Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Family Resilience and Implementation of Islamic Family Jurisprudence on Millennial Muslim Families in Gresik. Indonesia Ketahanan Keluarga dan Implementasi Fikih Keluarga pada Keluarga Muslim Milenial di Gresik. Indonesia Achmad Fathoni* Institut Agama Islam Qomaruddin Gresik. Indonesia fitri@gmail. DOI: 10. 24260/jil. Received: July 1, 2021 * Corresponding Author Revised: August 21, 2021 Approved: August 23, 2021 Abstract: Family resilience is a national issue in improving the populationAos quality during the rapid flow of information technology development. Ideally, the development of information technology makes life easier, especially for millennial Muslim families. The use of social media can cause problems in the This article aims to determine the resilience of millennial Muslim families in economic, social, and psychological aspects and implement family This study is qualitative research with two data collection techniques: an online survey using a google form and interviews with three married couples in Gresik. Indonesia. The results showed that the resilience of millennial Muslim families was classified as good in terms of economic resilience, social resilience, and psychological resilience. Aspects of economic resilience are measured by employment status, income, and residence status. The aspect of social resilience is assessed from the pattern of communication and participation in social activities. Aspects of psychological resilience are seen from problem solving and efforts to maintain harmony in the family. These three aspects, consciously or not, have shown the implementation of family jurisprudence in millennial Muslim families in Gresik. The author argues that the better the implementation of family fiqh in a millennial Muslim family, the better the family resilience will be. Keywords: Family Resilience. Islamic Family Jurisprudence. Millennial Muslim Families. Abstrak: Ketahanan keluarga menjadi isu nasional dalam peningkatan kualitas penduduk di tengah derasnya arus perkembangan teknologi Idealnya, perkembangan teknologi informasi membuat hidup menjadi lebih mudah, khususnya bagi keluarga muslim milenial. Faktanya, pemanfaatan media sosial dapat menimbulkan masalah dalam keluarga. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan keluarga muslim milineal pada aspek ekonomi, sosial dan psikologis serta implementasi fikih Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan dua teknik [ 247 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. pengumpulan datanya, yakni survey online menggunakan google form dan wawancara dengan tiga pasangan suami-isteri di Gresik. Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan pada keluarga muslim milenial tergolong baik pada aspek ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan ketahanan psikologis. Aspek ketahanan ekonomi diukur dari status pekerjaan, besaran penghasilan, dan status tempat tinggal. Aspek ketahahan sosial dinilai dari pola komunikasi dan keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan sosial. Aspek ketahanan psikologis dilihat dari problem solving dan upaya menjaga keharmonisan dalam keluarga. Ketiga aspek tersebut, secara sadar maupun tidak, telah menunjukkan adanya implementasi fikih keluarga pada keluarga muslim milenial di Gresik. Penulis berargumentasi bahwa semakin baik implementasi fikih keluarga dalam keluarga muslim milineal, maka semakin baik pula ketahanan keluarga yang dimilikinya. Kata Kunci: Ketahanan Keluarga. Fikih Keluarga. Keluarga Muslim Milineal. Pendahuluan Ketahanan keluarga menjadi isu nasional dalam peningkatan kualitas penduduk di tengah derasnya arus perkembangan teknologi informasi. Hal itu disebabkan mayoritas penduduk Indonesia adalah pengguna teknologi informasi Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa terdapat 143,26 juta penduduk Indonesia yang telah menggunakan internet pada tahun 2017, dari total populasi sebanyak 262 juta Artinya, ada 54,86% penduduk Indonesia yang sudah terhubung Dari 54,86% penduduk Indonesia tersebut, pengguna internet didominasi oleh generasi milenial yang berusia antara 19 tahun sampai 34 tahun yakni sebesar 49,52%. 1 Generasi milenial dikenal dengan generasi yang kehidupannya tidak dapat terlepas dari teknologi informasi, terutama internet. Idealnya, teknologi informasi memberikan manfaat kepada keluarga muslim Dengan internet, keluarga muslim milenial bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan faktual dalam berkomunikasi, praktis untuk belanja kebutuhan hidup, dan kreatif dalam menghadapi segala permasalahan. Faktanya, banyak kasus perceraian terjadi pada keluarga muslim milenial yang diakibatkan teknologi 1 Jofie Yordan. AuGenerasi Millenial Dominasi Pengguna Internet di Indonesia,Ay Kumparan, 24 Desember 2018, https://kumparan. com /kumparantech/generasi-millenial-dominasi-penggunainternet-di-indonesia. 