Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia Vol. No. Mei 2025 ISSN 2615-7896 Received : 20 Jan 2025 Revised: 6 May 2025 Accepted: 25 May 2025 Published : 31 May 2025 Literasi Keuangan Memoderasi Pengaruh Overconfidence dan Risk Aversion Terhadap Keputusan Investasi Emas Widhy Setyowati1. Taufiq Andre Setiyono2 Akuntansi. STIE Bank BPD Jateng Email : widhisetyowati61@gmail. com , tugaspaktaufiq@gmail. Abstract Gold is one of the precious metals highly sought after by investors. Its price tends to increase and is highly liquid. Investing in gold carries lower risks compared to investing in other types of assets. This research aims to prove the influence of overconfidence and risk aversion on gold investment decisions with financial literacy moderation. The object if this research was female employees in the formal sector in Semarang City. The sample was taken using accidental sampling technique with a total sample of 100. This research is used SmartPLS analysis The research results provide that overconfidence has a significant positive effect on gold investment decisions, as well as risk avoidance has a significant positive effect on investment decisions. However, the test results prove that financial literacy doesn't moderate the influence of risk aversion on investment decisions or the influence of excessive confidence on investment decisions. Keywords: Financial Literacy. Overconfidence. Risk Aversion. Gold Investment Decisions Abstrak Emas merupakan salah satu logam mulia yang banyak diminati investor, harganya cenderung meningkat, serta sangat likuid. Berinvestasi dalam emas memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan berinvestasi dalam bentuk aset lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Pengaruh Overconfidence dan Risk Aversion terhadap Keputusan Investasi Emas dengan moderasi Literasi Keuangan. Obyek Penelitian dilakukan pada pegawai wanita yang bekerja pada sektor formal di Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dengan total sampel sejumlah 100. Alat uji analisis yang digunakan yaitu Smart PLS. Hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa overconfidence berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi emas, demikian pula penghindaran resiko berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi. Namun hasil pengujian membuktikan bahwa literasi keuangan tidak memoderasi pengaruh risk aversion terhadap keputusan * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono investasi dan literasi keuangan tidak memoderasi pengaruh overconfidence terhadap keputusan investasi. Kata Kunci: Literasi Keuangan. Overconfidence. Risk Aversion. Keputusan Investasi Emas PENDAHULUAN Ada berbagai jenis kegiatan investasi yang dapat dilakukan oleh individu, perusahaan, atau lembaga keuangan antara lain dapat berupa investasi pada saham, obligasi, reksa dana, properti, emas dan logam mulia, valuta asing (Fore. , startup dan Venture Capital, komoditas. Peer-to-Peer (P2P) Lending. Cryptocurrency, pensiun, edukasi, barang seni, perhiasan hingga saham karyawan. Terkait instrumen investasi yang menjadi primadona orang Indonesia, bahwa berdasarkan hasil riset tentang kebiasaan berinvestasi orang Indonesia, diketahui bahwa emas masih menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Dari riset yang dilakukan diketahui bahwa setengah dari responden ternyata berinvestasi di logam mulia itu. Investasi lainnya berturut-turut yaitu deposito . %), properti . %), reksadana . %), dan saham . %) (Nisaputra, 2. Emas merupakan salah satu logam mulia yang banyak diminati investor, harganya cenderung meningkat, serta sangat likuid. Berinvestasi dalam emas memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan berinvestasi dalam bentuk aset Keuntungan berinvestasi emas adalah sebagai berikut : pertama, emas bersifat likuid atau praktis jika digunakan sebagai jaminan dan jika dijual kembali nilainya tidak akan berkurang. Kedua, investasi emas dapat meningkatkan nilai Ketiga, jika terjadi inflasi atau deflasi, investasi emas akan sangat menguntungkan karena nilai asetnya tetap terlindungi. Keempat, emas bukanlah aset dalam sistem perbankan sehingga jika terjadi krisis perbankan maka emas tidak akan