E-ISSN: 2809-8544 PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN THE ROLE OF FINANCIAL TECHNOLOGY IN HELPING STUDENTS OVERCOME EDUCATION FINANCING OBSTACLES Riinawati Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin. Indonesia Email: riinawati@uin-antasari. Abstract This study aims to explore how financial technology . services are utilized by university students to overcome educational financing challenges and how this impacts their academic Using a qualitative approach, data were gathered through in-depth interviews with students from diverse academic programs and economic backgrounds. The results reveal that students' understanding of fintech is mostly shaped by exposure through social media and peer networks, with varying levels of awareness regarding its functions and legality. Key motivating factors for using fintech include urgent financial needs for tuition, delays in paying educational fees, and the convenience and speed offered compared to traditional financial institutions. While fintech provides a flexible alternative for educational funding, some students experience psychological stress due to debt burdens and limited skills in managing their finances. On the other hand, several students feel supported and financially more independent through fintech use. This research highlights the importance of collaboration among universities, students, and fintech providers to promote financial literacy and to ensure secure and sustainable educational financing systems. Keywords: fintech, educational financing, students, academic continuity, financial literacy. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana layanan teknologi finansial . dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam mengatasi kendala pembiayaan pendidikan dan dampaknya terhadap keberlangsungan studi. Dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap mahasiswa dari berbagai latar belakang program studi dan kondisi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap fintech sebagian besar diperoleh melalui media sosial dan lingkungan pertemanan, dengan pemahaman yang beragam terkait fungsi dan legalitasnya. Faktor-faktor pendorong penggunaan fintech meliputi kebutuhan mendesak akan dana pendidikan, keterlambatan pembayaran UKT/SPP, serta kemudahan dan kecepatan proses dibandingkan lembaga keuangan konvensional. Meskipun fintech memberikan alternatif pembiayaan yang fleksibel, beberapa mahasiswa mengalami tekanan psikologis akibat tanggungan utang, serta kurangnya keterampilan dalam mengelola keuangan. Di sisi lain, sebagian mahasiswa merasa terbantu dan lebih mandiri secara finansial berkat penggunaan fintech. Penelitian ini merekomendasikan perlunya sinergi antara kampus, mahasiswa, dan penyedia fintech untuk mendorong literasi keuangan dan menciptakan sistem pembiayaan yang aman dan berkelanjutan. Kata kunci: fintech, pembiayaan pendidikan, mahasiswa, keberlangsungan studi, literasi keuangan. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi digital telah membawa transformasi besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang keuangan. Teknologi finansial, atau lebih dikenal sebagai financial technology . , merupakan salah satu inovasi yang menggabungkan teknologi dengan layanan keuangan untuk menciptakan kemudahan, efisiensi, dan inklusi keuangan yang lebih luas (Jange et al. , 2024. Fintech mencakup berbagai layanan seperti pembayaran digital, pinjaman daring . eer-to-peer lendin. , investasi berbasis aplikasi. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. hingga pengelolaan keuangan pribadi melalui platform digital (Estu, 2. Lahirnya fintech menjadi alternatif solusi terhadap keterbatasan layanan keuangan konvensional, terutama dalam menjangkau kelompok masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan formal. Mahasiswa sebagai generasi digital native tentu memiliki potensi besar sebagai pengguna aktif dari berbagai layanan fintech ini. Di sisi lain, persoalan pembiayaan pendidikan masih menjadi tantangan yang signifikan bagi banyak mahasiswa di Indonesia. Biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya seringkali tidak sebanding dengan kemampuan finansial sebagian besar keluarga mahasiswa (Hasibuan et al. , 2. Hal ini berdampak pada keterlambatan pembayaran uang kuliah, putus studi, hingga keterbatasan akses terhadap sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. Keterbatasan bantuan dari pemerintah atau lembaga pemberi beasiswa juga membuat banyak mahasiswa mencari alternatif pembiayaan secara mandiri (Dalla & Kewuel, 2. Dalam hal ini, solusi pembiayaan yang cepat, mudah diakses, dan fleksibel menjadi kebutuhan mendesak bagi mahasiswa. Keberadaan teknologi finansial telah membuka peluang baru dalam membantu mahasiswa mengatasi kendala pembiayaan pendidikan. Beberapa platform fintech kini menyediakan layanan pinjaman pendidikan . ducation loa. , cicilan biaya kuliah tanpa kartu kredit, hingga program paylater khusus pendidikan (Nahdi et al. , 2. Tidak hanya itu, fintech juga menyediakan fitur pengelolaan keuangan digital yang membantu mahasiswa dalam merencanakan dan mengontrol pengeluaran selama masa studi. Peran fintech tidak hanya sebatas sebagai penyedia dana, tetapi juga sebagai mitra dalam menciptakan literasi keuangan di kalangan mahasiswa (Alim et al. , 2. Dengan kemudahan akses melalui aplikasi mobile dan proses yang transparan, fintech berpotensi menjadi solusi strategis yang inklusif dan berkelanjutan dalam mendukung pendidikan tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran teknologi finansial dalam membantu mahasiswa menghadapi kendala pembiayaan Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat pemanfaatan fintech oleh mahasiswa, bentuk-bentuk layanan yang paling relevan dengan kebutuhan mereka, serta tantangan yang mungkin muncul dalam penggunaannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi pendidikan, penyedia layanan fintech, serta pihak pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang mendukung keberlanjutan akses pendidikan tinggi melalui dukungan teknologi finansial. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Peran Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dari seseorang atau suatu entitas dalam hal sosial atau organisasi tertentu. Menurut Elvira et al. peran merupakan dinamika dari status, yang berarti peran mencerminkan fungsi yang dijalankan oleh seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat atau lembaga Dalam hal ini, peran tidak hanya terbatas pada tindakan aktual, tetapi juga mencakup ekspektasi sosial terhadap individu atau lembaga tersebut. Sehingga, ketika SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. membahas peran teknologi finansial, yang dimaksud adalah fungsi aktif serta kontribusi nyata teknologi tersebut dalam memenuhi kebutuhan pengguna, khususnya dalam konteks pembiayaan pendidikan bagi mahasiswa. Konsep Teknologi Finansial Teknologi finansial atau financial technology . merujuk pada inovasi dalam layanan keuangan yang berbasis teknologi digital untuk memberikan solusi yang lebih cepat, efisien, dan inklusif. Menurut QurAoanisa et al. , fintech mencakup aplikasi, proses, produk, dan model bisnis yang dikembangkan melalui teknologi digital untuk meningkatkan layanan keuangan yang lebih user-friendly. Fintech telah mencakup berbagai sektor seperti pinjaman daring . eer-to-peer lendin. , pembayaran digital, investasi berbasis aplikasi, dan manajemen keuangan pribadi. Konsep Mahasiswa Mahasiswa adalah individu yang sedang menjalani proses pendidikan di perguruan tinggi dan berada dalam fase transisi dari remaja menuju dewasa, baik secara psikologis, sosial, maupun intelektual. Menurut Saepudin et al. , mahasiswa memiliki karakteristik sebagai insan akademis yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Konsep Pembiayaan Pendidikan Pembiayaan pendidikan adalah segala bentuk pendanaan yang diperlukan untuk mendukung proses penyelenggaraan pendidikan, baik dari sisi lembaga penyelenggara maupun peserta didik. Menurut Susanto & Rahma . , pembiayaan pendidikan mencakup biaya langsung seperti uang kuliah, buku, dan fasilitas belajar, serta biaya tidak langsung seperti transportasi dan kebutuhan hidup sehari-hari mahasiswa. Di tingkat pendidikan tinggi, pembiayaan sering kali menjadi kendala utama bagi mahasiswa, khususnya dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memahami secara mendalam peran teknologi finansial dalam membantu mahasiswa mengatasi kendala pembiayaan pendidikan (Sugiyono, 2. Pendekatan ini dipilih karena memungkinkan peneliti mengeksplorasi pandangan, pengalaman, dan persepsi mahasiswa secara Pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik utama, yaitu wawancara mendalam dan studi pustaka. Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur kepada sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang pernah atau sedang menggunakan layanan fintech untuk kebutuhan pendidikan mereka. Pertanyaan dalam wawancara difokuskan pada pengalaman penggunaan, proses pengambilan keputusan, serta dampak layanan fintech terhadap kelangsungan studi mereka. Sementara itu, studi pustaka dilakukan untuk memperkuat landasan teoritis, melalui penelaahan literatur seperti buku, jurnal ilmiah. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. artikel, dan laporan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan konsep peran, teknologi finansial, mahasiswa, dan pembiayaan pendidikan. Data yang telah diperoleh dari wawancara dan studi pustaka dianalisis menggunakan teknik analisis tematik, yaitu dengan mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menafsirkan tema-tema penting yang muncul dari data. Proses analisis dilakukan melalui tiga tahapan: reduksi data . enyaring informasi yang releva. , penyajian data . engelompokkan data ke dalam kategori temati. , dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1. Validitas data diperkuat dengan teknik triangulasi, yaitu membandingkan hasil wawancara dengan data pustaka serta melakukan konfirmasi kepada responden jika ditemukan informasi yang belum jelas. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman Mahasiswa terhadap Teknologi Finansial Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan, dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap teknologi finansial . cukup beragam. Sebagian besar mahasiswa mengetahui istilah fintech, namun pemahamannya masih terbatas pada penggunaan aplikasi pembayaran digital seperti GoPay. OVO, atau Dana. Mahasiswa umumnya belum memahami fintech secara luas sebagai inovasi teknologi dalam layanan keuangan yang mencakup pinjaman daring, manajemen keuangan digital, hingga investasi berbasis aplikasi. Salah satu informan, mahasiswa semester 5 dari jurusan Manajemen. AuSaya tahu fintech itu kayak OVO atau ShopeePay, tapi baru belakangan ngerti kalau pinjaman pendidikan juga termasuk fintech. Awalnya cuma tahu buat bayar makanan atau ongkir doang. Ay Pernyataan ini mencerminkan bahwa pemahaman mahasiswa masih cenderung praktis dan belum menyentuh dimensi konsep maupun sistem kerja fintech secara menyeluruh. Mayoritas informan menyebutkan bahwa mereka mengenal layanan fintech melalui media sosial dan rekomendasi teman. Kampus jarang menjadi sumber utama dalam mengenalkan fintech, meskipun beberapa mahasiswa mengaku pernah mendengar seminar atau webinar tentang literasi keuangan. Salah satu mahasiswa dari fakultas hukum mengatakan. AuSaya tahu soal pinjaman kuliah lewat Instagram, iklan aplikasi yang bisa bayar kuliah nyicil. Dari kampus belum pernah dapat info soal itu. Ay Hal menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran yang signifikan dalam menyebarkan informasi fintech di kalangan Terkait persepsi terhadap keamanan dan legalitas fintech, mahasiswa menunjukkan pandangan yang beragam. Sebagian besar mengaku ragu terhadap keamanan data pribadi saat menggunakan layanan fintech, terutama yang berkaitan dengan pinjaman. Namun, mereka tetap menggunakannya karena kebutuhan mendesak. AuAgak takut sih, takut datanya disalahgunakan atau ditagih kayak pinjol ilegal. Tapi karena butuh bayar kuliah, ya saya ambil juga,Ay ungkap salah satu responden dari program studi Teknik Sipil. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. Hasil temuan menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap fintech masih bersifat permukaan dan terbatas pada fungsi-fungsi dasar seperti pembayaran digital melalui aplikasi e-wallet. Fintech dipersepsikan sebagai alat transaksi praktis untuk kebutuhan harian, bukan sebagai bagian dari sistem keuangan yang lebih kompleks dan inovatif. