Room of Civil Society Development DOI: https://doi. org/10. 59110/rcsd. Volume 4 Issue 5. Year 2025 Menuju UMKM Naik Kelas di Desa Cilaja: Penguatan Produksi. Branding, dan Keuangan pada Usaha Citra Rasa Cilaja Anastasia Ary Noviyanti1*. Adella Mutiara Parhusip1. Felicia Angelia1. Jonathan Ersad1. Ken Emmanuel Sutanto1. Louisa Frances Lee1. Nathan Immanuel Aureliant1. Nelson Poeyan1 1Universitas Prasetiya Mulya. Tangerang. Indonesia *Correspondence: anastasia. noviyanti@prasetiyamulya. ABSTRACT This community development program aimed to strengthen the business capacity of Citra Rasa Cilaja Micro. Small, and Medium Enterprise (MSME) through need-based mentoring focused on production efficiency, product rebranding, digital marketing, and financial literacy. The preliminary analysis, using PorterAos Five Forces. SWOT, and Business Model Canvas, identified limited production capacity, weak marketing strategies, and lack of financial documentation as the main constraints. The implementation involved a 20-day live-in and a three-month mentoring program that introduced standard operating procedures (SOP. , provided production tools, redesigned packaging, created product catalogues, activated social media accounts, and trained partners in basic financial recording. Results showed that the partnerAos production capacity increased from 10 kg to 40 kg of raw bananas per day during the live-in period and stabilized at 20Ae 25 kg afterward. Furthermore, product branding and marketing improved significantly, supported by digital promotion and consistent financial documentation. The program highlights that participatory and contextual mentoring can effectively empower rural MSMEs to achieve sustainable business transformation and competitiveness. Keywords: MSME Empowerment. Business Mentoring. Production Efficiency. Digital Marketing. Financial Literacy. ABSTRAK Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas usaha UMKM Citra Rasa Cilaja melalui pendampingan berbasis kebutuhan yang difokuskan pada peningkatan efisiensi produksi, rebranding produk, pemasaran digital, dan literasi keuangan. Analisis awal menggunakan kerangka PorterAos Five Forces. SWOT, dan Business Model Canvas mengidentifikasi kendala utama berupa kapasitas produksi yang terbatas, strategi pemasaran yang belum optimal, serta belum adanya sistem pencatatan keuangan. Implementasi program dilakukan melalui kegiatan live-in selama 20 hari dan pendampingan selama tiga bulan yang mencakup penyusunan standar operasional prosedur (SOP), penyediaan alat bantu produksi, perancangan kemasan baru, pembuatan katalog produk, aktivasi media sosial, serta pelatihan pencatatan keuangan sederhana. Hasil menunjukkan peningkatan kapasitas produksi dari 10 kg menjadi 40 kg per hari selama livein dan stabil pada 20Ae25 kg setelah pendampingan. Selain itu, identitas merek dan strategi pemasaran mengalami peningkatan melalui promosi digital dan keteraturan pencatatan keuangan. Program ini membuktikan bahwa pendampingan partisipatif dan kontekstual dapat mendorong transformasi usaha UMKM desa menuju kemandirian dan keberlanjutan. Kata Kunci: Efisiensi Produksi. Literasi Keuangan. Pemberdayaan UMKM. Pendampingan Usaha. Pemasaran Digital. Copyright A 2025 The Author. : This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution ShareAlike 4. 0 International (CC BY-SA 4. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Pendahuluan Usaha Mikro. Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam struktur perekonomian Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. UMKM tidak hanya berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pengurangan angka kemiskinan, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi lokal berbasis potensi komunitas (Ramadhan, 2. Pada tahun 2023. UMKM di Indonesia memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 61% atau setara Rp 9. 580 triliun (UMKM Indonesia Ae Kadin Indonesia, 2. Namun, sebagian besar UMKM di desa masih menghadapi berbagai kondisi yang menghambat perkembangan mereka, antara lain proses produksi yang belum efisien, keterbatasan pembiayaan, legalitas atau perizinan, branding dan pemasaran, visualisasi produk yang kurang menarik, sumber daya manusia yang terbatas, standardisasi produk, serta rendahnya literasi keuangan (Ramadhan, 2023. Yulya Ammi Hapsari dkk. , 2. Kinerja UMKM di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada masa pandemi Covid-19 . 0Ae2. , di mana lebih dari 77% pelaku usaha kehilangan pendapatan, 88% kehilangan permintaan produk, 48% menghadapi masalah bahan baku, dan 97% kehilangan nilai aset (Lisnawati, 2. Kondisi ini menegaskan pentingnya inovasi dan adaptasi digital agar UMKM mampu bertahan dalam situasi krisis dan bertransformasi menuju usaha yang lebih modern. Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya percepatan transformasi UMKM melalui program digitalisasi. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominf. bahkan menargetkan sebanyak 30 juta pelaku UMKM untuk mengadopsi teknologi digital pada tahun 2024 (Isdarmadji, 2. Secara umum. UMKM Aunaik kelasAy diartikan sebagai upaya peningkatan level usaha melalui penguatan aspek-aspek kunci bisnis dengan indikator terukur, seperti mindset kewirausahaan, manajemen usaha, digitalisasi bisnis, akses pembiayaan, kelembagaan, serta pengembangan sumber daya manusia (Diskuk Jabar, 2024. Tim Riset PRKKEK-BRIN, 2. Upaya tersebut tidak cukup hanya berfokus pada intervensi teknis, tetapi juga memerlukan pendekatan yang sistematis dan kontekstual, yang mempertimbangkan kondisi sosial, ekonomi, serta kapasitas aktual mitra binaan. Dalam konteks ini, pendampingan berbasis kebutuhan menjadi strategi penting untuk mendorong UMKM agar benar-benar Aunaik kelasAy. Pendampingan tersebut mencakup penguatan efisiensi produksi, rebranding produk untuk memperkuat identitas merek, serta pembekalan literasi keuangan dan manajemen usaha sederhana (Utami et al. , 2. Dukungan semacam ini tidak hanya meningkatkan performa teknis usaha, tetapi juga membangun kemandirian mitra dalam mengelola dan mengembangkan usahanya secara berkelanjutan (Diskuk Jabar, 2. Sebagai implementasi nyata dari pendekatan tersebut, mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya melaksanakan kegiatan community development di Desa Cilaja. Kabupaten Kuningan. Jawa Barat. Kegiatan ini berfokus pada pendampingan mitra UMKM Citra Rasa Cilaja, sebuah usaha makanan olahan rumahan yang memproduksi keripik pisang dan berbagai produk kuliner lokal lainnya. UMKM ini telah berdiri selama kurang lebih 10 tahun dan didirikan oleh Ibu Aan sebagai bentuk kontribusi terhadap perekonomian keluarga. Berdasarkan wawancara dengan mitra, tantangan utama yang dihadapi adalah kesulitan dalam menentukan strategi pengembangan usaha, keterbatasan kapasitas produksi, belum adanya standar operasional prosedur (SOP), kemasan yang kurang menarik secara visual, serta ketiadaan sistem pencatatan keuangan yang terstruktur. Melalui hasil observasi dan diskusi partisipatif, mahasiswa merancang program pendampingan berbasis kebutuhan lokal yang mencakup penyusunan SOP produksi. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development rebranding produk, penguatan pemasaran digital, serta pelatihan pencatatan keuangan Program ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk, memperluas jangkauan pasar, dan memperkuat fondasi manajemen usaha yang lebih sistematis dan Selain memberikan dampak nyata bagi mitra, kegiatan ini juga menjadi sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan analitis, empati sosial, serta keterampilan kolaboratif dalam praktik nyata pengabdian masyarakat. Berdasarkan konteks tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperkuat identitas merek, serta menumbuhkan literasi keuangan mitra UMKM Citra Rasa Cilaja melalui model pendampingan partisipatif dan kontekstual yang mendukung transformasi menuju AuUMKM naik kelas. Ay Metode Pelaksanaan Gambar 1. Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Langkah awal yang dilakukan pada kegiatan ini adalah melakukan observasi awal dan wawancara mitra secara daring. Informasi yang didapat pada bagian ini meliputi profil mitra, profil usaha, dan kondisi sekitar mitra, yang selanjutnya dianalisa menggunakan PortersAo Five Forces. Dari informasi dan analisa tersebut, kemudian dilakukan identifikasi masalah utama yang dihadapi mitra dan menyusun prioritas program kerja yang bisa langsung diaplikasikan kepada mitra. Dalam proses ini, tim pengabdian juga menggunakan analisis SWOT dan pemetaan proses bisnis sederhana guna membantu merancang strategi dan solusi yang sesuai dengan kemampuan mitra menggunakan Business Model Canvas. Selain itu, metode yang digunakan untuk penentuan UMKM AuNaik KelasAy disesuaikan dengan indikator program UMKM AuNaik KelasAy yang dicanangkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, tempat dimana mitra melakukan usahanya (Diskuk Jabar. Program kerja yang telah disiapkan diimplementasikan di lapangan melalui kegiatan live-in selama 20 hari di Desa Cilaja. Kabupaten Kuningan. Jawa Barat. