Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 Strategi Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Bandar dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan The Strategy of Private Forest Development in Bandar Dalam Village Sidomulyo District South Lampung Regency Oleh: Victor Butar Butar1*, Duryat1, Rudi Hilmanto1 1) Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumatri Brojonegoro No 1 Bandarlampung. 35145 *Email: vicvilinda19@gmail.com ABSTRAK Hutan rakyat merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah terhadap tekanan sumber daya hutan. Manfaat yang diperoleh masyarakat tergantung pada pengelolaan yang dilakukan oleh petani hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan melihat dan menganasilis strategi pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015. Data yang dikumpulkan adalah data potensi kayu yang dianalisis secara kuantitatif. Pengukuran data potensi kayu dilakukan dengan menggunakan petak ukur persegi berukuran 10m x 10m dengan intensitas sampling sebesar 1,3%. Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats dilakukan untuk menentukan pengembangan yang tepat di hutan rakyat Desa Bandar Dalam. Strategi pengembangan hutan rakyat yang perlu diterapkan adalah pemeliharaan terhadap pohon, mengurangi kelemahan pengetahuan tentang hutan dengan meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat hutan dan mengurangi ancaman dengan menggunakan teknologi sederhana seperti penggunaan alat pertanian yang lengkap dan pemupukan. Kata kunci: hasil hutan, kayu hutan rakyat, strategi pengembangan ABSTRACT The community forest is an alternative solution to the problem of the pressure of forest resources. The benefits obtained by the community depend on the management carried out by community forest farmers. This study aims to see and analyse the strategy of developing community forests in Bandar Dalam Village. The study was conducted in May 2015. The data collected is the potential data of wood analysed quantitatively. Measurement of wood potential data was carried out using a 10m x 10m square measuring plot with a sampling intensity of 1.3%. Analysis of Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats was carried out to determine the right development in the community forests of Bandar Dalam Village. The community forest development strategy that needs to be implemented is the maintenance of trees, reducing the weakness of knowledge about forests by increasing knowledge about the benefits of forests and reducing threats by using simple technologies such as the use of complete agricultural tools and fertilisation. Keywords: forest products, wood private forests, the development strategy 110 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kerusakan hutan di Indonesia tahun 2012 mencapai 0,45% yang terbagi menjadi kerusakan di dalam kawasan hutan sebesar 0,32% dan di luar kawasan hutan sebesar 0,13% per tahun (Kementrian Kehutanan 2012). Hutan dapat menghasilkan produk kayu dan non kayu. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan kayu seperti untuk kayu pertukangan, kayu bakar, maupun untuk kepentingan industri yang disebabkan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah maka perlu adanya pelestarian terhadap hutan. Hutan rakyat merupakan hal penting yang harus diketahui dalam pembangunan hutan rakyat. Selain penyedia kayu, hutan rakyat dengan sistem tanam campuran mampu memberikan tambahan pendapatan maupun pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Kaskoyo 2009). Hutan rakyat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi. Manfaat ekonomi berupa peningkatan pendapatan masyarakat terutama petani hutan rakyat. Sementara untuk manfaat sosial dan ekonomi berupa lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan perbaikan kondisi lingkungan dengan menciptakan iklim mikro yang baik. Umumnya masyarakat petani hutan rakyat adalah masyarakat miskin. Petani hutan rakyat sebagian besar tidak mengetahui secara pasti potensi dalam hutan mereka, sehingga petani belum dapat menilai hasil hutannya secara ekonomis (Suryaningsih 2012). Hal ini dapat pula menurunkan manfaat dari hutan rakyat, baik secara ekologis maupun ekonomis. Hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan sudah lama menjadi bagian kehidupan masyarakat. Hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi besar dalam hasil hutan kayu dan non kayunya dengan luas keseluruhan sekitar 800 ha luas hutan rakyat yang ditanam dengan sistem agroforestri. Jenis pohon yang ditanam meliputi jati (Tectona grandis), medang (Cinnamomum spp.), sengon (Albizia falcataria), dan jabon (Anthocephalus cadamba). Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana potensi hasil hutan kayu dan menentukan strategi pengembangan hutan rakyat yang cocok di Desa Bandar Dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan HTR di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan dan menganalisis dan mengembangkan strategi-strategi serta menentukan strategi prioritas pengembangan HTR yang direkomendasikan untuk dilaksanakan di Desa Bandar Dalam. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Pembuatan proposal umum dan survei pendahuluan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. B. Alat dan Objek Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat tulis, kalkulator, komputer, tally sheet, christen hypsometer, tali raffia, pita ukur, daftar pertanyaan berupa kuisioner, kamera digital, alat perekam dan alat penunjang lainnya. Sedangkan untuk objek penelitian adalah petani hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. C. Metode Pengambilan Data Intensitas sampling minimal yang digunakan untuk potensi kayu 1,3 %. Data diambil secara purposive (sengaja) dengan menggunakan petak ukur lingkaran seluas 0,1 ha. Obyek penelitian yang digunakan adalah hutan rakyat di Desa Bandar Dalam yang luasnya 300 ha. 111 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 Jenis data yang di kumpulkan meliputi data primer dan daa sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui potensi hutan rakyat yaitu berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: data umum responden yang meliputi: nama, umur, jenis kelamin, dan status kepemilikan lahan, data hasil hutan kayu berupa jenis, volume dan harga kayu, dan data hasil hutan bukan kayu berupa jenis, hasil, dan harga pasar. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka meliputi keadaan umum lokasi penelitian, antara lain letak, keadaan fisik lingkungan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bersumber dari data yang sudah ada di desa maupun pemerintah daerah setempat dan studi literatur dari hasil penelitian dan laporan, buku-buku dan internet. D. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel responden dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah kelompok tani di Desa Bandar Dalam ada 308 anggota. Jumlah sampel yang diambil mengikuti rumus atau formula Slovin (Arikunto 2011) (Persamaan 1), maka didapatkan jumlah responden pada penelitian ini adalah 38 orang. Nilai n merupakan jumlah sampel, N merupakan jumlah pupulasi, e merupakan batas eror (15%), dan angka 1 merupakan bilangan konstan. ……….…………………………… Persamaan (1) n = 38 orang Data potensi kayu rakyat diambil melalui pembuatan petak ukur berbentuk lingkaran seluas 0,1 ha untuk masing-masing petak ukur (diameter 17,85 m), pada masing-masing lahan responden. Data yang dicatat adalah tinggi total pohon, jenis pohon, dan diameter pohon setinggi dada. Untuk data sekunder yang diperlukan antara lain keadaan lahan hutan serta monografi Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. E. Metode Analisis Data Data yang dikumpulkan berupa data tentang pengelolaan hutan rakyat di analisis secara deskriptif. Potensi hasil hutan kayu berupa pohon diduga menggunakan volume pohon sample dengan menggunakan luasan hutan rakyat berdasarkan kepemilikan hutan rakyat. Volume pohon (V) dihitung dengan rumus (Simon 1999) (Persamaan 2). Nilai LBD merupakan luas bidang dasar, t merupakan tinggi pohon, f merupakan faktor bentuk pohon 0,7, π merupakan nilai