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan mahasiswa belum mencakup pemahaman mendalam mengenai ruang lingkup fintech yang mencakup layanan pinjaman, manajemen keuangan, investasi, hingga asuransi berbasis digital. Ketidaktahuan mahasiswa terhadap peran fintech dalam pembiayaan pendidikan mencerminkan adanya celah literasi keuangan digital di kalangan mahasiswa. Ketika mahasiswa tidak sepenuhnya memahami bahwa pinjaman pendidikan dan cicilan biaya kuliah juga merupakan bagian dari ekosistem fintech, maka kemungkinan besar mereka hanya menjadi pengguna pasif yang tidak memanfaatkan seluruh potensi teknologi tersebut secara optimal. Ini mengindikasikan pentingnya penguatan edukasi yang tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi, tetapi juga pemahaman struktural terhadap konsep dan manfaat jangka panjang dari layanan keuangan digital. Sumber informasi mengenai fintech di kalangan mahasiswa lebih banyak berasal dari media sosial dan lingkungan pertemanan, bukan dari institusi pendidikan formal. Hal ini menunjukkan bahwa kampus sebagai institusi pendidikan belum berperan aktif dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman yang memadai mengenai inovasi keuangan Ketergantungan pada media sosial sebagai sumber informasi juga berpotensi menyebabkan mahasiswa menerima informasi yang tidak utuh atau bias terhadap layanan tertentu yang bersifat komersial tanpa ada pendampingan kritis (Al Halik, 2. Selain itu, persepsi terhadap keamanan dan legalitas layanan fintech juga masih Mahasiswa cenderung memiliki kekhawatiran terhadap perlindungan data pribadi, namun tetap menggunakan layanan tersebut karena kebutuhan yang mendesak (Nopriadi. Ini menandakan bahwa keputusan penggunaan fintech sering kali didasarkan pada dorongan kebutuhan sesaat, bukan hasil dari pemahaman mendalam terhadap risiko dan manfaat jangka panjang. Fenomena ini menegaskan bahwa literasi keuangan digital yang rendah bisa meningkatkan kerentanan mahasiswa terhadap layanan fintech yang tidak Faktor Pendorong Penggunaan Fintech dalam Pembiayaan Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor utama yang mendorong mahasiswa menggunakan layanan fintech untuk pembiayaan pendidikan adalah kondisi ekonomi keluarga yang tidak selalu stabil. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa orang tua mereka mengalami kesulitan dalam membayar biaya kuliah secara penuh dan tepat Hal ini mendorong mereka mencari alternatif pembiayaan, termasuk memanfaatkan layanan fintech yang menawarkan pinjaman cepat dan fleksibel. Seorang mahasiswa dari jurusan Akuntansi menyatakan. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. AuWaktu itu orang tua saya lagi ada masalah keuangan, sementara SPP harus segera Saya cari pinjaman ke bank lama banget prosesnya, akhirnya saya coba fintech karena lebih cepat. Ay Selain faktor ekonomi, keterlambatan pembayaran UKT atau SPP juga menjadi alasan kuat di balik keputusan mahasiswa memanfaatkan layanan fintech. Mahasiswa merasa terbantu dengan adanya layanan paylater atau pinjaman pendidikan yang memungkinkan mereka melanjutkan proses akademik tanpa harus menunggu dana tersedia secara penuh. Seorang responden dari program studi Ilmu Komunikasi menjelaskan. AuSaya pernah hampir nggak bisa ikut ujian karena UKT belum lunas. Akhirnya pakai aplikasi pinjaman pendidikan yang bisa dicicil. Untung prosesnya cuma butuh KTP dan langsung disetujui. Ay Kemudahan dan kecepatan proses yang ditawarkan fintech dibandingkan lembaga keuangan konvensional menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa. Banyak yang merasa bahwa prosedur bank terlalu birokratis dan tidak ramah bagi pelajar atau mahasiswa yang tidak memiliki slip gaji. Sementara fintech dianggap lebih fleksibel dan berbasis digital, sehingga bisa diakses langsung melalui ponsel. Seorang mahasiswa jurusan Sistem Informasi menuturkan. AuKalau ke bank diminta dokumen banyak, belum tentu disetujui. Fintech tinggal isi data di aplikasi, langsung ada hasilnya. Cocok buat mahasiswa kayak saya yang butuh dana Ay Lingkungan sosial juga memainkan peran dalam mendorong mahasiswa menggunakan Beberapa mahasiswa mengenal dan akhirnya mencoba layanan ini karena informasi dari teman atau senior yang telah lebih dulu menggunakannya. Bahkan, dalam