Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (Maret 2. : 9-16 ETIKA WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP UPAYA KONSERVASI PANTAI (STUDI KASUS DI PANTAI BALEKAMBANG KABUPATEN MALANG) Ethics of Domestic Tourist to Beach Conservation (Case Study of Balekambang Beach. Malang Distric. Atok Miftachul Hudhaa. Husamahb Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan. Universitas Muhammadiyah Malang 65144 C atok1964@gmail. Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan. Universitas Muhammadiyah Malang 65144 Abstract. Conservation of biodiversity and the development of marine tourism destinations can be categorized as synergic But the evidence in the field shows different things, because the behavior of domestic tourists have not awareness of biodiversity conservation. This is indicated by the behavior of domestic tourists who often take various tidal biotas without educational purposes. It is so not educational, because at this time of nature conservation is very necessary, so that no damage to the environment, especially in the marine environment due to imbalance of living creatures in it by human activities. This is an observational research by conducting survey method to the behavior of domestic tourists while traveling on the coast of tidal Balekambang Malang regency. The findings indicate that the various ages of domestic tourist entering tidal zones during low tide take a variety of tidal biota, such as Echinoidea. Holothuroidea. Ophiuroidea. Anthozoa . and other biota without educational purposes, since the biota referred to is taken and then disposed of in the mainland. It can be concluded that the bad behavior shown by the domestic tourists by taking biota is not for education, but for fun can be categorized as violation behavior of environmental ethics. Keyword: behavior of visitors, biodiversity, conservation, domestic tourist, environmental ethic (Diterima: 25-05-2017. Disetujui: 11-12-2. Pendahuluan Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, karena memiliki lebih dari 17,480 pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar dari ujung pulau sumatera hingga pulau papua. Selain itu menurut Santoso . Indonesia memiliki panjang garis pantai sejauh 95,181 km. Luas daratan 9 juta km2, maka berarti 75% wilayah Indonesia merupakan lautan, yang terdiri dari 3. 1 juta km2 wilayah laut teritorial dan 2. 7 juta km2 zona ekonomi eksklusif. Lebih lanjut Santoso . , menjelaskan bahwa dengan kondisi seperti ini, maka Indonesia memiliki potensi sumberdaya kelautan yang terdiri dari sumberdaya alam dapat pulih atau dapat diperbaiki . enewable resource. , sumberdaya alam tidak dapat pulih atau tidak dapat diperbaiki . onrenewable resource. , sumber energi kelautan, dan jasa-jasa lingkungan yang sangat besar. Sumber daya kelautan dapat pulih diantaranya ekosistem terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai jenis ikan. Sumber daya kelautan tidak dapat pulih meliputi minyak bumi dan gas, mineral dan bahan tambang atau galian. Potensi sumber energi kelautan dapat berasal dari pasang surut, angin, gelombang, dan ocean thermal energy conversion (OTEC), sedangkan salah satu jasa lingkungan kelautan yang sangat prospektif mendukung perekonomian masyarakat adalah pengembangan pariwisata bahari dan jasa perhubungan laut. doi: 10. 