ketetapan 22/7, dan Dbh merupakan diameter batang pohon pada ketinggian 1,3 m V = LBD x t x f dan LBD = 0,25 x π x Db …… Persamaan (2) Potensi bukan kayu diduga dengan menghitung jumlah produksi hasil hutan berupa buah per luas hutan rakyat. Hasil panen berupa buah dihitung pada tiap sampel plot di hutan rakyat, kemudian hasil hutan berupa buah tiap jenis dengan melihat kedalam harga pasar yaitu berupa nilai harga yang diperoleh dari penjualan hasil hutan oleh petani hutan rakyat ke pedagang. Analisis data dilakukan dengan metode (a) analisa deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menganalisa data yang dilakukan melalui pengukuran langsung dilapangan yaitu berupa data 112 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 tentang pengukuran hasil kayu yang akan dikumpulkan dalam bentuk tabel; (b) analisis deskriptif kualitatif dilakukan untuk menganalisis pengembangan potensi yang dihasilkan hutan rakyat melalui aspek-aspek manajemen meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran hasil secara sederhana; dan (c) analisis SWOT digunakan untuk menentukan faktor-faktor strategis internal (Strength dan Weakness) dan untuk merumuskan faktor-faktor strategis eksternal (Opportunities dan Threats) dalam menganalisa pengembangan hutan rakyat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hutan Kayu Petani hutan rakyat di Desa Bandar Dalam pada umumnya menanam jenis pohon penghasil kayu yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Petani hutan rakyat ini memiliki kemampuan memilih jenis pohon yang akan ditanam. Jenis pohon yang dipilih memiliki kualitas baik secara fisik berupa hasil kayu dan nilai ekonomi dari kayu yang akan dihasilkan. Proses pemilihan jenis tanaman dan pola tanam juga menentukan apakah petani tetap mempertahankan jenis tanaman dan pola tanam yang ada atau melakukan perubahan komposisi (Rajagukguk et al 2018) Jenis-jenis pohon penghasil kayu yang ada di Desa Bandar Dalam terdiri dari 9 jenis pohon yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis-jenis pohon penghasil kayu di Desa Bandar Dalam No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jenis Jati Sengon Mahoni Waru Bayur Akasia Mangium Medang Jabon Cempaka Nama ilmiah Tectona grandis Albazia falcataria Swetenia mahagoni Hibiscus tiliaceus Pterospermum javanicum Acasia mangium Cinnamomum spp. Anthocephalus cadamba Michelia campaca Penggunaan Pertukangan Kontruksi ringan Kontruksi ringan Pertukangan Pertukangan Kontruksi berat Kontruksi ringan Kontruksi berat Pertukangan Sumber: Data primer (2015) Berdasarkan Tabel 1 jenis pohon yang ditanam merupakan jenis pohon yang memiliki hasil berupa kayu seperti jati, sengon, waru, bayur, akasia mangium, medang, jabon, dan cempaka. Kayu-kayu yang dihasilkan dari setiap jenis pohon yang terdapat di Desa Bandar Dalam memiliki kegunaan yang beragam mulai dari bahan industri, pertukangan, serta bahan bangunan untuk kategori kayu yang memiliki kualitas tinggi seperti jati. Berdasarkan Undang Undang Kehutanan No. 41 tahun 1999, pengembangan hutan rakyat diarahkan kepada usahausaha rehabilitasi dan konservasi lahan di luar kawasan hutan negara, penganekaragaman hasil pertanian yang diperlukan oleh masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat, penyediaan kayu sebagai bahan baku bangunan, bahan baku industri, penyediaan kayu bakar, usaha perbaikan tata air dan lingkungan, serta sebagai kawasan hutan negara. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hutan rakyat yang berlokasi di Desa Bandar Dalam ini memiliki potensi hasil hutan berupa kayu sebesar 484,4m3. Lahan dengan potensi hasil hutan berupa kayu terbesar dengan volume pohon 30,160 m3/ha yaitu pada tegakan pohon Mahoni. Sedangkan potensi hasil hutan kayu terkecil dengan volume pohon sebesar 1,57 m3/ha yaitu pada tegakan cempaka, sedangkan bagi pengadaan bibit tanaman hutan rakyat Desa Bandar Dalam yakni dilakukan oleh pemilik hutan rakyat, ada yang diusahakan sendiri dan ada juga yang diperoleh melalui bantuan pemerintah. Pengadaan bibit yang 113 