berpengaruh (Suci, 2. Emas merupakan instrumen yang sangat likuid dan harganya relatif stabil, bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, serta nilainya tidak tergerus oleh inflasi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menjadikan emas sebagai aset safe haven dan tabungan jangka panjang yang aman (Aristiwati & Hidayatullah, 2. Dari generasi ke generasi, salah satu kegunaan emas adalah emas sebagai perhiasan. Emas juga telah menjadi sarana untuk mempercantik diri khususnya bagi kaum perempuan yakni dengan dijadikannya emas sebagai bahan baku pembuatan perhiasan seperti kalung, anting, dan gelang. Namun dalam waktu bersamaan kegunaannya sebagai perhiasan itu pula, emas tidak kehilangan identitasnya sebagai salah satu instrumen investasi. Makanya tak heran, jika pada hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis pada Maret 2022 mengenai Jenis Investasi yang Dimiliki oleh Perempuan Tahun 2021, disebutkan bahwa emas merupakan jenis investasi yang paling banyak dimiliki perempuan di Indonesia dengan proporsi mencapai 69,8 persen. Selain karena risikonya rendah, alasan perempuan lebih menyukai investasi emas adalah untuk menjadi simpanan masa * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono depan keluarga dan anak, investasi yang tidak agresif, dan cukup nilai emas cukup stabil dari tahun ke tahun (Dewi, 2. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ketertarikan perempuan di Indonesia terhadap investasi emas antara lain : 1. Faktor pengetahuan, faktor ini disebabkan antara lain sosialisasi dan pengetahuan tentang investasi emas dapat memengaruhi minat masyarakat, termasuk perempuan, dalam berinvestasi emas (Yani, 2. Faktor psikologis, maksudnya bahwa suatu investasi emas dianggap menarik dan dapat meningkatkan prestise seseorang, sehingga faktor psikologis juga memainkan peran dalam menariknya perhatian perempuan terhadap investasi emas (Yani, 2017 dan Naurah, 2. seperti konsep kemewahan dan status sosial, nilai tinggi di masyarakat dan pengaruh lingkungan sosial. Faktor status sosial, dalam artian kepemilikan emas dianggap sebagai simbol status sosial, yang juga dapat memengaruhi ketertarikan perempuan terhadap investasi emas (Fatmawati, 2. Faktor pribadi juga dapat memengaruhi minat investasi, termasuk investasi emas. Faktor pribadi seperti umur dan tahap daur-hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri investor yang bersangkutan (Prasetya, 2. Faktor situasional, seperti kondisi ekonomi dan pasar, juga dapat mempengaruhi minat masyarakat, termasuk perempuan, dalam berinvestasi yakni ketika kondisi ekonomi dan pasar sedang stabil, minat masyarakat untuk berinvestasi cenderung meningkat. Selain itu, faktor situasional lainnya yang dapat mempengaruhi minat perempuan dalam berinvestasi emas adalah adanya kebutuhan finansial yang mendesak, seperti biaya pendidikan atau kesehatan (Naurah, 2. Dalam kondisi seperti ini, investasi emas dapat menjadi pilihan yang menarik karena dianggap sebagai investasi yang relatif stabil dan Untuk melakukan sebuah kegiatan investasi terutama dalam investasi emas, seorang investor harus mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi yang dimaksud adalah keputusan membeli, menjual atau mempertahankan kepemilikan dalam sebuah investasi. Investor yang rasional akan melakukan analisis selama proses pengambilan keputusan investasi (Siregar et al. , 2. Teori keuangan konvensional mengasumsikan bahwa individu sebagai investor rasional ketika mengambil keputusan investasi, mereka mengevaluasi semua informasi yang ada, (Baker & Filbeck, 2. Behavioral finance merekomendasikan investor untuk menunjukkan perilaku psikologis dan emosional mengikuti perbedaan perilaku rasional (Yoong & Ferreira, 2. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki emosional dan perilaku, sehingga dalam pengambilan keputusan atas aset investasi sering bertindak irasional karena adanya faktor emosional sering kali menjadi penyebab munculnya bias yang mempengaruhi keputusan investor terkait keputusan investasi (Nisa & Fitriani. Berdasarkan pandangan keuangan konvensional mengatakan bahwa investor dalam berinvestasi selalu bertindak rasional yaitu menggunakan logika, analisis yang mendalam serta menggunakan berbagai sumber informasi seperti ekonomi makro sampai analisa laporan keuangan emiten dalam melihat prospek investasi. Sedangkan menurut pandangan keuangan keprilakuan menyebutkan bahwa investor kadang berfikir irasional karena ada faktor pisikologis yang dominan * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono mempengaruhi pikirannya seperti bias kognitif (Cognitive Bia. dan bias emosional (Emotional Bia. (Salsabila & Lutfi, 2. Kurangnya informasi mengenai aspek keuangan dapat membingungkan proses pengambilan keputusan dan meningkatkan ambiguitas oleh karena itu literasi keuangan dapat membantu dalam mengelola sumber daya keuangan secara efektif (Cox et al. Adil et al. juga menyatakan bahwa literasi keuangan adalah faktor yang paling signifikan mempengaruhi keputusan investasi untuk semua investor serta dapat dianggap sebagai faktor yang paling signifikan untuk mengurangi bias overconfidence. Literasi keuangan juga dapat menyebabkan kesenjangan yang substantial antara bias perilaku dan keputusan investasi. Berdasarkan latar belakang masalah, menunjukkan pentingya keputusan investasi sebagai langkah penting dalam upaya melakukan investasi emas. Rumusan Masalah yang diajukan dalam penelitian ini meliputi pengaruh kepercayaan yang berlebihan . terhadap keputusan investasi emas dan perilaku penghindaran resiko . isk aversio. terhadap keputusan investasi emas serta peran literasi keuangan sebagai variabel moderasi pengaruh overconfidence terhadap keputusan investasi dan pengaruh risk aversion terhadap keputusan investasi. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Perilaku Berencana (Theory of Planned Behavior/TPB) merupakan suatu kerangka konseptual yang bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan perilaku tertentu. Menurut TPB, sikap konsumen terhadap suatu perilaku tertentu memprediksi niat seseorang untuk berpartisipasi dalam perilaku tersebut (Ajzen, 1. Terkait dengan sikap yakni sejauh mana seseorang memandang suatu perilaku tertentu bermanfaat atau merugikan. Semakin positif seseorang terhadap perilaku yang dipertimbangkan, semakin besar kemungkinan orang tersebut ingin berpartisipasi dalam perilaku tersebut (Asadifard et al. , 2. Inti dari TPB mencakup tiga hal: a. Keyakinan perilaku . ehavioral belief. yaitu keyakinan tentang kemungkinan hasil dan evaluasi dari tindakan ini. Keyakinan normatif . ormative belief. yakni motivasi untuk memenuhi harapan yang dan c. Keyakinan pengendalian . ontrolling belief. yakni faktor yang dapat mendukung atau menghambat perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor Teori prospek dalam keuangan keperilakuan adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh . ahneman and tversk, 1. Teori ini menjelaskan bagaimana individu mengevaluasi dan membuat keputusan dalam situasi yang melibatkan risiko dan ketidakpastian. Fokus utama teori prospek adalah pada bagaimana keputusan nyata diambil yakni dengan pendekatan secara deskriptif dan menekankan bahwa individu cenderung lebih sensitif terhadap kerugian daripada Teori prospek memiliki implikasi yang signifikan terhadap * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono pengambilan keputusan investasi dan manajemen risiko dalam konteks keuangan. Beberapa konsep utama dalam teori prospek meliputi framing effect, certainty effect, insurance effect, dan endowment effect . Teori prospek berbeda dengan teori keputusan dalam hal pendekatan dan asumsi yang mendasarinya. Perilaku keuangan dalam teori perilaku keuangan dapat didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam merencanakan, menganggarkan, mengaudit, mengelola, mengendalikan, dan mengatur pencarian dan penyimpanan sumber daya keuangan sehari-hari (Kholilah & Iramani, 2. Perilaku keuangan juga mempelajari bagaimana orang sebenarnya berperilaku ketika membuat keputusan Perilaku keuangan menggambarkan pemahaman disiplin keuangan dengan menggabungkan konsep psikologis . ognitif dan emosiona. dalam mempertimbangkan reaksi dan konsekuensi dari keputusan investasi seorang Hal ini membatasi pemikiran rasional investor dan pengambilan keputusan yang bersifat subjektif (Ritika & Kishor, 2. Dengan kata lain, seluruh investor yang mengikuti