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan, dirumuskan beberapa fokus pendampingan, yaitu . peningkatan efisiensi produksi melalui penyusunan standar operasional prosedur (SOP) dan penambahan alat bantu produksi, . penguatan identitas merek melalui rebranding kemasan serta pembuatan katalog produk, . edukasi pemasaran digital melalui pelatihan penggunaan media sosial, dan . pelatihan pencatatan keuangan sederhana untuk mendukung evaluasi usaha. Setiap program kerja yang telah dirumuskan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan mitra dalam proses diskusi, pelatihan, praktik langsung, dan evaluasi bersama. Program kerja yang dirancang ini sejalan dengan temuan Noviyanti et al. yang menunjukkan bahwa strategi rebranding dan promosi digital berkontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing dan profesionalitas UMKM lokal. Selain itu. Sari Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development et al. menegaskan bahwa integrasi antara manajemen keuangan dan pemasaran digital dapat memperluas jangkauan pasar serta meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha Setelah kegiatan live-in berakhir, pendampingan dilakukan oleh tim pengabdian terhadap mitra selama 3 bulan. Tim secara rutin melakukan komunikasi dengan mitra, memastikan program tetap dijalankan, dan menyesuaikan strategi apabila mitra mengalami kesulitan dalam menjalankan program. Selanjutnya, tim menyusun rencana tindak lanjut pasca-pendampingan dan memberikan saran terhadap pengembangan usaha mitra. Hasil Citra Rasa Cilaja merupakan UMKM rumahan yang dijalankan oleh Ibu Aan Amanah di Desa Cilaja. Kabupaten Kuningan, dengan produk unggulan berupa keripik pisang. Sebagai salah satu usaha mikro yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Citra Rasa Cilaja masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat skalabilitas usahanya. Dimulai dari proses produksi yang belum dilakukan secara efisien karena tidak adanya standar operasional prosedur (SOP), serta keterbatasan peralatan produksi yang membuat kapasitas maksimal hanya 10 kg pisang mentah per hari. Selain itu, sistem pencatatan keuangan belum tersedia, sehingga pemilik usaha kesulitan untuk memantau kondisi keuangan serta mengambil keputusan. Hal ini sejalan dengan teori operational efficiency, yang menyebutkan bahwa usaha kecil sering kali gagal berkembang karena lemahnya sistem kerja dan manajemen yang tidak terdokumentasi dengan baik (Heizer dkk. , 2. Selain itu, strategi pemasaran hanya mengandalkan word of mouth, dititipkan pada dua warung dekat rumah mitra dan WhatsApp Status. Padahal, di era digital saat ini, penguasaan teknologi menjadi aspek penting dalam keberhasilan usaha kecil dalam konsep digital marketing adoption, bahwa integrasi teknologi digital dalam kegiatan usaha sangat penting untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memperluas pasar (Chaffey & EllisChadwick, 2. Di sisi lain, faktor lingkungan juga berkontribusi terhadap ketidakstabilan usaha, khususnya terkait pasokan bahan baku utama, seperti pisang tanduk yang sangat dipengaruhi oleh musim. 1 Analisis Awal Profil Usaha Sebelum merancang dan melaksanakan program kerja, tim pengabdian terlebih dahulu melakukan analisis sederhana terhadap kondisi usaha mitra untuk memahami posisi, tantangan, dan peluang pengembangan. Analisis ini juga berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara mitra. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan PorterAos Five Forces (Porter, 1. dan SWOT (Aprilia dkk. , 2. (Eryogia dkk. , 2. guna memberikan gambaran umum mengenai kekuatan internal serta tekanan eksternal yang dihadapi oleh UMKM Citra Rasa Cilaja. Analisis PorterAos Five Forces terhadap kondisi mitra dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Analisis PorterAos Fove Forces UMKM Citra Rasa Cilaja Faktor Temuan Tinggi Ae Kompetitor langsung produk serupa cukup banyak di Ancaman Pendatang desa dan membatasi kemampuan untuk menetapkan harga lebih Baru Ancaman Produk Sedang Ae Produk camilan lain menjadi alternatif, terutama yang Substitusi lebih modern atau populer di media sosial Daya Tawar Tinggi Ae Konsumen cukup sensitif terhadap harga dan cenderung Menawar Pembeli memilih produk dengan kemasan menarik. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Daya Tawar Menawar Pemasok Persaingan Industri Sejenis Tinggi Ae Bahan baku seperti pisang bersifat musiman sehingga harganya bersifat fluktuatif Tinggi Ae banyak pelaku usaha yang memproduksi makanan ringan Berdasarkan hasil analisis PorterAos Five Forces, dapat disimpulkan bahwa tingkat persaingan pada sektor makanan olahan di wilayah mitra tergolong tinggi. Persaingan yang kuat serta daya tawar tinggi dari pemasok menuntut pelaku usaha untuk memperkuat efisiensi produksi dan membangun keunggulan kompetitif melalui inovasi produk dan strategi pemasaran. Situasi ini menunjukkan pentingnya strategi internal yang solid agar UMKM tetap adaptif terhadap tekanan eksternal. Oleh karena itu, dilakukan pula SWOT Analysis untuk melihat kondisi internal secara lebih mendalam meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh mitra. Tabel 