai Universitas baik dalam maupun luar Negeri. Pada saat ini terdapat banyak universitas dalam maupun luar negeri menyediakan beasiswa bagi penghafal alQurAoan, oleh karena itu program tahfidzul qurAoan, diminati oleh masyarakat, strategi dan motivasi guru merupakan bagian penting untuk mencapai program tahfidzul qurAoan di Pesantren (Afifah et al. , 2. untuk mencapai program tahfidzul quran pada lembaga pendidikan Islam yang memiliki program menghafal al-QurAoan perlu dilakukan penguatan manajemen program tahfidz yang diterapkan oleh lembaga pendidikan, mengaktifnya peran guru/instruktur tahfidz dalam membimbing dan memotivasi siswa penghafal al-QurAoan, mekanisme dan metode yang diterapkan oleh guru tahfidz, serta menguatkan dukungan orangtua, dan lemahnya kontrol dan motivasi atasan/pimpinan (Hidayah, 2. Hasil penelitan dari Wuryanto dan Ahmadi menunjukkan bahwa keberhasilan program tahfidzul qurAoan pada lembaga pendidikan dipengaruhi oleh strategi guru dalam program bimbingan jamaAo dan murojaAoah, tanpa kedua hal ini mustahil program tahfidzul qurAoan akan berhasil (Anggraeni et al. , 2. Manajemen hafalan, peran dan motivasi orangtua dan guru juga menjadi hal yang mestinya diperhatikan bagi lembaga pendidikan yang memiliki program tahfidzul qurAoan (Mz, 2. tanpa hal ini akan sulit terwujud program tahfidzul qurAoan di lembaga pendidikan, perlu juga dilakukan quran camp agar dapat menambah semangat siswa dalam menguatkan hafalan (Supriyadi et al. , 2. Keterlibatan pendidik, siswa dan orangtua menjadi daya dukung program tahfidzul qurAoan, terutama dukungan dari orangtua melalui program Magrib mengaji sehingga anakanak yang belajar dan mengambil program tahfidzul qurAoan di rumah juga mendapat dukungan dari orangtua dalam mengguatkan hafalan mereka. Penguatan hafalan yang baik dilakukan dengan cara dengan cara membaca ayat Al-QurAoan yang telah dihafal dibaca ketika sholat, memperdengarkan bacaan yang telah dihafal kepada orang lain, berwduh apabila merasa ngantuk, menggunakan metode pembelajaran tahfidz QurAoan dan memberikan motivasi kepada santri (Sahfitri et al. , 2. Hasil penelitian dari Rawiah. AlHusaini & Mahdalena menunjukkan bahwa program tahfidzul qurAoan akan terlaksana dengan baik jika para guru menanamkan rasa cinta dan sayang terhadap al-QurAoan selain didukung dengan bimbingan dan motivasi dari guru (Rawiah et al. , 2. Untuk mengatasi berbagai hambatan program tahfidzul qurAoan diperlukan strategi antara lain: mamenej tahfidz dengan baik, mengaktifkan peran guru dan memotivasi siswa tahfidz, menyempurnakan mekanisme dan metode tahfidz, mengoptimalkan dukungan orang tua, dan mengoptimalkan atasan dan motivasi atasan (Mz, 2. Motivasi dari guru memberi daya semangat bagi siswa untuk menghafal al-QurAoan dan semangat untuk menyetorkan hafalannya kepada guru (Istikarini et al. , 2. Hasil penelitian dari Syarifuddin menunjukkan peran guru tahfidz memiliki peran sebagi pendidik sebagi tokoh panutan bagi santri dan lingkungannya sebagai pembimbing menjadi hafidz dan mustamiAodan sebagai motivator yang memberikan motivasi kepada para santri dalam menghafal al-QurAoan (Syarifudin, 2. Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Peran guru tahfidz dalam memberikan pembelajaran, memotivasi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (Aprilia et al. , 2. , beberapa penelitian tersebut dapat dikuatkan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dari penelitan yang sudah disajikan di atas, penelitian ini fokus dan menjadi pembeda adalah pada peran guru Musyrif Asrama . Asrama dalam menguatkan kualitas hafalan santri sehingga penelitian ini layak untuk dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran guru musyrif asrama dalam penguatan kualitas hafalan santri program tahfidzul qurAoan (Studi Kasus di Madrasah Aliyah MANTAB Sia. ? Tujuan penelitian ini untuk mengetahuai peran guru musyrif asrama dalam penguatan kualitas hafalan santri program tahfidzul qurAoan (Studi Kasus di Madrasah Aliyah MANTAB Sia. METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan: Pertama. Tahapan Pra-lapangan yaitu penjajakan lapangan untuk menentukan masalah atau fokus Kedua. Tahapan Pekerjaan Lapangan yaitu kegiatan penelitian di tempat penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan fokus masalah dan tujuan penelitian. Ketiga. Pengumpulan data yaitu dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada Guru Musyrif di Pesantren Madrasatul QurAoan -Siak. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan tahapan analisis data. Keempat. Tahapan analisis data diawali dengan mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari lapangan dengan melakukan uji kredibilitas data melalui member check, triangulasi data dan reduksi kemudian dilakukan penyajian data dan dianalisis berdasarkan teknik deskriptif analisis kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Madrasah Aliyah MANTAB-Siak terletak di Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak di bawah naungan Yayasan Pesantren Madrasatul QurAoan. Sejak didirikan memilki program Tahfidzul QurAoan sehingga orientasi pendidikan di MA Mantab -Siak fokus pada pembinaan hafalan santri dalam menghafal al-QurAoan. Capaian yang hendak diraih ketika santri sudah menyelesaikan pendidikan adalah santri memiliki hafalan al-QurAoan maksimal 30 Juz secara benar dan meyakinkan . Untuk mencapai hafalan al-QurAoan secara mutqin dibutuhkan peran penting dari para pengasuh, ustadz/utadzah, pembimbing dan penjaga asrama . Santri yang setiap hari belajar, istirahat dan beraktifitas di Asrama memiliki ruang dan lingkungan yang baik untuk melencarkan dan menambah hafalan bersama santri dan guru asrama, dibandingkan dengan santri yang beraktifitas luar asrama ditambah jarang bertemu dengan ustadz/utadzah, pembimbing dan penjaga asrama . , oleh karena itu guru Asrama memiliki peran penting dalam menguatkan hafalan santri program Tahfidzul QurAoan. Program Tahfidzul QurAoan Pesantren Secara umum Program Tahfidzul QurAoan di Madrasah Aliyah Mantab-Siak juga mengikuti dan menyesuaikan program Tahfidzul QurAoan Pesantren Madrasatul QurAoan, berdasarkan program Tahfidzul QurAoan di Pesantren bertujuan untuk: . Mendidik dan Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 menghasilkan santri yang sejalan dengan nilai-nilai agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits Aoala manhaj Ahlu Sunnah wal JamaAoah. Menghasilkan generasi penghafal Al-QurAoan. Turut berpartisipasi dalam agenda pembangunan negara dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten. Sementara yang menjadi tujuan khusus program Tahfidzul QurAoan di Pondok Pesantren sebagai adalah: . Menghasilkan lulusan santri yang baik dan cemerlang serta khatam hafal Al-QurAoan 30 juz. Menghasilkan generasi penghafal Al-QurAoan yang dapat berkhidmat di masyarakat. Menampung dan membina santri yang telah mempunyai hafalan Al-Qur'an di lembaga pendidikan sebelumnya. Metode