2 Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. AuGenerasi Milenial,Ay dalam KBBI Online, 24 Desember 2018, https://kbbi. id/entri/generasi/milenial. [ 248 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. informasi, khususnya media sosial. Pada Januari-Juni 2018, terdapat 843 kasus perceraian yang didominasi oleh generasi muslim milenial di Gresik. Jawa Timur. Indonesia. 3 Oleh karena itu, ketahanan keluarga pada keluarga muslim milenial penting dikaji guna mengetahui penerapan fikih keluarga pada keluarga muslim di Gresik. Prinsipnya, teknologi informasi bertujuan untuk mempermudah dalam menyelesaikan masalah, bukan penyebab keretakan rumah tangga, khususnya pada generasi milenial yang notabene AumelekAy teknologi informasi. Sepanjang penelusuran yang dilakukan oleh peneliti, ada beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Lutfi Amalia fokus menjelaskan ketahanan keluarga milenial yang disajikan dalam data kuantitatif dan kemudian dinarasikan. 4 Ali Muhtarom membahas keluarga dalam kacamata fikih dan terbatas pada kajian pustaka saja. 5 Muhtarom berpendapat bahwa dalam fikih terdapat konsep-konsep keluarga untuk meraih keluarga sakinah yang juga menjadi tujuan dari ketahanan keluarga. Riski Maulida dkk. mendeskripsikan hubungan antara ketahanan keluarga dengan penanggulangan perceraian. 6 Mereka menemukan bahwa ketahanan keluarga menjadi salah satu faktor untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga yang dapat mencegah terjadinya perceraian. Zainul Arifin fokus membahas tantangan membentuk keluarga sakinah pada generasi Arifin menyebutkan bahwa ada lima unsur yang harus dimuliki oleh sebuah keluarga agar tercipta keluarga sakinah. 7 Ayu Nur Rahmawati yang membahas mengenai pola ketahanan keluarga ditinjau dari maqAid asy-syarAoah 3 Dhimas Ginanjar. AuPerceraian di Gresik Meningkat. Rata-Rata 154 Janda Milenial Per Bulan,Ay Web. Jawapos. Juli https://w. com/surabaya/24/07/2019/perceraian-di-gresik-meningkat-rata-rata-154janda-milenial-per-bulan/. 4 Lutfi Amalia. AuPenilaian Ketahanan Keluarga terhadap Keluarga Generasi Milenial di Era Globalisasi Sebagai Salah Satu Pondasi Ketahanan Nasional,Ay JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidika. 05, no. : 159Ae72, https://doi. org/10. 21009/JKKP . 5 Ali Muhtarom. AuKonsep Keluarga dalam Fikih,Ay Al-Hukama: The Indonesian Journal of Islamic Family Law 05, no. : 104Ae22, https://doi. org/10. 15642/al-hukama. 6 Rizki Maulida Amalia. Yudi Ali Akbar, dan Syariful Syariful. AuKetahanan Keluarga dan Kontribusinya Bagi Penanggulangan Faktor Terjadinya Perceraian,Ay Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol. 4, no. : 129Ae35, http://dx. org/10. 36722/sh. 7 Zainal Arifin. AuTantangan Membentuk Keluarga Sakinah pada Generasi Milenial,Ay Wahana Islamika: Jurnal Studi Keislaman . 197Ae211, https://doi. org/10. 5281/wahanaislamika. [ 249 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. untuk mencegah kenakalan remaja. Penelitian tersebut merupakan penjabaran dari pola-pola ketahanan keluarga untuk mencegah kenakalan remaja. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu tersebut, terdapat beberapa perbedaan, baik dalam hal metode penelitian maupun variabel yang dikaji, dari studi ini. Khusus dalam hal variabel yang dikaji penelitian terdahulu di atas, meskipun ada bebera tema tentang ketahanan keluarga milenial, namun belum spesifik pada keluarga muslim milenial. Sementara itu, artikel ini juga mengaitkan ketahanan keluarga dengan fikih keluarga yang mana penelitian terdahulu tidak Studi ini merupakan pelengkap penting dari beberapa penelitian terdahulu terkait ketahanan keluarga muslim milenial. Studi ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami peristiwa dan situasi tertentu secara mendalam. 9 Ada dua teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu survey online dan wawancara. Pertama, survey online ini dilakukan dengan cara membagikan link google form kepada 100 responden di Gresik. Kriterianya ialah suami atau isteri yang memiliki rentang usia 19-39 tahun, beragama Islam dan sudah mempunyai anak. Kedua, penulis memilih tiga pasangan suami-isteri yang berpartisipasi tahap pertama. Pemilihan subjek wawancara ditentukan dengan melihat data pada tahap pertama yang mewakili masing-masing dari permasalahan ekonomi, sosial, dan psikologis yang paling menonjol. Data yang diperoleh pada masing-masing tahap tersebut penulis analisis dan sintesakan. Kedua tahapan tersebut bertujuan untuk mengetahui ketahanan keluarga muslim milenial, baik ketahanan ekonomi, sosial dan psikologis serta implementasi fikih keluarganya. Ketahanan Keluarga dan Keluarga Muslim Milenial Cita-cita pembangunan di Indonesia salah satunya adalah untuk mencapai kesejeahteraan penduduk. Keluarga merupakan sistem sosial terkecil yang mempunyai peranan penting untuk mencapai cita-cita tersebut. Hal itu dikarenakan keluarga adalah benteng utama dalam menangkal berbagai pengaruh negatif dari 8 Ayu Nur Rahmawati. AuTinjauan MaqAid Asy-SyarAoah terhadap Pola Ketahanan Keluarga untuk Mencegah Kenakalan RemajaAy (Skripsi. Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga, 2. 9 John W Creswell. Research Design Pendekatan Kualitatif. Kuantitatif dan Mixed (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2. , 292. [ 250 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. dinamika sosial yang terus berkembang. 10 Oleh karena itu, pembangunan keluarga harus dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mendefinisikan ketahanan keluarga adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-materiil dan psikis-mental spiritual, guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. 12 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1994 juga mendefinisikan ketahanan keluarga sebagai kemampuan keluarga untuk mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera, dan bahagia lahir batin. 13 Selain itu, ketahanan keluarga juga diartikan sebagai kualitas relasi di dalam keluarga yang memberikan sumbangan bagi kesehatan emosi dan kesejahteraan keluarga. 14 Jadi, ketahanan keluarga adalah tentang kesejahteraan para anggotanya baik secara lahir maupun batin. Tingkat ketahanan keluarga bisa dilihat dari beberapa aspek. Pertama, ketahanan fisik, yakni terpenuhinya kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan, serta pendidikan dan kesehatan. Kedua, ketahanan sosial yang berorientasi pada nilai agama, komunikasi yang baik, dan komitmen yang tinggi. Ketiga, ketahahan psikologis, yakni mencakup kemampuan problem solving, pengendalian emosi, konsep diri positif, dan saling kepedulian antara suami dengan istri. BPS Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pembangunan Ketahanan Keluarga (Jakarta: BPS Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2. , 5. 11 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Pasal 4 Ayat 2. 12 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga. Pasal 1. 13 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera. 14 Sri Lestari. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga (Jakarta: Predana Media Group, 2. , 24. 15 BPS. Pembangunan Ketahanan Keluarga, 8. [ 251 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Terkait kemampuan keluarga bangkit dari masalah, mampu mengendalikan kehidupan dan melanjutkan hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang, sebuah keluarga harus mempunyai tiga faktor kunci. Pertama, faktor keyakinan, yakni sebagai lensa untuk memandang dunia dan kehidupan. Dengan keyakinan, diharapkan keluarga mampu memaknai penderitaan, kebahagiaan, berpandangan positif yang melahirkan sikap optimis, dan keberagamaan. Kedua, pola pengorganisasian keluarga yang mengindikasikan adanya struktur pendukung bagi integrasi dan adaptasi keluarga. Ketiga, komunikasi. Faktor ketiga ini merupakan fakor penting bagi keberfungsian keluarga. Dalam penelitian ini, objek penelitanya adalah keluarga milenial. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir di antara 1980 sampai 2000. Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang tidak dapat dilepaskan dari teknologi informasi, terutama internet. Berdasarkan data dari Pew Research Center, generasi milenial pada tahun 2018 berumur antara 22 sampai 37 tahun dan menjadikan internet sebagai kebutuhan pokok serta hampir semuanya mempunyai media 17 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga milenial adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang termasuk generasi milenial. Generasi milenial punya ciri-ciri yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satu ciri utama generasi milenial adalah penggunaan teknologi informasi yang cukup tinggi dalam berkomunikasi dan membangun jejaring sosial. Selain itu, generasi milenial juga memiliki ciri-ciri kreatif, informatif, produktif dan mempunyai passion. Generasi milenial cenderung melibatkan teknologi informasi dalam setiap aspek kehidupannya dan lebih terbuka dalam pandangan politik dan 18 Generasi milenial juga sangat menghargai perbedaan, lebih memilih bekerja sama dari pada menerima perintah, dan sangat pragmatis dalam memecahkan masalah. Terkait work habbits, generasi milenial memiliki rasa optimis yang tinggi, fokus pada prestasi, percaya pada nilai-nilai moral dan sosial, 16 Lestari. Psikologi Keluarga, 23Ae24. 17 Michael Dimock. AuWhere Millennials end and Generation Z begins,Ay Pew Research Center, https://w. org/fact-tank/2019/01/17/where-millennials-end-andgeneration-z-begins. 18 BPS Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Profil Generasi Milenial Indonesia (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2. , 18. [ 252 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. serta menghargai keragamaan. 