2. Analisis SWOT UMKM Citra Rasa Cilaja Kekuatan (Strength. Kelemahan (Weaknesse. - Kapasitas produksi rendah - Rasa produk yang khas dan disukai - Proses produksi masih dilakukan sendiri oleh - Telah memiliki sertifikasi Halal dan SP-PIRT - Pengelolaan keuangan belum terstruktur - Memiliki produk unggulan Citra - Strategi promosi masih kurang optimal dan Rasa Cilaja adalah keripik pisang dengan empat varian rasa, yaitu green - Mitra sulit membagi waktu antara tanggung tea. Coklat. Original, dan Madu jawab keluarga dan pengelolaan usaha Peluang (Opportunitie. Ancaman (Threat. - Potensi pasar oleh-oleh dan warung - Terdapat banyak pesaing yang menjual produk - Peluang promosi digital melalui - Fluktuasi harga pisang tanduk sebagai bahan media sosial Hasil gabungan dari kedua analisis tersebut memberikan dasar strategis bagi perancangan intervensi program pendampingan. Sementara PorterAos Five Forces menggambarkan kondisi persaingan dan tekanan pasar dari faktor eksternal. SWOT Analysis menyoroti kekuatan dan kelemahan internal yang perlu diperbaiki serta peluang dan ancaman yang harus diantisipasi. Kombinasi dua pendekatan ini memberikan panduan yang komprehensif bagi tim dalam merancang strategi pengembangan yang realistis dan Selanjutnya, dilakukan pemetaan proses bisnis menggunakan Business Model Canvas (BMC) sebagai alat bantu visual untuk menyusun strategi peningkatan kapasitas mitra. BMC membantu memetakan sembilan komponen utama dalam model bisnis, mencakup segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber daya utama, aktivitas utama, mitra kunci, struktur biaya, dan aliran pendapatan (Osterwalder & Pigneur. Widyawati, 2. Model ini digunakan untuk memahami bagaimana mitra menciptakan, menyampaikan, dan mempertahankan nilai bisnis secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, pemetaan model bisnis dilakukan menggunakan Business Model Canvas untuk mengidentifikasi elemen-elemen utama yang membentuk struktur usaha mitra. Hasil pemetaan BMC UMKM Citra Rasa Cilaja dijabarkan pada sembilan komponen berikut: Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Customer Segments, yaitu pihak yang dilayani oleh bisnis. Citra Rasa Cilaja menargetkan konsumen lokal, terutama ibu rumah tangga, reseller, serta warga Desa Cilaja dan sekitarnya yang membutuhkan makanan praktis, sehat, dan terjangkau. Pelanggan umumnya berusia 25Ae55 tahun, menyukai makanan rumahan, serta menjalani gaya hidup sederhana dan efisien. Value Propositions yang ditawarkan mencerminkan kekuatan utama produk, yaitu makanan olahan berbahan dasar pisang, cokelat, dan madu, dengan rasa otentik dari resep turun-temurun keluarga. Produk diproses tanpa pengawet, praktis untuk dikonsumsi, bergizi tinggi, dan tersedia juga untuk pemesanan acara khusus. Harga yang ditawarkan kompetitif, dengan tetap menjaga kualitas dan cita rasa. Untuk menyampaikan nilai tersebut, digunakan Channels yang terdiri dari saluran daring dan luring. Saluran digital meliputi WhatsApp Business. TikTok, dan Instagram, yang dimanfaatkan untuk membangun kesadaran merek dan promosi. Distribusi produk dilakukan melalui pengantaran langsung, sistem titip jual di warung mitra. BRI Link, dan toko lokal di sekitar desa. Dalam menjaga hubungan dengan pelanggan (Customer Relationship. , mitra mengedepankan pelayanan yang ramah dan cepat tanggap. Komunikasi dua arah dibangun secara aktif melalui WhatsApp, dengan keterbukaan terhadap masukan pelanggan untuk meningkatkan layanan dan menjaga loyalitas. Seluruh pendapatan (Revenue Stream. diperoleh dari penjualan langsung, titip jual, dan pesanan acara khusus. Model pendapatan berasal dari selisih antara total penjualan dengan biaya produksi, dengan variasi harga sesuai ukuran dan jenis pesanan. Untuk mendukung keseluruhan operasional, bisnis ini mengandalkan Key Resources seperti keahlian dan pengalaman mitra dalam pengolahan makanan, resep keluarga, alat bantu produksi, serta identitas merek yang mulai dikembangkan. Key Activities mencakup pembelian bahan baku, proses pengolahan dan pengemasan, kontrol kualitas, distribusi produk, promosi digital, serta pengelolaan umpan balik Aktivitas ini menjadi kunci dalam menjaga kesinambungan operasional Dari sisi Key Partnerships, mitra menjalin kerja sama dengan pedagang pasar sebagai pemasok bahan baku, percetakan lokal untuk keperluan label dan kemasan, serta warung-warung sekitar sebagai titik distribusi produk secara konsinyasi. Cost Structure terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap meliputi peralatan dapur, sewa ruang produksi, dan potensi pajak usaha. Sementara itu, biaya variabel meliputi bahan baku, kemasan, serta upah tenaga kerja tambahan yang digunakan pada saat pesanan meningkat. 