pembelajaran Tahfidzul QurAoan yang diberlakukan di Pesantren Madrasatul QurAoan ada dua metode yaitu metode wahdah dan metode murojaah. Metode wahdah Metode wahdah adalah metode menghafal Al-QurAoan dengan cara menghafal satu persatu ayat Al-QurAoan. Metode wahdah adalah menghafal satu persatu ayat yang akan dihafalkan (Sahfitri et al. , 2. Setiap ayat bisa dibaca sepuluh kali atau bahkan lebih, sehingga proses dari metode wahdah dapat membentuk pola dalam fikirannya dan benarbenar dapat membentuk gerak refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal satu ayat, maka dapat melanjutkan pada ayat berikutnya dan begitupun selanjutnya, hingga dapat mencapai satu muka atau satu halaman. Metode wahdah merupakan metode yang banyak digunakan dalam program tahfidzul qurAoan karena pengulangan ayat demi ayat memudahkan santri dalam menghafal al-QurAoan. Hasil penelitian Maskur Subkhan Daulay menyebutkan strategi guru tahfidz dalam meningkatkan kualitas hafalan al-QurAoan santri di Pondok Pesantren Syakira Barumun Padang Lawas sesuai dengan hasil temuan peneliti yaitu strategi metode wahdah yakni dengan melakukan pengulangan ganda . urajaAoa. , tidak beralih pada ayat berikutnya sebelum ayat yang sedang dihafal benar-benar hafal, dan menerapkan sistem reward dan punishment. Kualitas hafalan santri/ah tahfidz al-QurAoan di Pondok Pesantren Syakira Barumun Kabupaten Padang Lawas dapat diakatakan dengan baik dinilai dari bacaan tartil, tajwid, kelancaran bacaan, dan hafalan yang kuat (Maskur Subhan Daulay, 2. Metode Murojaah Metode MurajaAoah secara etomoligi berasal dari kata rajaAoa-yurajiAou-rajAoan yang berarti kembali. Sedangkan secara terminologi murajaAoah adalah mengulang kembali sesuatu hal yang telah dihafalkan. MurajaAoah bisa disebut dengan metode pengulangan berkala, ada beberapa materi pelajaran yang perlu dihafalkan dan setelah dihafalkan masih perlu diulang atau murajaAoah. MurajaAoah adalah metode yang digunakan para penghafal Al-Quran untuk mengulang dan mengingat kembali hafalan yang telah disetorkan atau dihafalkan di depan guru tahfidz agar tidak mudah lupa dengan hafalannya, diberlakukan tiga bentuk model murojaah di Pesantren: Mengulang dalam hati yaitu dengan cara membaca AlQurAoan di dalam hati tanpa diucapkan melalui mulut. Metode ini merupakan suatu kebiasaan para ulama untuk menguatkan dan meningkatkan hafalannya. Dan dengan metode ini, para penghafal AlQurAoan lebih terbantu mengingat ayat-ayat yang telah dihafalkan sebelumnya. Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Mengulang dengan melafadzkan atau mengucapkannya yaitu dengan metode ini juga dapat membantu para penghafal Al-QurAoan dalam memperkuat hafalannya. Dengan melafadzkan atau mengucapkan ayat-ayat yang dihafalkan, maka secara tidak langsung akan melatih mulut dan pendengarannya dalam melafadzkan serta mendengarkan bacaanya sendiri. Mengulang dengan sesama penghafal Al-QurAoan adalah metode yang dilakukan oleh penghafal Al-QurAoan, tentunya dengan teman yang juga menghafal Al-QurAoan, membuat kesepakatan waktu, surat yang ingin diulang, dan pengulangan yang telah disepakati, seperti saling bergantian menghafal setiap halaman atau setiap surat. Mengulang hafalan dengan sesama penghafal Al-QurAoan dapat membantu membenarkan dan memperbaiki jika ada kesalahan saat menghafal Al-QurAoan tanpa disadari oleh penghafal. Penguatan Hafalan Melalui Murojaah Dalam wawancara yang dilakukan, ditemukan bahwa murojaah memiliki