29244/jpsl. Berkaitan dengan potensi lingkungan kelautan yang prospektif bagi pengembangan wisata bahari, maka strategi pengembangannya harus diarahkan untuk Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia tentu berdampak pada meningkatnya kebutuhan hidup yang bergantung pada produk-produk kelautan. Hal ini mengingat laut memiliki berbagai macam sumberdaya alam yang menjadi kebutuhan manusia sehari-hari, mulai biota pantai, berbagai jenis ikan, mulai ikan yang dikonsumsi hingga ikan hias, berbagi jenis rumput laut, dan berbagai jenis biota laut lainnya. Tingginya kebutuhan hidup manusia yang bergantung pada potensi laut telah berpotensi terhadap tingginya eksploitasi sumberdaya alam laut dan berdampak negatif terhadap upaya konservasi Eksploitasi sumber daya alam laut semakin mengkhawatirkan dengan hadirnya teknologi yang semakin maju, sebab kemajuan teknologi tidak diarahkan untuk upaya konservasi, akan tetapi dijadikan alat untuk mengeruk kekayaan laut secara Menyoal masalah konservasi, maka Undangundang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 1 butir 2 menyebutkan, bahwa konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap ISSN 2086-4639 | e-ISSN 2460-5824 JPSL Vol. : 9-16 keanekaragaman dan nilainya dan pada UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 butir 15 disebutkan, bahwa konservasi adalah pengelolaan sumberdaya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfatannya secara bijaksana dan sumber daya yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan Lebih lanjut dinyatakan dalam pasal 5 Undangundang Nomor 5 tahun 1990, bahwa tujuan konservasi, yaitu: . perlindungan sistem penyangga . pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Berdasarkan definisi dan tujuan konservasi, maka ada lima manfaat konservasi terhadap ekosistem, sebagaimana dinyatakan oleh Sora . , yaitu . Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan proses-proses keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan, . Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah, . Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik, . Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain, . Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya. Kelima manfaat konservasi ekosistem yang bertujuan melindungi dan menjaga ekosistem dapat saja terganggu dan gagal mencapai tujuan karena tidak adanya interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antara pecinta lingkungan dengan masyarakat, antara dunia pendidikan atau lembaga pendidikan yang menyosialisasikan kesadaran dan gerakan konservasi dengan masyarakat, akibat masyarakat belum tersadarkan akan pentingnya konservasi terhadap lingkungan dan sumber daya alam. Minimnya pengetahuan wisatawan domestik terhadap biota laut di zona pasang surut serta perilaku yang tidak mendukung upaya konservasi sumber daya alam sebagaimana yang telah ditunjukkan mendorong pentingnya sosialisasi pengetahuan tentang biota laut dan upaya konservasi ekosistem pantai. Kesadaran . elestarian dan perlindunga. sumber daya alam, khususnya pada ekosistem pantai memang harus dilakukan secara sinergis, kolaboratif, dan integratif dari berbagai lembaga terkait dan berbagai lapisan masyarakat, agar dikemudian hari upaya pemeliharan dan perlindungan biota laut, secara keberlanjutanya dapat menumbuhkan sikap etika berlingkungan atau lebih spesifik disebut ber bioetika lingkungan . nvironmental bioethic. Oleh karena itu penulisan artikel ini adalah untuk: Mendeskrispsikan karakteristik wisatawan domestik di Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Menginventarisasi berbagai biota laut di zona pasang surut pantai Balekambang Kabupaten Malang. Mengidentifikasi biota laut yang banyak diambil oleh para wisatawan domestik di Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Mengidentifikasi perilaku wisatawan domestik terhadap biota di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Metode Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode survey, melalui observasi dan wawancara, serta studi kepustakaan. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa perilaku wisatawan domestik terhadap keberadaan hewan di zona pasang surut. Teknik observasi dan wawancara digunakan untuk mengungkap hal-hal terkait dengan lingkungan hidup dan konservasi keaneragaman hayati biota laut di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang, dan studi kepustakaan digunakan untuk telaah pemikiran guna mengidentifikasi perilaku wisatawan domestik di Pantai Balekambang dan temuan biota di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Sampel adalah wisatawan domestik yang berada di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang dengan teknik accidental sampling. Hasil dan Pembahasan Karakteristik Pantai Balekambang Pantai Balekambang merupakan salah satu destinasi wisata dengan status taman wisata yang memiliki luas area kurang lebih 10 ha dengan wilayah meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, taman bermain, dan pantai. Semula taman wisata balekambang dikelola oleh Desa Srigonco, namun sejak 1985 pengelolaan Pantai Balekambang dialihkan ke Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa milik pemerintah daerah kabupaten Malang. Meskipun pembenahan aspek sosial budaya, kelestarian alam dan lingkungan belum terkelola dengan baik. Karakteristik Wisatawan Domestik Karakteristik wisatawan domestik di Pantai Balekambang Kabupaten Malang 95% berasal dari Jawa Timur dan tersebar dari berbagai usia . nak-anak hingga lansi. , laki-laki perempuan, dan dari berbagai jenis profesi . elajar, mahasiswa, profesional. TNIPOLRI. PNS, wiraswast. dan masyarakat umum Karakteristik pengunjung tempat wisata kawasan pantai sebagaimana di Pantai Balekambang Kabupaten Malang ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Hasan et al. anpa tahu. , yang menyatakan, bahwa karakteristik usia pengunjung obyek wisata di Kota Tidore Kepulauan adalah laki- JPSL Vol. : 9-16 Maret 2019 laki 63% perempuan 37%, usia dibawah 20 tahun 9%, usia 21-30 tahun 19%, usia 31-40 tahun 27%, usia 4150 tahun 36%. Dilihat dari kehadirannya di Pantai Balekambang para pengunjung . isatawan domesti. , memiliki tujuan yang bervariasi, 90% bertujuan untuk berlibur . bersama keluarga dan kerabat, 8% bertujuan untuk berjualan, 1% bertujuan untuk ritual, 1% lainlain. Demikian juga hasil penelitian Hasan et al. (Tanpa Tahu. , bahwa pengunjung daerah wisata di kepulauan Tidore berdasarkan tujuan berkunjung, didominasi oleh tujuan berlibur sebanyak 34%, kemudian disusul oleh tujuan perjalanan dinas sejumlah 9%, selanjutnya tujuan mengunjungi keluarga 6%, tujuan mengunjungi kerabat 9%, untuk tujuan studi sebanyak 17% dan yang terakhir untuk lain-lain termasuk tujuan ekonomi sejumlah 5%). Biota Laut Zona Pasang Surut yang Ditemukan di Lokasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang, maka berbagai biota laut yang ditemukan dari Phylum echinodermata adalah: . Kelas Echonoidea (Landak Lau. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular Lau. Kelas Holothuroidea. adapun kelas Asteroidea dan Kelas Crinoidea tidak ditemukan. Hasil biota laut yang ditemukan sebagaimana Tabel 1. Tabel 1. Hasil inventarisasi Biota Laut Phylum echinodermata Kelas Echinoidea Holothuroidea Ophuiroidea Nama Spesies Diadema setosum Echinometra Holothuria Holothuria atra Ophiotrichoides Ophiothrix hybrid (Sumber: Data Penelitian, 2. Keterangan Jumlah cukup banyak dan Jumlah terbatas Jumlah terbatas Jumlah terbatas Jumlah cukup banyak dan Jumlah terbatas Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan, bahwa keanekaragaman