2 Peningkatan Kapasitas Produksi Berdasarkan analisa PorterAos Five Forces. SWOT dan Business Model Canvas yang dibahas sebelumnya, maka tim pengabdian melakukan fokus pendampingan melalui program kerja yang pertama yaitu peningkatan kapasitas produksi. Sebelum kegiatan pengabdian berlangsung, proses produksi keripik pisang dilakukan secara manual tanpa adanya dokumentasi prosedur yang baku. Situasi ini menyebabkan hasil produksi belum konsisten baik dari segi jumlah maupun kualitas. Oleh karena itu, tim pengabdian menyusun dan mensosialisasikan standar operasional prosedur (SOP) sederhana yang mencakup tahapan pemotongan, penggorengan, pengemasan, serta manajemen waktu kerja. Contoh SOP Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development produksi keripik pisang dapat dilihat pada Gambar 2. SOP tersebut ditempel pada dinding dapur produksi di rumah mitra, dapat dilihat pada Gambar 3. Selain itu, tim juga menyediakan alat bantu produksi berupa kompor dua tungku dan alat pemotong pisang Gambar 2. SOP Produksi Keripik Pisang Gambar 3. Peletakan SOP Pada Dapur Rumah Mitra Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development 3 Penguatan Identitas Produk dan Strategi Pemasaran Sebelum program pendampingan, produk Citra Rasa Cilaja dikemas menggunakan plastik polos tanpa label, yang menyebabkan daya saing produk rendah di pasaran. Selain itu, mitra belum memiliki media promosi atau alat bantu visual dalam memperkenalkan produknya kepada calon pelanggan. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah melakukan rebranding agar usaha mitra memiliki identitas baru yang lebih menarik bagi konsumen (Noviyanti dkk. , 2. Dalam proses rebranding, elemen penting seperti logo dan desain kemasan dibuat untuk meningkatkan citra merek dan memberikan pengalaman konsumen yang konsisten. Sebagaimana dijelaskan oleh Pinandoyo. Masnar, dan Supardianningsih . , pembaruan kemasan dan label produk berperan penting dalam meningkatkan persepsi nilai, daya tarik visual, serta memperluas akses pasar bagi produk Tim pengabdian melakukan rebranding produk dengan merancang kemasan baru menggunakan plastik zipper transparan yang dilengkapi label berwarna. Desain label mencantumkan logo, nama produk, informasi bahan, serta kontak pemesanan. Kemasan baru Citra Rasa Cilaja (Gambar . tidak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga memperkuat identitas merek dan profesionalitas Gambar 4. Kemasan Baru Produk Citra Cilaja Logo yang digunakan pada kemasan baru menggambarkan seorang wanita berhijab yang sedang memasak, ilustrasi sosok Ibu Aan sebagai pemilik usaha serta peran perempuan dalam industri kuliner rumahan. Komponen yang muncul dalam logo memberikan kesan rumahan, asli, dan hangat, yang merupakan nilai utama dari produk Citra Rasa Cilaja. Hal ini menunjukkan identitas UMKM rumahan yang asli dan dibuat dengan hati-hati, dan meningkatkan kesan rumahan dan semangat usaha keluarga. Selain itu, warna yang digunakan pada label kemasan adalah maroon, kuning dan krem. Warna maroon melambangkan profesionalisme, kehangatan, serta memberi sentuhan elegan dan feminism. Warna kuning menjadi warna dominan karena mewakili pisang sebagai bahan utama produk serta memberikan kesan ceria dan optimis. Sedangkan warna krem digunakan untuk menyeimbangkan desain, menciptakan kesan bersih dan minimalis. Selain itu, terdapat 3 macam tipografi yang digunakan oleh Citra Rasa Cilaja. Cabin untuk AuCitra Rasa CilajaAy, dipilih karena memiliki karakter bersih, minimalis, modern dan mudah dibaca sehingga memudahkan pembeli mencari merk ini. LazyDog untuk AuKeripik PisangAy, memberi kesan produk camilan yang ringan dan menyenangkan untuk dinikmati kapan saja. Selain itu. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Glacial Indifference memberikan tampilan minimalis sekaligus elegan dan mudah dibaca agar informasi produk terlihat jelas tanpa menghilangkan daya tarik visual. Gambar 5. Warna dan Tipografi Citra Cilaja Sebagai penunjang promosi, tim juga menyusun katalog produk digital dan cetak yang menampilkan daftar produk, deskripsi, ukuran, dan harga. Katalog disusun dalam format visual yang sederhana namun menarik, dan dibagikan kepada konsumen secara langsung maupun melalui media digital seperti WhatsApp. Katalog produk Cita Rasa Cilaja dapat dilihat pada Gambar 6. Selain itu, untuk memperluas jangkauan pasar, dilakukan aktivasi akun media sosial, yaitu Instagram dan TikTok. Konten visual berupa foto dan video produk dibuat bersama mitra untuk keperluan promosi. Meskipun terdapat kendala teknis pada TikTok Shop. Instagram tetap dioptimalkan sebagai kanal promosi digital yang efektif. Gambar 6. Warna dan Tipografi Citra Cilaja Di sisi distribusi, strategi pemasaran tidak hanya mengandalkan penjualan langsung, tetapi juga mengembangkan skema konsinyasi lokal. Produk berhasil ditempatkan di tujuh titik distribusi, seperti warung, toko kecil, dan agen BRI Link di wilayah sekitar Desa Cilaja. Pendekatan ini dianggap sesuai dengan kapasitas produksi mitra dan kondisi geografis desa. Kombinasi dari visualisasi produk, alat bantu promosi, dan strategi distribusi ini menunjukkan pergeseran dari pola usaha rumah tangga tradisional menuju model pemasaran yang lebih terstruktur dan adaptif terhadap kebutuhan pasar. 