peran penting dalam menjaga kualitas hafalan Al-QurAoan. Murojaah bukan sekadar mengulang hafalan yang telah dipelajari, tetapi juga menjadi metode utama dalam memperkuat daya ingat dan ketepatan dalam membaca ayat-ayat suci. Murojaah dilakukan dengan mengulang kembali ayat-ayat yang telah dihafalkan secara rutin dan berkesinambungan, metode murajaAoah digunakan untuk menjaga hafalan agar tidak lepas dari ingatan (Sahfitri et al. Proses ini dilakukan tidak hanya secara individu, tetapi juga bersama santri lainnya dalam bentuk bergantian setiap hari. Hal ini bertujuan agar hafalan tetap melekat di ingatan, tidak mudah lupa, serta dapat disetorkan dengan baik ketika dibutuhkan. Selain itu, terdapat kebiasaan yang dianjurkan bagi para santri, yaitu melaksanakan murojaah setelah sholat maktubah . holat waji. Setelah menyelesaikan sholat, santri dianjurkan untuk langsung memanfaatkan waktu tersebut dengan nderes . engulang hafala. Kebiasaan ini membantu santri agar lebih konsisten menjaga hafalan serta menumbuhkan disiplin dalam murojaah. Metode yang Diterapkan dalam Murojaah sebagai bentuk penguatan dari guru Musyrif dapat mengunakan: Tasmi' (Menyimakkan Hafalan kepada Orang Lai. Dalam metode ini, seorang santri menyetorkan hafalannya kepada guru atau teman satu halaqah. Dengan mendengarkan koreksi dari orang lain, santri dapat mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Rizaludin dalam Hadi Syamsul mengatakan metode Tasmi lebih berfokus pada pengulangan dan pembacaan langsung teks Al-Quran, bertujuan untuk memperkuat hafalan dan pengenalan huruf serta ayat-ayat Al-Quran. Dengan melibatkan murid dalam pembacaan langsung dan pengulangan yang intensif, metode ini diharapkan dapat memperkuat memorisasi dan pemahaman teks suci. Pendekatan interaktif dalam metode Talaqi memungkinkan guru untuk secara langsung membimbing murid dalam memahami konten Al-Quran dan menjawab pertanyaan mereka secara langsung, menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif (Hadi & Cici, 2. Murojaah Kolektif (Bersama-sama dengan Santri Lainny. Santri membentuk kelompok kecil dan saling menguji hafalan satu sama lain. Dengan metode ini, suasana murojaah menjadi lebih dinamis dan menyenangkan. Para penghafal Al-QurAoan melakukan takrir secara bersamaan dengan dua orang atau lebih dengan cara sebagai berikut: Pertama, yaitu duduk dengan saling berhadapan dan setiap Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 seseorang membacakan materi takrir yang telah ditentukan. Kedua, takrir bersama dengan duduk berbaris seperti shaf dalam shalat, kemudian membaca atau melafazkan hafalan AlQurAoan yang sudah ditentukan secara bersama-sama (Jayanti et al. , 2. Ziyadah (Menambah Hafalan Sambil Murojaa. Santri tidak hanya fokus mengulang hafalan lama, tetapi juga menyeimbangkannya dengan menambah hafalan baru. Kombinasi antara murojaah dan ziyadah membantu santri untuk terus berkembang tanpa melupakan hafalan sebelumnya. Guru musyrif juga penting untuk selalu memberikan Motivasi kepada Santri agar tetap semangat dalam menghafal dan murojaah. Motivasi ini diberikan dalam berbagai bentuk, seperti dorongan dari guru, bimbingan spiritual, serta kisah-kisah inspiratif dari para hafiz keberhasilan dalam menghafal Al-QurAoan sangat bergantung pada konsistensi dalam murojaah, dengan membiasakan murojaah setiap hari, baik secara mandiri maupun bersama teman, serta menerapkan metode yang tepat, hafalan akan semakin kuat dan melekat dalam