19 Dengan demikian, keluarga yang dibentuk dari pernikahan antara sesama generasi milenial mempunyai modal yang bagus untuk membentuk ketahanan dalam keluarga. Ketahanan Ekonomi Keluarga Muslim Milineal Ketahanan keluarga bisa diukur dari tiga aspek, yaitu ketahanan fisik, sosial, dan psikologis. Ketahanan fisik ini biasa juga disebut dengan ketahanan ekonomi, karena memang mencakup sandang, pangan, papan, sarana pendidikan dan kesehatan yang membutuhkan kecukupan ekonomi untuk memperolehnya. Indikator ketahanan ekonomi dapat dilihat dari empat hal, yaitu ketersediaan tempat tinggal, kecukupan pendapatan keluarga, pembiayaan pendidikan keluarga, dan jaminan keuangan keluarga. 21 Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan ekonomi, keluarga milenial wajib mempunyai sebuah perkerjaan. Berdasarkan hasil survey online yang penulis lakukan dengan membagikan link google form kepada 100 responden di Gresik, mayoritas jenis pekerjaan keluarga melenial di Gresik adalah pekerjaan tetap dengan angka 80% dan 20% tidak tetap. Gaji yang diperoleh mereka bervariasi dengan kisaran angka kurang dari satu juta hingga lebih dari tiga juta. Gaji tersebut merupakan gambar perolehan secara individu. Ada yang suami isteri keduanya bekerja . ,5%) dan ada juga yang hanya salah satunya . ,5%). 22 Penghasilan keluarga milenal tersebut bisa lebih banyak jika diakumulasikan dengan pekerjaan dari isteri. Berdasarkan data tersebut, keluarga muslim milineal di Gresik telah memenuhi salah satu indikator ketahanan ekonomi terkait pekerjaan. Hal serupa juga terlihat pada aspek tempat tinggal yang merupakan indikator ketahanan fisik yang menifestasinya adalah ketahanan ekonomi sebuah keluarga. Keluarga muslim milineal di Gresik cukup baik pada aspek tempat tinggal. Hal tersebut dapat dilihat dari mayoritas keluarga muslim milineal di Gresik mempunyai rumah sendiri . %) meski dengan usia yang masih tergolong usia 19 Yanuar Surya Putra. AuTheoritical Review: Teori Perbedaan Generasi,Ay Among Makarti 09, 18 . : 128, http://dx. org/10. 52353/ama. 20 BPS. Pembangunan Ketahanan Keluarga, 8. 21 BPS, 23. 22 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. [ 253 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. 23 Dari ketiga pasangan keluarga yang diwawancarai, semuanya memiliki tempat tinggalnya sendiri. Mereka tidak perlu beli tanah, karena dapat pemberian dari orang tua, sedangkan untuk pembangunannya bisa mereka usakan sendiri. Selain dari status pekerjaan dan tempat tinggal, ketahanan ekonomi suatu keluarga terlihat dari kondisi serta kemampuan keluarga yang memungkinkan untuk pulih dan bangkit dari sumber masalah dalam aspek ekonomi. 25 Artinya, kemampuan cepat pulih dari goncangan dan masalah yang merugikan dan mengandung dampak ketidakseimbangan dalam keuangan juga harus dimiliki oleh sebuah keluarga agar bisa dikatakan mencapai ketahanan ekonomi. Meskipun mayoritas keluarga muslim milenial di Gresik sudah mempunyai tempat tinggal sendiri dan pekerjaan yang tetap, tetapi data menunjukkan bahwa masih ada keluarga milenial yang berpenghasilan kurang dari satu juta . %). 26 Hal ini yang mengakibatkan masalah ekonomi muncul, karena kebutuhan sehari-hari tidak bisa terpenuhi dengan baik dengan besaran gaji tersebut. Bagi keluarga milenial yang mempunyai gaji di atas tiga juta, dalam perspektif objektif kecukupan pendapatan, maka bisa dianggap lebih dari cukup. Meskipun nantinya ada permasalahan ekonomi yang muncul, tetapi hampir dipastikan bisa terselesaikan dengan baik. Berbeda dengan keluarga dengan pendapatan yang kurang dari satu juta, antara 1-2 juta dan 2-3 juta dalam menghadapi masalah ekonomi akan tergantung pada persepktif subjektif kecukupan pendapatan. Perspektif subjektif maksudnya adalah kecukupan pendapatan rumah tangga berdasarkan persepektif subjektif kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 28 Artinya, penilaiannya lebih menekankan terhadap kepuasan atas pendapatan keluarga yang telah diperoleh. Berbeda dengan perspektif objektif yang menilai semakin tinggi pendapatan semakin tinggi pula 23 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada Juli- September 2019. 24 Hasil Wawancara terhadap Tiga Pasangan Suami-Isteri yang dilakukan pada 20-28 Januari 25 Lino Briguglio dkk. AuConceptualizing and Measuring Economic Resilience,Ay Formatek Ltd. 2006, 265Ae287. https://w. mt/library/oar//handle/123456789/31543. 26 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. 27 BPS. Pembangunan Ketahanan Keluarga, 83. 28 BPS, 86. [ 254 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. ekonomi keluarga. Dari total data keluarga milenial yang mempunyai pendapatan kurang dari tiga juta yakni 79,8%, sebesar 40,4% yang mengaku sering mengalami permasalahan ekonomi. Artinya, masih ada 39,4% keluarga milenial dengan gaji di bawah tiga juta tidak sering mengalami masalah ekonomi. Berbeda jika dibandingkan dengan penelitian Lutfi Amalia tentang ketahanan keluarga milenial yang datanya diambil di wilayah Jakarta, dengan ratarata pendapatan yang jauh lebih besar, juga masih terdapat masalah ekonomi. Dari ketiga aspek, fisik dan ekonomi, sosial, dan psikologis, ketahanan ekonomi lah yang paling rendah . %). Hal ini disebabkan karena gaya hidup generasi milenial yang ada di Jakarta. 