DIANKARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat https://ojs.unr.ac.id/index.php/diankara ISSN: 3090-8841 (online) LPPMPK - UNR Volume 1, Nomor 1, April 2025, Hal. 39 - 60 Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar Waste Sorting and Selecting Education at SD Negeri 2 Kelusa, Payangan District, Gianyar Regency I Komang Bayu Tista Yoga1*, Gusti Ayu Intan Lestari2, Ni Luh Nita Pitriyanti3, Ketut Witarka Yudiata4, Ni Luh Putu Ening Permini5 1*, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ngurah Rai, Indonesia 2, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ngurah Rai, Indonesi 3, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ngurah Rai, Indonesia 4, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ngurah Rai, Indonesia 5, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Ngurah Rai, Indonesia *komangbayu3366@gmail.com INFO ARTIKEL: Riwayat Artikel: Dikirim: 03/01/2025 Direview: 05/01/2025 Diterima: 11/03/2025 Diterbitkan: 06/04/2025 Article History: Received: 03/01/2025 Reviewed: 05/01/2025 Accepted: 11/03/2025 Published: 06/04/2025 Abstrak: Sampah adalah masalah besar yang sering dihadapi di sekolah. Kondisi menjadi lebih buruk karena siswa tidak tahu banyak tentang sampah dan bagaimana mengolahkannya. Mereka juga tidak memiliki banyak fasilitas pendukung. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk belajar bagaimana memilah sampah dan menghindari membuang sampah secara sembarangan. Bermula dari masalah ini, inisiatif pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi dengan memberi tahu orang tentang pentingnya menjaga kebersihan, mengelola, dan memilah sampah organik dan anorganik serta memanfaatkannya untuk membuat pupuk kompos. Dalam praktiknya, inisiatif ini membantu menyediakan tempat sampah yang terpilahKegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui proses sosialiasi, perijinan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini, siswa lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan, lebih memahami cara memilah sampah secara mandiri, dan lebih memahami manfaatnya. Selain itu, siswa SDN 2 Kelusa belajar tentang manfaat pengolahan sampah 3R, yang berarti mengurangi, menggunakan, dan mengembalikan. Kata Kunci : pemilahan; pemanfaatan; sampah; Kelusa; Payangan. Abstract: Waste is a big problem that is often faced in schools. The situation becomes worse because students do not know much about waste and how to process it. They also don't have many supporting facilities. Therefore, it is important for students to learn how to sort waste and avoid throwing waste carelessly. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Starting from this problem, this community service initiative aims to provide a solution by informing people about the importance of maintaining cleanliness, managing and sorting organic and inorganic waste and using it to make compost. In practice, this initiative helps provide segregated waste bins. This service activity is carried out through a process of socialization, licensing, preparation, implementation and evaluation. As a result of this service activity, students better understand the importance of maintaining cleanliness, better understand how to sort waste independently, and better understand the benefits. Apart from that, SDN 2 Kelusa students learned about the benefits of 3R waste processing, which means reduce, use and return. Keywords: sorting; utilization; organic waste; Kelusa; Payangan. PENDAHULUAN Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang paling mendesak di dunia, termasuk di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah setiap tahun, di mana sebagian besar berasal dari sektor domestik dan Pendidikan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020:23). Sampah dapat didefinisikan sebagai beban atau sumber daya yang bernilai tergantung dari cara bagaimana sampah dikelola. Berdasarkan UU No.18 Tahun 2008 Bab 1 Pasal 1 sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Mendefinisikan sampah sebagai sesuatu yang kurang berguna dan bernilai, atau sisa-sisa yang tidak berguna. Sampah adalah produk dari aktivitas manusia. Secara fisik terdiri atas material yang sama dengan barang yang berguna, hanya dibedakan dari kurangnya nilai. Sebab kurangnya nilai atau kegunaan dapat dihubungkan dengan tercampurnya sampah dan komposisi sampah yang tidak diketahui (Kurniawan & Santoso, 2020:18). Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita dan memengaruhi kehidupan kita. Ini termasuk udara yang kita hirup, air yang kita minum, tanah tempat kita tinggal, tumbuhan, hewan, dan juga manusia lainnya. Sederhananya, lingkungan hidup adalah rumah besar kita semua. Lingkungan hidup penting karena, (1). memberikan kehidupan dengan menyediakan udara bersih, air bersih, dan makanan; (2). Menjaga keseimbangan alam karena semua makhluk hidup saling bergantung satu sama lain; (3). Dapat mempengaruhi kesehatan. Untuk menjaga kelestarian hidup bisa dilakukan dengan cara mengurangi sampah, menghemat energi, melakukan penanaman pohon, dan tidak membuang sampah sembarangan (Manik, 2018: 46). Sampah organik, anorganik, dan B3 merupakan tiga jenis sampah yang harus dipisahkan sesuai dengan klasifikasinya. Hal ini dilakukan agar memudahkan pengelolaan dan pengolahan sampah di setiap tahapan prosesnya. (Kurniaty & ,et al, 2016 :61). Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis sampah tersebut, antara lain (1) Sampah organik, Sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun - daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi dengan mudah dan pengolahannya dapat dijadikan kompos untuk pupuk tanaman; (2) Sampah anorganik, Sampah yang tidak dapat terdegradasi/terurai secara alami seperti logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll; (3) Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Sampah yang mengandung bahan - bahan berbahaya atau toksik, seperti baterai, lampu neon, cat, pestisida, obat - obatan, dan limbah medis. memerlukan perlakuan khusus dalam Sampah berbahaya ini pengelolaannya untuk mencegah kerusakan lingkungan dan risiko kesehatan manusia. Pengelolaan sampah yang baik sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang meliputi pengurangan sampah dengan praktik ulang bahan, serta pengurangan, penggunaan pengolahan kembali barang, daur dan pembuangan yang aman dan terkendali. Upaya pengelolaan sampah yang efektif juga melibatkan partisipasi masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta aktif dari dalam mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan (Hasibuan, 2023:66) Pemilahan sampah merupakan kegiatan mengklasifikasikandan memisahkan sampah berdasarkan beberapa kriteria. Pemilahan sampah dapat dilakukan dengan mengacu pada jenis sampah sepertisampah organik dan sampah anorganik. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2012, terpilahnya sampah organik dan anorganik dapat membantupengelolaan dan pengolahan sampah lebih lanjut. (Hakam, W, & et, 2022:2). Pemilahan sampah sangat penting untuk memudahkan proses daur ulang dan mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Pemilahan sampah 41 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 dapat dilakukan dengan memisahkan sampah organik dan anorganik ke dalam tempat sampah yang berbeda. Selain itu, sampah anorganik juga dapat dipisahkan lagi berdasarkan jenisnya, seperti plastik, kertas, kaca, dan logam. Manfaat dari pemilahan sampah ini adalah (1) Memudahkan proses pengumpulan dan pengolahan sampah untuk didaur ulang; (2) Mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sehingga dapat mengurangi volume sampah; (3) Proses daur ulang membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan produksi barang baru dari bahan baku. Pelaksanaan pengelolaan sampah melalui prinsip 3R perlu diterapkan untuk mendorong perilaku hidup sehat. (1) Reduce, Upaya untuk mengurangi sampah melalui perubahan pola hidup konsumtif, yang berarti mengubah cara kita menghasilkan sampah. Prinsip ini secara singkat berarti mencoba mengubah kebiasaan untuk meminimalkan penggunaan barang dan bahan yang digunakan. Upaya ini membutuhkan kesadaran dan keinginan warga sekolah untuk mengubah perilaku tersebut. Ada beberapa cara untuk mengurangi kegiatan sehari – hari, diantaranya (a) Memilih suatu produk kemasan dimana kemasan tersebut dapat didaur ulang; (b) Mengurangi penggunaan bahan yang banyak menghasilkan sampah; (c) Menggunakan suatu produk yang dapat diisi ulang. (2) Reuse, Penggunaan kembali berarti menggunakan kembali sesuatu tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Contoh penggunaan kembali adalah ember bekas untuk pot bunga, sisa bungkus plastik untuk tas belanja, botol atau gelas plastik untuk tempat bumbu, koran untuk pembungkus, dll. Dalam kehidupan seharihari dapat melakukan kegiatan penggunaan kembali seperti (a) Memanfaatkan kemasan produk untuk tujuan yang sama dan berbeda; (b) Memilah sampah kertas dan kantong plastik. (3) Recycle adalah pengolahan bahan yang tidak lagi berguna menjadi bahan yang dapat digunakan melalui proses pengelolaan yang cukup lama. Misalnya, sampah dapur dapat diubah menjadi pupuk kompos. Selain itu, menggunakan barang bekas dari bahan organik dan organik untuk menghasilkan bahan yang lebih berguna (Yuwana & Sayuti Adlan, 2021:32). Prinsip Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merekomendasikan penggunaan metode pemilahan sampah tak luput. Kebiasaan sehari-hari yang kita lakukan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar terdiri dari perilaku ini. Tujuannya adalah untuk mengurangi penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Penerapan PHBS di sekolah menurut (Sya,roni RS, 2017:4) antara lain (1) Menanamkan prinsip PHBS pada siswa sesuai dengan kurikulum yang relevan; (2) Menanamkan nilai PHBS kepada siswa di luar kelas (ekstrakurikuler). Aktivitas