ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Doi: https://doi. org/10. 31938/jns. ANALISIS NILAI KONSERVASI TINGGI ASPEK SOSIAL EKONOMI BUDAYA MASYARAKAT (Studi Kasus Distrik Moisigin Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Bara. (Analysis of High Conservation Value of Socio-Economic and Culture Aspects in Case Study Moisigin District. Sorong Regency. West Papua Provinc. Muhammad Anjal Firman Maliki1. Tun Susdiyanti2. Endang Karlina3 PT. Fodec Khatulistiwa Perum Bogor Raya Permai Blok FK 8 No 2 Bogor Barat. Kota Bogor. Jawa Barat e-mail : anjalfirman20@gmail. Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Jl. H Sholeh Iskandar Km 4 Tanah Sareal. Bogor 16166 e-mail : susdiyanti@gmail. Pusat Riset dan Teknologi Ae BRIN Jl. Raya Cibinong - Bogor e-mail : endangkarlina88@gmail. Corresponding author: susdiyanti@gmail. ABSTRACT High Conservation Values (HCV) are important social and environmental values in ecosystems and landscapes that are jointly identified by long-term multi-stakeholder processes as important values that must be conserved in the management of natural systems. The variety of forest ecosystem services that can be utilized makes the people of the Moisigin District. Sorong Regency. West Papua Province dependent on the forest for their daily The research was conducted in three villages in the Moisigin District, namely Klasof. Klafdalim and Ninjimor villages. The aim of the study was to identify the conservation value in the socio-economic aspects of culture and to determine the level of community dependence on forest areas in the Moisigin District. Sorong Regency. West Papua Province. This study used a survey research method, determined the respondents by Proportional Random Sampling, with the number of respondents was 81 people, and analyzed descriptively. The results showed that forest areas in the Moisigen District, namely Klasof village and Klafdalim village had HCV 5 in the form of the Klasof water reservoir, the border the Modan river and the Tadalim riverbank, while Ninjimor village has HCV in the form of the Masinau Marga sago plantation and HCV 6 in the form of the Matawol sacred forest. The level of community dependence on the forest area of Klasof village is 38%. Klafdalim village is 29. 7% and Ninjimor village is 45% or is included in the Forest Dependent category. Keywords: High Conservation Value. Socio-Culture. Moisigin District Forest Area. West Papua ABSTRAK Nilai Konservasi Tinggi (NKT) merupakan nilai - nilai sosial dan lingkungan penting dalam ekosistem dan lanskap yang diidentifikasi bersama oleh proses multi-stakeholder jangka panjang sebagai nilai nilai penting yang harus dilestarikan dalam pengelolaan sistem alam. Beragamnya jasa ekosistem hutan yang dapat dimanfaatkan membuat masyarakat Distrik Moisigin. Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat yang menggantungkan kehidupan sehari-harinya pada hutan. Penelitian dilakukan pada tiga desa yang berada di Distri Moisigin yaitu desa Klasof. Klafdalim dan desa Ninjimor. Tujuan penelitian untuk mengeidentifikasi nilai konservasi pada aspek sosial ekonomi budaya dan mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan di Distrik Moisigin Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, penentuan responden secara Proportional Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 81 orang, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kawasan hutan yang berada di Distrik Moisigen yaitu desa Klasof dan desa Klafdalim memiliki NKT 5 berupa Embung air klasof, sempadan sungai Modan dan sempadan sungai Tadalim, sedangkan desa Ninjimor memiliki NKT ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 berupa kebun sagu Marga Masinau dan NKT 6 berupa hutan keramat Marga Matawol. Tingkat ketergantungan masyarakat dengan kawasan hutan desa Klasof sebanyak 38%, desa Klafdalim sebanyak 29,7 % dan desa Ninjimor