beberapa kasus, rekomendasi atau testimoni sesama mahasiswa menjadi faktor yang cukup Seorang responden berkata. AuTeman saya pernah pakai buat bayar uang Dia bilang nggak ribet dan bisa nyicil, jadi saya coba juga. Ternyata memang cepat dan praktis. Ay Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pemanfaatan layanan fintech oleh mahasiswa dalam pembiayaan pendidikan tidak dapat dilepaskan dari latar belakang kondisi ekonomi keluarga yang fluktuatif. Ketika pendapatan keluarga tidak mencukupi untuk membayar biaya pendidikan secara langsung, mahasiswa terdorong untuk mencari alternatif yang dapat memberikan solusi cepat (Rizki et al. , 2. Layanan fintech hadir sebagai jalan keluar yang dianggap lebih fleksibel, terutama karena tidak memerlukan jaminan atau proses verifikasi yang rumit seperti halnya lembaga keuangan konvensional (Jange et al. , 2024. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola pembiayaan pendidikan yang sebelumnya sangat bergantung pada dukungan keluarga atau beasiswa, menjadi lebih mandiri dengan memanfaatkan teknologi keuangan digital. Selain itu, urgensi waktu seperti tenggat pembayaran UKT dan keperluan mengikuti ujian menjadi pemicu utama mahasiswa mengambil keputusan cepat untuk menggunakan Proses pencairan yang relatif instan dan persyaratan administratif yang minimal menjadikan fintech sebagai solusi pragmatis dalam situasi mendesak. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. Kepraktisan dan digitalisasi layanan fintech menjadi nilai tambah yang menyesuaikan dengan gaya hidup generasi mahasiswa saat ini. Dibandingkan dengan sistem keuangan tradisional, platform fintech lebih menarik karena kemudahan akses melalui aplikasi mobile, antarmuka yang sederhana, serta proses persetujuan yang otomatis (Junitasari et al. , 2. Mahasiswa cenderung merasa lebih nyaman berinteraksi dengan teknologi yang serba cepat dan minim hambatan administratif. Lingkungan sosial mahasiswa juga terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan fintech, hal ini didukung oleh penelitian Azzahra et al. Informasi dari teman sebaya, senior kampus, atau bahkan komunitas mahasiswa menjadi rujukan utama ketika memilih layanan keuangan. Pengalaman orang lain yang berhasil memanfaatkan fintech untuk membayar biaya pendidikan cenderung menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam mencoba layanan serupa. Artinya, penyebaran informasi secara informal berkontribusi besar terhadap penyebaran adopsi fintech di kalangan Dampak Penggunaan Fintech terhadap Keberlangsungan Studi Mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan layanan fintech memberikan dampak langsung terhadap keberlangsungan studi mahasiswa, terutama dalam mencegah keterlambatan pembayaran uang kuliah dan menjaga kelancaran aktivitas akademik. Beberapa mahasiswa mengaku dapat tetap mengikuti perkuliahan, ujian, dan pengambilan mata kuliah tanpa harus menunda semester akibat masalah keuangan. Seorang mahasiswa dari program studi Pendidikan Ekonomi mengungkapkan. AuKalau nggak ada pinjaman dari aplikasi itu, mungkin saya harus cuti kuliah satu semester. Tapi karena bisa bayar dulu lewat fintech, saya tetap lanjut kuliah. Ay Pernyataan ini menunjukkan bahwa fintech berperan sebagai jembatan finansial yang memungkinkan mahasiswa tetap berada dalam jalur studi Namun demikian, penggunaan fintech juga membawa dampak psikologis tertentu, terutama terkait beban utang dan kecemasan dalam proses pelunasan. Beberapa responden mengaku merasa tertekan karena harus membayar cicilan setiap bulan, terlebih ketika mereka tidak memiliki penghasilan tetap. AuJujur, saya sempat stres karena tiap bulan harus bayar cicilan, padahal belum tentu ada uang. Jadi kadang malah bingung atur keuangan sendiri,Ay ujar mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun fintech membantu dari sisi akses pembiayaan, aspek psikologis dan manajemen utang masih menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian mahasiswa. Dampak positif lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya pengelolaan keuangan pribadi. Beberapa mahasiswa mulai belajar membuat anggaran bulanan, mencatat pengeluaran, dan mengatur prioritas kebutuhan sejak menggunakan