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 diusahakan mandiri atau dengan swadaya diperoleh dari membeli di pembibitan, sedangkan untuk bibit bantuan dari pemerintah diperoleh dari Dinas Kehutanan melalui program KBR (Kebun Bibit Rakyat) (Pratama et al 2015). Hasil penelitian dan hasil pengukuran menunjukkan potensi hasil hutan kayu yang dimiliki oleh hutan rakyat Desa Bandar Dalam ini dapat dikelompokkan dalam tiap jenis pohon sehingga nilai ekonomi kayu dari setiap jenis pohon dapat dihitung. Estimasi nilai ekonomi hutan rakyat Desa Bandar Dalam dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Estimasi hasil hutan kayu pada tiap jenis pohon. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Lokal Jati Sengon Mahoni Waru Bayur Akasia Mangium Medang Jabon Cempaka Jumlah Harga-rata/m3 (Rp) 800.000 800.000 1.500.000 800.000 900.000 800.000 1.3000.000 700.000 1.800.000 Volume/plot 114,9 71,1 74,1 37,1 71.5 34,7 5,57 67,6 1,58 Harga Total (Rp) 91.920.000 56.880.000 111.208.500 29.680.000 64.350.000 27.732.000 7.241.000 47.327.700 2.844.000 439.183.200 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa total potensi hasil hutan kayu yang diestimasikan dalam bentuk harga jual kayu dari sembilan jenis tanaman kayu adalah Rp. 439.183.200. Setiap jenis kayu memiliki harga jual dan nilai ekonomi yang berbeda, oleh karena itu untuk menentukan jumlah harga total kayu hutan rakyat Desa Bandar Dalam dikelompokkan pada tiap jenis pohon. Kayu mahoni memiliki harga total tertinggi yaitu sebesar Rp. 111.208.500 dengan harga rata-rata per kubik Rp. 1.500.000. Potensi hasil hutan kayu terkecil dimiliki oleh jenis kayu cempaka sebesar Rp. 2.844.000. Hal ini desebabkan karena perbedaan harga jual dipasar dan volume kayu yang berebeda di setiap jenis pohon. B. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Potensi perkembangan hutan rakyat Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan berada pada kudran III (Gambar 1). Kuadran III merupakan kondisi hutan rakyat yang lemah tetapi masih memiliki peluang. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan dengan memperkecil ancaman dengan cara strategi stability. Stability yakni merubah strategi sebelumnya dengan memanfaatkan kekuatan internal dan peluang yang ada, sehingga terciptanya strategi yang baru. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan cara memanfaatkan kekuatan untuk pengembangan kualitas kayu terbaik, memberikan penyuluhan kepada para petani hutan rakyat dalam melakukan pemeliharaan kayu dan mulai memasarkan hasil hutan kayu yang telah dihasilkan. Selain itu juga dapat melakukan kerja sama dengan pihak luar atau lembaga lain dalam pengadaan alat dan pemeliharaan tanaman serta melakukan pemeliharaan teratur terhadap kesuburan tanaman. Berdasarkan hasil wawancara dan nilai skor faktor-faktor internal dan eksternal, maka faktor-faktor yang dipilih untuk dimasukkan kedalam matrik SWOT adalah faktor-faktor yang memperoleh rangking lima besar berdasarkan rangking skornya. Analisis SWOT strategi pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Gambar 2. 114 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 O (+) III. Stability I. Gowth (-0,3, 0,3) W(-) S(+) IV. Survival II. Difersification T (-) Gambar 1. Diagram SWOT strategi pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Weaknes (W) 1. Belum adanya pengolahan kayu setengah jadi 2. Tahapan silvikultur tidak dilakukan dengan baik 3. Pengetahuan masyarakat akan budidaya hutan rakyat kurang Faktor Eksternal 4. Proses tawar menawar harga kayu rendah Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO) 1. Adanya Program bantuan 1. Peningkatan efektifitas bantuan 1. Peningkatan harga jual kayu melalui pemerintah untuk meningkatkan pengolahan kayu menjadi produk pemerintah berupa setengah jadi penyuluhan tentang kualitas produk kayu kehutanan 2. Peningkatan pengetahuan petani 2. Peningkatan kerjasama dengan hutan rakyat melalui kegiatan lembaga sekitar seperti Lembaga 2. Adanya Bantuan oleh pemerintah dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan dari Swadaya Masyarakat (LSM) dalam pelatihan kehutanan instansi terkait pengadaan keterbatasan alat 3. Berkembangnya industri 3. Kerjasama dengan perusahaan pengelolaan hutan rakyat pengolahan kayu dapat 3. Peningkatan pengetahuan petani pengolahan kayu melalui penyuluhan tentang membantu petani hutan rakyat membuat sistem jaringan budidaya hutan rakyat yang baik pemasaran yang baik 4. Meningkatkan pemahaman kepada petani hutan rakyat mengenai harga jual kayu di pasar. 