sebanyak 45% atau masuk dalam katagorikan Tergantung Pada Hutan. Kata Kunci : Nilai Konservasi Tinggi. Sosial Budaya. Kawasan Hutan Distrik Moisigin Papua Barat PENDAHULUAN Konservasi merupakan isu utama dalam konsep dan penerapan konservasi sumberdaya hayati. Konservasi kawasan hutan terutama berkaitan dengan kekayaan sumberdaya hayatinya serta produk jasa lingkungan utama yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat (Pretty,2. Upaya konservasi sumberdaya hayati pada saat ini diarahkan pada keserasian dan keselarasan dan keselarsan antara konservasi keragaman hayati dengan ketercukupan ekonomis msayarakat hutan, yang selanjtnya disebut konservasi berbasis masyarakat (Kurmar et al 2. Nilai Konservasi Tinggi nilai-nilai lingkungan penting dalam ekosistem dan lanskap yang diidentifikasi bersama oleh proses multi- stakeholder jangka panjang sebagai nilai-nilai penting yang harus dilestarikan dalam pengelolaan sistem NKT telah dipakai secara luas standar-standar . ehutanan, pertanian, dan sistem peraira. dan secara umum untuk pemakaian sumber daya dan perencanaan konservasi (Tropenbos Indonesia, 2. Kawasan hutan yang berada di distrik Moisigin, di kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat mampu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat perdesaan sekitar kawasan baik manfaat ekonomi sosial dan budaya seperti sumber pangan karbohidrat, protein hewani, buah sayur maupun sumber bahan baku obat-obatan, pakan ternak serta kayu sebagai bahan Beragamnya jasa ekosistem hutan membuat masyarakat desa sekitar hutan dalam kehidupan sehari-harinya menggantungkan pada kondisi ekosistem Oleh karena itu dapat diduga bahwa hutan merupakan sumber penghidupan yang baik yang tidak tergantikan bagi penduduk sekitar . Dalam pemanfaatan jasa ekosistem hutan pada aspek kebutuhan masyarakat dan nilai budaya ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan untuk menghasilkan bentuk pengelolaan kawasan NKT secara Penelitian ini penting untuk dilakukan untuk mengidentifikasi nilai konservasi tinggi pada aspek sosial ekonomi budaya masyarakat dan untuk mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat terhadap Distrik Moisigin KabupatenSorong Provinsi Papua Barat. II. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s. d Oktober 2020, berlokasi di Distrik Moisigin Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Barat. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian sebagai berikut (Tabel . Tabel 1. Alat dan bahan Alat dan Bahan Alat tulis Kamera Kuesioner Voice recorder GPS Garmin 70 Csx Fungsi Untuk mencatat data yang dikumpulkan Untuk dokumenstasi Pengumpulan data Untuk merekan kegiatan wawancara Untuk mengambil titik ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Penentuan Responden Responden penelitian ini yaitu Kepala Keluarga (KK) yang tinggal disekitar hutan dari tiga desa yang berada di Distrik Moisigin Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Barat. Jumlah Kepala Keluarga (KK) pada masing-masing desa sebagai berikut (Tabel . Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga DistrikMoisigin Desa Klasof Klafdalim Ninjimor Jumlah Jumlah KK Penarikan sampel dengan menggunakan rumus slovin (Setiawan, 2. ,sebagai ycu= ycA . 1 Keterangan: jumlah sampel jumlah populasi kepercayaan/ketepatan yang diinginkan . Diperoleh jumlah responden 81,167 dibulatkan 81 responden. Selanjutnya pengambilan sampel dengan teknik Proportional Random Sampling (Sugiono, 2. , dengan pembagian untuk masingmasing desa sebagai berikut: ycu= Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari 3 desa tersebut yaitu: Tabel 3. Jumlah Sampel Desa Jumlah Klasof Klafdalim Ninjimor Jumlah Jumlah Keterwakilan Sampel Analisis Data Analisis data menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif. Data primer selanjutnya dianalisis dengan cara kualitatif, kemudian dibedakan dan digolongkan