layanan fintech. Salah satu informan menyatakan. AuSejak punya cicilan dari pinjaman pendidikan, saya jadi lebih hati-hati dalam belanja. Mulai bikin catatan pengeluaran, dan nggak asal pakai uang kayak dulu. Ay Artinya, fintech SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. juga berkontribusi dalam menumbuhkan literasi keuangan di kalangan mahasiswa, meskipun sebagian besar masih pada tahap dasar. Perbedaan pengalaman juga ditemukan antara mahasiswa yang berhasil memanfaatkan fintech secara bijak dan mereka yang mengalami kendala. Mahasiswa yang merencanakan penggunaan dana dengan baik dan disiplin dalam membayar cicilan cenderung tidak mengalami masalah berarti. Sementara mahasiswa yang meminjam tanpa perhitungan atau tidak memiliki sumber pengembalian dana yang jelas sering mengalami Salah satu mahasiswa dari jurusan Ilmu Sosial menyampaikan. AuSaya pernah telat bayar, jadi kena denda. Akhirnya malah jadi beban baru. Padahal awalnya cuma mau cari solusi sementara. Ay. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan layanan fintech dalam pembiayaan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberlangsungan studi mahasiswa. Fintech terbukti menjadi solusi jangka pendek yang efektif dalam mengatasi kendala finansial, terutama ketika mahasiswa menghadapi situasi mendesak seperti jatuh tempo pembayaran uang kuliah. Kecepatan dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh fintech memberikan alternatif yang lebih praktis dibandingkan jalur pembiayaan konvensional. Hal ini memungkinkan mahasiswa tetap mengikuti kegiatan akademik secara normal tanpa terganggu oleh hambatan ekonomi yang bersifat temporer. Namun demikian, dampak positif tersebut tidak serta-merta menjamin kenyamanan mahasiswa dalam proses pelunasan utang. Penelitian ini juga menyoroti aspek psikologis yang muncul akibat kewajiban cicilan bulanan. Ketidakstabilan penghasilan dan kurangnya perencanaan finansial menjadi faktor yang memperburuk tekanan mental mahasiswa. Beban ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan performa akademik jika tidak diimbangi dengan literasi keuangan yang memadai. Oleh karena itu, peran pendampingan atau edukasi dalam penggunaan layanan fintech menjadi sangat penting agar mahasiswa tidak terjebak dalam siklus utang yang berulang. Selain itu, terdapat indikasi bahwa fintech turut mendorong perubahan perilaku keuangan mahasiswa. Adanya kewajiban untuk membayar cicilan secara berkala mendorong mahasiswa untuk mulai mengelola pengeluaran secara lebih terencana (Sari & Sari, 2. Hal ini mencerminkan adanya peningkatan awal dalam kesadaran literasi keuangan, meskipun masih perlu ditingkatkan melalui bimbingan yang lebih sistematis dari pihak kampus atau lembaga keuangan terkait. Peran Strategis Fintech dalam Mendukung Akses Pendidikan Tinggi Berdasarkan temuan penelitian, fintech terbukti memainkan peran strategis dalam memperluas akses pendidikan tinggi, khususnya bagi mahasiswa yang mengalami kendala Layanan fintech memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan dana pendidikan secara cepat, tanpa melalui proses birokrasi yang panjang seperti pada lembaga keuangan konvensional. Hal ini sejalan dengan teori inklusi keuangan yang menyatakan bahwa inovasi berbasis teknologi dapat menjangkau kelompok masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani . , termasuk mahasiswa dari keluarga menengah ke bawah. SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. Seorang mahasiswa jurusan Teknologi Informasi menyampaikan. AuKalau nggak ada aplikasi itu, saya nggak tahu harus cari dana ke mana. Kampus juga nggak selalu bisa bantu langsung, jadi fintech itu solusi paling masuk akal buat saya. Ay Layanan seperti student loan, paylater pendidikan, serta platform cicilan biaya kuliah berbasis aplikasi memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk menyesuaikan kebutuhan finansial dengan kemampuan membayar. Tidak hanya itu, fintech juga memberikan edukasi melalui fitur-fitur pengelolaan keuangan digital, meskipun sebagian besar mahasiswa masih memanfaatkan aspek pembiayaannya saja. Dalam konteks ini, fintech tidak hanya hadir sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai enabler bagi keberlanjutan pendidikan mahasiswa. AuSaya tahu ada fitur buat atur budget di aplikasinya, tapi jujur saya lebih fokus ke pinjamannya. Tapi tetap kebantu banget karena bisa lanjut kuliah tanpa tunda,Ay ujar mahasiswa Fakultas Ekonomi. Dalam kerangka kolaborasi, beberapa responden mengungkapkan harapan agar kampus lebih aktif menjalin kerja sama dengan platform fintech yang terpercaya. Saat ini, banyak mahasiswa mengenal fintech secara mandiri melalui media sosial atau teman, tanpa arahan atau informasi resmi dari institusi pendidikan. Hal ini membuka potensi risiko jika mahasiswa terjebak pada layanan yang tidak kredibel. AuKalau kampus kerja sama langsung sama fintech, mungkin bisa kasih pinjaman pendidikan yang lebih aman dan bunganya nggak memberatkan,Ay kata salah satu narasumber dari jurusan Hukum. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa teknologi finansial . telah menjadi salah satu instrumen penting dalam mendukung aksesibilitas pendidikan tinggi di kalangan mahasiswa. Keberadaan layanan pembiayaan pendidikan berbasis digital memberikan alternatif pembiayaan yang lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan mahasiswa, terutama yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah (Mardhiah et al. , 2. Dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional, fintech menawarkan proses yang lebih cepat, minim syarat administratif, serta mudah diakses melalui perangkat digital. Hal ini memperlihatkan bahwa fintech telah berhasil mengisi celah dalam sistem pembiayaan pendidikan formal yang masih terbatas cakupannya. Dari sisi fungsi, layanan fintech tidak hanya berperan sebagai penyedia dana, tetapi juga turut memberikan edukasi keuangan melalui fitur-fitur pengelolaan keuangan yang tersedia dalam aplikasi. Meskipun fitur ini belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh mahasiswa, keberadaannya tetap memberikan kontribusi dalam membangun kesadaran terhadap pentingnya literasi keuangan. Keberhasilan sebagian mahasiswa dalam menggunakan layanan fintech secara tepat turut menunjukkan adanya potensi untuk meningkatkan kemandirian finansial di kalangan pelajar jika didukung dengan edukasi yang memadai. Namun demikian, masih terdapat tantangan yang perlu diperhatikan, terutama terkait aspek keamanan, legalitas, dan literasi fintech di kalangan pengguna. Minimnya peran institusi pendidikan dalam memberikan informasi atau arahan resmi mengenai layanan fintech membuat mahasiswa lebih rentan terhadap risiko, seperti terjebak dalam layanan pinjaman online ilegal atau bunga tinggi yang tidak transparan (Gunawan & Kansil, 2. Sehingga, pihak kampus harus lebih aktif melakukan sosialisasi dan menjalin kerja sama SIBATIK JOURNAL | VOLUME 4 NO. https://publish. ojs-indonesia. com/index. php/SIBATIK PERAN TEKNOLOGI FINANSIAL DALAM MEMBANTU MAHASISWA MENGATASI KENDALA PEMBIAYAAN PENDIDIKAN Riinawati DOI: https://doi. org/10. 54443/sibatik. strategis dengan penyedia layanan fintech yang kredibel, guna menciptakan ekosistem pembiayaan pendidikan yang aman, inklusif, dan berkelanjutan. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi finansial . berperan penting dalam mendukung keberlangsungan studi mahasiswa, khususnya dalam aspek pembiayaan Mahasiswa cenderung memilih layanan fintech karena kemudahan akses, proses yang cepat, serta fleksibilitas pembayaran yang ditawarkan. Selain membantu memenuhi kebutuhan ekonomi, fintech juga secara tidak langsung mendorong peningkatan literasi keuangan melalui fitur edukatif yang tersedia di dalam aplikasinya. Namun, pemanfaatan fintech di kalangan mahasiswa masih berfokus pada aspek pembiayaan semata, belum maksimal dalam hal pengelolaan keuangan jangka panjang. Lingkungan kampus dan media sosial menjadi faktor utama yang memengaruhi pengenalan dan keputusan mahasiswa dalam menggunakan layanan ini. Adapun saran yang dapat diberikan adalah pentingnya peran aktif institusi pendidikan tinggi dalam mengarahkan dan memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait layanan fintech yang aman, legal, dan bertanggung jawab. Kampus dapat menjalin kerja sama dengan penyedia layanan fintech terpercaya untuk menekan risiko penyalahgunaan atau jebakan utang berbunga tinggi. DAFTAR PUSTAKA