29 Dengan demikian, untuk menilai ketahanan ekonomi sebuah keluarga itu tidak hanya didasarkan dari besar gaji yang diperoleh, dengan namun juga berdasarkan kepuasan dan penerimaan diri atas gaji yang telah diperoleh. Jadi, ketahanan ekonomi keluarga muslim milenial di Gresik lebih condong menggunakan perpsektif subjektif dalam hal kecukupan pendapatan. Ketahanan Sosial Keluarga Muslim Milenial: Pola Komunikasi dan Kepedulian Sosial Salah satu indikator keberhasilan dalam sebuah pernikahan adalah Peran terpenting komunikasi ini adalah untuk membangun kedekatan dan keintiman dengan keluarga. Komunikasi juga bisa digunakan sebagai resolusi konflik dalam keluarga. 31 Selain itu, komunikasi yang intens menjadikan anggota keluarga lebih dekat dan dapat memahami persamaan dan perbedaan. Dengan demikian, setiap anggota dalam keluarga merasakan kenyamanan sehingga terciptalah harmoni dalam keluarga. Keluarga milenial yang hidup di era digitalisasi saat ini tidak bisa terlepas dari penggunaan smartphone sebagai alat bantu untuk menunjang kegiatan seharihari. Melalui smatphone yang terkoneksi internet, seseorang bisa berkomunikasi tanpa dibatasi ruang dan waktu, mendapat informasi, hiburan, bahkan jual-beli 29 Amalia. AuPenilaian Ketahanan Keluarga terhadap Keluarga Generasi Milenial di Era Globalisasi sebagai Salah Satu Pondasi Ketahanan Nasional,Ay 171. 30 BPS. Pembangunan Ketahanan Keluarga, 86. 31 Lestari. Psikologi Keluarga, 10. 32 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. [ 255 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. dengan mudah. 33 Oleh karena itu, untuk mengetahui ketahanan sosial sebuah keluarga, dalam penelitian ini diajukan beberapa pertanyaan mengenai pola komunikasi antar anggota keluarga dan kepedulian sosial. Berdasarkan survei, semua keluarga milenial melakukan komunikasi antar anggota keluarga, baik secara tatap muka maupun melalui media sosial. Untuk frekuensi komunikasi, apakah secara tatap langsung atau melalui media sosial, yang dominan itu ditentukan oleh jenis perkawinan atau pembagian peran dalam Untuk keluarga dengan tipe Long Distance Marriage (LDM), maka yang dominan adalah berkomunikasi dengan media sosial. Untuk keluarga yang suami dan isteri sama-sama bekerja, ada keseimbangan antara komunikasi melalui tatap muka dengan media sosial. Sedangkan untuk keluarga yang salah satu di antara suami atau isteri yang bekerja, maka frekuensi komunkasi secara langsung lebih tinggi dari pada melalui media sosial. Gambar 1 Frekuensi Komunikasi Keluarga Muslim Milenial di Gresik Sumber: Data telah Diolah Berdasarkan Hasil Survey Online, 2019. Usaha Keluarga milenial dalam berbagai bentuk komunikasi dan frekuensi komunikasi menunjukkan bahwa mereka telah berusaha untuk menjaga kedekatan dan keintiman dalam keluarga. Termasuk keluraga LDM yang memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi utama, mereka juga berusaha membangun kepercayaan antar pasangan dengan anggota keluarga. Dengan demikian, semakin baik keluarga milenial berkomunikasi dengan angota keluarga semakin kuat pula ketahanan sosial sebuah keluarga. 33 Saiful Haq. AuPengaruh Intensitas Penggunaan Media Internet terhadap Perilaku Belajar Siswa,Ay Millah Jurnal Studi Agama . 21Ae46, https://doi. org/10. 20885/millah. [ 256 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Ketahanan sosial keluarga juga dapat dilihat dari tingkat kepedulian sosial. Kepedulian sosial adalah sikap kemanusiaan untuk membantu sesama manusia. Kepedulian sosial dalam lingkup keluarga dapat dilihat dari adanya perhatian dan kepedulian terhadap anggota keluarga serta tersedianya waktu khusus untuk berinteraksi dengan anggota keluarga. 34 Hasil wawancara dengan pasangan CA dan SR menunjukkan bahwa salah satu cara untuk menyediakan waktu khusus untuk keluarga adalah mengisi weekend bersama-sama dengan makan di luar. 35 Ada juga yang meluangkan waktu khusus untuk bersama-sama mendampingi anak dalam belajar seperti yang dilakukan pasangan AA dan PW. 36 Sedangakan pasangan MS dan NA selalu menjadwalkan libur kerja suami untuk melakukan kegiatan bersama dalam bentuk apapun. 37 Selain itu, kepedulian sosial dalam sikap saling membantu antar anggota keluarga milenial dapat berbentuk suami membantu masak isteri, orang tua mendampingi anak belajar, hingga saling membantu pekerjaan suami dan Sedangkan dengan frekuensi komunikasi yang dilakukan oleh keluarga milenial dapat dikatakan bahwa mereka sudah mempunyai kepedulian sosial dalam berinteraksi dengan keluarga. Keluarga milenial juga menyiapkan waktu khusus untuk liburan keluarga. Selain kepedulian sosial antar anggota keluarga, ketahanan sosial sebuah keluarga juga diukur dari kepedulian sosial dengan lingkungan sekitar. Kemampuan untuk beradaptasi dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan sekitar harus dimiliki sebuah keluarga. 