kegiatan investasi selalu mempunyai persepsi, pemikiran dan perasaan yang unik dalam dirinya, terutama dalam pengambilan Oleh karena itu, perilaku keuangan mengacu pada kualitas perilaku dalam keputusan investasi harian investor, yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya (Zahera & Bansal, 2. Tidak peduli seberapa pintar seorang investor, dia bisa saja melakukan kesalahan dalam perilaku keuangan. Hal ini tampaknya merupakan kelemahan yang melekat pada semua (Baker & Puttonen. Sebelum melakukan kegiatan investasi para investor juga harus dapat mempertimbangkan keuntungan dan risiko yang akan diperoleh di masa yang akan Dasar keputusan investasi menurut (Tandelilin, 2. adalah: a. Tingkat pengembalian . karena alasan berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan serta sesuatu yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan . pportunity cos. dan resiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Risiko yakni korelasi langsung antara pengembalian dengan risiko, yaitu semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi risiko. Oleh karena itu, investor harus menjaga tingkat risiko dengan pengembalian yang seimbang. serta c. Hubungan tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan, yaitu hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan secara teoritis merupakan hubungan yang bersifat linear atau searah. Artinya, semakin tinggi risiko suatu investasi, maka semakin tinggi pula return yang diharapkan atas investasi tersebut dan begitu pula Literasi keuangan adalah pemahaman dan pengetahuan dasar tentang konsep ekonomi dan keuangan serta kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut untuk mengelola sumber daya keuangan (Ismail, 2. Literasi keuangan memiliki * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono dimensi penerapan tambahan yaitu seseorang harus memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk memanfaatkan pengetahuan keuangannya ketika mengambil keputusan keuangan (Mahendra & Prasetyo, 2. Hikmah et al. , 2020 juga menjelaskan bahwa literasi keuangan merupakan alat yang mengukur sejauh mana seseorang dapat memahami dan menggunakan informasi keuangan pribadi. Literasi keuangan memungkinkan orang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan serta membantu meningkatkan pemahaman ketika menghadapi masalah keuangan, sehingga memungkinkan pengolahan informasi keuangan (Windayani & Krisnawati, 2. Perilaku bias atau perilaku keuangan adalah perilaku yang berhubungan dengan aplikasi keuangan. Siapa pun yang ingin mempelajari perilaku keuangan harus memahami aspek psikologis, sosiologis, dan keuangan (Septiani et al. , 2. Menurut Budiman & Ervina, 2020 bias perilaku keuangan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana masyarakat berperilaku dalam menanggapi informasi yang diterimanya dalam proses pengambilan keputusan investasi. Temuan penelitian Upadana & Herawati, 2020 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku bias keuangan berdasarkan tingkat literasi keuangan siswa. Tingkat literasi keuangan yang tinggi tidak serta merta menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Penelitian Budiman & Ervina, 2020 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel sikap keuangan terhadap perilaku investasi keuangan individu. Selanjutnya penelitian Perwito et al. , 2020 menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel sikap keuangan terhadap keputusan investasi. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian ini menyatakan hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh antara bias perilaku keuangan kepercayaan diri yang berlebihan . terhadap keputusan investasi H2 : Terdapat pengaruh antara bias perilaku keuangan penghindaran risiko . isk aversio. terhadap keputusan investasi Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan yang bertujuan untuk mencapai kekayaan (Putri & Hamidi, 2. Selain itu pengetahuan keuangan sangat penting bagi individu untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengambil keputusan keuangan. Pengetahuan keuangan masyarakat dapat diketahui dari tingkat literasi keuangannya (Putri & Hamidi, 2. Hasil penelitian Susilawati & Puryandani . menunjukkan bahwa literasi