5. Meningkatkan jaringan pemasaran melalui pelelangan kayu dan kerja sama dengan pemerintah Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT) 1. Banyaknya bahan 1. Pengolahan hasil kayu setengah 1. Memberi tindakan keras berupa pengganti subtitusi kayu jadi yang berkualitas baik pemberhentian bantuan oleh 2. Maraknya alih fungsi hutan menjadi acuan petani hutan pemerintah kepada petani hutan menjadi sawit rakyat rakyat yang mengalih fungsikan 3. Peluang kerja non 2. Penyuluhan yang baik dapat lahan hutannya kehutanan tinggi meningkatkan pengetahuan 2. Memberikan pelatihan kepada 4. Maraknya pembeli sistem petani hutan rakyat dalam petani hutan rakyat bagaimana cara ijon mengelola hutan rakyat dan mengolah kayu setengah jadi yang menurunkan minat alih fungsi berkualitas tinggi lahan 3. Meningkatkan pengetahuan petani 3. Pemerintah membuat hutan rakyat akan fungsi hutan pembatasan mengenai pembelian melalui penyuluhan dan pelatihan dengan sistem ijon tentang kehutanan, baik 4. Pemerintah melakukan perluasan silvikulturnya dan sistem pemasaran pembukaan kerja untuk sektor hutan yang baik Kehutanan. Faktor Internal Strengh (S) 1. Kualitas Produk kayu tinggi 2. Pengelolaan efisien 3. Etos kerja petani tinggi 4. Pembeli kayu datang kelokasi hutan rakyat Gambar 2. Matriks SWOT Analisis Strategi Pengembangan Hutan Rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung 115 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 Berdasarkan Gambar 2, dihasilkan strategi-strategi yang diharapkan dapat membantu dalam pengembangan hutan rakyat di Desa Bandar Dalam. Salah satu strategi yang diharapkan adalah strategi strenght opportunity (SO) yaitu dengan adanya peningkatan kualitas kayu melalui pengolahan kayu setengah jadi sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap kayu dari Desa Bandar Dalam ini. Selain itu adanya petani yang berpengalaman dapat dijadikan sebagai pemimpin atau pemberi pengetahuan melalui pengalamannya dalam bertani hutan rakyat sehingga para petani lain lebih paham dalam mengelola hutan rakyatnya. Menurut Siadari (2012), salah satu faktor kekuatan dalam hutan rakyat yang sangat mempengaruhi perkembangan hutan rakyat adalah dengan menerapkan teknik silvikultur sederhana. Teknik ini memiliki kelebihan dari segi pengeluaran biaya yang sedikit. Strategi lain yang diharapkan adalah strategi weakness opportunity (WO), pada strategi ini dijelaskan bahwa adanya penyuluhan yang dilakukan penyuluh kehutanan dapat meningkatkan pengetahuan petani hutan rakyat akan fungsi hutan baik dari segi ekologi dan ekonominya serta membantu petani hutan rakyat dalam pengelolaan hutan rakyatnya. Pengolahan kayu setengah jadi merupakan sebuah peluang yang baik bagi para petani hutan rakyat, dimana dengan adanya pengolahan kayu setengah jadi harga kayu lebih meningkat dibandingkan kayu log biasa yang sering dijual oleh para petani hutan rakyat Desa Bandar Dalam. Hal ini dapat membuat petani hutan rakyat lebih giat dalam menanam pohon serta melestarikan hutan. Selain lebih giat dalam menanam pohon, adanya pengolahan kayu setengah jadi dapat memberikan para petani hutan rakyat hak yang lebih besar dalam menentukan harga jual kayunya. Berdasarkan strategi ST (Strength threats) dapat dilihat strategi yang ditawarkan yaitu melakukan pengelolaan hutan rakyat dengan pengolahan kayu setengah jadi. Pengolahan kayu setengah jadi memang memerlukan pengetahuan dan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan penjualan kayu log. Namun strategi ini memiliki keuntungan sendiri karena selain dapat memberikan hak kepada petani hutan