38 Untuk hal ini, keterlibatan keluarga milenial dalam kegiatan-kegiatan sosial cukup baik. Keluarga milenial yang menyatakan sering mengikuti kegiatan sosial di lingkungan sekitar sebanyak 65% responden dan sisanya 35% mengaku jarang terlibat dalam kegiatan sosial. Dengan demikian, ketahanan sosial keluarga milenial bisa dinilai cukup baik. 34 BPS. Pembangunan Ketahanan Keluarga, 115. 35 Wawancara dengan AA dan PW pada 23 Januari 2019. 36 Wawancara dengan CA dan SR pada 20 Januari 2019. 37 Wawancara dengan MS dan NA pada 28 Januari 2019. 38 Khotibul Umam. AuMembangun Ketahahan Sosial Keluarga dalam Keberagaman,Ay Welfare: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 19Ae33, https://doi. org/10. 14421/welfare. 39 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. [ 257 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Ketahanan Psikologis Keluarga Muslim Milenial: Masalah Keluarga dan Problem Solving Ketahanan psikologis keluarga milenial ditentukan oleh kemampuan keluarga milenial untuk mengatasi permasalahan dalam keluarga. Selain itu, kemapuan keluarga milenial dalam menciptakan suasana yang harmonis dalam keluarga juga merupakan bentuk ketahanan psikologis. Problem solving dalam keluarga dapat dicapai dengan tiga aspek komunikasi. Pertama, kemampuan memperjelas pesan agar setiap anggota keluarga paham situasi krisis. Kedua, kemampuan mengungkapkan perasaan yang memungkinkan anggota keluarga untuk berbagi, saling berempati, berinteraksi secara menyenangkan, dan bertanggung jawab terhadap masing-masing perasaan dan perilakunya. Ketiga, kesediaan berkolaborasi dalam menyelelesaikan masalah. Permasalahan yang paling sering dialami oleh keluarga muslim milenial di Gresik adalah masalah ekonomi . ,4%), permasalahan kepribadian pasangan . %) dan permasalahan sosial . ,9%). Sedangkan permasalahan lainnya adalah masalah kesehatan, pendidikan, dan pihak ketiga . ,7 %). 41 Dari data wawancara yang diperoleh, permasalahan ekonomi sering dialami oleh keluarga muslim milenial di Gresik dikarenakan dua hal, yakni belum mempunyai pekerjaan tetap atau mempunyai pekerjaan tetap namun tidak bisa memenuhi kebutuhan dari gaya SR mengungkapkan bahwa kadangkala gaji yang diperoleh suaminya tidak mencukupi kebutuhan dalam sebulan, terutama ketika masuk awal tahun ajaran baru sekolah anaknya. 42 PW juga mengungkapkan bahwa salah satu sumber pertengkaran dalam rumah tangganya adalah ketika ada kebutuhan yang mengakibatkan pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi. Namun, mereka mengaku selalu bisa mengatasi problematika tersebut dengan cara meminjam uang atau mencari pendapatan lain di luar pekerjaan utama. Selain itu, permasalahan lain dalam keluarga yang juga ditemukan adalah masalah kepribadian pasangan yang disebabkan oleh belum mampunya menerima 40 Lestari. Psikologi Keluarga, 24. 41 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. 42 Wawancara dengan CA dan SR pada 20 Januari 2019. 43 Wawancara dengan AA dan PW pada 23 Januari 2019. [ 258 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. dan memahami kekurangan masing-masing pasangan seperi yang diungkapkan oleh AA. Dia menjelaskan bahwa sering kali isterinya mengungkit-ungkit masalah yang telah lalu yang membuat AA jengkel. Setelah mengungkapkan semua unekunek dari dalam hati, mereka kemudian damai kembali. 44 Sedangkan untuk permasalahan yang berkaitan dengan sosial disebabkan adanya ketidak harmonisan dengan anggota keluarga besar, seperti mertua atau saudara ipar seperti yang diungkapkan oleh NA. Gambar 2 Penyelesaian Masalah dalam Keluarga Muslim Milenial di Gresik Sumber: Data telah Diolah Berdasarkan Hasil Survey Online, 2019. Berdasarkan gambar 2 di atas, mayoritas keluarga muslim milenial di Gresik dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga mengutamakan musyawarah. Musyawarah untuk problem solving menjadi cara yang lebih sesuai dengan teori tiga aspek komunikasi yang telah dijelaskan di atas. Karena dengan musyawarah setiap anggota keluarga diberikan kesempatan untuk memperjelas duduk permasalahan, juga untuk mengungkapkan perasaan sehingga anggota lain bisa berinteraksi lebih Melalui musyawarah juga dimungkinkan untuk berkolaborasi dalam penyelesaian masalah dalam keluarga sehingga masalah yang berat sekalipun bisa menjadi ringan karena dipikul bersama-sama. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh pasangan CA dan SR serta pasangan MS dan NA yang setiap kali ada masalah selalu bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik. 44 Wawancara dengan AA dan PW pada 23 Januari 2019. 45 Wawancara dengan MS dan NA pada 28 Januari 2019. 