biota pasang surut pada Phylum echinodermata di Pantai Belekambang Kabupaten Malang, didominasi oleh tiga kelas hewan, yaitu Echinoidea. Holothuroidea, dan Ophiuroidea dan untuk hewan kelas Asteroidea dan Crinoidea tidak ditemukan sama sekali. Hal ini didukung oleh kerusakan pantai akibat perilaku manusia, khususnya wisatawan domestik dan pencari lobster yang sering kali memecah batu karang untuk mencari lobster atau Gambar 1. Lokasi kerusakan habitat biota pasang surut di pantai balekambang . penelitian, 2. Kelas Echinoidea (Landak Lau. Kelas Echinoidea adalah kelompok hewan yang memiliki tonjolan-tonjolan pendek yang bulat, yaitu tempat menempel duri yang tersusun dari zat kapur. Hewan-hewan yang masuk kelas Echinoidea berbentuk bundar tidak berlengan, tetapi mempunyai duri-duri yang dapat digerakkan. Sebagai contoh yaitu: Arbacic. Stronglyocentrotus, yang berbentuk bola. Spatangus bentuk oval, dan Echinarachinus. Dendraster berbentuk seperti uang logam atau terkenal dengan sebutan uang kepingan pasir atau kue laut. Gambar 2. Diadema setosum, . Echinometra mathaei (Dokumentasi Penelitian, 2. ISSN 2086-4639 | e-ISSN 2460-5824 JPSL Vol. : 9-16 Pada umumnya landak laut mempunyai jerohan atau vicera tersimpan dalam cangkok, yang tersusun menurut 10 jajaran lempengan kapur yang tersambung bersama membentuk bola. Seperti halnya bintang laut memiliki 5 jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah inter ambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Pada cangkok terdapat tonjolan atau tuberculum sebagai tempat persembunyian duri-duri. Tiap-tiap duri merupakan bentuk kristal dari CaCO3 yang ujung pangkalnya agak melebar tempat sendi dengan Pangkal duri itu terikat dengan otot sehingga duri dapat digerakkan. Anus terletak di pusat tubuh pada permukaan aboral, terletak diantara lempengan kapur yang besar yang mengandung lima, empat atau dua lubang Mulut yang besar terletak di daerah oral dikelilingi oleh 5 buah gigi yang kuat dan tajam. Gigi tersebut disokong oleh 5 rangka samping disebelah dalam cangkok yang terkenal sebagai AuLentera AristotelesAy. Gambar 3. Menjelaskan morfologi Echinoidea ke mahasiswa (Dokumentasi Penelitian, 2. Makanan hewan ini bermacam-macam, misalnya hewan lain yang telah mati, organisme kecil lainnya yang ada di laut, kecuali itu hewan ini juga mencerna lumpur atau pasir yang mengandung bahan-bahan Didalam pencernaan hewan ini banyak mengandung cilliata yang komersal atau yang parasit. Ikan. Bintang laut. Udang-udangan. Burung dan Mamalia yang predator merupakan musuh Echinoidea. Kelas Holothuroidea (Teripan. Teripang atau disebut timun laut merupakan istilah Holothuroidea yang dapat dikonsumsi. Teripang merupakan jenis hewan laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Gambar 4. Holothuria scabra, . Holothuria atra (Dokumentasi Penelitian, 2. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan. Jenis hewan laut ini tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam, sehingga mudah ditemukan. Banyak sekali jenis teripang yang ada, tidak kurang ada sekitar 29 jenis teripang yang saat ini dan menjadi komoditas perdagangan global yang memiliki nilai jual dan nilai ekonomis tinggi. Holothuroidea . seperti yang sudah kita tahu memiliki banyak sekali kandungan khasiat dan manfaat yang berguna bagi kesehatan tubuh kita, akan tetapi ada satu jenis teripang laut yang mempunyai keunikan dan hanya dimiliki oleh teripang jenis ini, dimana teripang jenis ini bernama teripang emas (Golden stichopus Salah satu keunggulan dari teripang emas jenis ini, yaitu memiliki kandungan Gamapeptide, kandungan ini tidak dimiliki oleh jenis teripang