3 Penerapan Pencatatan Keuangan Salah satu permasalahan utama yang ditemukan pada tahap awal pendampingan adalah tidaknya adanya pencatatan keuangan usaha. Mitra belum membedakan keuangan pribadi dengan keuangan usaha, serta belum mencatat pengeluaran bahan baku, pendapatan harian, maupun biaya operasional lainnya. Hal ini menyebabkan mitra kesulitan mengevaluasi performa usaha secara obyektif. Penyusunan laporan keuangan Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga laporan tersebut dapat dianggap sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan tanggung jawab manajemen terhadap sumber daya yang dikelolanya (Pakpahan, 2. Melalui proses diskusi dan pelatihan, tim pengabdian memperkenalkan buku kas harian sederhana berbentuk lembar cetak manual, yang dapat digunakan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran harian. Format dibuat sangat mudah diisi, dengan kolom tanggal, jenis transaksi, jumlah, dan keterangan. Selain itu, diberikan pemahaman dasar mengenai pentingnya mencatat arus kas, menghitung laba rugi, serta melakukan evaluasi harga pokok produksi secara berkala. Selama pendampingan, mitra mulai terbiasa mencatat secara mandiri. Meskipun belum sempurna, terdapat progres positif dari sisi kesadaran mitra terhadap pentingnya transparansi dan keteraturan dalam manajemen keuangan Gambar 7. Pencatatan Keuangan oleh Mitra Pembahasan Kegiatan pendampingan mitra UMKM Citra Rasa Cilaja melalui community development di Desa Cilaja. Kabupaten Kuningan. Jawa Barat berlangsung dengan baik. Analisis awal terhadap profil usaha mitra menunjukkan bahwa posisi UMKM ini berada dalam ekosistem persaingan lokal yang relatif longgar namun tetap menantang. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Chand . yang menyebutkan bahwa dinamika pasar lokal dapat berubah cepat akibat perilaku konsumen dan tekanan harga bahan baku, terutama pada industri kecil dan ritel. Berdasarkan kerangka PorterAos Five Forces, tekanan utama berasal dari kompetitor langsung produk serupa, konsumen yang cenderung memilih produk dengan kemasan menarik, serta bahan baku yang bersifat musiman sehingga harga sering berfluktuasi. Melalui pemetaan Business Model Canvas (BMC), diketahui bahwa model bisnis mitra masih sederhana, dengan distribusi terbatas dan pemanfaatan saluran digital yang belum Sebagaimana dijelaskan oleh McFarlane . BMC membantu pelaku usaha memahami hubungan antar komponen utama bisnis seperti proposisi nilai, saluran distribusi, dan segmen pelanggan, namun memerlukan adaptasi kontekstual untuk usaha Sementara itu, analisis SWOT mengungkapkan bahwa kekuatan utama usaha ini Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development terletak pada cita rasa yang khas dan memiliki beberapa varian rasa, namun masih menghadapi kelemahan berupa kapasitas produksi rendah, proses produksi yang masih dilakukan sendiri oleh mitra, serta pengelolaan keuangan yang belum terstruktur. Hastutik dan Novitaningtyas . juga menegaskan bahwa kombinasi analisis SWOT dan BMC efektif untuk merancang strategi pengembangan UMKM berbasis potensi lokal dan inovasi Peluang pasar masih terbuka luas, terutama di segmen oleh-oleh dan makanan sehat rumahan, namun terdapat ancaman dari pesaing yang menjual produk serupa. Temuan ini juga konsisten dengan hasil penelitian Putri et al. yang menunjukkan bahwa penerapan aplikasi digital dan pelatihan manajemen keuangan mampu mengoptimalkan produksi sekaligus meningkatkan transparansi usaha pada pelaku UMKM lokal. Oleh karena itu, hasil analisis ini menjadi dasar penting dalam merancang strategi pendampingan yang difokuskan pada penguatan kapasitas produksi, rebranding, dan manajemen usaha. Hasil penerapan strategi pendampingan yang difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dapat dilihat dari perubahan signifikan dalam volume hasil olahan keripik pisang selama kegiatan berlangsung. Sebelum pendampingan mitra dapat menggunakan maksimal 10 kg pisang untuk memproduksi 12 bungkus keripik pisang bermacam varian rasa. Selama periode live-in tim pengabdian, kapasitas produksi 40 kg untuk membuat 47 bungkus Peningkatan kapasitas produksi ini terjadi karena mitra sudah ada alat bantu masak yang baru, menerapkan SOP dan dibantu oleh tim pengabdian. Sedangkan