terkait komunitas dan kompetisi kebersihan di kelas; aktivitas oleh dokter junior dan kader kesehatan sekolah; pemeriksaan dasar kualitas air; pemeliharaan toilet sekolah; pemeriksaan jentik nyamuk; demonstrasi teknik mencuci tangan dan menyikat gigi yang baik dan benar; mengembangkan kebiasaan olahraga teratur dan terukur; dan pembersihan rutin mendorong pola hidup bersih dan sehat melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan keterampilan yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Hal ini dapat dicapai melalui konsultasi kelompok, pemutaran film atau kaset radio, penyebaran leaflet, dan pembuatan majalah dinding. Seiring dengan munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anakanak berusia 6-12 tahun, PHBS di sekolah merupakan kumpulan perilaku yang dilakukan oleh siswa, guru, dan warga sekolah berdasarkan pembelajaran sehingga mampu secara mandiri mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya. kesehatan, dan berperan aktif dalam membangun lingkungan yang sehat. (Rini, 2022:77). Implementasi praktek pemilahan sampah yang lebih baik dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi warga sekolah. Pemilahan sampah pada sumbernya, seperti di rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan tempattempat aktivitas lainnya, sangat penting karena ini memudahkan proses daur ulang dan mengurangi volume sampah yang sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) (Santoso, 2023 :55). Selain itu pendidikan dan sosialisasi tentang pentingnya pemilahan sampah juga sangat esensial. Melalui edukasi yang berbasis pada Sustainable Development Goals (SDGs), warga sekolah dapat dibiasakan untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya, sehingga mempermudah proses daur ulang dan menjaga kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang efektif merupakan kunci untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan warga sekolah. Meskipun sekolah seringkali terpinggirkan dalam diskusi mengenai manajemen sampah, mereka memiliki peran penting dalam upaya 43 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 global untuk mengatasi masalah sampah. Penelitian ini membuktikan bahwa meski ada kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah, implementasi yang efektif masih mengalami hambatan, seperti kurangnya pemahaman tentang manfaat pemilahan sampah dan keterbatasan infrastruktur pendukung (Nurjanah, 2024:39). Urgensi dari Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tentang pemilahan sampah yakni untuk mengetahui tingkat signifikansi kepedulian masyarakat, implementasi pemilahan dan pemanfaatan sampah serta dampaknya bagi lingkungan. Sampah yang dikelola dengan tidak baik dapat mencemari tanah, air, dan udara. Sedangkan sampah yang diolah dengan baik dapat dimanfaatkan jika dipilah dengan benar, seperti daur ulang untuk pembuatan kerajinan, pupuk kompos untuk tanaman, dan lain sebagainya. Edukasi tentang pemilahan sampah di lingkungan sekolah dasar memiliki pengaruh yang besar, mengingat pentingnya Pendidikan lingkungan sejak dini. Sekolah dasar merupakan tempat strategis untuk menanamkan kebiasaan positif pada anak – anak termasuk dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan memberikan pemahaman dan pengalaman langsung mengenai pemilahan sampah, para siswa dapat mempelajari dampak sampah terhadap lingkungan serta cara mengurangi limbah yang dihasilkan. Selain itu penelitian ini mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan mengembangkan solusi yang inovatif untuk masalah sampah, seperti membuat kompos atau menciptakan produk dari sampah yang dapat didaur ulang. Sekolah menjadi salah satu tempat yang memiliki potensi besar untuk mengedukasi siswa mengenai pengelolaan sampah yang baik. Pengabdian kepada Masyarakat kali ini kami laksanakan di SD Negeri 2 Kelusa yangmana merupakan salah satu sekolah dasar di Desa Kelusa yang berlokasi di Banjar Triwangsa, Desa Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Saat ini, jumlah siswa SD Negeri 2 Kelusa sebanyak 110 orang yang terbagi ke dalam enam (6) tingkat, masing-masing satu rombongan belajar (rombel). SD Negeri 2 Kelusa memiliki permasalahan yang berkaitan dengan minimnya pengetahuan siswa tentang pemilahan dan pemanfaatan sampah, khususnya sampah organik. Sebagian besar siswa di SD Negeri 2 Kelusa masih memiliki pemahaman yang terbatas mengenai jenis-jenis sampah dan cara pengolahannya. Sebagian besar siswa belum menyadari dan memahami bahwa sampah organik dapat dimanfaatkan kembali, sehingga mereka cenderung membuangnya bersama dengan sampah lainnya. Banyak masalah muncul di lingkungan sekolah karena penanganan sampah yang buruk. Oleh karena itu, kepedulian dan komitmen bersama diperlukan dalam pengelolaan sampah. Pendidikan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan sosialisasi pengolahan sampah dapat membuat siswa sadar dan peduli terhadap pengelolaan sampah. (Yuwana & Sayuti Adlan, 2021: 26). Alasan dipilihnya SD Negeri 2 Kelusa sebagai tempat pengabdian kepada Masyarakat, diantaranya (1) Kurangnya kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah, baik sampah organik dan anorganik; (2) Ketersediaan tempat sampah yang belum memadai, dimana hal ini membuat siswa kurang dalam pelaksanaan pemilahan sampah yang baik dam benar; (3) Ketidaknyamanan penggunaan fasilitas yaitu tempat sampah yang tidak layak digunakan; (4) Kurangnya informasi mengenai cara pemilahan sampah yang membuat siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk memulai melakukan pilah sampah. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di SD Negeri 2 Kelusa bertujuan untuk pemanfaatan meningkatkan sampah organik. kapasitas Melalui siswa dalam pemilahan sosialisasi dan pelatihan, dan siswa diharapkan dapat memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta cara yang benar dalam memilah sampah. Hal ini sejalan dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2020 :4) yang menekankan pentingnya pendidikan berkelanjutan dalam menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya akan memberikan manfaat langsung bagi siswa, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar. Jika siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sampah yang baik, mereka bisa menjadi agen perubahan dalam keluarga maupun komunitas mereka. Keterlibatan siswa dalam kegiatan lingkungan dapat mendorong mereka untuk lebih peduli dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan (Kurniawan dan Setiawan, 2022 :66). Menurut evaluasi situasi di SD Negeri 2 Kelusa, masalah sampah yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan tentang kebersihan lingkungan dan cara 45 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 memilah dan memilih sampah. Selain itu, tidak ada fasilitas pendukung seperti tempat sampah terpilah. Tanpa adanya fasilitas yang memadai, siswa akan kesulitan untuk menerapkan pemilahan sampah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk membangun fasilitas pemilahan sampah di sekolah dan memberikan edukasi yang tepat kepada siswa. Dengan melakukan kampanye dan pendidikan, memberikan pelatihan pembuatan kompos, dan membantu menyediakan tempat sampah yang sudah terpilah, pengabdian ini berusaha menanggulangi masalah ini. Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan melakukan kampanye dan sosialisasi tentang pemilahan sampah dapat mengurangi kekhawatiran tentang bahaya sampah. Setelah mereka memilah sampah, siswa dapat belajar mengelola sampah dengan menerapkan sistem 3R: reuse, reduce, dan recycle. Dengan demikian, mereka dapat memaksimalkan manfaat pengolahan sampah. METODE PELAKSANAAN Kegiatan penerapan Kuliah Aplikatif Terpadu (KAT) Program Pengabdian Masyarakat (PPM) tujuan untuk memberi tahu siswa tentang pentingnya mengelola dan memilah sampah di sekitar lingkungan serta kemampuan untuk memanfaatkan sampah organik untuk membuat pupuk kompos pada siswa dan siswi SD Negeri 2 Kelusa. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam Kuliah Aplikatif Terpadu (KAT) Program Pengabdian Masyarakat (PPM) ini adalah sebagai berikut. 1. Pendidikan warga sekolah, dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi kepada siswa SD Negeri 2 Kelusa yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga sekolah atas pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Materi yang disampaikan dalam pengabdian masyarakat ini mengenai pentingnya pemilahan sampah, penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sampah, teknik pemilahan sampah dan pemanfaatan sampah organik yang dapat dijadikan sebagai kompos. Tahapan sosialisasi dan edukasi warga sekolah yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Kelusa diikuti oleh semua warga sekolah baik dari siswa dan para guru yang mengajar, Tahapan sosialisasi ini dimulai dengan penyampaian materi tentang pemilahan sampah yang bertujuan untuk mengetahui seberapa pemahaman siswa tentang pemilahan sampah di lingkukan sekolah, serta untuk menyampaikan kepada siswa bagaimana tahapan pemilahan sampah yang baik guna untuk membedakan antara sampah organic dengan sampah anorganik. 2. Pelatihan pembuatan pupuk kompos. Metode ini dipilih karena merupakan metode yang mudah untuk dipraktikkan dalam pengelolaan sampah organik dan karena ada banyak sampah organik di sekitar SD Negeri 2 Kelusa, yang memudahkan untuk menemukan bahan baku untuk pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan sampah daun – daunan kering; b. Melakukan pencacahan bertujuan agar sampah daun-daun kering menjadi lebih kecil agar cepet terurai; c. Sampah daun – daunan kering yang sudah dicacah kemudian ditambahkan dengan tanah humus, pelepah pohon pisang yang sudah dipotong, serta ditambahkan air secukupnya; d. Kemudian campurkan secara merata dan masukkan ke dalam karung; e. Diamkan kompos di tempat yang tertutup rapat dan kedap udara agar proses pembusukan berjalan dengan sempurna kemudian disimpan selama kurang lebih satu bulan. Selama masa mendiamkan kompos tetap diaduk seminggu dua kali. 3. Pemanfaatan pembuatan kompos ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang pemilahan dan pengolahan sampah di lingkungan sekolah, Pembuatan kompos ini berguna sebagai media tanam untuk penanaman atau pembuatan taman ceria di SD Negeri 2 Kelusa. 