lain. Kandungan mengaktifkan pertumbuhan sel, meregenerasi sel dengan sangat cepat, . anti inflamasi atau peradangan, . dapat mengurangi rasa nyeri bahkan di katakan memiliki anti analgesik 3 kali lebih kuat dari pada paracetamol . bat golongan analgesik-antipiretik/anti nyeri dan anti pana. , . memelihara sirkulasi darah agar tetap lancar dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular Lau. Kelompok Ophiuroidea dapat hidup menempati berbagai macam habitat dan kedalaman, seperti zona rataan terumbu karang, daerah pertumbuhan algae, padang lamun, koloni karang hidup dan karang mati, dan berbagai macam kedalaman mulai dari kedalaman 1 meter sampai ribuan meter seperti dilaporkan oleh banyak pakar (Yusron, 2. JPSL Vol. : 9-16 Maret 2019 Gambar 5. Ophiothrix fragilis . , . Ophiothrix fragilis (Dokumentasi Penelitian, 2. Bintang ular mempunyai tubuh bola cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama yang masing-masing terdapat dua garis tempat meletaknya ossicula yang terliputi oleh 4 lempeng. Di bagian lateral terdapat duri, sedang bagian dorsal serta ventral tidak terdapat Bagian dalam dari ruas sebagian besar terisi ossicula yang silindris dan tertanam pada bagian proksimal dan cembung pada bagian distal, sehingga penyokong tubuh itu bersendi dengan lainnya dengan sistem sendi peluru. Empat otot antara dua ossicula Berbagai biota laut laut di zona pasang surut yang banyak ditemukan adalah Phylum echinodermata Echinoidea. Asteroidea. Holothuroidea, kelas Ophiuroidea, kelas Crinoidea. Sebagaimana dinyatakan Hudha . , bahwa phylum Echinodermata adalah hewan invertebrata yang memiliki karakteristik, antara lain: . Simetri radial pada hewan yang telah dewasa, memiliki 5 bagian, sedang larvanya simetri bilateral. jaringan dasar. sebagian alatnya bersifat tidak memiliki kepala dan otak, tidak bersegmen. Permukaan tubuh yang umumnya simetri radial, memiliki kaki buluh atau kaki amburakral. Tubuh terbungkus oleh epidermis yang halus dengan disokong oleh penguat berupa kepingan kapur yang disebut laminae atau ossicula yang mudah digerakkan atau tidak mudah digerakkan, dengan pola yang tetap, sering memiliki duri-duri kapur yang halus. Saluran pencernaan yang sederhana, biasanya lengkap / beberapa jenis tidak memiliki anus. Memiliki sistem sirkulasi radial yang mengalami reduksi. coelom dilapisi oleh perritonium bersilia. coelom biasanya luas dan berisi amoebocytamoebocyt bebas. Pada tingkat larva coelom ini berfungsi sebagai sistem vaskular air dengan kaki-kaki ambulakral yang banyak digunakan untuk berjalan, menangkap mangsa atau respirasi. Respirasi dilakukan dengan insang kecil atau papulae yang tertimbul dari coelom, beberapa jenis Echinodermata bernapas dengan kaki ambulakral. sedang pada Holothurroidea menggunakan batang-batang seperti pohon yang terdapat dalam clocoa. Sistem syaraf dengan batang cincin yang bercabang-cabang ke arah . Seks terpisah dengan beberapa Gonad yang relatif besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh yang sederhana. ova banyak selai dan pembuahan terjadi didalam air. larva mikroskopis, bersilia dan transparan, dan biasanya hidup bebas dengan berenang-renang dalam air, bermetamorfosis yang kompleks. Biota Laut yang Banyak Diambil Wisatawan Domestik Biota laut pasang surut yang sering diambil wisatawan domestik untuk tujuan kesenangan sesaat oleh wisatawan domestik yang berkunjung di Pantai Balekambang sebagaimana Hudha . 