ingatan (Hidayah, 2. Penguatan Hafalan Melalui Pendampingan dan Pembinaan Berdasarkan Hasil wawancara dapat dideskrisikan sebagai berikut. Dalam upaya meningkatkan kualitas hafalan santri, program pendampingan dilakukan secara intensif setiap Santri tidak hanya dibimbing dalam menghafal, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan keagamaan seperti tadarus dan khataman Al-Qur'an, baik di lingkungan pondok pesantren maupun dalam masyarakat. Strategi dan bimbingan dengan metode jamaAo dan murojaAoah menjadi salah satu hal penting yang dilakukan guru untuk mendukung ketercapaian hafalan dan penguatan hafalan santri(Anggraeni et al. , 2. Untuk mendukung pendampingan dan pembinaan juga dilakukan Program Semaan AlQur'an yang menjadi salah satu kegiatan rutin setiap satu minggu sekali, pelaksanaannya dapat digambarkan satu orang santri akan membaca hafalannya, sementara yang lain menyimak dengan saksama secara bergantian. Dengan metode ini, santri tidak hanya menghafal secara mandiri, tetapi juga melatih ketelitian dalam mendengarkan bacaan teman Seringnya mengikuti kegiatan simaan ini juga menjadi faktor penting dalam menjaga hafalan tetap kuat dan menghindari lupa (Hadi & Cici, 2. Terutama untuk Juz 30 dan Surah-surah Munjiyat, telah diterapkan kebiasaan membacanya secara rutin setiap setelah salat Maghrib. Kebiasaan ini bertujuan agar santri lebih mudah mengingat ayat-ayat yang telah dihafalkan. Pendekatan ini bukan hanya meningkatkan kemampuan hafalan santri, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab untuk menjaga hafalan mereka tetap lancar dan benar. Selain metode teknis, aspek motivasi juga menjadi perhatian utama dalam pembinaan Para pendidik senantiasa memberikan dorongan agar santri terus semangat dalam menghafal dan mengulang hafalannya. Motivasi ini diberikan dalam bentuk nasihat, penguatan spiritual, dan penghargaan bagi santri yang menunjukkan perkembangan Dengan adanya dorongan ini, santri diharapkan mampu mempertahankan hafalannya dalam jangka panjang dan tidak mudah melupakan ayat-ayat yang telah mereka Kesinambungan antara metode yang sistematis, lingkungan yang mendukung, dan motivasi yang kuat menjadi kunci utama dalam keberhasilan program pembinaan hafalan AlQur'an di lingkungan pesantren. Selain program tersebut terdaoat program penguatan Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 Pembelajaran AlQur'an melalui Metode Talaqqi di Pondok Pesantrbertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur'an dengan menerapkan metode talaqqi yang dipadukan dengan teknologi modern. Penguatan Hafalan Santri Melalui Metode Pembelajaran Tahfidz Berdasarkan hasil wawancara beberapa metode pembelajaran tahfidzul quran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam melakukan perannya dalam menguatkan hafalan santri di Pesantren melalaui: Metode Setoran dan MurojaAoah Dalam upaya meningkatkan kualitas hafalan santri, diterapkan berbagai metode yang sistematis dan terstruktur. Salah satu metode utama yang digunakan adalah setoran hafalan setiap pagi, di mana santri menyetorkan ayat-ayat yang telah mereka hafalkan kepada pembimbing. Setoran ini tidak hanya dilakukan secara bertahap, tetapi juga mencakup setoran ulang sekaligus satu juz penuh setelah santri menyelesaikan hafalan juz tersebut. metode muroja'ah telah terbukti cukup efektif, menjadi pilihan utama dalam proses hafalan juz 30 (Assabiil & Dalle, 2. Komitmen tinggi sekolah dalam mencapai tujuan ini memberikan