keuangan berdampak positif terhadap perilaku pengambilan keputusan investasi. Artinya semakin tinggi literasi keuangan maka semakin baik pula perilaku pengambilan keputusan investasi individu. Sedangkan penelitian Bagaskara . menunjukkan bahwa pendidikan keuangan berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi di pasar * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono Lebih lanjut bahwa pengetahuan keuangan pribadi, tabungan dan kredit, asuransi dan investasi, serta literasi keuangan . mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi karyawan di pasar modal (Audini. Cokun et al. , . menggambarkan hubungan substansial antara variabel bias perilaku dan tingkat literasi keuangan dengan hasil yang menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap overconfidence dan loss/risk Studi mengemukakan bahwa investor yang memiliki kemampuan kognitif rendah bersama dengan pengetahuan keuangan yang sedikit memperoleh bias dan melakukan kesalahan dalam keputusan investasi mereka (Bucher-Koenen & Ziegelmeyer, 2. Sevim et al. meneliti bahwa tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi di antara investor mendorong mereka untuk menggunakan kartu kredit mereka dengan cara yang tepat dan tidak seharusnya menunjukkan perilaku ekstrem terhadap pinjaman. Takeda et al. , . menyimpulkan bahwa investor yang memiliki literasi investasi rendah selanjutnya cenderung terlalu percaya diri, sedangkan investor dengan literasi investasi tinggi kurang percaya diri, bias perilaku dan literasi keuangan memiliki kesan yang signifikan pada perilaku investor. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini menyatakan hipotesis sebagai H3: literasi keuangan memoderasi pengaruh antara bias perilaku keuangan kepercayaan diri yang berlebihan . terhadap keputusan investasi H4: literasi keuangan memoderasi pengaruh antara bias perilaku keuangan penghindaran risiko . isk aversio. terhadap keputusan investasi. METODE RISET Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang sumber datanya diperoleh secara langsung dari responden. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja pada sektor formal baik ASN maupun swasta di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling sebanyak 100 perempuan di Kota Semarang. Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut menggunakan skala Likert dengan 5 poin yang berkisar dari 1 . angat tidak setuj. , 2 . idak setuj. , 3 . ukup setuj. , 4 . dan 5 . angat setuj. Data yang sudah didapatkan akan diuji menggunakan uji statistik deskriptif untuk menjelaskan kondisi demografis dari responden. Kondisi yang dijelaskan antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pangkat dan jabatan, dan lama * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono Hasil dari kuesioner yang telah diadministrasikan diolah menggunakan model PLS-SEM. Model jalur PLS-SEM terdiri dari 3 pengukuran: . model alat ukur . uter mode. model struktural . nner mode. uji mediasi melalui uji indirect effect dan penghitungan nilai VAF. Variabel laten atau konstruk pada PLSSEM adalah konsep pengukuran yang abstrak, kompleks, dan tidak dapat diteliti dengan cara dihitung langsung. (Ghozali, 2. Setelah pengujian pengaruh langsung dilakukan pengujian pengaruh tidak langsung. Pengujian mediasi ini dapat menilai jenis mediasi apakah merupakan mediasi penuh atau mediasi parsial, dan apakah mediasi komplementer atau kompetitif. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Kelayakan Instrumen (Outer Mode. Adapun rincian hasil pengujian validitas konvergen dapat diinterpretasi sebagai Kepercayaan diri yang berlebihan memiliki 5 indikator (OVC1 s/d OVC. dengan nilai loading factor pada seluruh indikator >0,7 dan memiliki nilai AVE 0,748 (>0,. sehingga dapat dinyatakan memiliki validitas konvergen yang baik dan mencerminkan variabel bias perilaku kepercayaan diri yang Penghindaran risiko memiliki 5 indikator (RAV1 s/d RAV. Terdapat 2 indikator yang memiliki nilai loading factor <0,70 yaitu RAV2 (Penghindaran Risiko . dan RAV3 (Penghindaran Risiko . yang memiliki nilai loading factor masing-masing 0,692 dan 0,620. Selanjutnya menurut Ghozali . 