2, 2013, 2014, 2015, 2. , antara lain: Kelas Holothuroidea. Kelas Asteroidea. Kelas Ophiuroidea, dan beberapa ganggang laut seperti Sargassum. Halimeda. Padina, dan Fucus. Hal ini sebagaimana tertuang di Tabel 2. Tabel 2. Inventarisasi biota laut yang banyak diambil wisatawan untuk tujuan kesenangan di pantai balekambang Jenis Biota Hewan Kelas Echinoidea Kelas Ophiuroidea Tumbuhan Alga: Sargassum Alga: Halimeda Kelas Holothuroidea Alga: Padina Kelas Asteroidea Alga: Fucus Lain-lain Acropora Ikan Hias (Sumber: Data Penelitian, 2. Berdasarkan Tabel 2 diketahui, bahwa biota laut pada zona pasang surut yang diambil wisatawan domestik di Pantai Balekambang Kabupaten Malang, dominan pada Phylum echinodermata, khususnya Echinoidea, ophiuroidea dan beberapa jenis Holothuroidea. Jenis biota lain dari phylum Echinodermata yang tidak ditemukan adalah kelas Asteroidea . intang lau. dan kelas Crinoidea pada kawasan yang luas di pantai Balekambang. Hasil telusur kepada salah satu pengunjung terhadap tindakan yang dilakukan, didasari oleh faktor ekonomi, yaitu untuk menghasilkan pendapatan Penulis memberikan atribut kepada salah satu pengunjung yang dijumpai sedang melakukan eksploitasi kelas Echinoidea . andak lau. sebagai ISSN 2086-4639 | e-ISSN 2460-5824 JPSL Vol. : 9-16 Gambar 6. Sargassum, sp, . Halimeda, sp, . Padina, sp . Fucus, sp Identifikasi Perilaku Wisatawan Domestik di Zona Pasang Surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang Perilaku wisatawan domestik saat berada di zona pasang surut Pantai Balekambang Kabupaten Malang seakan tidak menampakkan dampak ekologis. Namun jika diamati, maka perilaku wisatawan domestik yang mengambil biota laut yang ditemukan selanjutnya dibuang di pasir pantai adalah tindakan merusak keanekaragaman jenis bioata pasang surut. Selain itu juga ditemukan perilaku pengunjung yang mengambil berbagai jenis landak laut . dan Hasil wawancara dengan pengunjung Pantai Balekambang yang diketahui sedang mengambil berbagai jenis Echinoidea di ketahui, bahwa kegiatan yang dilakukan berlatar belakang ekonomi. Ketika ditanya mulai kapan kegiatan mengambil Echinoidea ini dilakukan, hasil petikan wawancara yang telah dilakukan sebagai berikut: AuSudah bertahun-tahun saya melakukan pengambilan landak lautAy (W. 1/R. 1/i/2. (W1=Wawancara pertanyaan ke-1. 1-Responden ke-1, i=bulan 3 (Mare. , 2016=tahun 2. Ketika responden ditanya untuk apa mengambil Echinoidea begitu banyak? Responden menjawab untuk mencari uang, berikut jawaban responden: AuLandak laut-landak laut yang saya kumpulkan ini untuk saya jual agar dapat uangAy (W. 2/R. 1/i/2. Ketika ditanya bagaimana mendapatkan uang dari menjual aneka landak laut tersebut? Responden menyatakan, bahwa landak laut diperolehnya dijadikan asesoris agar laku dijual, berikut jawaban responden: AuYang saya jual dari landak laut ini Setelah tinggal cangkangnya akan saya cat warna-warni dan saya jualAy (W. 3/R. 1/i/2. Ketika cangkangnya saja, sementara duri-diri landak laut begitu banyak? Responden menjawab: AuLandak laut yang saya ambil ini saya masukan ke dalam karung plastik, lalu saya kubur di dalam pasir di tepi pantai yang jauh dari air pasang sedalam 1 meter, dan saya biarkan selama kurang lebih satu minggu. Setelah satu minggu saya ambil dan sudah membusuk, sehingga duri-durinya sudah lepas dan bagian dalam sudah membusuk, lalu saya bawa ke laut untuk membuang duri-duri dan organ dalamnya yang membusuk itu sampai bersih. Setelah itu tinggal Cangkangnya itu lalu saya jemur sampai kering terus saya cat warna-warni mengikuti tonjolan-tonjolan atau alur yang ada di cangkang. Ay (W. 4/R. 1/i/2. Saat ditanya berapa harga setiap cangkang yang dijual? Responden menjawab: AuYa, yang besar saya tawarkan 10,000 rupiah tapi kadang lakukadang tidak, terutama yang bentuknya besar, untuk yang bentuknya kecil saya jual 5,000 rupiahAy (W. 5/R. 1/i/2. Ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup harus terus ditumbuhkan, sebab menurut Ramadoss dan Moli . , melindungi keanekaragaman hayati lokal merupakan tujuan penting untuk pendidikan pembangunan berkelanjutan. Temuan perilaku pengunjung yang mengambil Echinoidea untuk tujuan ekonomi, atau perilaku pengunjung yang mengambil berbagai jenis biota pasang surut adalah bentuk ketidaksadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian kehidupan makhluk hidup. Hal ini sangat korelatif dengan asumsi, bahwa pendidikan etika berbasis lingkungan pada masyarakat belum tumbuh dengan baik, sehingga temuan perilaku wisatawan domestik terhadap kehidupan biota di Pantai Balekambang menjadi tolok ukur bahwa masyarakat belum mengeteahui pentingnya etika lingkungan. Etika lingkungan merupakan hal baru di masyarakat sebagaimana Wapner dan Matthew . , menyatakan bahwa refleksi etis tentang urusan lingkungan internasional masih dalam tahap awal. Fakta di lapangan yang dideskripsikan dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa perilaku wisatawan domestik yang merusak kehidupan makhluk hidup, khususnya biota pasang surut di Pantai Balekambang Kabupaten Malang sangat berkaitan erat dengan kesadaran melakukan hal baik dan tidak melakukan hal buruk terhadap lingkungan atau dengan kata lain berkaitan dengan tindakan etis. Oleh karena itu kelangkaan bintang laut (Asteroide. di Pantai Balekambang Kabupaten Malang, juga akibat perilaku manusia yang mengeksploitasi bintang laut (Asteroide. dalam waktu lama. Bentuk perilaku wisatawan domestik yang ditemukan lebih ekstrim selain mengeksploitasi biota yang ditemukan dan dicari adalah merusak dan menghancurkan habitat biota dengan memecah menghilangkan AurumahAy bagi biota pasang surut termasuk AurumahAyberbagai ikan hias. JPSL Vol. : 9-16 Maret 2019 Menyikapi perilaku wisatawan pantai sebagaimana hasil temuan, peneliti melakukan wawancara dengan sumber ahli (Responden . untuk minta tanggapannya terhadap perilaku masyarakat yang belum memahami etika lingkungan, responden 2 menjelaskan: AuMasyarakat kita sangat membutuhkan teladan dari orang-orang berpengaruh di lingkungan sekitarnya untuk taat dalam menjaga dan melestarikan lingkungannyaAy (W. 1/R. 2/V/20. Siapa orang-orang berpengaruh dimaksud? Responden 2 menjawab: AuKalau masyarakat itu berada di lingkungan yang agamis, maka tokoh-tokoh agama. Kyai. Ustad yang ada di masyarakat itulah yang harus di bidik dan memberi contoh kepada warga atau umat di masyarakat tersebut. Jika para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan orang yang ditokohkan sudah melakukan dan memberi contoh, pasti pada masyarakat itu mudah untuk digerakkan ke arah yang lebih baik. Kita harus paham, bahwa kultur masyarakat kita masih harus diberi contoh, belum memiliki kesadaran penuh untuk berbuat dan bertindak secara mandiriAy (W. 2/R. 2/V/2. Disinggung tentang peran etika lingkungan dalam upaya konservasi pantai. Responden 2 menjawab: AuPantai adalah sumber potensial untuk menghasilkan banyak sumberdaya alam, karena itu konservasi perairan laut harus dimulai dari konservasi lingkungan pantai. Dan masyarakat kita belum memahami pentingnya ekosistem pantai, pantai masih dijadikan tempat rekreasi belum dimanfaatkan untuk pembudidayaan rumput laut dan sebagainya. Padahal banyak pantai di Indonesia yang bisa dikembangkan untuk mendapatkan penghasilan besar dengan berbudidaya runput laut, seperti yang telah dilakukan oleh banyak masyarakat nelayan di Sumenep MaduraAy (W. 3/R. 2/V/2. Perilaku pengunjung . isatawan domesti. di Pantai Balekambang Kabupaten Malang dengan mengeksploitasi alam