4. Pembuatan tempat sampah pilah dengan menggunakan bahan ramah lingkungan yaitu bambu untuk mendukung pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat (PPM). HASIL KEGIATAN Hampir setiap daerah di Indonesia menghadapi masalah sampah. Masalah yang belum teratasi dapat muncul jika anak-anak tidak tahu cara mengelola sampah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan pemilahan sampah di SD Negeri 2 Kelusa dan meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya 47 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 memilah dan membuang sampah dengan benar. Pemilahan sampah organik dan non-organik dapat dipermudah dan kapasitas sampah dapat dikurangi. Untuk menghindari efek negatif yang dapat mengganggu kehidupan siswa, pengelolaan sampah harus dilakukan dengan cermat dan efektif. (Anggraeni & Nurrohmah, 2024: 20). Pemilahan dan pemilihan sampah diperlukan karena sangat berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. Pemilahan dan pemilihan sampah dapat membantu mengurangi kebiasaan membakar sampah plastik yang berbahaya, karena pembakaran plastik menghasilkan senyawa dioksin yang mencemari udara dan merusak kesehatan manusia. Selain itu, pemilahan sampah membantu meningkatkan kesehatan lingkungan karena mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh penumpukan sampah yang tidak terkelola. Selain itu, dengan mengurangi sampah maka sumber daya alam dapat dilindungi melalui proses daur ulang. Salah satu contohnya adalah pembuatan pupuk kompos untuk tanaman, dan pembuatan ecobrics dari sampah plastik, yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Ini tidak hanya mengurangi penggunaan sumber daya alam tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui pengembangan barang daur ulang. Pemilahan sampah juga mengurangi jumlah sampah yang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah anorganik, seperti plastik, dapat dimanfaatkan kembali, dan sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sehingga dapat menurunkan masalah sampah. Selain itu, fasilitas seperti tempat sampah yang dibuat dari sumber daya alam lokal, seperti bambu, dapat membantu siswa dalam memilah sampah. Ini mendorong warga sekolah untuk mengembangkan kebiasaan baik yang berkelanjutan dan membuang sampah sesuai jenisnya. Melalui pendidikan dan sosialisasi yang intensif, siswa akan semakin menyadari pentingnya pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat yang mendukung pembangunan berkelanjutan (Jubaedah,et al, 2021 :37) Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di lapangan ditemui beberapa permasalahan mengenai situasi yang terdapat di lingkungan sekolah yaitu kurang adanya pemahaman siswa tentang pemilahan sampah dan kurang adanya fasilitas untuk melaksanakan pemilahan sampah tersebut, karena itu, melakukan kegiatan yang bersih, tetapi sampah yang bersih hanya dibuang ke tempat sampah. Karena siswa merupakan generasi yang tumbuh di era revolusi industri 4.0, kegiatan pengabdian ini penting untuk dilakukan. Sangat penting bagi mereka untuk belajar bagaimana memanfaatkan sampah organik sehingga mereka dapat hidup di lingkungan yang lebih bersih dan sehat di masa depan. Program Pengabdian Masyarakat (PPM) mengenai pemilahan sampah yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Kelusa ini dilaksanakan dengan berbagai macam kegiatan, diantaranya (1) Melakukan kampanye dan sosialisasi yang insentif mengenai pentingnya pemilahan sampah guna meningkatkan kesadaran dan motivasi siswa dalam menjaga kelestarian lingkungan; (2) Membuat fasilitas tempat sampah dipilah yang dapat membantu meningkatkan partisipasi siswa dalam membuang sampah sesuai dengan jenisnya yaitu sampah organik dan anorganik; dan (3) Partisipasi aktif dari warga sekolah dalam memberikan pembelajaran mengenai pemilahan sampah dan pemanfaatannya yang dapat digunakan sebagai kerajinan tangan atau pupuk kompos. Tabel 1. Data Keikutsertaan Warga Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan No. 1 2 3 4 5 6 7 Tingkat Kelas 1 2 3 4 5 6 Jumlah Guru Total Jumlah Siswa 24 Orang 20 Orang 19 Orang 18 Orang 9 Orang 20 Orang 11 Guru dan TU 121 Orang (Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2024) Tahapan Kegiatan 1. Kampanye dan edukasi pemilahan dan pemilihan sampah Peningkatan kapasitas warga sekolah mengenai pemilahan dan pemanfaatan sampah organik, pengabdian kepada masyarakat melaksanakan kegiatan kampanye pemilahan sampah yang dilakukan dengan sosialisasi dan edukasi mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah dengan menerapkan prinsip 3R yaitu: (1) reduce (mengurangi sampah), (2) reuce (menggunakan sampah kembali), (3) recycle (mendaur ulang sampah). Hal ini merupakan tahap awal untuk pengelolaan sampah yang belum diproduksi. 