1 : . bahwa untuk pengujian outer loading reflektif validitas konvergen apabila nilai outer loading > 0,50 namun <0,70 dilakukan pembuangan indicator jika meningkatkan nilai AVE>0,50. Sehingga dua indikator yakni indikator RAV2 dan RAV3 setelah dilakukan pembuangan/penghapusan indikator, variabel penghindaran risiko memiliki nilai AVE 0,700 (>0,. maka dapat dinyatakan memiliki validitas konvergen yang baik dan mencerminkan variabel bias perilaku penghindaran risiko. Literasi keuangan memiliki 10 indikator (LKE1 s/d LKE. Terdapat 1 indikator yang memiliki nilai loading factor <0,70 yaitu LKE4 (Literasi keuangan . yang memiliki nilai loading factor 0,500. Selanjutnya menurut Ghozali . 1 : . bahwa untuk pengujian outer loading reflektif validitas konvergen apabila nilai outer loading < 0. 50 dilakukan pembuangan indikator, sehingga satu indikator yakni indikator LKE4 dilakukan pembuangan/penghapusan indikator. Literasi keuangan memiliki nilai AVE 0,663 (>0,. maka dapat dinyatakan memiliki validitas konvergen yang baik dan mencerminkan variabel bias literasi keuangan. Keputusan investasi memiliki 6 indikator (KIN1 s/d KIN. dengan nilai loading ffactor pada seluruh indikator >0,7 dan memiliki nilai AVE 0,658 * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono (>0,. sehingga dapat dinyatakan memiliki validitas konvergen yang baik dan mencerminkan variabel keputusan investasi. Uji Validitas Diskriminan Perbandingan akar kuadrat AVE setiap konstruk dengan korelasinya dengan konstruk lain dalam model dilakukan dalam pengujian validitas diskriminan Validitas diskriminan yang baik ditunjukkan dengan akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada korelasi konstruk lainnya dalam model Selain menggunakan akar kuadrat AVE, pengukuran validitas diskriminan dapat dilakukan dengan Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) (Ghozali, 2. Validitas diskriminan dinyatakan valid menurut rule of thumb apabila nilai HTMT <0,90. Menurut pengujian cross loading dapat dikatakan valid apabila nilai korelasi indikator terhadap variabel yang sama lebih tinggi dari korelasi indikator terhadap variabel lainnya. Hasil evaluasi validitas diskriminan Fornell & Larcker menunjukkan bahwa akar kuadrat AVE / nilai paling atas pada setiap baris tabel pengukuran pada setiap konstruk lebih besar daripada korelasi konstruk lainnya dalam model tersebut . Semua konstruk juga memenuhi persyaratan pengukuran validitas diskriminan yang dipersyaratkan metode Heterotrait-Monotrait Ratio (HTMT) dengan nilai yang direkomendasikan yaitu <0,90 . Selain itu model pengukuran juga telah memenuhi persyaratan validitas cross loading ditunjukkan dengan korelasi masingmasing indikator terhadap variabel yang lebih tinggi daripada variabel lainnya. Berdasarkan tiga pengukuran tersebut maka dinyatakan bahwa validitas diskriminan model pengukuran penelitian ini telah tercapai. Hasil uji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Kepercayaan diri yang berlebihan (OVC) Ie Keputusan investasi (KIN) Penghindaran Risiko (RAV) Ie Keputusan investasi (KIN) Literasi keuangan (LKE) Ie Kepercayaan diri yang berlebihan (OVC) Ie Keputusan investasi Koefisien Jalur p-values Signifikansi Hipotesis Keterangan 0,650 0,000 Berpengaruh H1 Diterima 0,380 0,009 H2 Diterima -0,113 0,445 H3 Ditolak Berpengaruh Tidak * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono Variabel Literasi keuangan (LKE) Ie Penghindaran Risiko (RAV) Ie Keputusan investasi (KIN) Koefisien Jalur 0,022 p-values Signifikansi Hipotesis Keterangan 0,900 Tidak H4 Ditolak Sumber : Output evaluasi model SmartPLS diolah, 2024 Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa: Hipotesis 1 (H. dinyatakan diterima ditunjukkan dengan adanya pengaruh signifikan antara bias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan dan keputusan investasi . values 0,001< 0,. dan pengaruhnya bersifat positif . Hipotesis 2 (H. dinyatakan diterima ditunjukkan dengan adanya pengaruh signifikan antara bias perilaku penghindaran risiko dan keputusan investasi . values 0,009< 0,. dan pengaruhnya bersifat positif . Hipotesis 3 (H. dinyatakan ditolak ditunjukkan dengan pengaruh yang tidak signifikan pada moderasi literasi keuangan pada hubungan antara bias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan dan keputusan investasi . values 0,445> 0,. serta bila dimoderasi oleh literasi keuangan akan bersifat negatif/memperlemah (-0,. Hipotesis 4 (H. dinyatakan ditolak ditunjukkan dengan pengaruh yang tidak signifikan pada moderasi literasi keuangan pada hubungan antara bias perilaku penghindaran risiko dan keputusan investasi . values 0,900> 0,. serta bila dimoderasi oleh literasi keuangan akan bersifat positif/memperkuat . Uji Model Struktural (Inner Mode. Uji Koefisien Determinasi ( R2 ) Dalam evaluasi model struktural diperlukan pengujian kualitas hubungan antar variabel pada model penelitian serta dibutuhkan pengujian kekuatan prediksi dari model struktural dilihat dari nilai R2 pada PLS Algothm Quality Criteria. Perubahan nilai R2 dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen . ias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan, dan penghindaran risik. terhadap konstruk endogen . iterasi keuangan dan keputusan investas. Nilai R2 adalah dalam rentang Semakin mendekati 1 mengindikasikan semakin tinggi pula tingkat akurasi prediksinya. Tabel 2. Koefisien Determinasi Item R Square R Square Adjusted Keputusan Investasi 0,707 0,663 Sumber : Output evaluasi model SmartPLS diolah, 2024 Hasil pengujian menunjukkan bahwa R-Square keputusan investasi adalah 0,707 dapat diintepretasikan bahwa variasi keputusan investasi yang dijelaskan oleh variasi bias perilaku kepercayaan diri yang * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono berlebihan, dan penghindaran risiko adalah 70,7% sehingga mengindikasikan bahwa akurasi prediksi variabel bias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan, dan penghindaran risiko terhadap variabel keputusan investasi adalah sedang cenderung ke kuat. Evaluasi Model Fit Nilai SRMR dalam penelitian ini dilihat dari tabel 11 yakni nilai pengukuran model fit-nya adalah sebesar 0,096 (<0,. , sehingga model penelitian ini dapat dikatakan memiliki kecocokan yang baik . ood fi. Tabel 3. Pengujian Model Fit SRMR SRMR Saturated Model Estimated Model 0,096 0,096 Sumber: Output evaluasi model SmartPLS diolah, 2024 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diatas maka ditarik kesimpulan sebagai Terdapat pengaruh signifikan antara bias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan dan keputusan investasi emas, dengan pengaruh yang bersifat positif. Terdapat pengaruh signifikan antara bias perilaku penghindaran risiko dan keputusan investasi emas, dengan pengaruh yang bersifat positif. Tidak terdapat pengaruh signifikan moderasi literasi keuangan pada hubungan antara bias perilaku kepercayaan diri yang berlebihan dan keputusan investasi Tidak terdapat pengaruh signifikan moderasi literasi keuangan pada hubungan antara bias perilaku penghindaran risiko dan keputusan investasi emas. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: . Konteks generalisasi hasil karena fokus pada keputusan investasi emas dan mungkin tidak dapat diterapkan secara langsung pada jenis investasi lainnya. Variabel lain yang mungkin memengaruhi keputusan investasi emas dapat tidak dipertimbangkan secara menyeluruh. Pengukuran perilaku keuangan dan literasi keuangan dapat memiliki subjektivitas yang mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian ini mungkin terbatas pada sampel yang digunakan, sehingga perlu hati-hati dalam menginterpretasi hasil. * Corresponding authorAos e-mail: tugaspaktaufiq@gmail. http://openjournal. id/index. php/JABI Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia - Vol. No. Mei 2025 AeSetyowati & Setiyono Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan hal - hal sebagai berikut: Penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan variabel dan jenis investasi yang dipertimbangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih Penggunaan metode pengukuran yang lebih objektif untuk perilaku keuangan dan literasi keuangan dapat membantu mengurangi subjektivitas dalam Memperluas sampel penelitian untuk mencakup beragam latar belakang dan profil investor untuk meningkatkan generalisasi hasil. Melakukan penelitian lanjutan untuk memahami faktor-faktor lain yang mungkin memoderasi hubungan antara perilaku keuangan dan keputusan investasi emas. DAFTAR PUSTAKA