melalui pengambilan berbagai biota laut di zona pasang surut pantai balekambang untuk tujuan kesenangan sesaat maupun tujuan ekonomi dalam jangka panjang berdampak pada menurunnya populasi biota laut di zona pasang surut, khususnya pada Phylum echinodermata dan juga phylum lainnya (Mollusc. Coelenterata . nthozoa dan acropor. dan jenis biota lainnya. Hal ini menjadi bukti semakin langkanya temuan biota laut pada zona pasang surut di Pantai Balekambang Kabupaten Malang adalah akibat perilaku pengunjung . isatawan domesti. Pantai Balekambang Kabupaten Malang. Kontribusi pemikiran yang dapat diberikan secara berkelanjutan kepada para wisatawan domestik untuk sadar terhadap kegiatan pelestarian lingkungan dengan tidak mengambil dan mengekploitasi biota laut apalagi merusak habitat biota laut adalah perlu dilakukan sosialisasi terus menerus terhadap pentingnya pengetahuan lingkungan dan pentingnya etika lingkungan, melalui edukasi oleh pemerintah dan lembaga pendidikan. Fakta empiris terhadap hal ini ditunjukan oleh penelitian Azhar et al. , yang menyimpulkan, bahwa . terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan, . terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara pengetahuan etika lingkungan dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan, . terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup dan pengetahuan etika lingkungan secara bersama-sama dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan, dan . terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara sikap menjaga kelestarian lingkungan dengan perilaku menjaga kelestarian lingkungan. Ilustrasi Perilaku masyarakat, khususnya wisatawan domestik terhadap kehidupan biota pasang surut di Pantai Balekambang Kabupaten Malang, sebagaimana dinyatakan Hudha . 3, 2014, 2015, 2. , bahwa diantara para wisatawan domestik yang berkunjung ke Pantai Balekambang Kabupaten Malang mengambil berbagai bioata pasang surut tidak untuk tujuan penelitian, namun untuk tujuan kesenangan, kemudian dibiarkan mati dan dibuang menunjukkan belum dimilikinya kesadaran melestarikan lingkungan, khususnya kehidupan biota pasang surut di Pantai Balekambang. Perilaku lain yang dinyatakan oleh Hudha . 2, 2013, 2014, 2015, 2. , terhadap perilaku wisatawan domestik adalah melakukan perusakan habitat biota laut dengan cara menghancurkan batuan karang yang menjadi tempat perlindungan biota laut, seperti: Landak Laut (Echinoide. Bintang Ular Laut (Ophiuroide. , dan ikan-ikan hias, karena berburu hewan lain yang diinginkannya . urita dan lobste. Berdasarkan temuan fakta demikian ini, penulis menggaris bawahi, bahwa masalah etika lingkungan belum dimiliki oleh wisatawan domestik, dan menurut Aminatun (Tanpa Tahu. , bahwa etika lingkungan merupakan refleksi kritis tentang norma dan nilai atau prinsip moral yang selama ini dikenal dalam komunitas manusia. Hal ini menjadi tugas berat semua lapisan masyarakat untuk menempatkan etika lingkungan (Environmental Bioethic. menjadi bagian penting dalam upaya melestarikan kehidupan yang seimbang dan lestari. Hal ini didasarkan pada teori tentang persepsi, sebagaimana dinyatakan oleh Hudha . 2, 2. , bahwa kehidupan manusia dibangun oleh persepsinya yang membentuk pola pikir, yaitu jika pola pikir seseorang positif, maka perasaan dan tindakannya akan positif, dan jika pola pikirnya negatif, maka seluruh perasaan dan tindakannya Hal yang dimaksud dapat digambarkan sebagaimana gambar 7. ISSN 2086-4639 | e-ISSN 2460-5824 JPSL Vol. : 9-16 adalah melakukan eksploitatif biota laut dan merusak habitat biota laut. Kerusakan Habitat Biota Pasang Surut Laut Faktor Manusia Faktor Alam Daftar Pustaka