49 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 Gambar 1. Bagan Pra Kegiatan Pengetahuan Siswa (Spasi 1.0) (Sumber: Observasi Lapangan, 2024) Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuisioner yang disebarkan kepada seluruh warga sekolah sebelum dilakukan kegiatan didapatkan hasil yang kurang baik seperti yang digambarkan pada bagan diatas. Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan pemahaman warga sekolah khususnya siswa di SD Negeri 2 Kelusa terkait pemilahan sampah masih kurang, dari data yang didapat hanya 20 responden yang baru memahami cara pemilahan sampah, untuk pengelolaan sampah sebanyak 23 responden, dan pemanfaatan sampah sebanyak 14 responden sedangkan responden yang telah melakukan pengaplikasian sebanyak 13 responden. Salah satu keuntungan dari aktivitas sosialisasi sorting dan memilih bahan organik dan inorganik adalah anak-anak akan belajar tentang bahayanya sehingga mereka dapat menjaga kebersihan sekolah dan menjadi lebih sehat. Namun, jika anak-anak tidak memahami bahayanya, mereka tidak akan peduli dengan kesehatan mereka sendiri dan sekolah mereka.(Purnomo & Sunarsih, 2023:56). Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan edukasi ini adalah banyak siswa yang masih belum memahami bahwa dengan melakukan pemilahan sampah dapat mengurangi dampak lingkungan dan sampah dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan kompos. Selain itu, keterbatasan fasilitas seperti tempat pembuangan sampah yang tidak memadai membuat warga sekolah merasa kesulitan untuk memilah sampah organik dan sampah anorganik dengan benar. Untuk mengatasi hambatan ini dapat dilakukan penyelesaian dengan memberikan edukasi atau membuat kampanye yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Dengan membawakan materi yang membahas tentang bagaimana cara memilah sampah dan bagaimana cara pemanfaatan sampah sehingga bisa dijadikan kompos, dan melakukan sosialisasi serta praktikum langsung di sekolah mengenai tahapan tata cara pembuatan kompos yang di selenggarakan di SD Negeri 2 Kelusa memakai sampah daun daunan yang berserakan di area sekolah. Selain itu, dengan peningkatan fasilitas tempat sampah perlu dilakukan untuk mendukung program pelaksanaan pemilahan sampah. Dengan demikian, warga sekolah dapat lebih mudah untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Gambar 1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Kampanye Tentang Pemilahan Sampah (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) 51 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 2. Pelatihan pembuatan pupuk kompos Pelatihan pembuatan pupuk kompos diawali dengan gotong royong mengumpulkan bahan baku kompos,yaitu sampah daun kering yang didapat disekitar sekolah. Kegiatan gotong royong sekaligus pemilahan sampah plastik dan sampah daun kering dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekolah bebas sampah. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan kompos yang terselenggara di SD Negeri 2 Kelusa yang diikuti oleh siswa kelas 3-6 mendapatkan respon yang sangat baik, baik itu dari siswa dan dari staf jajaran sekolah. Dikarenakan siswa mampu memahami materi tentang apa yang telah disampaikan pada saat kegiatan kampanye pemilahan sampah yang membahas tentang pengenalan sampah, cara mengolah sampah, dan cara pemanfaatan sampah untuk dijadikan komposter. Kompos yang telah terurai rencananya akan digunakan sebagai media tanam untuk pembuatan taman ceria yang akan diselengrakan di area kebun dan area taman di Kawasan SD Negeri 2 Kelusa. Pelaksanaan pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah daun kering dan bahan alami lainnya, seperti: pelepah pisang, tanah humus, air, dan serbuk gergaji. Pada kegiatan pertama yaitu melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan kompos dapat mengajarkan siswa untuk mengurangi dampak negatif dari sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik. Siswa juga dapat memperoleh keterampilan dalam mengolah daun kering menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman di sekolah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Gambar 1. Pelatihan Pembuatan Kompos Untuk Siswa (Kiri dan Kanan) (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) 3. Pembuatan taman ceria Pembuatan taman ceria di SD Negeri 2 Kelusa dengan pemanfaatan kompos yang telah terurai, dari proses pembuatan kompos yang telah terlaksana. Pembuatan taman ceria ini bertujuan untuk menambahkan suasana yang ceria di area/taman yang tersedia di SD Negeri 2 Kelusa. Pembuatan taman ceria ini terdiri dari tanaman bunga, seperti: bunga mawar, bunga margot, dan lain – lain yang tertanam dan tersusun rapi di SD Negeri 2 Kelusa. Gambar 1. Proses Pembuatan Taman