rakyat dalam menentukan harga kayu yang sesuai dengan harga pasar, keuntungan petani dapat meningkat dengan adanya nilai tambah dari penjualan kayu yang telah diolah. Strategi lain adalah dengan meningkatkan minat dan pengetahuan petani tentang pengelolaan hutan rakyat sehingga dapat menurunkan minat petani dalam mengalihfungsikan lahannya menjadi perkebunan sawit. Mengingat jangka waktu atau umur panen tanaman kayu yang cukup lama sehingga riskan terjadi alih fungsi lahan. Umur pohon yang lama dapat dijadikan sebagai tabungan masa depan (Sanudin 2009). Hal ini didasarkan lamanya jangka waktu pertumbuhan kayu, menjadikan hutan rakyat menjadi tabungan masa depan bagi petani ketika para petani membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya strategi pengembangan yang dihasilkan, diharapkan dapat membantu petani hutan rakyat Desa Bandar Dalam dalam mengelola hutan rakyat dengan baik, untuk menjaga kulitas pohon biasanya bisa dilakukan dengan penjarangan. Tujuan dari penjarangan selain bisa menghasilkan kayu dengan kuliatas baik bisa juga mempertahankan dan mengoptimalkan pertumbuhan kayu masa akan datang. Penjarangan dilakukan ketika tanaman berumur 5 sampai 10 tahun. Penjarangan dilakukan pada tanaman yang menghasilkan kayu agar tanaman mendapatkan tinggi bebas cabang yang sempurna dan meningkatkan hasil panen kayu. Penjarangan dilakukan dengan cara menebang pohon yang terlalu rapat atau tajuk nya sudah saling bersinggungan dengan menggunakan gergaji mesin (Oktaviyani et al 2017). 116 Jurnal Sylva Lestari Vol. 7 No. 1, Januari 2019 (110-117) ISSN (print) 2339-0913 ISSN (online) 2549-5747 SIMPULAN Hutan rakyat Desa Bandar Dalam memiliki potensi volume kayu sekitar 484.4 m3/ha yang terdiri atas kayu jati, medang, sengon, mahoni, waru, bayur, jabon, cempaka, dan akasia mangium dengan potensi penerimaan sebesar Rp. 439.183.200 juta/ha. Faktor internal yang berpengaruh dalam pengembangan hutan rakyat Desa Bandar Dalam adalah peningkatan kualitas kayu dengan cara melakukan pemeliharan kepada kayu. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan hutan rakyat Desa Bandar Dalam adalah pengembangan teknologi berupa cara mengurangi serangan hama dan penyakit melalui pemeliharaan dan penebangan pohon yang terkena serangan hama. Strategi pengembangan hutan rakyat yang perlu diterapkan di Desa Bandar Dalam adalah strategi stability yaitu perlu adanya perubahan total terhadap kegiatan pengelolaan hutan rakyat sebelumnya. Salah satu contohnya dengan membangun jaringan pemasaran di Desa Bandar Dalam. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Rineka Cipta. Jakarta. Kaskoyo H. 2009. Potensi Hutan Rakyat Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Masyarakat di Desa Bumi Arum Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Prosiding Penelitian Penelitian Agroforestry di Indonesia tahun 2006-2009. UNILASEANAFE-INAFE. Bandar Lampung. Oktaviyani ES., Indriyanto., dan Surnayanti. 2017. Identifikasi Jenis Tanaman Hutan Rakyat dan Pemeliharaannya di Desa Kelungu Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. Jurnal Sylva Lestari 5(2): 63-77. Pratama AR., Yuwono SB., dan Hilmanto R. 2015. Pengelolaan Hutan Rakyat Oleh Kelompok Pemilik Hutan Rakyat di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari 3(2): 99-112. Rajagukguk CP., Febryano IG, dan Herwanti S. 2018. Perubahan Komposisi Jenis Tanaman dan Pola Tanam pada Pengelolaan Agroforestri Damar. Jurnal Sylva Lestari 6(3):18-27. Sanudin S. 2009. Strategi Pengembangan Hutan Rakyat Pinus di Kabupaten Humbang Hasudutan. Jurnal Analisis Kebijakan Hutan 3(4): 131–148. Siadari PT. 2013. Potensi Kayu Rakyat dan Strategi Pengembangannya (Studi Kasus) di Hutan Rakyat Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari 1(1): 75-84. Simon H. 1999. Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat. BIGRAF Publising. Yogyakarta Suryaningsih WH. 2012. Persepsi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Rakyat di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan tanggal 11 September 2012. Semarang. 117