menurut unit analisis, yaitu persepsi masyarakat. Variabel NKT yang diidentifikasi yaitu tingkat ketergantungan masyarakat berdasarkan persentase kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh jasa ekosistem hutan dan selain hutan. Perankingan nilai penting hutan didasarkan pada kriteria dan format jawaban dalam kuesioner tertutup dengan lima alternatif jawaban (Tabel . Masing-masing alternatif jawaban yaitu : Oe Sangat Penting (SP) diberi skor 4 Oe Penting (P) diberi skor 3 Oe Cukup Penting (CP) diberi skor 2 Oe Kurang Penting (KP) skor 1 Oe Tidak Penting (TP) diberi skor 0 ycU ycA ycu ycA1 Keterangan: Jumlah sampel yang di inginkan setiap kelas jumlah populasi Jumlah populasi pada setiap Sampel ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Tabel 4. Perankingan nilai penting hutan Prosentase (%) Keterangan Skor Jika kebutuhan akan suatu sumberdaya sepenuhnya terpenuhi oleh hutan. Sumberdaya tersebut dianggap sangat penting/ sangat tergantung Jika kebutuhan akan suatu sumberdaya sebagian besar terpenuhi oleh hutan dan jarang sekali oleh sumber lain di luar hutan. Sumberdaya tersebut dianggap cukup penting/ cukup tergantung Jika kebutuhan akan suatu sumberdaya hanya terpenuhi di bawah 50% oleh hutan. Sumberdaya tersebut dianggap penting/ tergantung Jika kebutuhan akan suatu sumberdaya sebagian besar dipenuhi oleh sumberdaya di luar hutan. Sumberdaya tersebut dianggap kurang penting/ kurang tergantung Jika kebutuhan akan suatu sumberdaya tidak lagi dipenuhi oleh hutan. Sumberdaya tersebut dianggap tidak penting/ tidak tergantung Sumber : Panduan Identifikasi KBKT di Indonesia . Status pernikahan semua responden adalah sudah menikah (Tabel . HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden meliputi: jenis kelamin, umur, status pernikahan, pendidikan, dan pekerjaan. Jenis kelamin responden Desa Klasof dan Ninjimor semua berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan Desa Klafdalim didominasi oleh jenis kelamin lakilaki (Tabel . Karakteristik umur responden di Desa Klasof didominasi pada kisaran 30-39 tahun, sedangkan Desa Klafdalim Ninjimor didominasi kisaran umur 40-49 tahun (Tabel Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis Desa Klasof Klafdalim Ninjimor Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosentase (%) Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan umur Umur 20 Ae 29 30 Ae 39 40 Ae 49 > 50 Total Desa Klasof Jumlah Prosentase Jika dilihat dari status pendidikan, responden di semua desa didominasi oleh tingkat pendidikan SMP (Tabel . Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, yaitu pedagang (Desa Klaso. dan didominasi sebagai petani di Desa Klafdalim dan Ninjimor (Tabel . Desa Klafdalim Jumlah Prosentase Desa Ninjimor Jumlah Prosentase Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan Status Pernikahan Desa Jumlah Belum Menikah Menikah Klasof Klafdalim Ninjimor ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Tabel Tabel 9. Karakteristik Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Berdasarkan Pekerjaan Status Pendidikan Pekerjaan Pendidikan Petani Tidak Tamat Nelayan Pedagang SMP Ibu Rumah SMA Tangga Total Total Desa Desa Klasof Klasof Jumlah Jumlah Desa Desa Klafdalim Klafdalim Jumlah Jumlah Desa Desa Ninjimor Ninjimor Jumlah Jumlah Profil Desa Kaitan desa dengan kawasan hutan dapat digambarkan melalui jarak desa ke kawasan hutan, mata pencaharian masyarakat, fungsi hutan bagi masyarakat, dan jarak desa dengan jalan utama. Profil desa terkait hal-hal tersebut ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Profil Desa terkait dengan Kawasan Hutan dan Aksesibilitas Desa Klasof Klafdalim Ninjimor Jumlah Kepala Keluarga Kedekatan Desa dengan Kawasan Hutan . 