Ceria (Kiri) dan Penaburan Kompos (Kanan) (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) 53 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 Kegiatan pembuatan taman ceria di SD Negeri 2 Kelusa yang telah terlaksana memiliki beberapa hambatan pada saat kegiatan seperti saat kegiatan berlangsung kurang adanya persediaan tanaman bunga sehingga pembuatan taman ceria di SD Negeri 2 Kelusa hanya dibuat di beberapa titik taman , dan mengharuskan kelompok untuk menambahkan persediaan tanaman bunga guna bisa memenuhi persediaan bunga pada saat kegiatan pembuatan taman di SD Negeri 2 Kelusa. Untuk lebih mendukung program kegiatan, pengabdian kepada masyarakat ini memberikan tempat sampah pilah organik dan anorganik. Tempat sampah yang diserahkan dibuat sendiri oleh peserta pengabdian masyarakat dengan menggunakan bahan alami, yaitu berbahan dasar bambu. Dengan penyediaan tempat sampah ini diharapkan siswa dapat belajar mengumpulkan, memilah, dan mengolah sampah yang nantinya juga dapat diterapkan dirumah maupun dilingkungan masyarakat. Gambar 1. Pembuatan (kiri) dan Penyerahan Tempat Sampah Untuk SDN 2 Kelusa (kanan) (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) 4. Pelaksanaan lomba menggambar tema lingkungan Kegiatan lomba menggambar yang dilaksanakan oleh kelas 3 dan 4 dengan tema lingkungan sebagai objek penggambaran. Kegiatan lomba menggambar ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keahlian siswa serta untuk mengetahui pemahaman siswa tentang lingkungan yang bersih. Lomba menggambar ini sangat didukung dengan baik oleh guru dan direspon dengan ceria oleh siswa yang mengikuti lomba menggambar. Pada kegiatan lomba berlangsung, siswa yang mengikuti kegiatan lomba tersebut dilaksanakan dengan sangat antusias dan direspon dengan baik oleh warga sekolah baik itu dari guru dan jajaran sekolah dikarenakan dalam lomba tersebut mengangkat tema lingkungan dengan bertujuan mendorong siswa untuk lebih mengetahui lingkungan sekolah bebas sampah guna terciptanya suasana mengajar yang tenang dan sejuk tanpa sampah. Gambar 1. Pelaksanaan lomba menggambar (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) 55 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 Analisis Hasil Kegiatan Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan di SD Negeri 2 Kelusa dengan menebarkan kuisioner kepada seluruh warga sekolah SD Negeri 2 Kelusa dapat dianalisis seperti bagan dibawah ini. Gambar 1. Bagan Evaluasi Kegiatan (Sumber: Dokumentasi Lapangan, 2024) Dijelaskan bahwa pra pelaksanaan kegiatan kampanye dan edukasi pemilahan sampah, pemahaman terkait pemilahan sampah masih kurang dari data yang didapat hanya 20 responden yang sudah memahami cara pemilahan dan pemanfaatan sampah. Sedangkan yang sudah melaksakanakan pemilahan sebanyak 22 responden, untuk pengelolaan sampah sebanyak 23 responden dan pemanfaatan sebanyak 14 responden sedangkan responden yang telah melakukan pengaplikasian sebanyak 13 responden. Kami juga melakukan evaluasi kegiatan terkait dengan pemilahan sampah. Dari data yang ada pasca melaksanakan kegiatan kampanye dan edukasi pemilahan sampah didapatkan data 95 responden yang sudah memahami cara pemilahan dan pemanfaatan sampah. Sedangkan yang sudah melaksakanakan pemilahan sebanyak 85 responden, untuk pengelolaan sampah sebanyak 103 responden dan pemanfaatan sebanyak 105 responden sedangkan responden yang telah melakukan pengaplikasian sebanyak 85 responden. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye dan edukasi berjalan dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan pasca kegiatan jumlah responden dalam pemahaman, pemilahan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaplikasian mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan sebelum dilaksanakan kegiatan kampanye dan edukasi. Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa program di SD Negeri 2 Kelusa berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam pengelolaan sampah, serta mendorong partisipasi aktif siswa, guru, dan masyarakat dengan pendekatan partisipatif dan didukung dengan penyediaan fasilitas yang memadai menjadi kunci keberhasilan program. SIMPULAN SD Negeri 2 Kelusa merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di desa kelusa, SD Negeri 2 Kelusa merupakan tempat untuk mekaksanakan program pengabdian masyarakat dengan berfokus kepada pemilahan dan pemanfaatan sampah di lingkungan sekolah. Pada tahapan awal kita melaksanakan kegiatan survey ke lapangan guna mencari informasi terkait permasalahan yang dihadapi di sekolah, dalam pelaksanaan tersebut kita mendapatkan informasi terkait kurangnya pemahaman warga sekolah khususnya siswa tentang pemanfaatan dan pemilahan sampah. Oleh sebab itu, kelompok KAT-PPM Universitas Ngurah Rai melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus di SD Negeri 2 Kelusa dengan program “Edukasi Pilpil (Pilah dan Pilih) Sampah di SD Negeri 2 Kelusa” Berdasarkan