peluang besar bagi peserta didik untuk meraih kesuksesan dalam menghafal juz 30 sebelum menghadapi ujian kelulusan. Penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang upaya pembiasaan muroja'ah dalam meningkatkan kemampuan hafalan Al-Qur'an di lingkungan pendidikan formal. Hal ini bertujuan untuk memastikan hafalan melekat sebelum melanjutkan ke juz berikutnya. Metode Halaqoh Metode halaqoh yaitu sistem kelompok kecil yang terdiri dari 3 atau 4 santri. Dalam setiap kelompok, santri secara bergantian melakukan murojaAoah bersama, mendengarkan dan menyimak hafalan satu sama lain. Dengan cara ini, santri tidak hanya mengulang hafalannya sendiri tetapi juga memperoleh manfaat dari hafalan temantemannya. Metode ini diterapkan setiap hari agar hafalan terus terjaga dan semakin kuat. Metode Perempatan/MurojaAoah Bertahap Metode Perempatan yaitu membagi satu juz dalam mushaf hafalan menjadi empat bagian, dalam setiap 110 lembar mushaf hafalan, santri harus menyelesaikan satu perempatan terlebih dahulu sebelum diperbolehkan melanjutkan hafalan berikutnya. Setelah santri menyelesaikan satu perempatan, mereka diwajibkan untuk murojaAoah dari awal juz sebelum melanjutkan hafalan ke bagian selanjutnya, metode ini bertujuan untuk memastikan hafalan tersimpan dengan kuat dalam ingatan dan tidak mudah lupa Metode Takhassus atau Pendekatan Intensif dalam Hafalan Metode Tahassus yang berfokus pada penguatan hafalan secara lebih mendalam. Metode ini menekankan pada pengulangan yang lebih intensif, baik secara individu maupun dalam kelompok, sehingga santri benar-benar menguasai ayat-ayat yang telah dihafalkan sebelum melangkah ke bagian berikutnya. Metode MurojaAoah dan Simaan: Evaluasi dan Penguatan Hafalan Selain metode setoran dan halaqoh, santri juga didorong untuk melakukan murojaAoah secara mandiri maupun dalam bentuk simaan, santri menyetorkan hafalannya dengan disimak oleh guru dan santri lainnya. Dalam simaan ini, santri dilatih untuk Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 tampil dan membaca hafalannya dengan lantang di depan rekan-rekan mereka, yang berfungsi sebagai sarana evaluasi dan pembiasaan membaca dengan percaya diri. Dengan seringnya murojaAoah dilakukan, hafalan santri akan semakin kuat dan tidak mudah hilang. Perpaduan antara setoran rutin, halaqoh, talaqqi bersama guru, metode perempatan, tahassus, serta murojaAoah dan simaan menjadi strategi utama dalam menjaga dan meningkatkan hafalan Al-Qur'an santri secara efektif dan berkelanjutan. Penguata Hafalan Santri Melalui Target Capaian Hafalan Target capaian menjadi motivasi santri untuk mencapai hafalan yang ditentukan pada kelas atau jenjang tertentu, dalam upaya membentuk santri yang memiliki hafalan Al-QurAoan yang kuat dan berkelanjutan, istiqomah . dan disiplin menjadi dua kunci utama. Proses menghafal Al-QurAoan tidak hanya menuntut kecerdasan, tetapi juga kesabaran, ketekunan, dan keteraturan dalam menjalankan program hafalan. Disiplin dalam menghafal dam menyetorkan hafalan tambahan . secara rutin. Setoran ini tidak hanya dilakukan dalam waktu-waktu tertentu, tetapi juga ditanamkan sebagai bagian dari kebiasaan harian Santri hendaknya menambah hafalan setelah salat Isya dan Subuh, dua waktu ini dinilai efektif untuk memperkuat dan menambah hafalan (Kamila & Nahuda, 2. Santri juga diajarkan untuk memanfaatkan waktu luang dengan murojaAoah agar mereka dapat menjaga hafalan yang telah mereka kuasai dan memastikan bahwa hafalan baru