0,6 Ae 2 0,5 - 3 Dekat Infrastruktur pembangunan ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga di wilayah pedesaan. Melalui akses jalan yang mudah, murah dan lancar maka mendorong masyarakat untuk pergi ke pasar untuk membeli barang-barang untuk kebutuhan konsumsi keluarga maupaun untuk meningkatkan usaha, bahkan juga belanja bahan Dampak sosial ini akhirnya berdampak tidak langsung ke manfaat Menurut Mustar . untuk menunjang pembangunan desa secara infrastruktur perdesaan untuk memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan ekonominya dan mengakses fasilitas kebutuhan dasar Ketiga desa tersebut tidak berbatasan dengan laut tetapi berada di tepi sekitar Mata Pencaharian Fungsi hutan bagi Masyarakat Petani Petani Petani Hutan sebagai Bahan pangan Air minum Kayu bakar Pakan ternak Jarak Desa dengan Jalan Utama . kawasan hutan. Desa Klasof dan Desa Klafdalim tergolong tertinggal menurut Indeks Desa Membangun dan menurut Indeks Pembangunan Desa. Sedangkan Desa Ninjimor tergolong sangat tertinggal menurut Indeks Desa Membangun dan tergolong Berkembang menurut Indeks Pembangunan Desa. Kawasan Tinggi Bernilai Konservasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT . Kawasan bernilai konservasi tinggi bertujuan untuk menentukan kawasan yang mempunyai fungsi penting sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat lokal (Dewi P. S et. , baik untuk memenuhi kebutuhan secara langsung . ubsisten/ dikonsumsi sendir. maupun secara tidak langsung . , yaitu dengan cara menjual produk . asil hutan atau sumberdaya alam lainny. untuk mendapatkan uang tunai. Kebutuhan ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 pokok termasuk pangan, air, sandang, bahan untuk rumah dan peralatan, kayu bakar,dan pakan ternak. Kawasan bernilai konservasi tinggi 5 pada tiga desa sebagai berikut (Tabel . Tabel 11. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi 5 Nama Kawasan Embung Air Klasof Sempadan Sungai Modan Sempadan Sungai Tadalim Kebun Sagu Marga Masinau Luas . Lokasi Desa Klasof Klasof Klafdalim Ninjimor Tabel 11 menunjukkan kawasan bernilai konservasi tinggi yaitu Embung Air Klasof yang berada di Desa Klasof mempunyai luas 5,4 Hektar. Embung ini dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan merupakan satusatunya sumber air bersih yang digunakan masyarakat di Desa Klasof. Tetapi kondisi saat ini sirkulasi air sudah tidak normal seperti dulu demikian juga dengan baku mutu air sudah tidak bisa dikonsumsi karena kotor, sehingga masyarakat menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pada dasarnya pembentukan embung untuk mengairi lahan pertanian terutama pada musim kemarau, manfaat lain dari embung adalah dibidang perikanan yang bisa dijadikan untuk kolam pemeliharaan ikan dan sebagai persediaan minuman ternak maupun untuk keperluan rumah tangga (Widyananda dan Fikri, 2. Sempadan Sungai Modan yang berada Desa Klasof mempunyai luas 16,5 Hektar dan sempadan Sungai Tadalim berada di desa Klafdalim mempunyai luas 68. Hektar. Kedua Sungai ini di peruntukkan untuk memenuhi kebutuhan air konsumsi, dan ada yang menambak ikan di sekitar Ikan menjadi sumber protein bagi masyarakat. Hasil tambak ikan sebagian untuk di konsumsi dan sebagian lagi untuk di jual. Kebun sagu Marga Masinau di desa Ninjimor seluas 162,5 Ha yang berada di kawasan hutan. Kebun sagu banyak dimiliki oleh keluarga-keluarga di pedesaan Desa Ninjimor. Namun, sampai saat ini pengelolaan pengolahan sagu di sehingga diperlukan perbaikan teknik budi daya dan pengolahan untuk memperoleh Kebun Sagu ini di manfaatkan msyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan atau kebutuhan karbohidrat. Banyak dari masyarakat desa Ninjimor menjual hasil sagu dengan cara keliling desa atau di bawa kepasar. Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat Sagu merupakan sumber makanan rakyat yang sudah lama dikenal oleh masyarakat merupakan penghasil sagu. Pengolahan sagu berasal dari kebiasan dan tradisi masyarakat yang diturunkan secara turuntemurun. Selain itu diversifikasi produk sagu dapat memberikan banyak alternatif makanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas (Suyastri, 2. Kawasan bernilai ekonomi tinggi (NKT . pada ketiga desa berupa embung, sempadan dan kebun sagu, hal ini penting untuk pemenuhan dasar kebutuhan masyarakat. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (NKT . Nilai Konservasi Tinggi (NKT) 6 ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional atau khas komunitas lokal, dimana kawasan tersebut diperlukan untuk memenuhi kebutuhan Kawasan bernilai konservasi tinggi 6 pada tiga desa sebagai berikut (Tabel . Tabel 12. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi 6 Syarat Keberadaan NKT 6 Situs yang diakui oleh kebijakan dan legislasi nasional memiliki nilai kultural yang Situs penetapan resmi pemerintah nasional dan/atau lembaga internasional Situs dengan nilai-nilai historis dan kultural penting yang diakui, bahkan apabila tidak dilindungi oleh legislasi Situs religi/sakral, lahan pemakaman atau situs penyelenggaraan upacara adat yang memiliki peranan penting bagi masyarakat lokal/adat Sumber daya tumbuhan atau hewan yang memiliki nilai totem atau untuk upacara Pada Tabel 12 menunjukkan bahwa NKT 6 adalah keberadaan situs religi atau sakral pada Disktrik Moisigen terdapat pada Desa Ninjimor dimana pada desa ini jumpai Hutan Keramat Marga Matawol. Hutan Keramat Marga Matawol yang merupakan suku Moi berada di Desa Ninjimor yang mempunyai luas 20,1 Hektar. Hutan ini di percaya masyarakat dipercaya merupakan tempat keramat dimana dewa-dewa dan roh nenek moyang bersemayam. Larangan memasuki hutan keramat sudah ada secara turun temurun. Mayarakat Moi dalam memahami tanah ulayat yang dimiliki oleh mereka ialah bahwa tanah ulayat adalah Adat berdasarkan atas keret . yang dalam penggunaannya masih bersifat secara Keterangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada komunal oleh para keret yang berada dalam struktur masyarakat adat Suku Moi. Tingkat terhadap Kawasan hutan Distrik Moisigin Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan hutan distrik Moisigin, ketiga desa sebagai berikut (Tabel 13. 15, 16, 17, dan . Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap nilai sosial ekonomi (NKT . Desa Klasof Persentase masyarakat desa Klasof terhadap hutan. Masyarakat Desa Klasof dikategorikan tergantung pada hutan (Tabel . ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Tabel 13. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Klasof terhadap Sumberdaya Kawasan Hutan Kebutuhan Alam Pangan Oe Karbohidrat (Sagu/ Bera. Oe Protein hewani . aging, ika. Oe Protein dan vitamin Material Oe Rumah Oe Perahu Oe Mabel, peralatan rumah tangga Bahan Bakar Oe Kayu bakar Oe Minyak Tanah/Gas Air Bersih Oe Konsumsi Oe Sanitasi dan MCK Pakan hewan Pendapatan tunai Penambak ikan Pedagang Total Oc Sumber Pemenuhan (%) Budidaya Pembelian Bantuan Jumlah Hasil penelitian (Tabel . menunjukkan ketergantungan desa Klasof sebanyak 38% tergantung pada alam/hutan, budidaya 9% dan pembelian 51%. Penilaian menyeluruh masuk dalam kategori Tergantung pada Ketergantungan masyarakat terhadap hutan pada Tabel 14. Identifikasi ketergantungan masyarakat Desa Klasof terhadap hutan ditampilkan pada Tabel 14. Tabel 14. Identifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Klasof Terhadap Hutan Kebutuhan Pangan : Oe Karbohidrat (Sagu/ Bera. Oe Protein hewani . Oe Protein dan vitamin Bahan-bahan Oe Rumah Oe Perahu Oe Mabel, peralatan rumah Oe Bahan Bakar Pakan hewan Obat-obatan Pendapatan Uang Tunai Oe Penambak ikan Oe Tukang Kayu Oe Pedagang Sumber Pemenuhan Keterangan Sagu dan Beras Beli di pedagang/ mendapatkan bantuan Kambing, itik, ayam kampung dan ikan Buah-buahan dan sayur Beternak , itik, ayam dan kambing. Ikan diperoleh dari sungai dan membeli di pedagang Beli di pedagang, sedikit yang menanam Kayu , semen, seng Pasar Beli dan pesan di pedagang Beli kayu/pesan dari pedagang Beli perabotan rumah tangga di pasar Kayu. Ranting pohon Diambil dari kayu sisa rebah dan sudah kering disekitar hutan Rumput di sekitar hutan/ sisa makanan Puskesmas, obat warung. Ada juga yang menanam di kebun toga skala rumah tangga Kebun Puskesmas/ obat modern Sebagian besar masyarakat adalah penambak ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 . Desa Klafdalim Persentase masyarakat desa Klafalim terhadap hutan sebagai berikut (Tabel 15 dan . Tabel 15. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Klafdalim terhadap Sumberdaya Kawasan Hutan Kebutuhan Sumber Pemenuhan (%) Budidaya Pembelian Bantuan Alam Pangan Oe Karbohidrat (Sagu/ Bera. Oe Protein hewani . aging, ika. Oe Protein dan vitamin Material Oe Rumah Oe Perahu Oe Mabel, peralatan rumah tangga Bahan Bakar Oe Kayu bakar Oe Minyak Tanah/Gas Air Bersih Oe Konsumsi Oe Sanitasi dan MCK Pakan hewan Pendapatan tunai: Oe Penambak ikan Oe Pedagang Total Oc Jumlah 11,90 88,10 Berdasarkan hasil penelitian (Tabel . menunjukkan ketergantungan desa Kalfdalim sebanyak 30% tergantung pada alam/hutan, budidaya 60% dan pembelian Penilaian menyeluruh masuk dalam kategori Tergantung pada hutan. Ketergantungan masyarakat terhadap hutan pada Tabel 16. Tabel 16. Identifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Klafdalim Terhadap Hutan Kebutuhan Pangan : Oe Karbohidrat (Sagu / Bera. Oe Protein hewani . aging, ika. Oe Protein dan vitamin Bahan-bahan Oe Rumah Oe Perahu Oe Mebel. Oe Bahan Bakar Pakan hewan Obat-obatan Pendapatan Uang Tunai : Oe Penambak ikan Oe Tukang Kayu Oe Pedagang Sumber Pemenuhan Keterangan Sagu dan Beras Kambing, itik, ayam kampung dan ikan Buah dan sayur Beli di pedagang/ mendapatkan bantuan Beternak itik, ayam dan kambing. Ikan diperoleh dari sungai dan membeli di Beli di pedagang, sedikit yang menanam Kayu , semen, seng Pasar Beli dan pesan di pedagang Beli kayu/pesan dari pedagang Beli perabotan rumah tangga di pasar Kayu, ranting pohon Kayu kering sisa rebah dan di sekitar Rumput di sekitar hutan/ sisa makanan Puskesmas, obat warung dan menanam di kebun toga skala rumah tangga Kebun Puskesmas/ obat Sebagian besar masyarakat adalah penambak ikan ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Desa Ninjimor Persentase masyarakat desa Ninjimor terhadap hutan pada Tabel 17 dan 18. Tabel 17. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Ninjimor terhadap Sumberdaya Kawasan Hutan Kebutuhan Pangan Oe Karbohidrat (Sagu/ Bera. Oe Protein hewani . aging, ika. Oe Protein dan vitamin Material Oe Rumah Oe Perahu Oe Mebel, peralatan rumah tangga Bahan Bakar Oe Kayu bakar Oe Minyak Tanah/Gas Air Bersih Oe Konsumsi Oe Sanitasi dan MCK Pakan hewan Pendapatan tunai : Oe Penambak ikan Oe Pedagang Total Oc Untuk pemenuhan protein hewani diperoleh dari alam sebanyak35,7% dengan cara berburu satwa yaitu babi Sumber lain kebutuhan protein hewani diperoleh dari budidaya 28,6 % seperti teknak ayam, itik, kambing dll dan pembelian sebesar 35,7 % Areal kebun yang dimiliki oleh sebagian masyarakat ditanami oleh beberapa jenis pohon buah seperti buah merah (Pandanus conoideus Lam dan pisang adapun sayur seperti sayur gedi, pakis, dan daun labu sehingga dapat memenuhi kebutuhan akan buahbuahan dalam skala kecil. Kebutuhan protenin dan vitamin yang berasal dari alam sebesar 50%. Kedatangan pedagang buah dari daerah lain juga banyak dibeli Alam Sumber Pemenuhan (%) Budidaya Pembelian Bantuan Jumlah 71,43 28,57 oleh masyarakat maka sumber dari pembelian sebesar 50%. Kebutuhan Material seluruhnya di peroleh dari pembelian hal ini karena pelarangan mengeksploitasi hutan dari kepala desa. Kebutuhan bahan bakar diperoleh dari alam sebanyak 100% berupa kayu bakar dan dari pembelian sebanyak 100% berupa minyak tanah. Dapat disimpukan bahwa kebutuhan Masyarakat Desa Ninjimor sebanyak 45 % bergantung pada alam/hutan. Penilaian menyuluruh tersebut masuk dalam katagori Tergantung Pada Hutan. Ketergantungan terhadap hutan pada Tabel 18. ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 Tabel 18. Identifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat Desa Ninjimor Terhadap Hutan Kebutuhan Pangan : Oe Karbohidrat (Sagu / Bera. Oe Protein . aging, ika. Oe Protein dan vitamin Sumber Pemenuhan Keterangan Sagu dan Beras Sagu dan Beras Kambing, itik, ayam kampong dan ikan Buah-buahan dan sayur mayur Kambing, itik, ayam kampong dan ikan Kayu , semen, seng Beli dan pesan di pedangang Oe Perahu Beli kayu/pesan dari pedagang Oe Mabel, rumah tangga Oe Bahan Bakar Pasar Beli perabotan rumah tangga di pasar Kayu. Ranting pohon Diambil dari kayu sisa rebah dan sudah kering disekitar hutan Rumput di sekitar hutan/ sisa makanan Puskesmas, obat warung, menanam di kebun toga skala rumah tangga Bahan-bahan Oe Rumah Pakan hewan Obat-obatan Puskesmas/ obat modern Pendapatan Uang Tunai Oe Petani Buah-buahan dan sayur mayur Sebagian besar masyarakat adalah petani sagu dan madu Oe Pedagang Ketergantungan terhadap hutan dari ketiga desa berkisar antara 30-45%, hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang dan nelayan. Sebanyak 71% masyarakat berpendidikan Sekolah Dasar menyebabkan pemahaman masyarakat tentang hutan terbatas sehingga diperlukan pendampingan kepada masyarakat dalam pengelolaan hutan. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Terhadap Nilai Sosial Budaya (NKT . Tingkat ketergantungan masyarakat terhadapat kawasan budaya termasuk tinggi, hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya anggapan jika merusak atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan adat-istiadat masyarakat setempat, serta adanya anggapan bahwa siapapun yang masuk hutan itu akan tersesat di dalamnya dan tidak akan pernah keluar dan hal tersebut mereka percaya sampai saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa Ninjmor menyadari bahwa hutan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam kehidupan sosial ekonomi budaya Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap NKT 6 pada hutan keramat termasuk kategori Sangat Tergantung, terjadinya kerusakan dan kehancuran hutan akan mempengaruhi atau mengancam kehidupan sosial ekonomi serta dapat kepercayaan yang dianut secara turun IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kawasan hutan yang berada di Distrik Moisigen khusunya Desa Klasof. Desa Klafdalim memiliki NKT 5 berupa Embung air klasof. Sempadan sungai modan dan sempadan sungai tadalim dan Desa Ninjimor memiliki NKT berupa ISSN 2797-4502 . ISSN 1412-4696 . Jurnal Nusa Sylva Vol. 22 No. 2 (Desember 2. : 86-97 kebun sagu marga masinau dan NKT 6 berupa hutan keramat Tingkat ketergantungan kebutuhan masyarakat dengan kawasan hutan yang memiliki NKT 5 Desa Klasof sebanyak 38%. Desa Klafdalim sebanyak 30 % dan Desa Ninjimor sebanyak 45% dari Alam maka masuk dalam katagori Tergantung Pada Hutan. Tingkat ketergantungan masyarakat pada kawasan yang memiliki NKT 6 hutan keramat masuk dalam katagori Sangat Tergantung. Saran Perlu masyarakat dalam pengelolaan hutan, serta peningkatan dalam pengelolaan dan pemantauan areal NKT yaitu: Pengelolaan NKT : Melakukan demarkasi areal NKT serta memasang signboard Melakukan sosialisasi areal NKT Mendorong mewujudkan peraturan desa tentang perlindungan areal NKT Membangun batas areal hutan Pemasangan pemeliharaan dan penjagaan lokasi hutan keramat. Pemantauan NKT : Melakukan memantau batas dan luas areal NKT secara berkala Monitoring sosialisasi areal dusun sagu sudah diidentifikasi sebagai tempat menokok sagu masyarakat adat setempat Monitoring perlindungan hutan keramat UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada Masyarakat Distrik Moisigen Kabupaten Sorong. Provinsi Papua Barat yang telah memberikan kesempatan untuk melakasanakan penelitian diwilayahnya. DAFTAR PUSTAKA