46 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. [ 259 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Selain musyawarah, keluarga milenial juga memilih penyelesaian masalah dalam keluarga diputuskan oleh suami . ,9%), seperti yang dikemukakan oleh PW. Dia menerima apapun keputusan suami karena meyakini kemampuan suami dalam mencari solusi. Di luar penyelesaian secara musyawarah, ternyata juga ada memilih untuk mengabaikanya, namun dengan jumlah yang sangat sedikit . %). Sementara itu, untuk menjaga keharmonisan keluarga, salah satu usaha yang dilakukan oleh keluarga muslim milenial di Gresik adalah dengan tidak mengumbar aib pasangan di media sosial. Sebanyak 80,9% keluarga muslim milenial mengaku tidak pernah mengungkapkan ungkapan kekesalan pada pasangan di media sosial, sedangkan 17% mengaku jarang dan sisanya tidak pernah sama sekali. 48 Dari wawancara terhadap ketiga subjek, semuanya pernah melakukan ungkapan kekesalan pada pasangan baik secara langsung maupun sindiran, namun dengan frekuensi yang sangat rendah. Memiliki sebuah komitmen untuk mengakui dan menghargai setiap anggota keluarga, serta saling menjaga perasaan, terutama pasangan adalah bentuk dari kekukuhan keluarga secara psikolgis. 49 Melihat data di atas, ketahanan psikologis dalam bentuk menjaga keharmonisan dalam keluarga milenial bisa dikatakan cukup baik, mengingat keluarga milenial sangat lekat dengan media sosial. Dengan demikian, usaha keluarga milenial dengan tidak mudah mengumbar aib di media sosial menjadi nilai ketahanan psikologis sebuah keluarga. Implementasi Fikih Keluarga pada Keluarga Muslim Milenial Fikih keluarga adalah bagian dari hukum Islam. Fikih keluarga yang juga biasa disebut dengan hukum keluarga adalah hukum atau aturan yang mengatur kehidupan keluarga dari awal pembentukan keluarga sampai dengan berakhirnya keluarga, baik karena wafat maupun perceraian, termasuk masalah wakaf dan Dalam fikih keluarga pembahasannya mencakup mengenai masalah 47 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada Juli- September 2019. 48 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. 49 Lestari. Psikologi Keluarga, 25. [ 260 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. perkawinan, perceraian, hadhanah . engasuhan dan pemeliharaan ana. , perwalian, dan kekayaan keluarga pasca perceraian, seperti waris, wasiat, dan 50 Fikih keluarga juga ada pembahasan tentang bagaimana cara sebuah keluarga mempertahankan keutuhan rumah tangga demi mencapai keluarga yaang bahagia, seperti halnya dalam konsep ketahanan keluarga. Hubungan antara suami dengan isteri dalam fikih keluarga digambarkan sebagai ikatan yang melebihi dari ikatan-ikatan yang lain. AlqurAoan menegaskan bahwa ikatan perkawinan sebagai miaqAn galean yang berarti perjanjian yang kuat, kokoh, dan teguh. 51 Hal ini menunjukkan bahwa betapa tinggi nilai perkawinan itu, sehingga untuk bisa melangsungkan perkawinan harus memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan ketentuan dalam fikih keluarga. Fikih keluarga yang merupakan bagian dari hukum Islam sudah mendarah daging pada masyarakat muslim di Indonesia sejak Islam itu masuk pada abad ke 7. Melalui dakwah yang membudaya. Hukum Islam sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat Indonesia. 53 Maka, sejatinya implementasi fikih keluarga pada setiap keluarga muslim, sadar atau tidak mereka sudah sehari-hari. Mempraktekkan fikih keluarga tidak harus belajar terlebih dahulu, karena fikih keluarga sebagai bagian dari Hukum Islam secara praktis sudah menjadi nafas kehidupan dalam bermasyarakat di Indonesia. Menurut hasil survey online yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sumber pengetahuan fikih keluarga yang diperoleh keluarga muslim milenial mayoritas dari pesantren yakni sebesar . %). Selain itu juga sebesar 25,5% dari pengajian-pengajian. Ada pula yang belajar fikih keluarganya dari internet . %) dan sisanya ada yang dari buku, bangku sekolah, bertanya kepada ustad, dan ada juga yang tidak pernah sekali belajar. 50 Khoiruddin Nasution. Hukum Keluarga (Perdat. Islam Indonesia (Yogyakarta: Academia & Tazzafa, 2. , 5. 51 Lihat Al-Ahzab . : 7 dan An-Nisa . : 154. 52 Nasution. Hukum Perkawinan 1, 25. 53 Dedi Supriyadi. Sejarah Hukum Islam, dari Kawasan Jazirah Arab sampai Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2. , 293. 54 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada JuliSeptember 2019. [ 261 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Gambar 3 Sumber Pengetahuan Fikih Keluarga Muslim Milenial di Gresik Sumber: Data telah Diolah Berdasarkan Hasil Survey Online, 2019. Demikian pula dengan implementasi fikih keluarga pada keluarga milenial, sadar atau tidak memang sudah mereka praktekkan. Misalnya mulai dari proses akad nikah, disadari atau tidak, paham atau tidak, keluarga milenial sudah mempraktekkan fikih keluarga yang berupa syarat dan rukun nikah. Kemudian kewajiban mencari nafkah dan menyediakan tempat tinggal dalam fikih keluarga juga mereka praktekkan sebagai bentuk ketahanan fisik dan ekonomi. 