yang disetorkan tidak mudah hilang. Santri juga diberi motivasi dalam proses pembinaan hafalan. Para santri terus diberi dorongan dan semangat, baik dalam bentuk nasihat maupun pemberian penghargaan bagi mereka yang berhasil mencapai target hafalan. Hadiah atau bentuk apresiasi lainnya diberikan sebagai cara untuk meningkatkan semangat santri dalam mencapai hafalan yang lebih banyak. Pendekatan ini tidak hanya membantu santri lebih giat dalam menghafal, tetapi juga menciptakan suasana kompetitif yang sehat, di mana mereka saling berlombalomba dalam kebaikan. Agar hafalan tetap terjaga guru dan pembimbing selalu memberikan nasihat kepada santri agar tidak hanya fokus pada ziyadah, tetapi juga pada penguatan hafalan yang sudah dimiliki. Santri didorong untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengulang hafalan, baik secara mandiri maupun dalam kelompok, dengan kebiasaan ini, target hafalan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Penguatan dalam Hafalan Santri Melalui Layanan dan Bimbingan Daya tangkap dan daya hafal santri berbeda-beda ada yang lambat dan ada yang lambat, santri yang memiliki daya ingat dan daya hafal yang cepat diberikan penguatan untuk meneruskan dan menambah hafalan, sementara santri yang mengalami kendala diberikan layanan-layanan agak juga bersemangat menghafal, menambah dan mengulangi. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh jika ada santri yang mengalami kesulitan mengikuti program maka diberikan bantuan, nasihat, penguatan, tambahan waktu dari guru asrama. Membina hafalan santri tidak hanya berfokus pada aspek teknis menghafal, tetapi juga melibatkan nasihat, motivasi, evaluasi, dan pembentukan karakter. Program Tahfidz merupakan lembaga pilihan terbaik bagi bapak/Iabu membantu anak-anak membaca dan menghafal Al-Quran setiap hari serta melahirkan banyak anak-anak shaleh yang pasti akan melahirkan anak-anak hafidz AlQuran di kemudian hari (Nosa et al. , 2. Ary Antony Putra. Ahmad Sholeh. Miftahul Jannah. Muliadi: Peran Guru Musyrif Asrama Dalam Penguatan Hafalan Santri Program Tahfidzul QurAoan E-ISSN 2598-2168 P-ISSN 1412-5382 Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan Vol. 22 No. Oktober 2025 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan peran guru guru musyrif asrama dalam penguatan kualitas hafalan santri program tahfidzul qurAoan adalah dengan penguatan murojaAoah, guru asrama menyediakan waktu terjadwal untuk mendengarkan pengualangan . urojaAoa. hafalan santri. Selanjutnya penguatan kualitas hafalan santri program tahfidzul qurAoan oleh guru asrama dilakukan dengan pendampingan melalui aktif dalam kegiatan tadarus, tasmiAo dan khataman. Selain itu penguatan kualitas hafalan santri program tahfidzul dilakukan dengan penguatan melalui pembelajaran tahfidz dengan sistem halaqoh, takhosus, murojaAoah bertahap . , simaAoan al-QurAoan . antri membaca mandir. dihadapan santri lain untuk diperiksa dan diperbaiki hafalannya. Program tambahan . hafalan melalui buku catatan harian setiap hari menjadi tuntunan santri dalam menguatkan hafalan, selama belum baik hafalan sebelumnya, santri diminta memperbaiki dan melancarkan hafalan sebelum menambah hafalan al-QurAoan. Penguatan hafalan santri juga dilakukan melalui nasihat . dari Pengasuh Pesantren, sebagai motivasi santri dalam menambah dan menguatkan hafalan, guru asrama juga memberikan penguatan hafalan santri dengan menguatkan nasihat-nasihat pengasuh kepada santri DAFTAR PUSTAKA