hasil analisis kegiatan yang telah terlaksana pemahanam warga sekolah khususnya siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari sebelum kegiatan pengabdian ini dilaksanakan, baik dalam hal pemahaman, pemilahan, pengelolaan, pemanfaatan dan pengaplikasian pengelolaan sampah. Selain itu pengetahuan Program dan Pengabdian keterampilan Masyarakat (PPM) siswa pengelolaan dalam dapat meningkatkan sampah serta mendorong partisipasi aktif dari warga sekolah khususnya siswa untuk melakukan pilah pilih sampah organik dan anorganik dengan didukung penyediaan fasilitas tempat sampah pilah. Penyediaan fasilitas tempat sampah terpilah serta pelatihan pembuatan pupuk kompos telah berhasil memberikan 57 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 solusi untuk permasalahan dari mitra yang dihadapi, sekaligus dapat mendorong perilaku berkelanjutan dalam lingkungan sekolah. Saran 1. Siswa disarankan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya budaya hidup sehat, terutama kebersihan diri sendiri, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. 2. Manajemen kependidikan di SD Negeri 2 Kelusa disarankan untuk memulai program kebersihan rutin untuk siswa. Hal ini dapat dicapai melalui kegiatan pengecekan setiap hari Senin bersih, di mana siswa kembali ke sekolah setiap hari Senin. 3. Untuk membantu siswa menjaga lingkungan sekolah tetap bersih, sekolah harus menyediakan tempat sampah pilah. 4. Siswa diharapkan untuk kedepannya bisa menerapkan pengetahuan mereka tentang pengolahan sampah di lingkungan sekitar kepada adik adik kelas mendatang. UCAPAN TERIMA KASIH Artikel ini adalah bagian dari hasil Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yaitu Edukasi “Pilpil (Pilah Pilih)” Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, Universitas Ngurah Rai, LPPMPK Universitas Ngurah Rai, Desa Kelusa, serta SD Negeri 2 Kelusa atas kerjasama dalam membantu proses kelancaran pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat (PKM) ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang senantiasa bekerja keras serta mau bekerja sama dalam pelaksanaan program pengabdian ini dari awal hingga akhir. Tiada kata yang dapat kami ucapkan selain terima kasih serta semoga semua yang telah dilakukan dapat dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua kebaikan yang diberikan sangat bermanfaat bagi kami. REFERENSI Anggraeni, L., & Nurrohmah, M. (Eds.). 2024. Implementasi Model Atik Dalam Pembelajaran Membedakan Sampah Organik Dan Non Organik Di Tk Nurul Huda Karawang. Jurnal Pendidikan Indonesia, 5, 48-53. Hakam, M., W, K. N., & e. a. 2022. Edukasi Pemilahan Sampah Bagi Anak Sekolah Dasar di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik Mesin (Abdi-Mesin), 2(2), 2. doi:https://doi.org/10.33005/abdimesin.v2i2.28 Hasibuan, M. R. 2023. Manfaat Daur Ulang Sampah Organik Dan Anorganik Untuk Kesehatan Lingkungan. Osf.Io, 3. Hidup, K. L. 2020. Kehutanan (KLHK). (2020). Status Lingkungan Hidup Indonesia Jubaedah, I. S., & All, E. 2021. Memberdayakan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Di Kampung Pongporang Empowering the Community Through Waste Management in Kampung Pongporang. Proceedings Uin Sunan Gunung Djati, 1(1), 88-100. Kurniaty, Y., &, Et Al. 2016. Mengefektifkan Pemisahan Jenis Sampah Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Terpadu Di Kota Magelang. Varia Justica, 12(1), 140. Kurniawan, D. A., & Santoso, A. Z. 2020. Pengelolaan Sampah Di Daerah Sepatan Kabupaten Tangerang. Adimas, 1(1), 32. Manik, K. 2018. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Kencana. Doi: Sbn 978602-422-005-1. Nurjanah, A. S. 2024. Urgensi pemilahan sampah organik & Anorganik dusun1 Desa situwangi [Studi kasus mapah (Manajemen sampah)]. Proceedings Uin Sunan Gunung Djati Bandung, 4(5), 392-398. Purnomo, T. A., & Sunarsih, D. 2023. Sosialisasi Pemilahan Sampah Organik Dan Non-Organik Di Sdn Banjarharjo 07jawa Tengah. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (Jamsi), Iii (2), 469. Doi: Https:// Doi.Org / 10.54082 / Jamsi.687 Rini, Z. R. 2022. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar. Ngudi Waluyo Empowerment: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 81-82. Doi: Http:// E-Abdimas.Unw.Ac.Id/Index.Php/Jfkp Santoso, U. 2023. Pentingnya Pemilahan Sampah (The Importance of Waste Sorting). Magister In Natural and Environtmental Resources Management. Sya’roni . 2017, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakrta: Rineka Cipta 59 Yoga, I Komang Bayu Tista et al., Edukasi “Pilpil“, Pilah dan Pilih Sampah di SD Negeri 2 Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar DIANKARA: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 1, No. 1, April 2025 Yuwana, S. P., & Sayuti Adlan, M. A. 2021. Edukasi Pengelolaan Dan Pemilahan Sampah Organik Dan Anorganik Di Desa Pecalongan Bondowoso. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Fordicate, 1(1), 62-65.