setelah periode live-in, kapasitas produksi sekitar 20 Ae 25 kg untuk membuat 29 Ae 30 bungkus keripik pisang. Periode setelah live-in yang dilaporkan dalam Tabel 3 terhitung selama 2 bulan. Penurunan ini terjadi karena mitra membagi fokus antara produksi keripik pisang dengan produk lain yang diminati konsumen. Selain itu, mitra juga memprioritaskan kemasan dalam partai besar, sehingga mengurangi kuantitas harian produksi keripik pisang kemasan. Meskipun kapasitas produksi berkurang dari periode live-in, mitra tetap menunjukkan keberlanjutan sistem produksi yang sudah diberikan serta kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan pasar Perbandingan kapasitas produksi yang dilakukan mitra dapat dilihat pada Tabel Varian Original . Tabel 3. Perbedaan Kapasitas Produksi Sebelum Selama Live-in Pendampingan Jumlah Hasil Jumlah Hasil Produksi Produksi 2 kg 3 bungkus 13 kg 23 bungkus Setelah Live-in Jumlah 8 Ae 9 kg Hasil Produksi 14 Ae 16 Coklat . 1 kg 4 bungkus 2 kg 9 bungkus 2 kg Green tea . 1 kg 3 bungkus 1 kg 3 bungkus 1 kg Madu . 1 kg 2 bungkus 4 kg 12 bungkus 2 Ae 3 kg 5Ae8 Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Untuk memperjelas perubahan kapasitas produksi pada tiap varian produk. Gambar 8 berikut menyajikan perbandingan visual jumlah produksi sebelum, selama, dan setelah Gambar 8. Perbandingan Kapasitas Produksi UMKM Citra Rasa Cilaja Sebelum. Selama, dan Setelah Pendampingan Berdasarkan Gambar 8, terlihat bahwa seluruh varian produk mengalami peningkatan signifikan selama kegiatan live-in. Varian Original menunjukkan lonjakan produksi tertinggi dari 3 bungkus menjadi 23 bungkus, sedangkan varian Madu meningkat dari 2 menjadi 12 Meskipun kapasitas produksi sedikit menurun setelah pendampingan berakhir, jumlahnya tetap lebih tinggi dibandingkan sebelum kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan SOP dan alat bantu produksi baru berhasil meningkatkan efisiensi serta keterampilan mitra dalam mengelola proses produksi. Penguatan identitas produk melalui rebranding, pengemasan, serta strategi promosi dan distribusi merupakan langkah fundamental dalam meningkatkan daya saing UMKM di tengah pasar yang semakin kompetitif. Dalam konteks Citra Rasa Cilaja, hal ini menjadi titik balik dari praktik usaha konvensional menuju pendekatan pemasaran yang lebih adaptif dan Sebelum pendampingan, kelemahan utama mitra terletak pada ketiadaan identitas merek visual, kemasan yang kurang menarik pembeli, dan belum adanya saluran promosi digital. Hal ini menyebabkan rendahnya persepsi nilai produk di mata konsumen, meskipun kualitas rasa dan bahan baku sudah cukup baik. Proses rebranding oleh tim pengabdian, tidak sekadar mengganti kemasan, tetapi juga memperkenalkan narasi produk melalui label yang mencantumkan komposisi, logo, dan saluran kontak yang memudahkan konsumen untuk mengakses informasi dan melakukan pemesanan. Upaya penyusunan katalog produk dan aktivasi media sosial juga memperluas kanal komunikasi mitra dengan konsumen. Menurut (Kotler & Keller, 2. , visualisasi produk yang baik mampu meningkatkan persepsi kualitas dan membentuk loyalitas pelanggan. Katalog berperan sebagai alat bantu promosi yang mampu menjelaskan ragam produk secara ringkas dan menarik, serta menjadi jembatan antara produsen dan konsumen, baik secara langsung maupun daring. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Di sisi distribusi, penerapan strategi konsinyasi lokal terbukti efektif untuk meningkatkan jangkauan pasar tanpa menambah beban logistik bagi mitra. Titik distribusi antara lain 5 warung dan 2 agen BRI Link di sekitar rumah mitra. Berdasarkan catatan penjualan mitra dari Desember 2024 sampai Februari 2025, sebanyak 60 kg keripik pisang berhasil dijual melalui sistem konsinyasi lokal, sementara 112 kg lainnya terjual melalui pemesanan langsung. Presentasi penjualan masih didominasi oleh pemesanan langsung ke Ibu Aan, dapat dilihat pada Gambar 8. Keberhasilan distribusi ini juga didukung oleh penggunaan kemasan baru hasil rebranding, yang meningkatkan daya tarik visual produk, dan mempermudah perizinan untuk titip jual di lokasi. Gambar 9. Presentasi Distribusi Penjualan Secara keseluruhan, pembaruan identitas produk dan strategi pemasaran yang dilakukan tidak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga memperluas jangkauan pelanggan, membuka saluran komunikasi yang lebih terbuka, dan meningkatkan potensi penjualan secara berkelanjutan. Intervensi ini menunjukkan bahwa peningkatan citra dan strategi promosi dapat dicapai dengan pendekatan yang sederhana, murah, namun tepat Selanjutnya, dalam hal penerapan pencatatan keuangan, mitra dapat mendokumentasikan biaya produksi, pendapatan penjualan, dan menghitung margin keuntungan secara lebih