55 Menjaga dan memelihara keharmonisan antar keluarga yang menjadi kewajiban setiap anggota keluarga juga senantiasa berusaha dilaksanakan sebagai bentuk ketahanan sosial dan ketahanan psikologis yang berupa pola komunikasi, waktu khusus untuk keluarga, dan kepedulian sosial antar anggota keluarga. Implementasi fikih keluarga pada keluarga milenial sebagai bentuk ketahanan fisik dan ekonomi dapat dipahami dari usaha keluarga milenial untuk mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dan menyediakan tempat tinggal. Hal ini juga dipraktekkan oleh keluarga milenial dengan model baik salah satu dari suami isteri yang bekerja, ataupun kedua-duanya bekerja. Memang menurut fikih keluarga mencari nafkah pada prinsipnya dibebankan pada suami. Namun bukan berarti isteri tidak boleh mencari nafkah. Dalam kondisi tertentu 55 Hasil Survey Online melalui Link Google Form kepada 100 Responden di Gresik pada Juli- September 2019. 56 Sayid Sabiq. Fiqih Sunnah Jilid 3 (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2. , 88. Lihat juga Wahbah Az-Zuhayli, al-Fiqh al-IslAm wa Adillatuhu Juz VII (Beirut: Daar al-Fikr, 2. , 786. Lihat juga Muhammad Husein. Fiqh Perempuan (Yogyakarta: IRCiSod, 2. , 247. [ 262 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. menurut kitab fikih klasik isteri diberikan peluang untuk mencari nafkah dengan catatan karena suaminya bodoh atau tidak bisa menafkahi isteri dengan layak. Pendapat lain juga mengatakan bahwa kebolehan isteri bekerja harus berdasarkan kerelaan suami. 58 Dengan demikian, apa yang telah dipraktekkan oleh keluarga milenial sejalan dengan fikih keluarga. Keluarga milenial dalam mengimplementasikan fikih keluarga dalam bentuk ketahanan sosial bisa berupa muAoAsyarah bil maAoruf. MuAoAsyarah bil maAoruf adalah pegaulan yang baik diantara suami isteri sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 59 Usaha keluarga milenial untuk berkomunikasi dan berinteraksi serta meluangkan waktu bersama merupakan salah satu bentuk muAoAsyarah bil maAoruf. Di samping itu, muAoAsyarah bil maAoruf juga berkaitan dengan kewajiban suami isteri saling menghormati dan menghargai, berlaku sopan, saling menyenangkan, dan tidak saling menyakiti atau memperlihatkan kebencian. Kompilasi Hukum Islam (KHI) menyebutkan bahwa hak dan kedudukan suami isteri adalah seimbang dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. 61 Suami-isteri juga wajib saling mencintai, menghormati, setia, dan memberikan bantuan lahir batin satu sama lain. 62 Ini merupakan bentuk implementasi fikih keluarga dalam bentuk ketahanan psikologis. Selain itu cara penyelesaian masalah dalam keluarga melalui musyawarah juga sejalan dengan fikih keluarga. 63 Dengan dimikian, keluarga milenial dalam mengimplementasikan fikih keluarga bisa berbentuk ketahanan fisik dan ekonomi, ketahanan sosial, dan ketahanan psikologis. Disadari atau tidak, keluarga milenial telah melaksankan praktek fikih keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu implementasi fikih keluarga bisa menentukan ketahanan sebuah keluarga. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik keluarga milenial mengimplementasikan fikih keluarga, maka ketahanan keluarga milenial akan semakin kuat. 57 Zainuddin Abdul Aziz Al-Malibari. Fath MuAoin (Beirut: Daar Maktabah, t. ), 108. 58 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh Munakahat, trans. oleh Abdul Majid Khon (Jakarta: Amzah, 2. , 216. 59 Husein. Fiqh Perempuan, 224. 60 Husein, 235. 61 Kompilasi Hukum Islam. Pasal 31. 62 Kompilasi Hukum Islam. Pasal 33. 63 Beni Ahmad Saebani. Fiqh Munakahat 2 (Bandung: Pustaka Setia, 2. , 51. [ 263 ] Journal of Islamic Law (JIL). Vol. No. 2, 2021. Penutup Penelitian ini menunjukkan bahwa ketahanan keluarga muslim milenial di Gresik cukup kuat dalam aspek ketahanan fisik dan ekonomi, ketahanan sosial, dan ketahanan psikologis. Aspek ketahanan ekonomi diukur dari status pekerjaan, besaran penghasilan, dan status tempat tinggal. Aspek ketahahan sosial dinilai dari pola komunikasi dan keikutsertaan dalam kegiatan-kegiatan sosial. Aspek ketahanan psikologis dilihat dari problem solving dan upaya menjaga keharmonisan dalam keluarga. Sementara itu, implementasi fikih keluarga pada keluarga milenial menunjukkan bahwa implementasi fikih keluarga oleh keluarga milenial berpengaruh pada tingkat ketahanan keluarga. Semakin semakin baik keluarga milenial mengimplementasikan fikih keluarga, maka ketahanan keluarga milenial akan semakin kuat, dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, penelitian ini bisa menjadi langkah awal untuk mengetahui sejauh mana ketahanan keluarga pada keluarga muslim milenial. Bahkan, disadari atau tidak, berdasarkan penelitian ini sebenarnya keluarga milenial juga menerapkan fikih keluarga yang sejalan dengan teori-teori ketahanan Penelitian ini masih sangat dasar karena terlalu banyak variabel yang Oleh karena itu, diharapkan dalam penelitian selanjutnya agar bisa lebih fokus pada salah satu variabel yang terdapat pada rumusan-rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, sehingga kajiannya bisa lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA