Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Sleeping Quality Does Not Affect Blood Pressure among Elderly in Tresna Werdha Nursing Home City of Bandung Vani S Mohani*. Titing Nurhayati**. Dian M Sari*** Faculty of Medicine Padjadjaran University Department of Anatomy. Physiology, and Biology Cell. Faculty of Medicine Padjadjaran University *** Department of Physical Medicine and Rehabilitation Faculty of Medicine Padjadjaran University Jl. Prof. Eyckman No. 38 Bandung 40161 Indonesia Email: vanishafira@gmail. Abstract Bad sleep quality is often associated with rise in blood pressure. However, there are still differences between measurement done in elderly respondents and other age Thus, the aim of this study is to determine association between the quality of sleep with blood pressure among the elderly in Tresna Werdha nursing home city of Bandung. This is an analytical study with cross-sectional design. Respondents in this study are 51 elderly people. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire is used to measure sleep quality. Blood pressure is categorized into normal blood pressure and hypertension. Data analysis is done by using Chi-square analysis test with a significance value p<0. The result of this study shows p = 0. 113 for systolic pressure and p = 0. 543 for diastolic pressure. This study concludes that there is no association between sleep quality and blood pressure among the elderly in Tresna Werdha nursing home city of Bandung. Keywords : sleeping quality, elderly, nursing home, blood pressure Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Kualitas Tidur Tidak Mempengaruhi Tekanan Darah pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bandung Vani S Mohani*. Titing Nurhayati**. Dian M Sari*** Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Departemen Ilmu Anatomi. Fisiologi, dan Biologi Sel. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran *** Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Prof. Eyckman No. 38 Bandung 40161 Indonesia Email : vanishafira@gmail. Abstrak Kualitas tidur yang buruk seringkali dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Namun, masih terdapat perbedaan hasil antara pengukuran yang dilakukan pada responden lansia dengan kategori umur lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan potong lintang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 51 orang dengan kategori umur lansia. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kualitas Tekanan darah dikategorikan menjadi normal dan hipertensi. Data dianalisis menggunakan uji analisis Chi-square dengan nilai signifikasi p < 0. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,113 untuk tekanan sistolik dan p = 0,543 untuk tekanan diastolik, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bandung Kata Kunci: kualitas tidur, lansia, panti sosial, tekanan darah Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Pendahuluan Tidur merupakan kondisi penurunan kesadaran yang dapat dibangunkan dengan adanya 1 Tidur merupakan periode istirahat bagi tubuh dan pikiran yang ditandai dengan penurunan kesadaran secara parsial atau sepenuhnya. 2 Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk menjaga fungsi tubuh dalam keadaan sehat. Hal ini ditunjukkan pada saat tidur mencapai fase non Ae rapid eye movement (NREM), gelombang otak mengalami penurunan sehingga menurunkan aktivitas dasar tubuh seperti tekanan darah, detak jantung, laju pernapasan dan lain - lain dalam keadaan basal. Pada usia dewasa fase periode NREM akan terjadi selama 70 Ae 100 menit dan akan diikuti oleh periode tidur REM. Siklus ini akan berulang tiap 90 menit dalam satu malam. Berbeda dengan usia dewasa dan anak-anak, pada lansia fase NREM tingkat 3 dan 4 akan menjadi lebih pendek, hal ini menyebabkan lansia lebih sering untuk terbangun di malam hari. Kebutuhan terbesar yang dibutuhkan pada masa lansia adalah tingkatan kesehatan agar dapat hidup sejahtera. 5 Namun, seiring bertambahnya usia akan terjadi penuruanan kualitas tidur pada lansia dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan. 6,7 Hasil penelitian sebelumnya menghipotesiskan bahwa tidur yang kurang dari tujuh jam dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular ditandai dengan peningkatan tekanan darah. 8 Penelitian yang dilakukan oleh James E. Gangwisch dkk tahun 2006 menunjukkan bahwa durasi tidur yang O 5 jam dapat meningkatkan risiko hipertensi secara signifikan. 9 Hasil studi yang dilakukan oleh Maple M. Fung dkk tahun 2011 menunjukkan penurunan durasi slow wave sleep pada lansia dapat meningkatkan risiko hipertensi. 10 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hye-Rim Hwang dkk didapati bahwa seseorang yang tidur dengan durasi kurang dari lima jam dapat mengalami peningkatan untuk dberikan pengobatan hipertensi dibandingkan yang tidur selama tujuh jam atau lebih. Hal di atas bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Yue Ji-Rong dkk. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa tidak ditemukannya hubungan antara kualitas tidur dan tekanan darah pada orang lansia. 12 Variasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya membuat kualitas tidur sebagai salah satu faktor risiko yang dapat memengaruhi tekanan darah perlu diteliti pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kota Bandung. Metode Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan potong lintang untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha kota Bandung. Subjek penelitian ini dipilih secara simple random sampling dan penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus analitik sebesar 51 orang. Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli-September 2017. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu, responden berusia Ou 65 tahun, tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha kota Bandung, dan bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah responden memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler. Variabel yang dinilai dalam penelitan ini adalah kualitas tidur sebagai variabel bebas dan tekanan darah sebagai variabel terikat. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dengan nomor surat 96/UN6. 10/PN/2017. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dengan cara melakukan wawancara terhadap subjek menggunakan kuesioner dan melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha kota Bandung. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) digunakan untuk menilai kualitas tidur Parameter yang digunakan pada kuesioner ini adalah dengan menghitung tujuh aspek penilaian, yaitu kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efesiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, dan penggunaan obat tidur serta disfungsi tidur pada siang hari selama satu bulan. Kualitas tidur yang baik memiliki jumlah skor < 5 dan yang buruk memiliki jumlah skor Ou 5 dengan skor minimal 0 poin dan maksimal 21 poin. Tekanan darah diukur menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer raksa. Untuk hasil tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah sistolik dengan hasil < 120 mmHg dan < 80 mmHg akan dikategorikan sebagai tekanan darah normal, sedangkan untuk hipertensi dikategorikan dengan tekanan darah sistolik setinggi Ou 140 mmHg dan diastolik Ou 90 mmHg. Data yang didapat akan dianalisis menggunakan program SPSS dan dilakukan uji Chisquare untuk menentukan hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah. Signifikasi uji ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap tekanan darah pada lansia yang disajikan dalam data pada tabel berikut. Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Lanjut Usia Lanjut Usia Tua Usia Sangat Tua Kualitas Tidur Baik Buruk Tekanan Darah Sistolik Normal Hipertensi Diastolik Normal Hipertensi Jumlah Persentase (%) Tabel 1 menunjukkan karakteristik subjek penelitian yang didominasi oleh kategori lanjut usia dan jenis kelamin perempuan. Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik dan diastolik didapatkan bahwa responden dengan kondisi hipertensi lebih banyak daripada responden dengan tekanan darah normal sedangkan untuk kualitas tidur didominasi oleh lansia yang memiliki kualitas tidur yang buruk. Tabel 2 Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Sistolik Kualitas Tidur Baik . Buruk . Normal Tekanan Darah Sistolik Hipertensi p-value 0,113 Tabel 2 menunjukan hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik. Tabel tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan antara tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur berdasarkan nilai p = 0,113 . < 0,. Tabel 3 Hubungan Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Diastolik Kualitas Tidur Baik . Buruk . Normal Tekanan Darah Sistolik Hipertensi p-value 0,543 Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article Tabel 3 menunjukan hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah diastolik. Tabel tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan antara tekanan darah sistolik dengan kualitas tidur berdasarkan nilai p = 0,543 . < 0,. Diskusi Responden yang berpartisipasi pada penelitian ini didominasi oleh responden kategori lanjut usia dan perempuan masing-masing sebanyak 32 responden . ,7 %), hal ini disebabkan terdapat satu panti yang khusus untuk perempuan sehingga subjek laki-laki menjadi lebih Berdasarkan tabel 1 responden yang mengalami hipertensi sebanyak 26 responden . %) untuk kategori sistolik dan 30 responden . ,8 %) untuk kategori diastolik. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah subjek dengan tekanan darah normal di masing-masing Hal ini dikarenakan pada lansia telah terjadi proses penuaan yang menyebabkan terjadinya penurunan elastisitasitas pembuluh darah. Perubahan ini dapat menurunkan fungsi dari pembuluh darah arteri sehingga dapat meningkatkan resistensi pada vaskularisasi perifer dan meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hasil yang didapatkan untuk pengukuran kualitas tidur pada subjek didominasi memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 34 responden . ,7 %). Proses penuaan pada lansia menyebabkan perubahan pada ritme sirkadian yang dapat mempengaruhi siklus bangun dan Perubahan ini dapat menyebabkan lansia mengalami bangun malam yang lebih sering dibandingkan dengan orang usia dewasa dan remaja sehingga dapat memperpendek durasi 1,6,12 Tabel 2 dan 3 menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia. Beberapa jurnal yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari kualitas tidur yang buruk dengan prevalensi peningkatan tekanan darah rata-rata mengambil subjek pada usia < 65 tahun, sedangkan pada lansia dengan usia Ou 65 tahun seperti pada beberapa penelitian tidak ditemukan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah. 9,10,11 Aktivasi saraf simpatis memiliki peran penting yang menghubungkan gangguan tidur dengan peningkatan tekanan darah. Namun pada lansia, peningkatan tekanan darah disebabkan oleh proses penuaan yang menyebabkan degradasi dinding arteri dan ketidaksensitifan terhadap hormon-hormon yang berperan dalam mengatur aktivitas saraf simpatis. 12,17 Penelitian yang dilakukan oleh Julia F. van den Berg dkk menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh kualitas tidur yang buruk terjadi ketika adanya pembatasan durasi tidur yang disebabkan oleh faktor eksternal, seperti waktu bangun Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 2 August 2018 Sleeping Quality Does Not. Research Article yang pasti untuk pergi berkerja. Sedangkan pada lansia yang durasi tidurnya lebih singkat dapat disebabkan oleh proses penuaan yang menyebabkan penurunan kebutuhan tidur. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi lansia yang rata-rata sudah pensiun memiliki waktu untuk istirahat di siang hari, sehingga dapat menggantikan kebutuhan tidur yang kurang pada malam hari. 12,15,17 Kondisi ini sesuai dengan penelitian ini dikarenakan semua responden berada di panti sosial sehingga responden pada penelitian ini tidak bekerja lagi dan kegiatan-kegiatan responden dibatasi oleh pihak panti agar tidak terlalu melelahkan responden. Keterbatasan penelitian ini adalah banyaknya penyakit-penyakit selain penyakit sistem kardiovaskular yang terjadi pada lansia yang dapat menyebabkan munculnya faktor perancu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hal ini diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan pada penelitian-penelitian selanjutnya. Simpulan Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia. Daftar Pustaka