akurat, serta dapat melakukan evaluasi harga jual berdasarkan HPP (Harga Pokok Produks. Dari pencatatan ini, mitra dapat meneruskan penyusunan laporan keuangan sederhana jika ingin mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan tertentu, membedakan keuangan usaha dan keuangan rumah tangga sehingga perputaran modal dapat dikendalikan lebih baik. Selanjutnya pencatatan ini dapat menjadi dasar melakukan evaluasi secara periodic terhadap usahanya secara mandiri dan mengambil keputusan Meskipun pencatatan masih bersifat manual, keberadaan buku kas dan kebiasaan mencatat keuangan merupakan langsung awal menuju sistem manajemen keuangan yang lebih baik dan terukur. Berdasarkan kegiatan community development yang telah dilaksanakan, mitra UMKM Citra Rasa Cilaja menunjukkan peningkatan kapasitas usaha yang signifikan dan dapat dikategorikan telah Aunaik kelasAy dalam beberapa indikator utama. Pertama, dari aspek mindset kewirausahaan, mitra mulai memandang usahanya sebagai entitas bisnis yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan, bukan sekadar aktivitas harian. Hal ini tercermin dari antusiasme dalam mengikuti pelatihan, kesiapan menerima perubahan, serta kemauan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja usaha. Kedua, pada aspek manajemen usaha, terjadi peningkatan kemampuan dalam penyusunan SOP produksi, penerapan strategi Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development pemasaran digital melalui media sosial, serta pembukuan sederhana untuk menghitung harga pokok produksi (HPP). Meskipun masih bersifat dasar, langkah ini menunjukkan penerapan fungsi manajerial yang lebih terstruktur. Ketiga, dalam aspek digitalisasi bisnis, mitra telah aktif menggunakan platform seperti WhatsApp Business. TikTok, dan Instagram sebagai sarana promosi dan komunikasi dengan pelanggan, menandai awal transformasi digital usaha. Keempat, dari sisi penerimaan pasar, produk mitra semakin diminati konsumen, yang terlihat dari peningkatan pesanan setelah perbaikan desain kemasan dan penyusunan katalog produk. Terakhir, pada aspek inovasi produk, mitra berani melakukan diversifikasi rasa serta menyediakan pesanan khusus untuk acara tertentu, yang menunjukkan kemampuan adaptasi dan kreativitas dalam memenuhi kebutuhan pasar. Secara keseluruhan, hasil pendampingan ini menegaskan bahwa strategi berbasis kebutuhan lokal dan pendekatan partisipatif mampu mendorong transformasi nyata pada UMKM perdesaan. Perubahan yang terjadi tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga mencerminkan pergeseran pola pikir dan budaya manajemen usaha menuju kemandirian dan keberlanjutan. Temuan ini menjadi landasan penting untuk merumuskan rekomendasi dalam bagian kesimpulan berikutnya. Kesimpulan Program pendampingan kepada UMKM Citra Rasa Cilaja dalam rangka kegiatan Community development berhasil memberikan dampak positif pada aspek produksi, pemasaran, dan manajemen usaha. Melalui pendekatan yang partisipatif dan kontekstual, mahasiswa dan mitra bersama-sama mengidentifikasi tantangan usaha dan merumuskan solusi yang aplikatif. Pendampingan mencakup peningkatan kapasitas produksi dengan perbaikan alur kerja, desain kemasan baru yang lebih menarik, penyusunan katalog produk, perluasan distribusi, serta aktivasi media sosial sebagai kanal promosi. Selain itu, penguatan manajemen dilakukan melalui penerapan pencatatan keuangan sederhana dan pembiasaan terhadap pelaporan arus kas. Seluruh intervensi ini didasarkan pada analisis awal profil usaha, termasuk pemetaan BMC. SWOT, dan PorterAos Five Forces yang menggambarkan posisi dan peluang strategis mitra. Mitra awalnya hanya dapat memproduksi maksimal 10 kg pisang mentah, selanjutnya dapat memproduksi keripik pisang dari sekitar 15 Ae 20 kg pisang mentah. Dari sisi distribusi, penerapan strategi konsinyasi lokal bertambah dari 2 lokasi menjadi 7 lokasi di sekitar rumah mitra, dan tetap mempertahankan penjualan Secara umum, kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi mahasiswa dengan pelaku UMKM mampu menghadirkan transformasi nyata yang relevan, terjangkau, dan Program serupa dapat direplikasi dengan menyesuaikan konteks lokal, sehingga mendorong UMKM naik kelas dan memperkuat ekosistem ekonomi desa. Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih diberikan kepada mitra UMKM Citra Rasa Cilaja, yaitu ibu Aan dan keluarga atas kesempatan dan kerjasama yang baik selama program community development berlangsung. Selanjutnya kepada Universitas Prasetiya Mulya, terutama Desk of Comdev yang telah merancang program ini, serta dukungan sehingga tim pengabdian dapat menjalankan program dengan baik, juga kepada tim fasilitator di lapangan. Volume 4 No 5: 871-886 Room of Civil Society Development Daftar Pustaka